BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan
dapat
memberikan
nilai
tambah
berupa
peningkatan
kualitas,
kesejahteraan dan martabat manusia. Aktifitas fisik dapat memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seperti psikologis, sosial, ekonomi, budaya, politik dan fungsi biologis. Terhadap fungsi biologis Aktifitas fisik merupakan modulator dengan spektrum pengaruh yang luas dan dapat terjadi pada berbagai tingkat fungsi.. Latihan fisik yang teratur bila dilakukan sebagai bagian dari gaya hidup sehat akan banyak bermanfaat untuk kesehatan dan dapat mengurangi resiko penyakit kardiovascular, osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya. Dalam hal ini salah satu mekanisme yang ikut berperan adalah berkurangnnya jaringan lemak, perubahann profil lipid, hormonal dan peningkatan
fungsi dari
mitokhondria. Latihan fisik dapat juga akan meningkatkan fungsi dari otot – otot, mempertahankan massa otot serta memperbaiki sistem adaptasi kardiovaskular . Latihan fisik juga dapat menimbulkan atau memicu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan antioksidan tubuh, yang disebut sebagai stres oksidatif (Leewenburgh dan Heinecke, 2001). Menurut Ji (1999), selama latihan fisik maksimal, konsumsi oksigen didalam tubuh dapat meningkat sampai 1 Universitas Sumatera Utara
20 kali. Sedangkan konsumsi oksigen oleh serabut otot diperkirakan meningkat sampai 100 kali lipat. Peningkatan konsumsi oksigen inilah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan sel. Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi antioksidan system pertahanan selular (Agarwa et al.,2005, Evas 2000, Helliwell and whiteman, 2004), sehingga terjadi kerusakan membran sel (Singh, 1992) sel-sel otot (Witt et al.,1992) termasuk sel otak dan hati (Barbosa et.al., 2009). Pada laki-laki, stres oksidatif diduga merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan menurunkan produksi testosteron. Peningkatan Nitric Oxide (NO) yang sering dikaitkan dengan peningkatan Lipid peroksidase pada berbagai jenis stres. Kemudian juga menyebabkan penurunan sekresi testosteron (Turner et al., 2008). Untuk mencegah ataupun memperbaiki kerusakan sel tersebut, maka tubuh mempunyai sistem pertahanan antioksidan. Sistem pertahanan tubuh
terhadap radikal bebas meliputi komponen
antioksidan endogen seperti superoxide dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPX), dan katalase, dapat menghilangkan radikal bebas secara enzimatik dan antioksidan eksogen, yang besarnya tergantung pada masukan diet. Meskipun tubuh secara alamiah dapat mengatasi peningkatan radikal bebas akan tetapi pada kondisi tertentu misalnya latihan fisik yang berat, antioksidan endogen kurang mencukupi, sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luar. Ada indikasi bahwa tocopherol mampu mengatasi stres oksidatif akibat latihan fisik. Efek antioksidan dari tocopherol dapat menguntungkan bagi tubuh, 2 Universitas Sumatera Utara
terutama dengan tujuan mencegah atau mengatasi stes oksidatif akibat latihan fisik maksimal. Tocopherol dapat mencegah dampak buruk litihan fisik maksimal dengan cara mengikat atau menangkap senyawa oksigen reaktif yang dihasilkan selama latihan fisik. Vitamin E mengendalikan peroksidasi lemak dengan menyumbangkan hydrogen kedalam reaksi, dan menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida, sehingga menghambat reaksi berantai dan bersifat membatasi kerusakan (Haryatmi,2003). Dari uraian diatas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, yaitu apakah setiap pelaku latihan fisik maksimal memerlukan antioksidan berupa tocopherol, apakah terhindar dari stres oksidatif sebagi akibat latihan fisik maksimal apabila mengkonsumsi tocoopherol, apakah stres oksidatif akibat latihan berat maksimal dapat berpengaruh terhadap kadar testosteron, jumlah sperma dan berat testis.
1.2. Perumusan Masalah Apakah aktifitas fisik maksimal dapat mempengaruhi kadar testosteron, jumlah sperma dan berat testis sebagai petunjuk adanya kerusakan sel. Apakah ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap kadar testosteron, jumlah sperma dan berat testis yang mendapat aktifitas fisik maksimal?
