BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era global seperti saat ini perusahaan diharuskan untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses produksinya agar dapat meningkatkan daya saing di pasaran, persaingan di dunia global saat ini tidak hanya menuntut perusahaan untuk memproduksi barang sebanyak-banyaknya namun diharuskan memiliki barang yang berkualitas dan mempunyai nilai jual tinggi yang mampu bersaing di wilayah lokal maupun internasional. Untuk itu perusahaan harus tepat dalam memperhitungkan biaya produksinya. Apabila perhitungan harga pokok produksi kurang tepat maka yang akan terjadi harga barang yang di produksi bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk memperhitungkan harga pokok produksi yang sesuai dengan biayabiaya yang dikeluarkan dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas yang terjadi. Menurut Witjaksono (2006) aktivitas adalah suatu kelompok kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi atau suatu proses kerja. Misalnya kegiatan memproses pembuatan lemari dua pintu . Dalam memperhitungkan harga pokok produksi dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dapat menggunakan metode Activity Based Costing System. Menurut Raibon dan Kinney(2009: 150) Activity Based Costing system adalah sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas organisasi dan pengumpulan biaya-biaya berdsarkan sifat pokok yang masih mendasari tingkat
1
2
beberapa overhead yang telah ditetapkan kemudian dihitung menggunakan berbagai macam pemicu biaya dalam aktivitas suatu organisasi. Namun kenyataanya masih banyak perusahaan yang perhitungan harga pokok produksi nya kurang tepat, sehingga belum efesien untuk menentukan harga jual suatu produk yang pada akhirnya berdampak pada laba perusahaan yang cenderung mengakibatkan kerugian. Terdapat metode yang cocok untuk menentukan secara detail dalam menetapkan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi untuk menentukan harga pokok produksi setiap unit produk, yaitu metode Activity Based Costing System. Hasil Penelitian Sumilat (2013), tentang Penentuan Harga Pokok Penjualan Kamar Menggunakan Activity Based Costing Pada RSU Pancaran Kasih GMIM, menunjukkan bahwa hasil perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan Activity Based Costing System, apabila dibandingkan dengan tarif rawat inap yang digunakan oleh rumah sakit saat ini terlihat bahwa untuk kelas VVIP dan kelas VIP memberikan hasil yang lebih kecil, sedangkan kelas I, II, dan III, memberikan hasil yang lebih besar, pebedaan tarif yang terjadi karena pembebanan biaya Cost Driver pada masing-masing produk. Hasil Penelitian Widjajanti (2009), tentang Evaluasi penerapan Activity Based Costing System sebagai alternatif sistem biaya tradisional dalam penentuan harga pokok produksi (studi kasus pada perusahaan meubel PT. Nilas Wahana Antika Sukoharjo), menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada PT. Nilas Wahana Antika dihitung berdasarkan metode harga
3
pokok pesanan. Harga pokok produksi tersebut dihitung dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hasil Penelitian Rahmaji (2013), tentang Penerapan Activity Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi PT. Celebes Mina Pratama, menunjukkan bahwa Activity Based Costing System apabila di bandingkan dengan metode tradisional maka memberikan hasil yang lebih besar. Dalam kegiatan produksi Usaha meubel UD. Cahaya Jati Pasuruan memproduksi jenis output yang dikeluarkan yaitu jenis barang jadi yang di produksi mulai dari proses awal hingga barang jadi atau barang siap dijual. Menurut fakta yang terjadi di lapangan usaha meubel UD. Cahaya Jati Pasuruan masih menggunakan sistem penetapan perhitungan menurut perusahaan. Pada dasarnya biaya-biaya yang dihitung perusahaan mempunyai tingkat keakuratan yang masih kurang baik untuk menghitung harga pokok produksi suatu produk, terlebih lagi untuk produk meubel yang ada pada UD. Cahaya Jati Pasuruan yang memproduksi jenis produk meubel yang berbeda beda. Perhitungan harga pokok produksi meubel UD. Cahaya Jati Pasuruan terdapat ketidak tepatan karena, menurut teori yang ada bahwa perhitungan yang di tetapkan perusahaan kurang baik digunakan untuk menghitung harga pokok produksi pada usaha yang menghasilkan output yang sejenis, sedangkan meubel UD. Cahaya Jati Pasuruan membuat lemari 2 pintu yaitu dari proses awal hingga barang jadi sehingga, dalam menentukan harga pokok produksi tidak sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, hal ini akan menyebabkan harga jual produk tidak sama dengan biaya yang dikeluarkan.
4
Obyek penelitian ini adalah UD. Cahaya Jati Pasuruan. Karena, UD. Cahaya Jati Pasuruan, dalam produksinya ada beberapa kegiatan yang memunculkan adanya biaya (cost driver), dari aktivitasnya adalah pengumpulan bahan baku(kayu), perencanaan untuk pembuatan lemari 2 pintu, pemotongan menurut ukuran untuk membuat lemari 2 pintu, pengeringan bahan baku(kayu) agar kayu menjadi lebih keras dan mudah untuk di rakit dan juga ketahanan kayu agar tidak mudah pecah saat di paku sebagai proses untuk menjadi barang jadi, penghalusan kayu sebelum di rakit agar tekstur lebih mudah untuk di pasang, selanjutnya pemasangan komponen dari setiap potongan kayu untuk menjadi lemari 2 pintu dari penghalusan setiap komponen kayu tadi, tahap selanjutnya pengecetan lemari, dan lemari pun jadi dan siap untuk di jual. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Analisis penerapan metode Activity Based Costing System terhadap penentuan harga pokok produksi pada UD. Cahaya Jati Pasuruan”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1. Bagaimana penentuaan harga pokok produksi pada lemari 2 pintu pada UD. Cahaya Jati Pasuruan? 2. Bagaimana menerapkan metode Activity Based Costing System pada perhitungan harga pokok produksi lemari 2 pintu pada UD. Cahaya Jati Pasuruan?
5
1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis ingin memberikan batasan-batasan masalah yaitu, produk yang di analisis adalah lemari 2 pintu pada UD. Cahaya Jati Pasuruan, dengan data tahun 2015. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis penentuan harga pokok produksi untuk produk lemari 2 pintu pada UD. Cahaya Jati Pasuruan. 2. Untuk Menerapkan metode Activity Based Costing System pada perhitungan harga pokok produksi lemari 2 pintu pada UD. Cahaya Jati Pasuruan. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini perusahaan dapat menggunakan metode Activity Based Costing System sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan menentukan harga pokok produksi yang optimal, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya dan berguna menambah wawasan terhadap penentuan harga pokok produksi pada setiap obyek yang ingin di teliti.