BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Alvin Toffler, sebagaimana dikutip oleh Barita Effendi Siregar membagi gelombang kebudayaan manusia pada tiga era yaitu pertanian, industri dan informasi.1 Memasuki gelombang peradaban informasi peran dan posisi informasi dalam masyarakat menjadi sangat penting. Informasi menjadi sarana kehidupan yang dalam jumlah besar bebas berlalu lalang ke tiap rumah. Sekarang ini masyarakat menikmati kelimpahan informasi yang luar biasa. Hal ini terkait dengan makin banyak, beragam dan canggihnya industri media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik yang menawarkan berita dan sensasi.2 Dengan beragamnya industri media, masyarakat mudah memperoleh informasi tentang dunia dari media massa. Menurut McLuhan, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, media massa adalah perpanjangan alat indra manusia. Dengan media massa manusia bisa memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak
1
Barita Effendi Siregar, Antara Nilai Berita dan Mempertahankan Citra Bangsa, dalam Jurnal ISKI, Pers. Indonesia Era Transisi” Remaja Rodakarya, Bandung, 2001, hlm. 78 2 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, LKIS, Yogyakarta,2001, hlm. v 1
2
dialami secara langsung. Media massa datang menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik.3 McQuail sebagaimana dikutip Henry Subiakto menjelaskan bahwa khalayak melihat media massa sebagai jendela yang memungkinkan bagi mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, media juga merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.4 Media massa pada dasarnya adalah media diskusi publik tentang suatu masalah yang melibatkan tiga pihak : wartawan, sumber berita, khalayak. Ketiga pihak itu mendasarkan keterlibatannya pada peran sosial masingmasing dan hubungan di antara mereka terbentuk melalui operasionalisasi wacana yang mereka konstruksi. 5 Media cetak atau media tulisan adalah salah satu bentuk dari media massa, yang diartikan sebagai pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya.6
Dilihat dari perspektif komunikasi media cetak merupakan
channel of mass communication, yakni merupakan saluran (alat, medium)
3
224
4
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.
Drs. Henry Subiakto, MA., Menggagas Sistem Media yang Demokratis untuk Indonesia Baru, dalam Jurnal ISKI, “Pers. Indonesia Era Transisi”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 10 5 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiarsis, Politik Media Mengemas Berita (Habibi dalam Pemberitaan Kompas Merdeka dan Republika), Institut Studi Arus Informasi, Jakarta,1999, hlm. 26 6 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy., MA., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 145
3
yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa yaitu komunikasi yang diarahkan dan ditujukan kepada masyarakat banyak. 7 Surat kabar merupakan salah satu media cetak yang dapat membantu manusia dalam memenuhi dan melayani kebutuhan manusia akan informasi yang diperlukan tersebut. Sebagai salah satu media, surat kabar merupakan sumber informasi dan interpretasi yang mempengaruhi pikiran dan sikap manusia. Disamping itu ia juga alat pembentuk, penghimpun, dan penyalur pendapat umum. 8 Surat kabar dalam medium yang terbatas, tidak menyajikan seluruh realitas sosial. Seperti ungkapan Dennis McQuail yang dikutip Henry Subiakto, media massa merupakan filter yang menyaring dan menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. media memilih isu, informasi, atau bentuk isi sesuai standar pemgelolanya.9 Pemilihan ini juga dipengaruhi misi, visi, nilai atau ideologi yang ingin disampaikan media massa itu kepada masyarakat. Menurut Lippman yang dikutip Junarto Imam Prakoso, suatu surat kabar, ketika mencapai pembacanya adalah hasil serangkaian proses seleksi.10 Surat kabar dalam melaporkan peristiwa atau berita, juga dipengaruhi oleh proses persepsi selektif yang dilakukan wartawan dan editor, yang 7
H. Alamsjah Ratu Perwiranegara, Prospek Media Massa Islam dalam Era Informasi, Jalam Rusjdi Hamka dan Rafik, Islam dan Era Informasi, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1989, hlm. 65 8 F. Rahmady, Perbandingan Sistem Pers, PT Gramedia, Jakarta 1990, hlm. Xvii 9