1.3.Landasan Teori Latihan fisik maksimal dapat mengakibatkan timbulnya radikal bebas yang lebih besar dari pada sistem antioksidan tubuh sehingga terjadi stres oksidatif. 3 Universitas Sumatera Utara
Stres oksidatif yang dihasilkan dari latihan fisik dapat menyebabkan kerusakan enzym, reseptor protein, membrane lipid, dan DNA. Di dalam otot, mitokhondria merupakan salah satu sumber substansi reaktif seperti superoksida, dan radikal hidroksil. Substansi oksigen reaktif merupakan ancaman terhadap sistem pertahanan antioksidan selluler dan meningkatkan kerentanan jaringan terhadap kerusakan oksidatif (leewenburgh & Heinecke, 2001). Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul yang tidak mempunyai pasangan elektron (Cuzzocrea et al., 2001). Radikal bebas mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di luar orbitnya yang memungkinkan menyerang komponen sel. Selama metabolis oksidatif, sebagian besar oksigen yang dikonsumsi akhirnya akan terikat dengan hidrogen membentuk air. Oleh karena proses ini tidak 100% efektif, 4-5 persen oksigen tidak secara komplet tereduksi dan membentuk radikal bebas, yang pada gilirannya membentuk produksi oksigen yang berbahaya. Jika radikal bebas menyerang membran sel, suatu reaksi berantai yang disebut peroksidasi lipid menyebabkan kerusakan sel. Hal ini kemudian menyebabkan peroksidase lipid meningkat yang berakibat turunnya kadar testostron, jumlah sperma, dan berat testis. Oleh karena vitamin E (tocopherol) bersifat sebagai antioksidan dengan cara ”memakan” radikal bebas dan menghambat peroksidase lipid, maka diharapkan dengan pemberian tocopherol dapat menghambat terjadinya peroksidase lipid yang kemudian mencegah penurunan kadar testosteron jumlah sperma dan berat testis. (Skema 1) 4 Universitas Sumatera Utara
Latihan Fisik
Latihan Fisik Tocopherol
Radikal Bebas
Stress oksidatif
Radikal Bebas
Stress oksidatif
Peroksidase Lipid
Peroksidase Lipid
Kadar Testosteron
Kadar Testosteron
Jumlah Sperma
Jumlah Sperma
Berat Testis
Berat Testis
Skema 1 : Landasan teori Pengaruh Pemberian Tocopherol Terhadap Kadar Testosteron, Jumlah Sperma, Berat Testis Dan Mencit Jantan Dewasa Yang Mendapat latihan Fisik Maksimal
5 Universitas Sumatera Utara
1.4.Tujuan Penelitian. 1.4.1.Tujuan umum Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tocopherol terhadap fungsi testis akibat stres oksidatif yang mendapat latihan fisik maksimal pada Mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) 1.4.2.Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tocopherol terhadap kadar testosteron mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tocopherol terhadap berat testis mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tocopherol terhadap jumlah sperma mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal.
1.5. Hipotesis Ho : a. Tidak ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap kadar testosteron mencit jantan dewasa yang mendapatkan latihan fisik maksimal. b. Tidak ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap peningkatan jumlah sperma mencit jantan dewasa yang mendapatkan latihan fisik maksimal. c. Tidak ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap peningkatan berat testis mencit jantan dewasa yang mendapatkan latihan fisik maksimal. 6 Universitas Sumatera Utara
Ha : a. Ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap peningkatan kadar testosteron mencit jantan dewasa yang mendapatkan latihan fisik maksimal . b. Ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap peningkatan jumlah sperma mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. c. Ada pengaruh pemberian tocopherol terhadap peningkatan berat testis mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal.
1.6. Manfaat Penelitian a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai informasi ilmiah
mengenai
efek tocopherol pada stres oksidatif akibat latihan fisik
maksimal. b. Dapat dipertimbangkan
dalam upaya memberikan dukungan terhadap
pemberian tocopherol untuk mencegah atau mengurangi efek negatif akibat latihan fisik maksimal.
7 Universitas Sumatera Utara