BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis saat ini telah berkembang menjadi semakin
kompleks, semakin kompetitif, bergerak dengan cepat serta semakin sulit untuk
diprediksi. Agar dapat bersaing dan sukses, perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Setiap komponen perusahaan diarahkan untuk selalu melakukan inovasi dalam setiap kegiatan usaha dengan tujuan untuk menjaga keeksistensian dan keakuratan data perusahaan. Citra yang baik di mata masyarakat, pemerintah dan perusahaan lain pun menjadi salah satu aspek yang mempengaruhi kelangsungan aktivitas perusahaan. Salah satu sektor yang menjadi perhatian penulis dalam proses menganalisis aktivitasnya adalah sektor industri farmasi, di mana industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan sebuah perusahaan milik negara yang memiliki kompetensi di bidang farmasi yang memiliki kegiatan utama memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, seperti rifampicin, obat asli Indonesia dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka, tentunya PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung sudah menerapkan dan mewujudkan kebijakan dan peraturan sebaik
1
2
mungkin dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga perusahaannya terus berkembang sampai saat ini.
Salah satu kegiatan operasi yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Bandung adalah kegiatan pembelian bahan baku dan bahan
kemas dari pemasok. Transaksi pembelian tersebut, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu pembelian secara tunai dan pembelian secara kredit. Di PT. Kimia (Persero) Tbk. Plant Bandung, pembelian bahan baku biasanya dilakukan Farma
secara kredit. Dari transaksi pembelian kredit ini akan menimbulkan kewajiban (utang) bagi perusahaan yang disebut utang dagang, yang pembayarannya tidak dilakukan pada saat pembelian, melainkan ditangguhkan sampai batas waktu (kurang dari satu tahun) yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan
adanya
transaksi
pembelian
kredit,
perusahaan
dapat
merealisasikan kebutuhannya yang belum bisa dibayar secara tunai, selain itu perusahaan dapat menunda penggunaan kas sehingga kas yang tersedia dapat digunakan untuk kegiatan lainnya seperti membeli saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Selain dapat menunjang terselenggaranya aktivitas perusahaan yang dapat membantu perkembangan perusahaan, transaksi pembelian kredit yang menimbulkan utang dagang juga menimbulkan risiko. Apabila dilihat dari sisi pemasok, risiko yang akan didapat adalah meningkatnya risiko piutang tak tertagih. Sedangkan apabila dilihat dari sisi pembeli (perusahaan), transaksi pembelian kredit ini akan menambah risiko tidak dapat terpenuhinya kewajiban jangka pendek atau akan terjadi keterlambatan dalam proses pembayaran.
3
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Supervisor
Keuangan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, ditemukan suatu
fenomena yang terjadi di perusahaan, yaitu masalah keterlambatan pembayaran
utang dagang. Menurut pihak perusahaan, masalah ini terjadi karena adanya
keterlambatan dropping dana dari kantor pusat. Selain itu, pegawai Plant Bandung tidak pernah diberi konfirmasi oleh pegawai kantor pusat mengenai pengiriman dana tersebut. waktu
Risiko
tidak
dapat
terpenuhinya
utang
dagang
atau
terjadinya
keterlambatan dalam proses pembayaran berdampak pada citra perusahaan terutama di mata pemasok. Kelalaian tersebut dapat mengakibatkan menurunnya bahkan kehilangan kepercayaan dari pemasok. Bila pemasok sudah tidak percaya, tidak menutup kemungkinan pemasok tersebut tidak mau bekerja sama lagi dengan perusahaan. Dan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mencari kembali pemasok yang sesuai dengan kriteria. Tentunya hal tersebut juga dapat menghambat proses produksi yang artinya menghambat aktivitas perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk dapat mengetahui lebih lanjut penyebab dari keterlambatan pembayaran utang dagang terutama pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Adapun alasan penulis mengambil bahasan yang berkenaan dengan utang dagang, yaitu: 1.
Perusahaan belum membuat kebijakan utang secara jelas dan tertulis. Karena dalam proses penelitian ini, penulis tidak menemukan Prosedur Tetap (Protap) di perusahaan yang berkaitan dengan utang.
4
2.