Drs. Henry Subiakto. MA,. Op. Cit., hlm 11 Junarto Imam Prakoso, “Sikap Netralitas Pers Terhadap Pemerintahan Habibie”, dalam Jurnal ISKI, “Menuju Paradigma Baru Penelitian Komunikasi” Remaja Rosda karya, Bandung, 1999, hlm. 11 10
4
disadari atau tidak berperan dalam menghasilkan judul berita, ukuran huruf untuk judul, penempatan berita di surat kabar (apakah di halaman depan, dalam atau belakang)
yang menandakan penting atau tidaknya berita,
panjang atau pendeknya laporan, komentar mana yang akan ditampilkan dan akan dibuang, yang sedikit banyak akan menunjukkan keberpihakan surat kabar itu sendiri, dan julukan apa yang dipilih surat kabar untuk mempromosikan pihak yang mereka bela atau menyudutkan pihak lain.11 Dedy Mulyana dalam tulisannya Analisis Framing Suatu Pengantar, dalam buku Eriyanto menjelaskan bahwa berita surat kabar merupakan suatu cara untuk menciptakan realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau (kelompok) orang yang dilaporkan. Karena telah melewati proses seleksi dan reproduksi, berita surat kabar merupakan laporan peristiwa yang artifisial atau dibuat, tetapi dapat diklaim sebagai objektif oleh surat kabar itu untuk mencapai tujuan-tujuan ideologis (dan bisnis) surat kabar tersebut. Dengan kata lain, berita surat kabar bukan sekadar menyampaikan, melainkan juga menciptakan makna.12 Hal inilah yang membuat proses pembentukan berita adalah
proses
yang
rumit
dan
banyak
faktor
yang
berpotensi
mempengaruhinya, sehingga akan terjadi pertarungan dalam memaknai realitas. Dalam presentasi media apa yang disajikan pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang beragam.13
11
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, LKIS, Yogyakarta, 2002, hlm. XII 12 Ibid., 13 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKIS, Yogyakarta, 2001, hlm. 7
5
Dalam kaitan itu, penelitian ini mencoba mengetahui format atau bentuk kerangka pemberitaan dan kecenderungan pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir di Surat kabar
Republika. Dalam Penelitian ini Format
diartikan sebagai bentuk framing Pemberitaan , baik dalam bentuk berita, tajuk rencana, dan tulisan ilmiah populer features yang termuat di Surat kabar Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir. Nama Ba’asyir mulai muncul dan menjadi kontroversi ketika Malaysia dan Singapura menyebutkan bahwa gerakan para aktivis Kelompok Militan Malaysia atau Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) dipimpin oleh tokoh-tokoh dari Indonesia, salah satunya adalah Abu Bakar Ba’asyir alias Abdus Samad.14 KMM tuduh mempunyai kaitan dengan Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) yang dituduh mempunyai rencana besar untuk mendirikan negara Pan-Islam di wilayah Asia Tenggara dan terlibat dalam pemboman di Legian Bali, tanggal 12 Oktober 200215 Berdasarkan pengakuan Umar Al-Faruq, Saat diinterogasi Intelijen Amerika Serikat CIA, Al-Faruq diberitakan mengungkapkan berbagai kasus teror bom di Indonesia yang melibatkan Abu Bakar Ba’asyir16. Ba’asyir pun ditahan di Mabes Polri atas tuduhan terlibat dalam kasus pengeboman Natal 2000, rencana pembunuhan Presiden Megawati dan menjadi bagian dari Jaringan Al-Qaidah. 17
14
Idi Subandi Ibrahim, Asep Syamsul M. Romli, Kontroversi Ba’asyir: Jihad Melawan Opini Fitnah Global, Bandung, Nuansa, 2003, hlm. 37. 15 Ibid, hlm 36. 16 Ibid, hlm 48. 17 Ibid, hlm. 38.
6
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana Format Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir di Harian Republika 2. Bagaimana kecenderungan Harian Republika dalam memberitakan Abu Bakar Ba’asyir. C. Tujuan Penulisan Skripsi 1. Untuk mengetahui format pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir di Surat Kabar Republika 2. Untuk mengetahui kecenderungan media cetak yaitu Surat Kabar Republika dalam memberitakan tentang Abu Bakar Ba’asyir D. Kegunaan Hasil Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan di bidang dakwah dan ilmu komunikasi. 2. Secara praktis, penelitian ini dilaksanakan dalam rangka merealisasikan salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Sebagai bahan bagi individu atau instansi yang terkait di dalamnya juga dalam rangka pengembangan penelitian pemberitaan media cetak melalui analisis framing.
