BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Konflik senjata yang terjadi di Libya berawal dari keinginan masyarakat untuk menurunkan rezim kekuasaan Khadafi yang telah berlangsung selama kurang lebih 30 tahun. Banyaknya korban terutama dari warga sipil menimbulkan simpati masyarakat internasional yang meningkat secara signifikan sehingga membuat Dewan keamanan PBB tidak tinggal diam. DK PBB melalui NATO pada akhirnya mengambil tindakan dan ikut turun tangan dalam membantu menurukan rezim Khadafi di Libya. PBB sebagai organisasi internasional memainkan peran yang strategis dalam menanggapi konflik ini. peran PBB dalam isu ini adalah menerapkan resolusi 1973 DK PBB yang mengizinkan DK PPB melalui NATO untuk menjalankan langkah apa pun untuk melindungi warga sipil di libya dari kekerasan pasukan muamar khadafi. Salah satu bentuk campur tangan NATO terhadap Libya yakni adanya kebijakan Humanitarian Intervention. Kebijakan Humanitarian intervention PBB sangat kental dengan kepentingan negaranegara NATO, khususnya Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Berbagai kepentingan politik dan ekonomi dianggap sebagai latar belakang ketiga negara tersebut menerapkan intervensi kemanusiaan. Salah satu kepentingan tersebut yakni keinginan negara-negara tersebut untuk memiliki sumber minyak, mengingat Libya merupakan negara yang kaya akan minyak. Namun kebijakan humanitarian intervention ini dijadikan justifikasi oleh para negara-negara NATO khususnnya, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk mencapai kepentingannya. Oleh karenanya, penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai kepentingan apa saja yang membuat ketiga negara NATO tersebut menerapkan kebijakan humanitarian intervention atas nama PBB terhadap Libya.
B. Rumusan Masalah Untuk melakukan penelitian lebih lanjut, penulis berusaha menjawab rumusan masalah, yakni:
1
1. Kepentingan apa saja yang melatar belakangi negara-negara NATO, khususnya Amerika Serikat, Inggris dan Perancis dalam menerapkan kebijakan humanitarian intervention terhadap Libya?
C. Landasan Konseptual Landasan konseptual yang akan digunakan dalam paper ini adalah teori Stabilitas Hegemonik. Teori ini menjelaskan bahwa pola pergerakan negara-negara dalam politik internasional pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh distribusi kekuasaan yang ada di dalam sistem internasional, di mana negara yang memiliki pengaruh besar di dalam sistem tersebut dapat lebih mudah mengatur atau mengarahkan pola politik internasional sebagai manifestasi kepentingan nasionalnya. Selain itu, paper ini juga menggunakan teori Geopolitik oleh Karl Haushofer, di mana teori ini mejelaskan mengenai aktivitas suatu negara yang menitikberatkan persoalan strategi menjaga atau menguasai suatu wilayah yang juga digunakan untuk memperjuangkan kelangsungan hidup.
