BAB I PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan uraian penjelasan di atas. A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang menyeluruh dan kompleks. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3, yakni pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (Loeloek Endah,dkk, 2013:10 ). Tujuan pendidikan tersebut berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan perubahan mendasar yang berkaitan dengan kurikulum. Dengan diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus karakter (competency and character based curriculum) dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Oleh karena itu merupakan langkah positif ketika pemerintah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan termasuk dalam pengembangan kurikulum 2013 (Mulyasa, 2013: 6).
1
2
Kurikulum
2013
merupakan
pengganti
kurikulum
sebelumnya
yang
disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan perkembangan zaman yang ada sekarang. Isi atau konten kurikulum lebih ditekankan pada pendidikan karakter terutama ditingkat dasar dan berbasis kompetensi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia anak dari jenjang dasar sampai jenjang tinggi. Adanya pergantian kurikulum ini juga adanya perubahan elemen dalam kurikulum tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi empat standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terlihat bahwa kurikulum 2013 ini lulusan yang diharapkan sesuai tujuan pendidikan nasional dengan adanya peningkatan dan keseimbangan antara soft skills dan hard skills yang mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan tidak terpisahkan. Selain itu mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Perubahan pada Standar Proses yaitu untuk pembelajarannya, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Membudayakan pembelajaran sepanjang hayat, dan memanfaatkan TIK. Selain itu sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi aplikatif, melalui contoh keteladanan. Untuk pelaksanaan pembelajarannya diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), menggunakan pendekatan saintifik, tematik terpadu untuk SD dan tematik terpadu IPA IPS untuk SMP, hal ini tampak dalam RPP dan kegiatan yang terjadi di dalam kelas. Perubahan Standar Isi untuk kurikulum SD yaitu kompetensi inti disesuaikan dengan tingkatan usia peserta didik (ada 4 KI yaitu KI-1 sikap spiritual, KI-2 yaitu sikap sosial, KI-3 yaitu pengetahuan dan KI-4 keterampilan). Menggunakan
3
tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Untuk kelas I,II dan III mata pelajaran IPA dan IPS tidak berdiri sendiri yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain, alokasi waktu perminggu disesuaikan dengan jenjang kelas yang semakin meningkat, indikator pencapaian sudah ada di buku guru, Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dan ada ekstrakurikuler wajib (Pramuka) untuk pembentukan kepribadian. Perubahan pada Standar Penilaian yaitu untuk mengukur hasil belajar peserta didik ada penilaian otentik, penilaian diri, penilaian portofolio, ulangan harian, UTS, UAS dan ujian nasional menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Untuk pembelajaran tematik terpadu jenjang SD, penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dalam Kompetensi Dasar yang disesuaikan dengan tema. Kemudian rapor nilai peserta didik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan, untuk penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan satu semester, hasilnya dinyatakan dalam bentuk deskripsi. Berdasarkan perubahan Standar Proses pada kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 untuk SD dengan tematik terpadu dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 ditekankan pada penerapan pendekatan saintifik (scientific approach). Tematik terpadu merupakan pengintegrasian beberapa mata pelajaran menjadi satu pembelajaran sehingga tidak tampak adanya keterpisahan antara pelajaran yang satu dengan yang lain disesuaikan dengan tema dan subtema. Sedangkan dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik.