7
E. Telaah Pustaka Untuk menghindari kesamaan pembahasan karya orang lain, penulis menampilkan judul skripsi dan Buku hasil penelitian sebagai perbandingan : Format Pemuatan Materi Dakwah di Media Massa (Studi Analisis Harian Suara Merdeka Tahun 1999) Oleh Hidayat Aji Pambudi (1196 070), tahun 2000. Dalam skripsi ini yang menjadi fokus penelitian adalah apakah yang menjadi visi, misi, tujuan dan format Suara Merdeka dalam pemuatan materi dakwah, dimana sampel penelitiannya adalah Suara Merdeka tahun 1999. Format pemuatan materi dakwah di Suara Merdeka berkisar pada dua hal yakni: Bentuk dakwah monologis yaitu bentuk dakwah yang bersifat satu arah, dan tidak ada proses untuk memberikan tanggapan atau Feed back pada dainya . dan Bentuk dakwah Dialogis yaitu bentuk dakwah yang bersifat dua arah, artinya memungkinkan terjadi suatu timbal balik dalam bentuk feed back dari mad’u kepada dai.18 Format Pemberitaan Media Massa Tentang Invasi AS ke Irak (Analisis Framing Surat Kabar Republika Tanggal 20 Maret – 19 April 2003) oleh Sri Susmiati (1199059), tahun 2004.19 pada skripsi ini yang menjadi penekanan penelitiannya adalah pada bagaimana cara pandang dan sikap surat kabar Republika dalam memberitakan invasi AS ke Irak. Selama kurun waktu 20 Maret – 19 April 2003, Republika memberitakan tentang invasi AS ke Irak
18
Hidayat Aji Pambudi, Format Pemuatan Materi Dakwah di Media Massa (Studi Analisis Harian Suara Merdeka Tahun 1999), Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2000, hlm. 96 19 Sri Susmiyati, Format Pemberitaan Media Massa Tentang Invasi AS ke Irak (Analisis Framing Surat Kabar Republika Tanggal 20 Maret – 19 April 2003), Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 2004, hlm. 96.
8
sebanyak 412 item berita. 23 kali diantaranya merupakan headline yang hampir setiap harinya menjadi berita utama dan 285 kali tersaji di rubrikasi khusus. Dengan menggunakan analisis framing penulis menyimpulkan bahwa dalam memuat berita-berita seputar invasi Amerika ke Irak, Republika mempunyai pandangan tersendiri. Republika cenderung mengemas beritanya dalam frame unfavourable terhadap Amerika dan sekutunya. Dalam pandangan Republika tindakan Amerika menyerang Irak diberi penonjolan yang lebih tinggi untuk memperkuat pandangan bahwa penyerangan tersebut tidak beralasan. Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita pers Orde Baru. Yogyakarta Bigraf Publishing, 1999,20 Buku ini mengambarkan sisi-sisi menarik yang di wacanakan oleh Pers Indonesia atas figur yang sarat dengan kontroversi ini. Bahkan mampu mengidentifikasi proses perebutan wacana antara negara yang dikuasai Soeharto dan tentara dengan Bung Karno sebagai institusi, ideologi, dan pemikiranya. Lewat analisis framing penulis menunjukkan bagian-bagian mana yang secara sengaja dimunculkan dari sisi kehidupan dan pemikiran Bung Karno sebagai hal yang sangat signifikan atau sebaliknya, baik untuk tujuan delegitimasi ataupun memperkuat. Penelitian yang mengambil sampel berita Majalah Tempo dan Editor ini menemukan dalam kenyataanya Majalah tersebut lebih memberikan ruang bagi wacana yang menopang keberadaan Bung Karno ketimbang sebaliknya. Dengan kata lain, Media lewat Tempo dan Editor telah berfungsi sebagai arena 20
Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, Yogyakarta, Bigraf Publishing, 1999, hlm. Xv.
9
pengawetan Bung Karno dalam berbagai rautnya-institusi-ideologi-pemikiran dan sekaligus sebagai arena perlawanan terhadap usaha negara untuk mengubur berbagai dimensi Bung Karno di atas. Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis. Politik Media Mengemas Berita, Habibi dalam pemberitaan Kompas, Republika, Merdeka. Jakarta, ISAI, 1999.21 Buku ini merupakan hasil penelitian mengenai Habibi dalam pemberitaan Kompas, Merdeka, Republika. Lima isu yang di pilih sangat kontekstual dengan legitimasi Habibi. Pertama tentang naiknya Habibi dan mundurnya Soeharto (Mei), Kedua tentang konflik PDI di Palu (Agustus), Ketiga, Kontroversi mengenai ide pembentukan Presidium (Oktober), Keempat, tentang Tuduhan Makar atas komunike bersama (November), Kelima, Demonstrasi menentang Habibi (Desember), Semua peristiwa tersebut terjadi di tahun 1998. Sedangkan pada skripsi ini, penulis mengangkat sisi-sisi yang belum pernah dibahas oleh peneliti-peneliti sebelumnya yaitu dengan mengambil penekanan pada format pemberitaan media cetak dengan menggunakan pendekatan analisis framing guna mengetahui bagaimana kecenderungan, penonjolan, maupun frekuensi surat kabar Republika dalam menyajikan berita tentang Abu Bakar Ba' asyir.