D. Argumentasi Utama Kebijakan humanitarian intervention yang dilakukan oleh NATO nyatanya tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki situasi di Libya yang sedang dilanda konflik serta mengehentingkan aksi pembantaian rakyat sipil oleh Khadafi, namun lebih jauh lagi, kebijakan itu ternyata merupakan alih-alih Amerika, Perancis dan Inggris untuk dapat menguasai kekayaan minyak Libya dan menanamkan hegemoni mereka di sana serta menarik simpati internasioal. Kebijakan yang disetujui oleh PBB ini oleh sebagaian pihak dipandang sebagai kebijakan yang terlalu terburu-buru dan justru membuat situasi semakin tindak terkendali karena membuat Khadafi dan pendukungnya bertindak semakin tidak terkendali. Namun Amerika, Perancis dan Inggris menilai kondisi ini justru sangat menguntungkan karena mereka dapat segera menjatuhkan rezim Khadafi sehingga mereka dapat menguasai sumber-sumber minyak Libya
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kasus Libya Krisis Libya mulai terjadi pada bulan Februari 2011. Pemicu munculnya demonstrasi dan pemberontakan ini dinilai tidak hanya sekedar karena masalah kebebasan, namun juga karena faktor ekonomi. Kurangnya lapangan kerja, kemiskinan, dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi memicu ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Qadhafi. Qadhafi sendiri dianggap telah melakukan korupsi selama 41 tahun pemerintahannya. Sebagai presiden yang telah menjabat dalam kurun waktu yang lama, Qadhafi dinilai tidak merepresentasikan kepentingan rakyat dalam kebijakannya. Meskipun Libya merupakan salah satu negara Arab yang kaya akan minyak, kekayaan sumber daya alam ini tidak mengalir kepada rakyat. Sebagian besar pendapatan negara dari minyak justru masuk ke dalam pundi-pundi Qadhafi, keluarga Qadhafi, serta para kroninya.1 Dalam perkembangan krisis politik ini, masyarakat Libya terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu loyalis Qadhafi dan kubu oposisi yang dimobilisasi oleh NTC (National Transition Council). Kedua kubu ini memiliki kepetingan yang kontradiktif. Kubu loyalis Qadhafi memiliki kepentingan untuk mempertahankan kekuasaan Qadhafi sementara kubu oposisi menginginkan Qadhafi turun dari tahta kekuasaannya. Aksi saling menyerang antara dua kubu ini pun tak terelakkan. Qadhafi mengecam dan menganggap gerakan rakyat oposisi sebagai gerakan pemberontak. Gerakan pemberontak yang menuntut Qadhafi untuk turun ini disebut sebagai gerakan revolusioner. Qadhafi lebih memilih pendekatan represif dalam menangani krisis politik tersebut. Qadhafi mengerahkan tentara sewaan dari Chad dan Korea Utara untuk menembaki demonstran. Jumlah korban tewas pun berjatuhan.2 Adanya serangan pemerintah Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak bersenjata tersebut dinilai sebagai bentuk kejahatan atas kemanusiaan. PBB pun mengeluarkan resolusi 1973 yang mengizinkan anggota PBB untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan dalam upaya 1
A. Azra, Anatomi Krisis Libya, Yaman, Bahrain, 25 Februari , 13 April 2012. 2
2011,
A. Azra, Anatomi Krisis Libya, Yaman, Bahrain.
3
melindungi warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah Qadhafi. Resolusi tersebut memberikan kewenangan untuk melanjutkan serangan udara dan rudal melawan Qadhafi. Berdasarkan resolusi tersebut, NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun juga ikut melakukan intervensi dengan alasan ingin menjaga perdamaian dan demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman serangan. Dengan landasan tersebut, NATO menyerang pangkalan-pangkalan militer pasukan loyalis Qadhafi. 3 Dampak adanya krisis politik ini nyatanya tak hanya dirasakan oleh masyarakat Libya, tapi juga oleh masyarakat dunia. Dampak yang dirasakan terutama dalam hal pasokan energi minyak dan gas dunia. Banyak perusahaan minyak yang berinvestasi di sana menghentikan produksi. Harga minyak di pasaran dunia pun mengalami kenaikan. Libya memang memiliki peran teramat penting bagi keamanan energi dunia, terutama bagi negara-negara Barat (AS dan Eropa) yang sangat tergantung dengan pasokan minyak dari Libya. Adanya krisis politik menyebabkan tidak terjaminnya pasokan minyak bagi kepentingan mereka. Apalagi, minyak yang diekspor Libya dinilai sebagai minyak jenis terbaik dan banyak dibutuhkan perusahaan maupun industri di negara-negara Barat. 4
B. Kebijakan Humanitarian Intervention oleh NATO Tindakan humanitarian intervention di Libya didahului oleh dikeluarkannya beberapa resolusi DK PBB. Yang pertama adalah resolusi DK PBB 1970 yang dikeluarkan pada 26 Februari 2011. Resolusi ini mengutuk penggunaan kekuatan senjata oleh Muammar Kadafi dalam menghadapi pemberontak di Libya dan memberlakukan beberapa sanksi internasional terhadap Libya.5 Resolusi ini diajukan oleh Perancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.6 Rusia kemudian memastikan lewat salah satu pasal dalam resolusi tersebut bahwa resolusi DK 3
A. Permatasari, Sekjen PBB Desak Semua Pihak Hentikan Kekerasan di Libya (online), 24 Maret 2011, , 13 April 2012. 4
Krisis Libya Ancam Ekonomi Global (online) , 23 Februari 2011, , 13 April 2012. 5
UNSC, IN SWIFT, DECISIVE ACTION, SECURITY COUNCIL IMPOSES TOUGH MEASURES ON LIBYAN REGIME, ADOPTING RESOLUTION 1970 IN WAKE OF CRACKDOWN ON PROTESTERS (online), 26 Februari 2011, , 14 April 2012. 6
UN Security Council slaps sanctions on Libya (online), 27 Februari 2011, , 14 April 2012.