Kurikulum
2013
menggunakan
pendekatan
saintifik
dalam
4
pembelajarannya. Pendekatan saintifik ini merupakan pedagogik yang diharapkan dapat menjadi jalan untuk pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Hal ini bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, informasi bisa berasal darimana saja, tidak hanya tergantung pada informasi guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diharapkan tercipta untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu (Modul Diklat Kurikulum 2013). Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013-2014 masih belum diterapkan seluruh SD, hanya di sebagian Sekolah Dasar (SD) yang ada di seluruh Indonesia untuk kelas I SD dan kelas IV SD saja. SD tersebut ada yang ditunjuk oleh Pusat di Jakarta (sekolah sasaran) dan ada sekolah yang menerapkan sendiri secara mandiri. Dalam situs Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tercatat bahwa di Jawa Timur ada 469 SD sasaran yang menerapkan kurikulum 2013 pada tahun 2013. Di Gresik, ada 12 SD sasaran yang menerapkan kurikulum 2013 tetapi ada juga SD yang secara mandiri menerapkan kurikulum 2013. Dari 12 SD tersebut dipilih 3 SD yang akan diteliti yaitu SDN Petrokimia Gresik, SD NU 1 Trate Gresik dan SD Muhammadiyah Manyar. SD tersebut dipilih karena dari beberapa tahun sebelumnya mutu pendidikan ketiga SD bagus daripada SD yang lain. Perubahan kurikulum 2013 ini, juga telah ada tindakan yaitu dengan adanya pelatihan untuk pihak sekolah. Pelatihan tersebut diberikan kepada tenaga pendidik (guru) kelas I dan IV. Di Gresik, pelatihan yang sudah dilakukan yaitu 4 kali pelatihan (2 kali di Semester I dan 2 kali di Semester 2). Pelatihan ini
5
membantu guru untuk lebih memahami perubahan yang ada di kurikulum 2013 sehingga dapat menerapkan pembelajaran secara tepat kepada peserta didik. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran kurikulum 2013 di Gresik pelaksanaannya sudah berjalan. Namun untuk kelas I tidak selalu semua pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik. Selain itu, salah satu kendala dari penerapan pendekatan saintifik dalam pengajaran materi di kelas I yaitu apabila ada peserta didik yang belum sepenuhnya lancar membaca dan berkomunikasi. Juga karakter peserta didik kelas I yang masih holistik sehingga dalam memahami materi pelajaran, guru harus lebih kreatif lagi untuk menciptakan cara belajar berbasis pendekatan saintifik agar peserta didik bisa memahami
isi materi pelajaran. Dari penjabaran di atas, peneliti ingin
menganalisis penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik.
B. Rumusan Masalah Melihat permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah : 1. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik? 2. Apakah hambatan
dalam penerapan pendekatan saintifik (scientific
approach) peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik?
6
3. Bagaimana solusi/upaya untuk mengatasi hambatan dalam penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) peserta didik Sekolah Dasar kelas 1 di Gresik?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu : 1. Untuk menjelaskan penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik. 2. Untuk menjelaskan hambatan dalam penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik. 3. Untuk menjelaskan solusi/upaya dalam mengatasi hambatan penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) peserta didik Sekolah Dasar kelas I di Gresik.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat bagi guru dan peserta didik. Manfaatnya untuk beberapa pihak seperti : 1. Bagi sekolah Penelitian ini digunakan sebagai acuan kepala sekolah untuk melakukan penilaian terhadap guru-guru dalam memperbaiki kinerja guru tersebut saat menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
7
2. Bagi guru Penelitian ini memberikan pandangan dan sebagai acuan guru jika pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sepenuhnya benar terlaksana supaya bisa lebih baik kedepannya dan lebih menyempurnakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dengan benar. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini bisa bermanfaat untuk peneliti selanjutnya, karena dengan adanya laporan ini bisa dijadikan referensi dan untuk lebih memperbaiki penelitian ini untuk di masa depan.
E. Definisi Operasional Definisi operasional ada untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Penegasan istilah yang terdapat dalam variable penelitian yaitu : 1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:45). 2. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menekankan keaktifan peserta didik untuk mencari tahu sendiri dan memecahkan masalah melalui sikap ilmiah, ada lima tahapan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan temuan pengetahuan/ informasi dari berbagai sumber (Lazim, 2013:1). 3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan antara berbagai bidang studi dalam rangka mengembangkan kemampuan anak yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
8
sehingga anak bisa memperoleh pengalaman bermakna (Abdul Majid, 2014 : 86-87). 4. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang didalamnya mengintegrasikan pendidikan karakter dengan seluruh mata pelajaran
pada semua jenjang
pendidikan dan berbasis kompetensi sehingga adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada satuan pendidikan agar tercipta insan yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter (Mulyasa, 2013: 7). 5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 (Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional, 2013: 2).