3.
Manajemen
keuangan
yang
kurang
baik,
karena
keterlambatan
pembayaran utang ini telah terjadi cukup lama dan terus-menerus. Perusahaan kurang peduli terhadap aktivitas utang, padahal utang sangat
berkontribusi dalam membantu perusahaan untuk terus melaksanakan
aktivitasnya. Pentingnya utang adalah sebagai berikut:
a. Utang dapat dijadikan tolak ukur bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam menjalankan kegiatan usahanya. b. Utang merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan suatu perusahaan sebagai salah satu cara mempertahankan hidup perusahaan. c. Pengendalian dan pencatatan utang yang baik dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari pemasok. d. Utang juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi para manajer dalam pengambilan keputusan perusahaan. Maka, Laporan Tugas Akhir ini dibuat dengan judul “Analisis Prosedur
Pelaksanaan Pembayaran Utang Dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung”.
1.2.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut: 1.
Bagaimana prosedur pelaksanaan pengakuan, pencatatan, dan pembayaran utang dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
5
2.
Apakah prosedur pelaksanaan pembayaran utang dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung sudah memadai.
1.3.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar pembahasan yang dilakukan
dapat terarah sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu ditentukan batasan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, di antaranya: 1.
Membahas prosedur pelaksanaan pengakuan, pencatatan, dan pembayaran utang dagang beserta PPN Masukan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
2.
Menganalisis apakah prosedur pelaksanaan pembayaran utang dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung sudah memadai.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pengakuan, pencatatan, dan pembayaran utang dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
2.
Untuk menganalisis apakah prosedur pelaksanaan pembayaran utang dagang pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung sudah memadai.
6
1.4.2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, di antaranya:
1.
Bagi Penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pengembangan diri dalam
rangka meningkatkan profesionalisme kerja di masa yang akan datang. b. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi di dunia bisnis. c. Melatih kemampuan menganalisis dan berpikir secara sistematis.
2.
Bagi Perusahaan/ Instansi a. Memberikan masukan bagi perusahaan untuk melakukan analisis mengenai utang dagang agar pelaksanaannya berjalan lebih baik lagi. b. Membantu manajemen dalam menentukan kebijakan yang akan diambil
di masa yang akan datang, terutama berkaitan dengan utang dagang. 3.
Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan a. Sebagai pedoman dan bahan bacaan untuk menambah informasi bagi rekan-rekan mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan. b. Menambah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai teori dan prakteknya di dunia bisnis terutama mengenai analisis utang dagang. c. Memperkuat teori mengenai utang dagang.
4.
Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada bidang kajian yang sama.
7
5.
Bagi Masyarakat a. Menambah wawasan pembaca mengenai aktivitas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. b. Memberikan informasi seputar pelaksanaan pembayaran utang dagang
pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
1.5.
Pendekatan Masalah Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah mengenai keterlambatan
pembayaran utang dagang yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Pembahasan ini timbul karena penulis tertarik untuk mengetahui proses pelaksanaan utang dagang pada perusahaan yang bersangkutan. Ternyata terdapat suatu masalah yang sudah terjadi cukup lama dan belum dicari penyelesaiannya sampai saat ini, justru dijadikan suatu kebiasaan yang sesungguhnya akan berdampak buruk bagi perusahaan. Saat ini tidak sedikit perusahaan yang masih kurang jelas dalam mendefinisikan tujuan dari keberadaan perusahaan. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab mengapa perusahaan tidak siap untuk bertempur di dunia bisnis atau bahkan menyerah sebelum tiba di pertempuran. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk mencapai laba yang maksimal, ada pula yang berpendapat untuk memakmurkan pemiliknya, sedangkan yang lain menyatakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Dari pendapat tersebut, sebagian besar menyatakan bahwa tujuan
8
perusahaan lebih menekankan pada pencapaian laba yang besar, padahal tujuan perusahaan tidak hanya itu. Secara garis besar tujuan perusahaan, yaitu:
1.
perusahaan.
Mencapai atau memperoleh laba maksimal atau kemakmuran pemilik
2.
Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
3.
Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal yang jauh lebih penting dari memperoleh laba maksimal adalah
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya berbagai cara/ teknik yang digunakan. Salah satu cara/ teknik untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan terus melakukan proses produksi. Dalam proses produksi tentu diperlukan bahan, yang didapat dengan melakukan transaksi pembelian. Transaksi pembelian tersebut dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Transaksi secara kredit akan menimbulkan kewajiban jangka pendek atau biasa disebut dengan utang dagang. Dalam akuntansi seperti yang dikemukakan oleh FASB (Financial Accounting Standards Board/ Dewan Standar Akuntansi Keuangan) dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 6 (Chariri dan Ghozali, 2005:157), pengertian utang adalah: “Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu” Sedangkan pengertian utang dagang menurut M. Nafarin (2008:364), “Utang dagang adalah utang yang terjadi sebagai akibat membeli barang
9
dagangan secara kredit”. Utang dagang juga didefinisikan sebagai kewajiban perusahaan yang timbul akibat adanya transaksi pembelian secara kredit dan harus
dibayar tepat waktu. Utang dagang biasanya tidak dijamin dengan surat
perjanjian, tetapi terjadi atas dasar kepercayaan. Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi memenuhi tuntutan pihak lain. IAI (2004:62) menyebutkan bahwa:
“Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan: 1. Pembayaran kas, 2. Penyerahan aktiva lain, 3. Pemberian jasa, 4. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau 5. Konversi kewajiban menjadi ekuitas.” Pada umumnya penyelesaian kewajiban lebih banyak dilakukan dengan cara pembayaran kas, baik itu secara tunai maupun kredit. Munculnya utang dagang ini tidak hanya membantu aktivitas perusahaan, tetapi membawa berbagai kemungkinan risiko/ masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan sebagai pembeli mempunyai kewajiban untuk membayar utang dagang tersebut pada saat jatuh tempo. Namun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi keterlambatan pembayaran utang dagang. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor dan dapat berakibat buruk bagi perusahaan. Dengan adanya masalah keterlambatan pembayaran utang dagang, tentu akan menghambat kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, harus ditemukan jalan keluar dalam pemecahan masalah tersebut. Salah satu solusinya adalah perlu adanya manajemen utang. Tujuan dari manajemen utang ialah untuk
10
menjamin bahwa perusahaan memiliki kecukupan kas yaitu kesanggupan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan kas untuk setiap tujuan yang penting bagi
keuangan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Jadi, tidak hanya untuk
menghindari ketidakmampuan untuk membayar utang atau kebangkrutan. Ditinjau
dari sudut pengawasan, tujuan yang lebih spesifik dari manajemen utang dapat mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.
Pencatatan dan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima mengenai kewajiban keuangan perusahaan.
2.
Pelaporan utang perusahaan dalam bentuk selayaknya, sebagaimana diharuskan oleh perjanjian atau persetujuan kredit.
3.
Melalui perencanaan dan pengendalian yang efektif, memelihara suatu struktur keuangan yang sehat, termasuk memelihara hubungan yang wajar antara utang dengan modal sendiri.
4.
Kelanjutan dari kemampuan untuk mendapatkan dana-dana pinjaman yang diperlukan tepat pada waktunya dan dengan beban biaya yang bersaing.
5.
Untuk melaksanakan dan memelihara pengendalian yang membatasi komitmen dalam batas-batas yang ditetapkan dengan baik sehingga pada akhirnya tidak menjadikan utang berlebihan dan sangat memberatkan. Kegiatan yang dilakukan dalam manajemen utang adalah dengan membuat
kartu utang, daftar saldo utang, dan daftar umur utang. Dampak positif dengan adanya manajemen utang ini adalah pihak manajemen dapat mengelola pelaksanaan pembayaran utang dagang dengan lebih baik lagi, sehingga meminimalisir kemungkinan keterlambatan pembayaran utang dagang.