4
PBB 1970 ini tidak menjadi justifikasi untuk mengintervensi Libya.7 Kemudian pada 17 Maret 2011 dikeluarkan resolusi DK PBB 1973 yang diajukan oleh Perancis, Lebanon dan Inggris. Resolusi ini memberikan dasar bagi dilaksanakannya humanitarian intervention di Libya, menuntut diberlakukannya gencatan senjata, memberlakukan no-fly zone dan menggunakan sarana apapun untuk menyelamatkan masyarakat sipil.8 Intervensi militer mulai dilaksanakan pada 19 Maret 2011 di Libya dengan koalisi yang terdiri dari berbagai negara dari Eropa dan Timur Tengah serta diketuai oleh NATO dengan operasi yang dinamakan Operation Unified Protector.9 Angkatan Laut Inggris dan Amerika Serikat menembakkan lebih dari 110 misil Tomahawk untuk melumpuhkan ketahanan udara Libya sehingga no-fly zone dapat diperluas. Angkatan Udara Perancis dan Inggris juga menghancurkan beberapa kendaraan tentara proKaddafi yang menuju Benghazi (daerah kekuasaan pemberontak Libya).10 Angkatan Laut Inggris juga memblokade Libya dari jalur laut. Pada 24 Agustus 2011 tentara dari Inggris, Perancis, Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab mulai berperan langsung dalam operasi militer di daerah Libya.11 Dalam humanitarian intervention ini, Amerika Serikat mengoperaikan dengan sebutan Operation Odyssey Dawn, Inggris dengan Operation Ellamy dan Perancis dengan Operation Harmattan.12 Angkatan Udara Perancis melaksanakan 35% dari total serangan yang dilakukan oleh NATO. Di akhir Agustus, Perancis telah mengirimkan 4500 misi militer, menembak 2500 target (termasuk 850 pusat logistik), 170 pusat komando dan kontrol, 480 tank, 250 kendaraan dan 160 artileri. Perancis telah menghabiskan sekitar €320 juta untuk humanitarian intervention
7
C. Lynch, U.N. votes to impose sanction on Gaddafi (online), 26 Februari 2011, < http://www.washingtonpost.com/wpdyn/content/article/2011/02/26/AR2011022603386.html>, 14 April 2012.
8
UNNewsCentre, Security Council authorizes ‘all necessary measures’ to protect civilians in Libya (online), 17 Maret 2011, , 14 April 2012.
9 JFCNaples, Operation UNIFIED PROTECTOR – Key Facts , 14 April 2012.
and
Figures
(online),
10
Al Jazeera, Libya Live Blog - March 19 (online), 18 Maret 2011, , 14 April 2012.