21
Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis, Politik Media Mengemas Berita, Jakarta, ISAI, 1999, hlm. 5.
10
F. Ruang Lingkup Dan Pembatasan Istilah 1. Ruang Lingkup Liputan media cetak tentang kontroversi seputar Abu Bakar Ba’asyir menarik untuk dikaji guna melihat posisi dan frame Harian Republika, dalam memberitakan objek berita. Pada penelitian ini penulis mengkaji format atau bentuk framing dan kecenderungan pemberitaan Republika
tentang Abu Bakar Baasyir
yang dimuat pada tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, karena penangkapan Abu Bakar Ba’asyir saat itu mulai berhembus: klimaksnya adalah pengakuan Umar Al-Faruq yang disebut-sebut sebagai pimpinan tertinggi jaringan Al-Qaidah di kawasan Asia Tenggara. Saat diinterogasi CIA, Al-Faruq diberitakan mengungkapkan berbagai kasus teror bom di Indonesia, termasuk upaya pembunuhan Megawati. Al-Faruq menyebut nama Abu Bakar Ba’asyir sebagai aktor dibalik teror bom Natal 2000 dan usaha pembunuhan Megawati.22 Abu Bakar Ba’asyir ditangkap
dan dibawa ke Jakarta untuk
diperiksa saat menjalani perawatan di RS.PKU Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 28 Oktober 2002, Hal ini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat23. Berita yang menjadi objek penelitian adalah yang sebagian besar isi pemberitaanya mengenai Abu Bakar Ba’asyir. Seperti berita berjudul, "Ba' asyir Jadi tersangka", edisi 18 Oktober 2002. "Akhir dari 22 23
Ibid, hlm 48 “Ba’asyir di Bawa Paksa ke Jakarta”, Republika, 29 Oktober 2002, hlm 1.
11
Propaganda Superman", edisi 20 Oktober 2002. "Pertemukan Ba' asyir dengan Al-Faruq", edisi 22 Oktober 2002. "Kita Dizalimi Bangsa Sendiri", edisi 29 Oktober 2002. Ada 48 item berita yang dianggap layak untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan framing. Dari 48 item berita tersebut ada dua berita berbentuk tulisan ilmiah populer (artikel), satu berita wawancara dengan Abu Bakar Ba’asyir, dua tajuk rencana, empat berita berbentuk tulisan features, tiga berita berbentuk pendapat para tokoh (galeri pendapat). Tema yang dibahas dalam pemberitaan harian Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir yaitu, 22 masalah Politik, 12 masalah Sosial, 13 masalah Hukum, 1 masalah Agama 2. Pembatasan Istilah Untuk memberi gambaran yang jelas serta menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekacauan dalam pembahasan maka akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut : -
Pemberitaan : proses, perbuatan, cara memberitakan (melaporkan, memaklumkan), jadi pemberitaan disini dapat diartikan sebagai proses atau cara memuat berita dalam surat berita. 24
- Media Cetak berarti : media massa atau penerbitan pers yang dicetak, seperti surat kabar, majalah, poster, pamflet, iklan, dll.
25
Dalam
Penelitian ini menggunakan media cetak Surat kabar Republika.
24
669
25
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm.
Kurniawan Junaidi, Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hlm. 162
12
- Abu Bakar Ba’asyir adalah salah satu pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo Jateng pada tahun 1974. beliau dilahirkan di Mojoagung Jombang pada 18 Dzulhijjah 1359 H (1938 M).26 Dalam kongres Mujahidin I, Pada tanggal 5-7 Agustus 2000, di Yogyakarta, Abu Bakar Ba’asyir ditetapkan menjadi ketua Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) Sekaligus menjadi Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). 27 -
Republika adalah surat kabar yang diperkenalkan pada bulan Januari 1993. Harian ini dibangun ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa yang dikepalai oleh Bangsa.28
BJ.