11
Berdasarkan uraian tersebut, pendekatan masalah yang dipergunakan
adalah pendekatan empiris, yaitu pendekatan dari sudut kaidah-kaidah dan
pelaksanaan peraturan yang berlaku di dalam masyarakat, yang dilakukan dengan
cara meneliti data sekunder terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
mengadakan penelitian terhadap data primer yang ada di lapangan. Pendekatan empiris adalah penelitian yang berusaha menghubungkan antara teori yang berlaku dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Mulanya, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab dari timbulnya masalah tersebut. Lalu membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. Mencari penyelesaian dari masalah tersebut untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Gambar 1.1 berikut ini merupakan model kerangka pemikiran dari penelitian ini: Keterlambatan Pembayaran Utang Dagang Utang Dagang merupakan Kewajiban Perusahaan yang Timbul Akibat Adanya Transaksi Pembelian Secara Kredit dan Harus Dibayar Tepat Waktu Perusahaan Harus Memiliki Manajemen Utang yang Baik Manajemen Utang yang Baik dapat Meminimalisir Keterlambatan Pembayaran Utang, Sehingga Kegiatan Perusahaan akan Berjalan Lebih Baik Lagi
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2012
12
1.6.
Metodologi Penelitian
Metode Penelitian 1.6.1.
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode
deskriptif analisis, karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas, rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala hal yang
berkaitan dengan utang dagang, faktor penyebab timbulnya masalah dan proses
penyelesaiannya, untuk kemudian dianalisis, dicari pemecahan masalahnya dan diambil kesimpulan mengenai objek yang diteliti. Dalam analisis ini, unit yang terlibat adalah bagian akuntansi, bagian keuangan dan bagian lainnya yang berhubungan dengan prosedur pengakuan, pencatatan, dan pembayaran utang dagang.
1.6.2. Data Penelitian Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari: 1.6.2.1.Jenis Data Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data Subjek (Self-Report Data) Jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Respon lisan diajukan dengan cara wawancara, sedangkan respon ekspresi diperoleh dari proses observasi yang ditujukan penulis kepada bagian akuntansi dan keuangan.
13
2.
Data Dokumenter (Documentary Data) Jenis data penelitian berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Dalam penelitian ini, data dokumenter
yang dibutuhkan berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, deskripsi
jabatan dan dokumen lainnya yang membantu dalam menganalisis
prosedur pengakuan, pencatatan, dan pembayaran utang dagang.
1.6.2.2.Sumber Data Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Sumber Primer Sumber data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama, yaitu di lokasi objek penelitian. Data primer yang diperoleh penulis dari PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan.
2.
Sumber Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua yang dibutuhkan. Data sekunder diklasifikasikan menjadi: a. Internal data, yaitu data yang tersedia pada sumber data sekunder. b. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Data sekunder tersebut seperti buku, artikel, jurnal ilmiah dan bahan pustaka lainnya yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
14
1.6.2.3.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
penelitian lapangan (field research), yaitu dengan mengadakan penelitian adalah
secara langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian dan mengumpulkan
data serta informasi yang dibutuhkan. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan
berbagai cara, di antaranya:
1.
Observasi Yaitu suatu pengamatan langsung terhadap suatu objek penelitian dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai objek penelitian.
2.
Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dengan memberikan data dan keterangan yang dibutuhkan.
3.
Dokumentasi Yaitu mencari data-data berupa dokumen yang diperlukan seperti kwitansi, faktur, cek, bukti pengeluaran kas dan data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.6.3. Alat Analisis Data Alat analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data kualitatif yaitu serangkaian penulisan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan,
15
menerangkan, serta menginterprestasikan data-data yang diperoleh, kemudian diolah kembali sehingga diharapkan dapat dibahas setelah seluruh gambaran
tersebut diperoleh. Selanjutnya data tersebut dianalisis dan ditelaah secara umum,
lalu dihubungkan dan dibandingkan dengan teori yang berkaitan dengan objek
yang diteliti. Baik mengenai prosedur maupun kebijakan-kebijakan yang diambil rangka penyelesaian masalah. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui dalam penyebab timbulnya permasalahan, untuk selanjutnya dicari penyelesaiannya dan
ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut.
1.7.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kimia Frama (Persero) Tbk. Plant Bandung
khususnya di bagian Akuntansi dan Keuangan yang bertempat di Jl. Padjadjaran No. 29-31, Bandung 40171. Waktu penelitian terhitung mulai bulan April sampai Juni 2012.