11
B. Starr, Foreign forces in Libya helping rebel forces advance , 14 April 2012.
(online),
12 Gunfire, explosions heard in Tripoli (online), 20 , 14 April 2012.
24
Agustus
Maret
2011,
2011,
5
di Libya.13 Perancis juga telah menurunkan 4200 tentara angkatan bersenjata dengan 40 pesawat tempur dan 27 kapal tempur. Pada awal mulainya operasi militer, Italia menyumbangkan penggunaan 4 pesawat tempur dari Angkatan Udara Italia. Setelah kendali ada di bawah NATO, Italia juga menyumbangkan 4 kapal tempur dan 8 pesawat tempur. Italia juga berperan dalam patroli udara dan misi pengisian bahan bakar pesawat tempur atau persenjataan udara lainnya. Selama operasi militer berjalan Italia telah menjatuhkan sebanyak 715 bom di Libya. Italia juga berpatroli untuk tujuan defensif di perairan Sisilia.14Pihak Inggris telah menyumbangkan penggunaan banyak kapal tempur dan pesawat tempur dalam humanitarian intervention di Libya.15 Ada 26 anggota Angkatan Udara Inggris/RAF yang awalnya mengoperasikan serangan dari Inggris sebelum akhirnya mulai beroperasi dari Italia.16 Inggris telah menghabiskan sekitar £260 juta untuk humanitarian intervention di Libya.17 Amerika Serikat sedikitnya telah menyumbangkan penggunaan 11 kapal tempur, beberapa jenis pesawat tempur dan tentara AU.18 Anggota CIA yang tidak diketahui jumlahnya juga diberitakan berada di Libya untuk mengatur strategi penyerangan udara dan mengkontak pihak pemberontak Libya.19 Amerika Serikat telah mengirimkan 5316 misi tempur ke Libya dan menghabiskan sekitar US$ 896 juta dalam humanitarian intervention ini.20
13 Eye Dr DeLengocky, The war in Libya would have cost 320 million Euros to France (online), 10 September 2011, , 14 April 2012. 14
Libya Live Blog - March 19 (online).
15
Ministry of Defence, Typhoon joins Tornado in Libya ground attack operations (online), 13 April , April 2012.
2011, 14
16
I. Drury, Mission aborted on orders of SAS: RAF attack is halted after troops spot human shields (online), 22 Maret 2011, , 14 April 2012.
17 UK should be paid for Libya intervention, says Tory MP (online), 10 , accessed 14 April 2012.
October
2011,
18 CNN, Libya live blog: Coalition confirms strike on Gadhafi compound (online), 20 Maret , 14 April 2012.
2011,
19 M. Mazzetti & E. Schmitt, C.I.A. Agents in Libya Aid Airstrikes and , 14 April 2012.
2011,
Meet
Rebels
(online),
30
Maret
20
DefenceWeb, War in Libya cost United States US$896 million (online), 24 Agustus 2011, , 14 April 2012.