Habibie yang sekaligus pemilik
PT.
Abdi
Republika mendefinisikan dirinya sebagai Koran Islam,
yang mencoba menghadirkan pemberitaan dalam perspektif yang Islami.29 -
Studi : kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah.30
G. Metodologi Penelitian Metode adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena suatu aktifitas akan berjalan sebagaimana tujuan semula apabila menggunakan metode yang tepat. 31
26
Fauzan al-Anshori, Saya Teroris Sebuah Pledoi, PN Republika,Jakarta, 2002, hlm. 35 Irfan Suryahardi Awwas, Dakwah dan Jihad Abu Bakar Basyir, Wihdah Press: Yogyakarta, 2003, hlm. 53 28 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis, Op.Cit, hlm. 7. 29 Junarto Imam Prakoso, Op. Cit., hlm. 117 30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 860 31 Hadi Sutrisno, Metodologi Researt, Jilid I, Andi offset, Yogyakarta, 1990, hlm. 42 27
13
1. Jenis Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui format atau bentuk framing dan kecenderungan Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir baik berupa berita, tajuk rencana, dan Tulisan ilmiah Populer Features yang termuat di Surat kabar Republika Pada kurun waktu 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002. Bagaimana
surat kabar yang mendefinisikan dirinya
sebagai koran Islam tersebut memaknai dan membingkai peristiwa (informasi)
baik berupa berita, tajuk rencana, tulisan ilmiah populer
Features yang berkaitan dengan Abu Bakar Ba’asyir. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam sewajarnya atau sebagaimana adanya yang tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.32 Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara dari kuantifikasi. 33 Penelitian kualitatif juga digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami.34 Penelitian ini menggunakan pendekatan framing, untuk mengetahui apa yang ada 32
H. Hadari Nawawi, H. Mimi Martini. Penelitian Terapan, Gajahmada University Press, Yogyakarta, 1996. hlm. 174 33 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Terjemahan. HM. Junaidi Ghony, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Bina Ilmu, 1997, hlm. 11 34 Ibid., hlm. 13
14
dibalik sebuah teks berita atau melihat realitas lain dibalik wacana media massa. Analisis framing yang digunakan dalam skripsi ini dikembangkan dari Pan and Kosicki dan Teun A.Van Dijk, yang berasumsi setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.35 Dalam pendekatan ini susunan berita dapat dilihat melalui perangkat utama, Pertama struktur sintaksis, ini berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Melalui struktur sintaksis ini dapat diamati pemberitaan harian Republika tentang Abu Bakar Ba' asyir melalui bagan berita lead, latar, headline, atau kutipan yang diambil. Kedua, struktur skrip. Ini berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, unsur tematik. Metode ini berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Keempat struktur retoris yang berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafis, yang tidak hanya dipakai untuk mendukung berita melainkan memberi arti tertentu. Dari keempat struktur tersebut merupakan rangkaian yang mampu
35
Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Susdiansis, Op.Cit, hlm. 25
15
menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan, kecondongan wartawan dalam memahami peristiwa dapat dicermati dari keempat struktur ini.36 2. Sumber Data Dalam meninjau framing harian Republika, penulis menerapkan salah satu versi dari analisis wacana yaitu analisis framing. Dimana studi lapangan berita merupakan salah satu tugas utama penelitian (riset) analisis wacana media. Dengan demikian maka data utama (primer) dalam penelitian ini berupa teks berita yang berhubungan dengan tema permasalahan yaitu tentang Abu Bakar Ba’asyir yang diangkat oleh Republika. Data ini dikumpulkan sendiri oleh penulis dalam proses observasi. Yaitu pengamatan terhadap pemberitaan harian Republika tentang Abu Bakar Ba' asyir yang terbit pada kurun waktu satu bulan yaitu tanggal 1 Oktober – 31 Oktober 2002. selama rentang waktu ini terdapat sebanyak 48 item berita tentang Abu Bakar Ba' asyir. Namun dalam melakukan penelitian (riset) wacana senantiasa dibutuhkan data sekunder berupa sumber-sumber tertulis lain dari bukubuku, majalah ilmiah, jurnal atau laporan-laporan yang relevan dengan objek
kajian.
Data
sekunder
kontekstualisasi isi teks berita.