6
Amerika Serikat Presiden Barack Obama telah menyusun strategi sedemikian rupa; menggunakan kekuatan militer sebagai last resort, strategi militer dengan prospek yang bagus, menggunakan cara-cara dan alat-alat yang proporsional, berkoalisi dengan pihak yang lebih luas dan mendapat legitimasi dari Dewan Keamanan PBB.21 Hasilnya cukup memuaskan bagi Amerika Serikat, yaitu tujuan jangka pendek untuk menghentikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Muammar Kaddafi dan tujuan jangka panjangnya untuk melengserkan Kaddafi dari kepemimpinan di Libya; keduanya tercapai. Kebijakan humanitarian intervention yang dilakukan oleh Amerika Serikat dilaksanakan tanpa menghabiskan biaya yang banyak, tanpa tentara Amerika Serikat terjun langsung ke Libya dan tanpa korban jiwa dari pihak Amerika Serikat. Humanitarian intervention yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Libya ini sangat menekankan norma Responsibility to Protect (RtoP). Alasan untuk menerapkan norma RtoP ini dianggap sangat tepat mengingat pelanggaran HAM dan kejahatan-kejahatan yang telah terjadi semasa kepemimpinan Muammar Kaddafi. Kaddafi sendiri berkata “have no mercy and pity.” Amerika Serikat beranggapan bila humanitarian intervention yang didasarkan pada RtoP ini tidak dilaksanakan maka kejahatan-kejahatan Kaddafi akan terus berlangsung di Libya. Pemerintahan Obama sendiri sangat menekankan dan mendorong RtoP sebagai norma global yang vital. Sebagai tindak lanjut berikutnya, pemerintahan Obama mengeluarkan Presidential Study Directive on Mass Atrocities (PSD-10) pada 4 Agustus 2011. PSD-10 mendefinisikan mass atrocities sebagai inti kepentingan akan keamanan nasional dan inti tanggung jawab moral dari Amerika Serikat.22 PSD-10 ini mencakup beberapa tindakan dalam menghadapi mass atrocities seperti tidak bertindak sama sekali, diplomasi preventif, sanksi ekonomi dan finansial, embargo senjata dan tindakan pemaksaan.23
Eropa Lokasi Libya yang berada tepat di dekat wilayah Eropa membuat NATO dan Uni Eropa (UE) menjadi lebih termotivasi untuk menyediakan dukungan terhadap dilakukannya
21
S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2011, , 14 April 2012.
22
S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online).
23
S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online).
7
humanitarian intervention di Libya. Bila revolusi di Libya gagal maka akan terjadi instabilitas regional dan munculnya gelombang pengungsi yang akan mempengaruhi kawasan Eropa.24
Menurut Noam Chomsky, alasan yang paling umum ditemui untuk mempertanyakan alasan dibalik dilaksanakannya humanitarian intervention adalah untuk alasan kemanusiaan atau humanitarian (menyelamatkan masyarakat sipil, dan sebagainya). Tetapi ada alasan-alasan lain disamping kepentingan kemanusiaan. Walaupun Amerika Serikat dan Inggris sebelumnya tampak sering memberikan dukungan pada Kaddafi, Kaddafi tetap dianggap sebagai pemimpin yang tidak dapat diandalkan untuk melayani kepentingan Amerika Serikat dan Inggris. Libya merupakan daerah yang kaya minyak dan banyak daerah di Libya yang belum tereksplorasi. Untuk mencapai kepentingan di bidang minyak, Amerika Serikat dan Inggris lebih memilih untuk mendukung pemimpin yang lebih dapat diandalkan dibanding Kaddafi. Menurut Noam Chomsky, resolusi DK PBB 1973 dianggap oleh triumvirat Inggris, Perancis dan Amerika Serikat sebagai izin untuk berpartisipasi langsung untuk memihak pihak pemberontak dalam pertempuran di Libya. Pihak Kaddafi dipaksa untuk gencatan senjata sementara pihak pemberontak dibiarkan terus bergerak untuk mengamankan sumber-sumber minyak di Libya. Italia sendiri sebenarnya agak enggan untuk memberi dukungan penuh karena negaranya terlalu tergantung pada kontrak minyak dengan Kaddafi. Dapat disimpulkan bahwa paling tidak tujuan utama humanitarian intervention bagi Amerika Serikat, Inggris dan Perancis adalah harapan bahwa akan ada rezim klien yang dapat diandalkan di Libya dalam mendukung tujuan negaranegara tersebut dan menyediakan akses-akses istimewa ke sumber minyak untuk investorinvestor dari Barat.25
24
25
S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online). On Libya and the Unfolding Crises (online), 30 Maret 2011, , 14 April 2012.