36
Ibid, hlm. 29.
ini
diperlukan
untuk
menjelaskan
16
3. Populasi Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian populasi yaitu meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.37 Populasi ini digunakan untuk meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian dimana dalam hal ini penulis maksudkan untuk meneliti harian Republika
secara
keseluruhan pada tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, dimana pada tanggal tersebut terjadi beberapa peristiwa yang berkaitan dengan Abu Bakar Ba’asyir. Dalam penelitian ini Surat kabar Republika dipilih sebagai studi kasus karena keunikan latar belakang sosial historis kemunculanya yaitu; . Harian
ini
mendefinisikan
dirinya
sebagai
koran
Islam,
yang
menghadirkan Pemberitaan dalam perspektif yang Islami.38 Menurut David T. Hill yang dikutip Junarto Imam Prakoso, Harian Republika mengesankan membawa aspirasi mayoritas jurnalis serta Intelektual Islam yang Liberal dan Sekuler dalam mengangkat isu maupun peristiwa, secara ideologis ia menginformasikan nilai-nilai Islam.39 Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir baik berupa berita, tajuk rencana, tulisan ilmiah populer features di Surat kabar Republika tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, menjadi objek kajian dalam penelitian ini. 37
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,1998, hlm. 115 38 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis. Loc .Cit. 39 Junarto Imam Prakoso, Op.Cit. hlm 117.
17
4. Metode Pengumpulan Data Untuk
mengumpulkan
data
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan metode dokumentasi. Dalam hal ini digunakan untuk mengetahui terbitan Harian Republika tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002. yang didalamnya termuat pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.40 Variabel dalam penelitian ini adalah pemberitaan Surat kabar Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir baik berupa berita, tajuk rencana, tulisan ilmiah populer features. 5. Metode Analisis Data Metode yang akan digunakan penulis dalam menganalisis data adalah: a. Metode Induktif Metode induktif adalah berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa yang konkret kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan konkret itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.41 Dalam penelitian ini penulis akan mengambil kesimpulan berdasarkan pemberitaan-pemberitaan pada
40 41
42
Ibid., hlm. 236 Sutrisno Hadi, Metode Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983, hlm.
18
surat kabar Republika, setelah itu menarik kesimpulan yang bersifat umum. b. Metode Indeksikalitas Merupakan sebuah analisis yang mendasarkan pada pencarian makna dari kata-kata dalam teks atau dapat dikatakan sebagai pemaknaan secara definitif. Secara definitif indeksikalitas adalah keterkaitan makna kata, perilaku dan lainnya pada konteksnya.42 Metode ini akan penulis gunakan untuk mencari makna-makna yang tersirat maupun tersurat dalam pemberitaan surat kabar tersebut, sehingga penulis bisa menarik kesimpulan dan makna yang tepat dari pokok pemberitaan. c. Metode Analisis Framing Merupakan suatu metode penelitian yang mencoba mengungkapkan rahasia perbedaan maupun pertentangan media dalam mengungkapkan fakta.43 Framing adalah studi mengenai konstruksi pesan, yang digunakan
untuk
melihat
bagaimana
kecenderungan
media
mengkonstruksi dan membingkai pesan.44 Dan pada skripsi ini berusaha mengetahui sikap atau kecenderungan harian Republika dalam memberitakan Abu Bakar Ba’asyir. Menurut Louis Thustone sikap merupakan derajat afektif positif atau afektif negatif terhadap suatu objek, sementara menurut pandangan L. Berkowitz, sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau 42
Noeng Muhadjir , Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1996, hlm 106. 43 Eriyanto, Op.Cit, hlm. 52 44 Eriyanto,Ibid., hlm 291.