8
BAB III ANALISIS Kebijakan PBB yang dilaksanakan oleh NATO berupa humanitarian intervention mengundang pertanyaan apakah misi yang dilakukan untuk menghentikan kejahatan perang Khadafi benar-benar murni berlandaskan kemanusiaan, yang ingin menghentikan lebih banyak lagi jatuhnya korban-korban khususnya masyarakat sipil. Karena apabila dilihat kembali, NATO sebagai organisasi yang melakukan dan bertanggung jawab atas misi kemanusiaan ini, diisi oleh negara-negara dengan kekuatan besar seperti Amerika, Perancis dan Inggris yang pasti memiliki kepentingan yang besar pula. Apakah kepentingan itu ditujukan untuk memunculkan kestabilan dan kedamaian di Timur Tengah yang sedang bergejolak dengan munculnya banyak demonstrasi dari beberapa negara seperti Tunisia, Mesir dan Libya, atau apakah ternyata negara-negara tersebut memiliki kepentingan atau tujuan lain yang dapat mereka peroleh dengan menggunakan alasan humanitarian intervention. Karena menurut pendapat Robert Cooper, aksi humanitarian intervention hanya akan membuat situasi menjadi semakin buruk bukan membuat keadaan membaik.26 Lebih lanjutnya lagi Cooper menyatakan, aksi humanitarian intervention hanyalah aksi yang dilakukan oleh negara-negara barat agar mereka dianggap sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan sehingga mereka dapat diterima dan menjalin hubungan yang baik dengan banyak negara.
Amerika Amerika memang dikenal sebagai negara yang selalu mencoba memiliki hubungan baik dengan negara-negara Arab meskipun banyak negara Arab yang sebetulnya sangat kontra dengan Amerika. Kedekatan Amerika dengan Israel membuat beberapa negara Timur Tengah seperti Iran bertindak kontra terhadap barat. Selain kedekatan dengan Israel, Amerika juga sering sekali mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan posisi negara-negara Arab sebagai sarang teroris. Dalam kasus Libya terkait dengan alasan Amerika sangat memaksa akan dilakukannya 26
B.
Curtis,
Should
There
Be
Western
Humanitarian
Intervention
in
Libya?(online),
15
Maret
2011,
, 18 April 2012.
9
humanitarian intervention adalah karena Amerika memang tidak memiliki hubungan yang baik dengan negara ini terlebih lagi saat kepemimpinan Khadafi, alasan pertama adalah karena Khadafi memiliki cita-cita pembentukan negara Uni-Afrika yang bertujuan untuk membuat negara-negara Afrika lebih mandiri, dan tidak lagi terlalu bergantung dengan bantuan pihak Asing. Menanggapi ide Khadafi ini, Amerika merasa apabila hal ini terjadi, akan membuat kekuasaan Amerika atas negara-negara Afrika akan berkurang terlebih lagi bila wacana penggantian mata uang dari dolar menjadi sistem emas benar akan berlangsung.27 Selain itu, Khadafi adalah pemimpin yang sukses membawa Libya pada perkembangan ekonomi dengan membuat sistem pengairan yang sangat besar sehingga mendukung produksi pertanian. Membaiknya hasil produksi pertanian membuat Libya tidak perlu lagi banyak mengimpor bahanbahan makanan dari negara lain salah satunya Amerika.28 Dan alasan terakhir mengapa Amerika memberikan dukungan sangat besar kepada NATO dalam misi ini adalah karena sumber daya minyak yang dimiliki oleh Libya. Amerika menyadari Libya memegang 70% cadangan minyak dunia, dan akan sangat menguntungkan apabila Amerika dapat menguasai cadangan minyak tersebut. Untuk itu situasi saat krisislah dirasa menjadi waktu yang sangat tepat untuk menyingkirkan Khadafi beserta rezimnya dan lalu menanamkan kekuatan sebesar-besarnya di Libya.29
Eropa Tidak jauh dengan Amerika, Eropa pun memiliki kepentingan yang tidak sedikit di Libya khususnya di dalam politik minyak. Perusahaan besar miliki Eropa seperti Exxon dan Total sudah berdiri di Libya sejak lama. Perusahaan ini menandatangi kontrak sejak tahun 2003 saat Libya mulai membuka pasarnya dengan menjalankan sistem ekonomi pasar bebas.30 Sejak saat 27
Perlawanan revolusioner Libya (online), 5 Maret 2011 , 16 April 2012.
28
Libya and The Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2012, , 16 April 2012
29
A. Nasrum, Politik Kepentingan di Libya (online), 17 Januari 2012, , 16 April 2012. 30
Pertarungan tiga kutub (online), 16 April 2012, , 16 April 2012.
10
itulah kepentingan minyak Eropa atas Libya seakan tidak pernah hilang, terlebih saat Eropa dilanda krisis yang membuat Eropa semakin memiliki ketergantungan atas impor minyak Libya. Mereka menginginkan penggantian pemerintahan di Libya yang akan dipimpin di bawah kepimpinan kelompok oposisi Khadafi agar impor minyak dapat kembali berjalan lancar sebelum sempat terhenti. Selain politik minyak, Eropa juga menakutkan akan banyaknya pengungsi atau imigran yang akan masuk ke daerah mereka apabila krisis tidak segera dihentikan karena hal itu akan menimbulkan permasalahan baru bagi Eropa yang harus menampung korbankorban krisis Libya. Dengan melihat pada beberapa alasan dibalik misi humanitarian intervention oleh NATO, dengan menggunakan teori geopolitik dapat dilihat bahwa alasan NATO melakukan intervensi paksa atas Libya lebih dari sekedar alasan kemanusiaan. NATO yang wakili oleh beberapa kekuatan besar seperti Amerika, Perancis dan Inggris memperlihatkan bahwa kepentingan masing-masing negara juga sangat menonjol. Aksi humanitarian yang dilakukan kepada Libya sebagai pemilik cadangan minyak terbesar ketiga di dunia tidak dilakukan di Tunisia maupun Mesir yang sebelumnya juga terjadi pergolakan dan demonstrasi besar-besaran menuntut turunnya pemimpin negra mereka. Selain itu, wilayah terjadinya pemberontakan di Libya tidak hanya terpusat di Ibukota ataupun kota-kota besar seperti Tripoli namun justru di tempat banyaknya cadangan minyak berada. Hal-hal inilah yang menjadi pertimbangan baru untuk menilai apakah sesungguhnya kebijakan humanitarian intervention oleh NATO benar-benar murni dilakukan untuk kebaikan rakyat Libya bukan sekedar memenuhi kepentingan negaranegara barat.
11
KESIMPULAN Pergolakan di Libya mengundang NATO untuk melakukan suatu aksi yang dikenal sebagai Humanitarian Intervention. Pada dasarnya, Humanitarian Intervention adalah aksi yang dilakukan oleh suatu negara atau kelompok negara-negara akibat terganggunnya prinsip dasar kemanusiaan di suatu negara. Di mana otoritas setempat dianggap tidak mampu untuk mengatasi masalah kemanusiaan yang terjadi atau bahkan menjadi penyebab utama dari munculnya masalah tersebut. PBB memandang serangan pemerintah Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak bersenjata dalam pergolakan di Libya merupakan salah satu bentuk kejahatan atas kemanusiaan. Oleh karena itu, akhirnya PBB menegluarkan Resolusi 1973 yang mengizinkan anggotanya untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan terkait upaya perlindungan warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah Qadhafi. Resolusi tersebut juga mengizinkan NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk melakukan humanitarian intervention dengan alasan sebagai penjaga perdamaian dan demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman serangan. Dengan berlandaskan justifikasi yang dimiliki, NATO pun menyerang pangkalan-pangkalan militer pasukan loyalis Qadhafi. Di balik kepentingan kemanusiaan yang melatarbelakangi humanitarian intervention NATO, terdapat indikasi bahwa tindakan NATO juga dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional negara-negaranya (Amerika, Prancis, Inggris). Sebagaimana diketahui, anggota NATO terdiri dari negara-negara maju yang sangat membutuhkan minyak untuk pemenuhan kebutuhan domestik, baik untuk kebutuhan industry ataupun komsumsi masyarakat. Namun, kebutuhan minyak yang terus meningkat di kalangan negara NATO tidak berbanding lurus dengan jumlah minyak yang tersedia. Hingga akhirnya, krisis minyak seringkali melanda negara tersebut. Sementara itu, Libya merupakan negara yang memiliki 70% cadangan minyak di dunia. Apabaila mereka dapat menyingkirkan Khadafi berserta rezimnya,lalu menanamkan kekuatan sebesarbesarnya di Libya maka sudah pasti anggota NATO dapat menguasai cadangan minyak di Libya sepenuhnya yang berdampak pada terpenuhinya kebutuhan mereka akan minyak. Tidak hanya itu, negara-negara itu juga kemudian dapat menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan minyak mereka seperti Exxon dan Total untuk menjalankan usahanya di Libya. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa selain kepentingan kemanusiaan, NATO juga memiliki kepentingan prgamatis lain dalam melakukan Humanitarion Intervention di Libya. 12
Daftar Pustaka 1.
Al
Jazeera,
Libya
Live
Blog
-
March
19
(online),
18
Maret
2011,
Februari
2011,
2.
Azra.
A,
Anatomi
Krisis
Libya,
Yaman,
Bahrain,
25
3. Curtis, B. Should There Be Western Humanitarian Intervention in Libya?(online), 15 Maret 2011,
libya-a359270> 4. CNN, Libya live blog: Coalition confirms strike on Gadhafi compound (online), 20 Maret 2011, 5. DefenceWeb, War in Libya cost United States US$896 million (online), 24 Agustus 2011,
6. Drury, I. Mission aborted on orders of SAS: RAF attack is halted after troops spot human shields (online), 22 Maret 2011,
7. Eye Dr DeLengocky, The war in Libya would have cost 320 million Euros to France (online), 10 September 2011, 8. JFCNaples, Operation UNIFIED PROTECTOR – Key Facts and Figures (online),
13
9. Lynch, C. U.N. votes to impose sanction on Gaddafi (online), 26 Februari 2011, < http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2011/02/26/AR2011022603386.html>
10. Mazzetti, M. & Schmitt, E. C.I.A. Agents in Libya Aid Airstrikes and Meet Rebels (online), 30 Maret 2011,
11. Ministry of Defence, Typhoon joins Tornado in Libya ground attack operations (online), 13 April
2011,
12.Nasrum,
A.
Politik
Kepentingan
di
Libya
(online),
17
Januari
2012,
13. Patrick, S. Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2011, 14. Permatasari, A. Sekjen PBB Desak Semua Pihak Hentikan Kekerasan di Libya (online), 24 Maret 2011,
15. Starr, B. Foreign forces in Libya helping rebel forces advance (online), 24 Agustus 2011, 16. UNNewsCentre, Security Council authorizes ‘all necessary measures’ to protect civilians in Libya
(online),
17
Maret
2011,
17. UNSC, IN SWIFT, DECISIVE ACTION, SECURITY COUNCIL IMPOSES TOUGH MEASURES ON LIBYAN REGIME, ADOPTING RESOLUTION 1970 IN WAKE OF 14
CRACKDOWN
ON
PROTESTERS
(online),
26
Februari
2011,
18.
Gunfire,
explosions
heard
in
Tripoli
(online),
20
Maret
2011,
19.
Libya
and
the
Unfolding
Crises
(online),
30
Maret
2011,
20.
Perlawanan
revolusioner
Libya
(online),
5
Maret
2011
21.
Pertarungan
tiga
kutub
(online),
16
April
2012,
22. UK should be paid for Libya intervention, says Tory MP (online), 10 October 2011, 23. UN Security Council slaps sanctions on Libya (online), 27 Februari 2011,
15