19
Favourable maupun perasaan tidak mendukung, atau tidak memihak Unfavourable.45 Adapun
operasionalisasi
konsep
sikap
Favourable,
Unfavourable, ataupun Netral dari sebuah berita dalam skripsi ini adalah sebagaimana berikut : Favourable jika sebuah berita mengutip satu atau lebih narasumber yang mempunyai afeksi positif tanpa memasukkan narasumber lain yang mempunyai afeksi negatif terhadap permasalahan Abu Bakar Ba’asyir,46 atau memasukkan kedua narasumber yang mempunyai afeksi positif dan negatif namun berita
lebih
diarahkan
atau
membenarkan
narasumber
yang
berpandangan positif terhadap Abu Bakar Ba’asyir. Menekankan bagian berita tertentu dengan pilihan kata, idiom, grafis, yang tidak hanya dipakai sebagai pendukung berita melainkan memberi arti tertentu yang menguntungkan salah satu pihak. Yaitu Abu Bakar Ba’asyir dan meminimalisir pihak lain. Sedangkan Unfavourable adalah jika sebuah berita mengutip satu atau lebih narasumber yang mempunyai afeksi negatif tanpa memasukkan narasumber yang mempunyai afeksi positif.47 Meskipun mengutip pendapat narasumber yang berpandangan negatif namun berita diarahkan untuk tidak mendukung pendapat tersebut. Porsi opini narasumber yang dikutip dijadikan judul, diletakkan pada lead, serta terlalu besarnya porsi opini
45
Junarto Imam Prakoso, Op.Cit., hlm 118 Ibid, hlm 119 47 Ibid., 46
20
dalam tubuh berita. Pendapat yang memojokkan Ba’asyir tidak mendapat dukungan dalam berita. Dipandang netral jika memasukkan kedua narasumber yang mempunyai afeksi positif dan negatif, tanpa memandang perbandingan jumlah narasumber yang berbeda tersebut. Selain terdapat indikator non-evaluatif, memisahkan fakta dengan opini serta indikator nonsensasional, sesuai dengan judul, isi, akses yang sama dan berimbang. penyajian berimbang sisi negatif dan positif.48 jadi berita dianggap Favourable jika isi berita menguntungkan Abu Bakar Ba’ayir. Sebaliknya
Unfavourable
jika
pendapat
narasumber
yang
berpandangan negatif terhadap Abu Bakar Ba’asyir tidak mendapat dukungan dalam berita. Dari 48 item berita yang tersaji terdapat 44 item berita Favourable (91,6)%, 2 item berita netral (4,16)% dan 2 item berita Unfavourable (4,16)%. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih di ingat, untuk membuat interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.49 Ada dua aspek dalam framing. Pertama, Bagaimana peristiwa dimaknai, ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana 48 49
Joko Tri Haryanto, Profesionalisme Menuju Jurnalisme Baru, makalah hlm 1 Alek Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 162
21
yang tidak diliput. apa yang dipilih dan apa yang dibuang, bagian mana yang ditekankan dalam realitas ? bagian mana dari realitas yang diberitakan dan bagian mana yang tidak diberitakan ?.50 Kedua, Bagaimana fakta itu ditulis. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa, dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa, dan sebagainya. Bagaimana fakta yang sudah dipilih tersebut ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu; penempatan yang mencolok (menempatkan pada headline depan atau bagian belakang), pengulangan, pemakaian grafis, untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,
pemakaian label tertentu ketika mengambarkan orang
atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, pemakaian kata yang mencolok, gambar, dan sebagainya.51 Jadi framing adalah upaya media untuk menonjolkan pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa, dengan cara mengunakan seperangkat wacana: kata, kalimat, latar, lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik, pemilihan narasumber, penempatan atau posisi berita, dan perangkat lain untuk membantu mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat wacana itu dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami bagaimana harian Bakar Ba’asyir. 50 51
Eriyanto,Op.Cit., hlm 69. Ibid., hlm. 70
Republika mengemas pemberitaan tentang Abu
22
H. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar penelitian ini terbagi dalam 5 pokok pikiran yang masing-masing termuat dalam bab yang berbeda-beda. Secara rinci masingmasing bab akan mambahas tentang hal sebagai berikut : Bab Pertama : Adalah Pendahuluan, yang belakang
masalah
yang
membahas tentang latar
menggambarkan
dasar-dasar
pemikiran mengapa penelitian ini mengambil tema tersebut, lalu membahas pokok permasalahan, tujuan penelitian, telaah pustaka, signifikasi penelitian, ruang lingkup dan pembatasan istilah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab Kedua
: Adalah Landasan Teori, yang membahas
mengenai
pemberitaan media cetak dan dakwah, dalam bab kedua ini terdiri beberapa sub bab. Sub bab pertama, membahas mengenai pemberitaan media cetak dan dakwah, yang akan menjelaskan tentang media cetak yang dijadikan sebagai arena perang simbolik dan bagaimana media cetak mengemas dan menyajikan berita. Sub bab kedua membahas mengenai pengertian dan hukum dakwah, dakwah melalui media cetak. Bab Ketiga
: Menjelaskan tentang biografi Abu Bakar Ba’asyir dan aktivitas dakwahnya, juga membahas tentang latar belakang
23
surat kabar Republika dan gambaran umum pemberitaan surat kabar tersebut tentang Abu Bakar Ba’asyir. Bab Keempat : Adalah analisis data yaitu menganalisis pemberitaan surat kabar Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir. Bagaimana format dan kecenderungan pemberitaan harian tersebut. Dan pemberitaan harian Republika ditinjau dari dakwah Bab Kelima
: Adalah Penutup, yang berisi kesimpulan, saran,
24
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Al-Anshari Fauzan, Saya Teroris Sebuah Pledoi, PN. Republika, Jakarta, 2002 Agus sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, Yogyakarta, Bigraf Publishing,1990. Dedy Djamaluddin Malik, “Dari Kontruksi ke Dekontruksi, Refleksi atas Pemberitaan Televisi Kita”, Dalam Jurnal ISKI, Pres Indonesia Era Transiri, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001. Dja’far Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985. Don Michael Flournoy, Analisa Isi Surat Kabar Indonesia, penerjemah Akhmadsyah Naina, Gajar Mada University Press, Yogyakarta, 1989. Eriyanto, Analisis Framing ‘Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,Yogyakarta, LKIS, 2002. Eriyanto, Analisis Wacana,Yogyakarta, LKIS, 2001. F. Rachmadi , Perbandingan Sistem Pers, PT Gramedia, Jakarta, , 1990 Hadi, Sutrisno, Prof. Drs., MA., Metodologi Penelitian Research, Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta, 1990. Idi Subandy Ibrahim, Asep Syamsul M. Romli, Kontroversi Baa’syir, Jihad Melawan Opinin ‘Fitnah’, Global, Nuansa, Bandung, 2003.
25
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001. Junarto Imam Prakoso, Sikap Netralitas Pers Terhadap Pemerintahan Habibie, dalam Jurnal ISKI “Menuju Paradigma Baru Peneliritan Komunikasi”, Edisi April Rosdakarya., Bandung, 1999. Mukhlis, Format Pemberitaan tentang Islam di Harian Umum Kompas dan Republika, dalam Jurnal Penelitian Walisongo, Lembaga Penelitian IAIN Walisongo Semarang, Edisi 19, 2002. Nugroho Bimo, Eriyanto, Surdiasis Frans, Politik
Media Mengemas Berita
(Habibie dalam Pemberitaan Kompas dan Republika), Institut Studi Arus Informasi,, Jakarta,1999 Nuruddin, Komunikasi Massa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003. Poerwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1982. Reed H. Black dan Edwin O. Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi, Penerjemah Hasan Bahanan, Papyrus, Surabaya, 2003. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Rineka Cipta, Jakarta, 1998., Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung, 2001 Irfan Suryahardi Awwas, Dakwah dan jihad Abu bakar baasyir, Wihdah press, ,Yogyakarta, 2003
26
Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia pustaka utama, Jakarta, 1991 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Terjemahan H.M. Djunaedi Ghony, Dasardasar Penelitian Kualitatif, PT. Bina ilmu, Surabaya,1997.
27
PEMBERITAAN MEDIA CETAK TENTANG ABU BAKAR BA’ASYIR (Studi terhadap Surat Kabar Republika)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat Dalam Penulisan Skripsi
Oleh :
28
Uswatun Chasanah NIM. : 1199048
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2003 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Telaah Pustaka F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Istilah G. Metodologi Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II
FRAMING DAN PEMBERITAAN MEDIA CETAK A. Framing
Suatu
Pendekatan
Fenomena Komunikasi 1. Pengertian Analisis Framing 2. Model Framing
Multidisipliner
Menganalisis
29
3. Konsep Framing sebagai Fenomena Konstruksionis B. Pemberitaan Media Cetak 1. Media cetak sebagai Arena Perang Simbolik 2. Bagaimana Media cetak Mengemas dan Menyajikan Berita BAB III
BIOGRAFI ABU BAKAR BA’ASYIR DAN PEMBERITAAN SURAT KABAR TENTANG ABU BAKAR BA’ASYIR A. Biografi Abu Bakar Ba’asyir 1. Sekilas Tentang Abu Bakar Ba’asyir 2. Aktivitas Dakwah Abu Bakar Ba’asyir B. Pemberitaan Surat Kabar tentang Abu Bakar Ba’asyir 1. Latar Belakang Surat Kabar Republika 2. Pemberitaan Surat Kabar Republika Tentang Abu Bakar Ba’asyir
BAB IV
ANALISA A. Format Pemberitaan B. Kecenderungan Pemberitaan
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup