ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Masalah Demokrasi memiliki 4 pilar yang memperkokoh perjalanannya. 4 pilar
tersebut adalah pilar eksekutif, legislatif, yudikatif, dan media. 3 pilar pertama adalah pilar-pilar yang ‘diselenggarakan’ oleh negara. Dalam perjalanannya, warga negara berhak untuk melakukan kontrol terhadap mekanisme pemeritahan yang diselenggarakan oleh negara. Maka terciptalah pilar ke-empat tersebut, yaitu Media. Pilar media merupakan adalah perwujudan dari fungsi kontrol masyarakat terhadap dari jalannya pemerintahan. Media secara ideal merupakan sebuah wadah yang mampu menjadi tempat komunikasi antara negara dengan warga negaranya. Warga negara dengan berbagai bahasanya menyalurkan opini tentang jalannya pemerintahan di dalamnya. Sehingga akan tercipta sebuah pemerintahan yang berjalan secara baik, akuntabel, dan terbuka. Konsep ini dikenal secara luas sebagai adanya ruang publik, sebuah ‘ruang’ tempat terciptanya dialog antara negara dengan warga negaranya. Akan tetapi dalam perjalanannya di Indonesia, media yang semestinya menjadi media komunikasi antara negara dengan warga negaranya, tidak lagi menjadi sebuah wadah yang obyektif dan berpihak pada kebenaran. Hal ini dikarenakan para pemilik media tersebut merupakan orang-orang yang secara politik, memiliki ‘will’ untuk mendapat keuntungan dari media yang dimilikinya. Hal ini tentunya mengaburkan peran dan fungsi media yang sebenarnya. I-1
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Ditengah keadaan ini, para mahasiswa, yang merupakan warga negara kelas menengah dan sering disebut sebagai agen pembaharu (agent of change), mencari jalan lain untuk menyalurkan peran dan fungsinya sebagai agen pembaharu untuk menciptakan sebuah ruang publik baru (tempat komunikasi antara warga negara dengan negara) yang obyektif dan berpihak pada kebenaran. Dan mereka melihat, perkembangan teknologi yang pesat ini merupakan sebuah modal yang menarik untuk menciptakan ruang publik baru tersebut. Maka muncullah situs-situs di Internet yang fokus dalam hal menyediakan informasi tentang negara yang obyektif dan apa adanya. Belum lagi munculnya situs-situs jejaring sosial yang semangat awalnya merupakan tempat untuk bersosialisasi secara ‘virtual’ dimodifikasi untuk dalam menjadi semacam ruang publik baru. Dengan kenyataan itulah, menjadi menarik untuk meniliti sejauh mana kesuksesan pemanfaatan ruang publik tersebut oleh mahasiswa dalam mendukung semangatnya untuk menjadi agent of change.
I.1.1. Perkembangan Jaringan Informasi Online Perkembangan lanjutan dari peradaban manusia adalah munculnya zaman baru, yaitu zaman informasi. Zaman ini menitik beratkan pada pemanfaatan, pengelolaan, dan pendistribusian informasi. Teknologi yang dimiliki manusia tentunya turut serta dalam membawa manusia mencapai zaman ini. Penciptaan internet dan perkembangan-perkembangan untuk memanfaatkan internet adalah contohnya. Perkembangan Internet sebagai salah contoh hasil dari teknologi ternyata membawa banyak perubahan dan konsekuensi yang luar biasa. I-2
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Perkembangan ini ternyata berdampak luas pada tatanan kehidupan sosial dalam masyarakat salah satunya dalam hal bersosialisasi antar sesama manusia. Hal ini dapat dilihat pada munculnya situs-situs jejaring sosial yang marak akhir-akhir ini, seperti Facebook, Friendster, Twitter, Hi5, dan MySpace.
Timeline of the launch dates of many major SNSs and dates when community sites re-launched with SNS features (dalam http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html)
I-3
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Merebaknya situs-situs jejaring sosial ini tak lepas dari sikap dasar manusia yang merupakan mahluk sosial. Kebutuhan akan interaksi sosial menjadi semacam kebutuhan wajib yang harus dipenuhi. Seiring dengan perkembangan teknologi, muncullah situs-situs jejaring sosial yang memfasilitasi dan mempermudah proses interaksi sosial tersebut tanpa harus terikat dengan ruang dan waktu. Munculnya situs-situs jejaring ini ternyata menciptakan euforia pada masyarakat dunia. Mereka menjadi kecanduan menggunakan situs-situs jejaring sosial tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka pengguna situs jejaring sosial hari ini. Menurut Kompas.com, 3 Desember 2009, pengguna Facebook telah mencapai 350 juta orang di seluruh dunia. Sedangkan menurut Antara News, 4 September 2010, pengguna Twitter telah mencapai 145 juta orang di seluruh dunia. Hal ini tentunya luar biasa. Berduyun-duyun masyarakat dunia mendaftarakan diri menjadi anggota ke dalam situs jejaring sosial ini. Mulai dari artis, pejabat, sampai warga negara biasa berlomba-lomba ‘mendaftarkan diri’. Hal ini ternyata juga terjadi di Indonesia. Fenomena meledaknya situssitus jejaring sosial ini. Berduyun-duyun masyarakat Indonesia meregistrasikan diri untuk terdafatar sebagai anggota di dalam situs-situs jejaring sosial ini. Di Indonesia sendiri data yang dapat dicatat menurut okezone.com, 13 November 2009, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 12,2 juta. Merujuk pada www.checkfacebook.com, (diakses pada 24 Oktober 2010) menempatkan Indonesia sebagai negara ke-2 terbesar pengguna Facebook di dunia, dengan total pengguna sebesar 29.363.800. dalam situs itu juga dijelaskan bahwa di Indonesia, I-4
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Online User itu mencapai angka 100%. Fakta ini tentunya mencengangkan. Sebagai salah satu negara yang dapat dikategorikan tidak semua warganya memiliki akses internet, angka 29.363.800 pengguna tentunya mencengangkan. Fakta yang didapat ini tentunya menimbulkan beberapa pertanyaan. Antara lain sejauh mana pemanfaatan situs jejaring sosial tersebut. Hal ini menjadi salah satu hal yang menarik untuk diketahui. Hal ini disebabkan, menurut BPS tidak semua lapisan masyarakat Indonesia memiliki akses untuk menggunakan Internet. Data yang pernah diperoleh oleh BPS, pada Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2005, dari 58,8 persen keluarga nasional, hanya sekitar 2,2 juta penduduk yang memiliki komputer, dan dari jumlah itu hanya 0,6 juta penduduk yang komputernya terhubung pada jaringan Internet (atau dengan kata lain, 27 dari 100 komputer yang dimiliki masyarakat, terhubung ke Internet). Sedangkan menurut data terakhir yang diambil dari www.internetworldstats.com, pengguna Internet di Indonesia, mencapai 30 juta pengguna, dari 243 juta penduduk, pada Juli 2010. Dengan kata lain, hal ini berarti ada sekitar 12,3 %. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 sebagai negara terbesar pengakses internet di Asia. Dikomparasikan dengan data yang diambil pada tahun 2000, terjadi peningkatan sebesar 1400% terhadap jumlah pengguna Internet di Indonesia. Pada perkembangannya kemudian, pemanfaatan situs-situs jejaring sosial tersebut ternyata beragam, dalam artian bergeser dari manfaat-manfaat aslinya. Pergeseran ini terjadi dalam banyak bidang. Salah satu contoh yang cukup fenomenal adalah pemanfaatan YouTube sebagai media kampanye Barrack Obama
dalam
proses
kampanye
pemilihan
presiden
Amerika
Serikat.
I-5
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Pemanfaatan YouTube sebagai media kampanye ini, diakui oleh Barrack Obama dan tim suksesnya, sebagai salah satu penyumbang terbesar dalam kemenangan presiden Afro-Amerika pertama tersebut. Pemanfaatan situs jejaring sosial yang sedemikian besar di Indonesia dan beragam fenomenanya inilah yang mendasari penulis, untuk meneliti seberapa jauh pergeseran ruang gerak opini mahasiswa di lingkungan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga
I.1.2. Opini Publik Jaringan Informasi Dalam munculnya opini publik dalam jaringan informasi dapat kita lihat dalam kasus Prita beberapa saat yang lalu. Seperti kita ketahui bersama, kasus Prita tersebut berawal dari curahan hati seorang pasien Rumah Sakit OMNI bernama Prita Mulyasari yang dia kirim melalui email kepada kerabatnya. Yang terjadi kemudian adalah bahwa kiriman email tersebut membawanya ke penjara karena tuntutan RS OMNI karena merasa Prita Mulyasari melakukan tindak pidana pencemaran nama baik terhadap mereka. Ketika kemudian kasus ini tercium oleh media, muncullah gelombang dukungan terhadap Prita Mulyasari melalui media massa. Ternyata di sisi lain, dukungan terhadap Prita Mulyasari tidak hanya datang melalui media massa semata. Dukungan Prita juga datang melalui cara-cara baru yang revolusioner yaitu melalui situs-situs jaringan sosial dan jaringan informasi online seperti blog dan sejenisnya. Beragam
dukungan
yang muncul dari situs-situs tersebut. Dengan mengatasnamakan keadilan bagi
I-6
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
rakyat kecil, beragam opini masyarakat muncul dalam situs-situs jaringan informasi dan jaringan informasi online lainnya. Kasus
kedua
yang
kemudian
menjadi
fenomenal
adalah
kasus
kriminalisasi pimpinan KPK Bibit Samad Triyanto dan Chandra Hamzah yang terkenal dengan nama Bibit-Chandra. Kasus kriminalisasinya yang fenomenal tersebut ternyata menyulut beragam pendapat dan opini masyarakat di dunia virtual melalui jaringan informasi online tersebut. Gerakan virtual inipun ternyata juga turut mempengaruhi kejadian di dunia nyata. Pemberitaan kasus ini di media massa, baik media cetak atau media elektronik, selalu di ikuti dengan perkembangan gerakan di dunia virtual. Melalui dua paparan kasus diatas membuktikan bahwa dunia maya telah menjadi sebuah ruang gerak opini yang riil. Alur opini yang muncul dalam arus informasi di jaringan informasi itu menunjukkan bahwa jaringan informasi online, melalui situs jejaring sosial dalam hal ini, mampu mempengaruhi keadaan yang berada di dunia nyata. Paparan diatas menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai memanfaatkan dan memaksimalkan peran individu sebagai mahluk politik yakni dengan aktif dan kritis mengontrol jalannya pemerintahan yang diselenggarakan oleh negara. Masyarakat mulai aktif kembali dalam mengeluarkan opini personal dalam kaitannya dengan tindakan control terhadap jalannya pemerintahan. Keaktifan masyarakat dalam kegiatan mengontrol pemerintahan melalui media jaringan informasi online termasuk di dalamnya situs jejaring social dan blog baik blog pribadi maupun kelompok dan forum-forum elektronik itu tanpa disadari menunjukkan adanya fenomena pergeseraran penyampaian opini personal I-7
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
masyarakat dari yang awalnya melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, ke media-media virtual. Hal ini tentunya menjadi sebuah pertanyaan tersendiri bagi peneliti tentang pergeseran penyampaian opini personal masyarakat ini. Opini personal umumnya merupakan sebuah reaksi dari keadaan dan fenomena yang dilihat oleh individu. Dapat pula berupa reaksi dari lingkungan yang dirasakan oleh individu tersebut. Opini personal ini umumnya juga dipengaruhi oleh media massa. Sejarah membuktikan bagaimana peran media massa begitu besar dalam mempengaruhi opini personal seseorang. Salah satu contoh yang cukup baik ada dalam debat calon presiden Amerika Serikat pada tahun 1960 antara John Fitzgerald Kennedy (JFK) dan Richard Nixon.Richard Nixon yang diunggulkan akan memenangi pemilihan Presiden, akan tetapi fakta membuktikan
bahwa
penampilan
JFK
yang
mempesona,
mampu
menghantarkannya menuju kursi Presiden. Cara ini kemudian ditiru dengan cermat oleh calon presiden Amerika Serikat berikutnya. Akan tetapi Barrack Obama memodifikasi cara ini. Barrack Obama membuat sebuah kampanye yang direkam dan kemudian di-upload di situs jejaring
social
YouTube.
Kompas
Online
(http://properti.kompas.com/read/2009/11/25/17113627/Studi.Kasus.New.Wave. Marketing.Kampanye.Obama.Tulisan.Satu.)
menuliskan
bagaimana
strategi
kampanye Barrack Obama melalui YouTube ini sangat membantunya meraih popularitas yang menghantarkannya meraih kursi Presiden Amerika Serikat. Pada proses ini menunjukkan pula adanya pergeseran yang terjadi dalam hal I-8
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mempengaruhi masyarakat. Internet, dengan teknologi Web 2.0-nya, ternyata mampu memberi pengaruh kepada masyarakat disamping juga mampu memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan opini personalnya seperti telah disinggung pada paparan awal. Di Indonesia sendiri, pemanfaatan dunia virtual melalui situs-situs jejaring sosial ini ternyata jamak dilakukan oleh banyak golongan masyarakat. Termasuk juga pemanfaatannya di lingkungan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga. Di lingkungan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga, pemanfaatan situs jejaring sosial sudah menjadi sebuah hal yang biasa. Dan seiring berjalannya waktu, di lingkungan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga, pemanfaatan situs jejaring sosial tidak hanya dipergunakan sebagai media bersosialisasi, tetapi juga menjadi saluran opini bagi mereka.
I.2.
Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada pola pemanfaatan jaringan informasi
untuk mengungkapkan opini mahasiswa, dimana peneliti akan melakukan studi tentang Opini Publik Mahasiswa dalam Jaringan Informasi yang berfokus pada mahasiswa pengguna jaringan informasi di lingkungan FISIP Universitas Airlangga. Sehingga, berlatar dari penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah yang melatarbelakangi mahasiswa FISIP Universitas Airlangga menggunakan jaringan informasi online sebagai alat untuk menyalurkan opini personalnya? I-9
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
I.3.
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui latar belakang memanfaatan jaringan informasi online dalam penyaluran opini di lingkungan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga.
I.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan wacana baru terkait opini
publik dalam ranah virtual yang sebelumnya masih jarang dijadikan sebuah kajian penelitian, sehingga mampu menambah bahan kajian serta dapat menjadi salah satu bahan masukan dalam mengkaji teori tentang opini publik lewat jaringan informasi onlinedan lebih menguatakan teori opini publik kearah kekinian. Selain itu, penelitian ini diharapkan berguna antara :
1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan menambah khazanah penelitian di bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan utamanya pada wilayah pemahaman dan penjelasan tentang masyarakat jaringan.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi pintu gerbang penelitian tentang masyarakat jaringan di masa mendatang. Selain itu penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi untuk menciptakan sebuah ruang publik yang bebas dari intervensi faktor-faktor eksternal sehingga bisa membantu terciptanya iklim demokrasi yang sehat. I-10
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
I.5.
Kerangka Teori
I.5.1. Teori Publik Secara sederhana pengertian publik secara umum adalah sekelompok individu dalam jumlah besar. Sedangkan dari beberapa pakar seperti Emery Bogardus diperoleh beberapa pengertian publik adalah sejumlah orang yang bersatu dalam satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial. Herbert Blumer memaknai publik sebagai sekelompok orang yang : 1. Dihadapkan pada suatu permasalahan 2. Berbagi pendapat mengenai cara pemecahan persoalan tersebut 3. Terlibat dalam diskusi mengenai persoalan itu
I.5.2. Teori Opini Publik Menurut James Bryces dalam “Modern Democracy” opini publik merupakan kumpulan pendapat dari sejumlah orang tentang masalah-masalah yang dapat mempengaruhi atau menarik minat atau perhatian masyarakat didalam suatu daerah tertentu. Secara sederhana opini publik merupakan kegiatan untuk mengungkapkan atau menyampaikan apa yang oleh masyarakat tertentu diyakini, dinilai dan diharapkan oleh seseorang untuk kepentingan mereka dari situasi tertentu (issue diharapkan dapat menguntungkan pribadi atau kelompok).
I-11
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi kategori: penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan; deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik; kajian baik terhadap media komunikasiyang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi. Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek dan situasi tertentu. Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu : 1. Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu secara sendiri-sendiri dan subjektif. 2. Konstruksi sosial. Konstruksi ini terdiri dari : a. Opini kelompok. Opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu. Maka jadilah opini kelompok. b. Opini rakyat Opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan umum atau hasil polling. c. Opini massa yaitu opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus. Inilah yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik.
3. Konstruksi politik. Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum. Inilah opini publik yang dikaji dalam komunikasi politik.
I-12
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
I.5.3. Teori Ruang Publik Reformasi tak lain daripada upaya membuka ruang komunikasi politis dalam masyarakat majemuk. Sementara dalam revolusi bisa saja sistem negara berubah, dalam reformasi sistem negara hukum yang telah ada diradikalkan secara komunikatif. Reformasi tak lain daripada menyingkirkan rintangan komunikasi politis antara sistem politik eksekutif, legislatif, dan yudikatif, dan ruang publik politis. Menurut Habermas, negara hukum modern berciri demokratis jika terjadi komunikasi politis intensif antara ruang publik dan sistem politik. Habermas, berhasil menjelaskan suatu persoalan besar yang dicari para aktivis sosial dan politis di dalam masyarakat kita, yaitu bagaimana menyambungkan aspirasi masyarakat luas, korban, minoritas, dan seterusnya yang diwakili oleh organisasi nonformal dengan sistem politik. Model diskursivitas antara ruang publik dan sistem politik dapat menjelaskan itu. Dalam ruang publik politis, masyarakat sipil melangsungkan diskursus publik dalam berbagai bentuk dan isi. Pluralisme keyakinan dan pendapat ini sering berkontroversi satu sama lain, dari yang memiliki niveau yang rendah sampai yang tinggi. Suara-suara dalam ruang publik politis berciri anarkis dan tak terstruktur. Ruang publik politis adalah lokus baik bagi komunikasi yang manipulatif maupun komunikasi yang tak terbatas. Meski demikian, bukan berarti bahwa suara-suara itu dapat diterima begitu saja sebagai opini publik. Andaikata semua suara memiliki akses dalam proses pengambilan keputusan publik tanpa saringan, kiranya pemerintahan semacam itu tidak hanya buruk, melainkan juga dapat dianggap tak ada (Hardiman 1996). I-13
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam era globalisasi pasar dan informasi dewasa ini, sulitlah membayangkan adanya forum atau panggung komunikasi politis yang bebas dari pengaruh
pasar
ataupun
negara.
Kebanyakan
seminar,
diskusi
publik,
demonstrasi, dan seterusnya didanai, difasilitasi, dan diformat oleh kekuatan finansial besar, entah kuasa bisnis, partai, atau organisasi internasional dan seterusnya. Hampir tak ada lagi lokus yang netral dari pengaruh ekonomi dan politik. Jika demikian, ruang publik politis harus dimengerti secara "normatif" ruang itu berada tidak hanya di dalam forum resmi, melainkan di mana saja warga negara bertemu dan berkumpul mendiskusikan tema yang relevan untuk masyarakat secara bebas dari intervensi kekuatan-kekuatan di luar pertemuan itu. Kita menemukan ruang publik politis, misalnya, dalam gerakan protes, dalam aksi advokasi, dalam forum perjuangan hak-hak asasi manusia, dalam perbincangan politis interaktif di televisi atau radio, dalam percakapan keprihatinan di warungwarung, dan seterusnya. Dalam negara hukum demokratis, ruang publik politis berfungsi sebagai sistem alarm dengan sensor peka yang menjangkau seluruh masyarakat. Pertama, menerima dan merumuskan situasi problem sosial politik. Kedua juga menjadi mediator antara keanekaragaman gaya hidup dan orientasi nilai dalam masyarakat di satu pihak dan sistem politik serta sistem ekonomi di lain pihak. Membayangkan ruang publik politis sebagai struktur intermedier di antara masyarakat, negara, dan ekonomi. Organisasi-organisasi sosial berbasis agama, lembaga swadaya masyarakat, perhimpunan cendekiawan, paguyuban etnis, kelompok solidaritas, gerakan inisiatif warga, dan masih banyak lainnya dalam I-14
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
ruang publik memberikan isyarat problem mereka agar dapat dikelola oleh negara (Hardiman 1996). Analisis Habermas untuk membedakan dua tipe ruang publik politis dalam masyarakat : Tipe pertama, "ruang publik autentik" adalah ruang publik yang terdiri atas proses komunikasi yang diselenggarakan oleh institusi nonformal yang mengorganisasikan dirinya sendiri. Komunikasi di sini terjalin secara horizontal, inklusif, dan diskursif. Para aktor dalam tipe pertama ini berasal dari publik itu sendiri, hidup dari kekuatan mereka sendiri, dan berpartisipasi dalam diseminasi, multiplikasi, dan proteksi ruang publik. Gerakan mahasiswa yang mendorong reformasi adalah contoh tipe pertama ini. Dalam gerakan inilah kita menyaksikan lahirnya ruang publik politis di negeri kita. Para aktor ruang publik autentik memiliki kepekaan atas bahaya-bahaya yang mengancam hak-hak komunikasi kita sebagai warga negara dan menentang setiap
upaya
merepresi
kelompok-kelompok
minoritas
dan
marjinal.
Perkembangan ruang autentik ini akan banyak ditentukan oleh civic courage dan civic friendship yang tumbuh di antara warga negara. Ini tampak, misalnya, dalam keberanian sebuah media menyiarkan, menerbitkan, atau menayangkan berita yang menjadi hak publik untuk mengetahuinya, tetapi menohok kepentingan pemodal ataupun birokrasi: dalam gerakan pemberantasan korupsi misalnya. Multiplikasi aktor ataupun lembaga yang memiliki civic virtues seperti ini merupakan syarat pembentukan ruang publik autentik.
I-15
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Tipe kedua, "ruang publik tak autentik" adalah kekuatan pengaruh atas keputusan para pemilih, konsumen, dan klien untuk memobilisasi loyalitas, daya beli, dan perilaku mereka lewat media massa. Berbeda dari yang pertama, para aktor di sini hanya "memakai" ruang publik yang sudah ada dengan bantuan sumber-sumber dari luar mereka, yakni uang dan kuasa. Partai politik dan asosiasi bisnis dalam masyarakat kita tercakup dalam tipe kedua ini. Ruang publik macam inilah yang dominan di dalam masyarakat yang menjalankan kesehariannya.
I.5.4. Teori Lingkar Kesunyian Teori Lingkar kesunyian atau The Spiral of silence dikemukakan pertama kali oleh Elizabeth Noelle Neumann, seorang mantan jurnalis yang kemudian menjadi profesor emeritus pada salah satu Institut Publisistik di Jerman. Teori Neumann banyak berkaitan dengan kekuatan media yang bisa membentuk opini publik. Satu hal yang menarik adalah selain opini publik yang mayoritas, ada opini yang tersembunyi atau bersifat laten. Opini yang bersifat laten ini berkembang di tingkat bawah yang tersembunyi karena tidak sejalan dengan opini publik mayoritas yang bersifat nyata di permukaan. Opini publik yang tersembunyi di sebut opini yang berada dalam lingkar keheningan atau The Spiral of Silence. Menurut beberapa pengamat, Neumann merumuskan teori ini tidak lepas dari pengalamannya sebagai mantan wartawan di zaman Nazi Jerman, di mana Hitler sangat membenci orang Yahudi sehingga timbul pendapat laten yang tersembunyi di tingkat bawah karena diburu oleh rasa ketakutan. Mengenai hal ini banyak hal yang bisa kita jadikan contoh, ketika I-16
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
pemerintahan Soeharto berlangsung, terutama dekade menjelang kejatuhannya opini publik yang negatif berkembang di tingkat bawah, tetapi opini ini tidak bisa terangkat karena bertentangan dengan opini mayoritas yang ada di masyarakat. Akibatnya muncul banyak humor politik di kalangan masyarakat, misalnya; istilah Toshiba diplesetkan menjadi Tommy, Sigit, dan Bambang, Harmoko diartikan sebagai Hari-hari omong kosong, dan sebagainya. Bahaya opini publik yang di bayang-bayangi oleh fenomena lingkar keheningan seperti ini bisa menjadi bom waktu yang setiap saat bisa meletus dan mengakibatkan chaos. Gerakan reformasi tahun 1998 adalah contoh klimaks dari fenomena lingkar keheningan ini.
I.5.5. Teori Masyarakat Jaringan Manuel Castell menerbitkan tiga volume penelitian dalam era reformasi antara tahun 1996 dan 1998 dan telah banyak memepengaruhi banyak peneliti kotemporer. Puncak dari penelitiannya yang memakan dua puluh lima tahun adalah berbuah pada sebuah karya Magnum Opus dengan dicetak berulang kali. Selain itu juga karyanya yang juga terkenal adalah trilogi yang diterjemahkan di dua puluh bahasa. Castells telah banyak mempertanyakan masalah terkait masyarakat uraban dan memberikan penagruh besar terhadap perencanaan kota sehingga berbuah pada sebuah karya The Information Of City (1989). Dia tidak pernah meninggalkan minatnya akan studi mengenai kota-kota sehingga banyak memebrikan
sumbangsih
pemikiran
yang
lebih
kontemporer
terhadap
perkembangan masyarakat. Tentang kesinambungan atau perubahan, argumen inti I-17
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Castells adalah bahwa “era reformasi” memunculkan masyarakat baru yang telah dilahirkan dan berkembang begitu pesat lewat perkembangan jaringan dan lebih banyak memberikan perhatian terhadap arus informasi. Castells sangat beropsesi dalam hal ini, bahkan dalam pandangannya semua masyarakat telah menggunakan informasi dan kerana itulah istilah “masyarakat informasi” analisis kekinian yang berkaitan erat dengan modernitas. Dalam hal perkembangan yang lebih modern, dia menggunakan serta mengdopsi konsep “informasi kapitalisme” dalam menjelaskan kondisi sekarang ini. baik terkait benda ataupun ataupun kata sifat sangatlah penting disini. Disatu sisi kata sifat memungkinkan dia untuk menarik perhatian terhadap konsep keterbukaan. Proses informatisasi menjadi istilah kunci bagi Castells, mengidentifikasikan “tinadakan pengetahuan pada pengetahuan itu sendiri” sebagai sumber produktifitas masyarakat ekonomi sebagai masyarakat baru. Disisi lain dengan retensi kata benda “kapitalisme” memungkinkan Castells akrab dengan pengamatan
terhadap
bentuk-bentuk
hubungan
ekonomi
(mencari
laba,
kepemilikan swasta, prinsip-prinsip pasar) dapat berhasil menguasai masyarakat. Lewat paradigma yang dia pakai, dia menjelaskan bahwa fleksibilitas denga jangkauan global yang sebelumnya tidak hadir dalam konteks pemahaman kapitalis lama telah berkembang lebih baik atas pengaturan jaringan. Teori masyarakat informasi telah menekankan akan sebuah perubahan yang sistemik dengan membangkitkan sebuah “masyarakat informasi”dan orang mampu berpendapat bahwa kesinambungan dari masa lalu adalah ciri jelas masa kini. Jadi dalam hal ini penekanan kedalaman perubahan dan secara bersamaan I-18
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
menekankan bahwa kapitalisme tetap ada dan bahakan lebih ekspansif dari sebelumnya. Dan pengakuan akan peran kapitalisme yang memainkan peran utama dalam konteks kekinian dan juga meneruskan pandangan mendasar perubahan telah terjadi karena pembentukan “masyarakat jaringan” dan juga jaringan ini adalah syarat dari setiap organisasi di masa depan. Mengenai masyarakat informasi, Castells berpendapat bahwa kita sedang mengalami transformasi menuju suatu informasi umur dengan kharakteristik utamanya adalah penyebaran jaringan yang menghubungkan orang, lembaga dan negara. Ada banyak konsekusensi dari hadirnya perkembangan ini, antara lain dengan memunculkan adanya fragmentasi yang simultan dan juga meningkatkan intergrasi urusan global. Kepedulian Castells dalam mengkaji cara-cara dimana orang mengintegrasikan globalisasi dan proses untuk menilai fragmentasi dan integrasi. Dia menelusuri akar dari informasi pada hingga 1970-an untuk periode dimana terjadi krisi kapitalis dan menandai akhir sesudah terjadinya perang. Hal ini menjadi titik awal dorongan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan kapitalis sebagai perusahaan yang terperangkapdalam resesi dan manghadapi persaingan tajam dari sebelumnya. Sekarang ini, restrukturisasi terjadi bertepatan dengan menculnya istilah dari Castells dengan modus pembangunan sebagai suatu fenomena yang terkait dengan perkembangan informasi dan telekomunikasi. Restrukturisasi kapitalisme kuncinya adalah mengambil teknologi baru yang datang dengan dimanfaatkan untuk kegiatan komersil. Terutama sejak tahun1970an seperti apa yang disebutkan Castells sebagai “informasi kapitalisme” yang tealah memanfaatkan jaringan informasi untuk urusan dari dalam pabrik untuk I-19
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
urusan pemasaran keseluruh dunia. Dalam pergulatanya yang panjang, hal ini mempercepat proses globalisasi sehingga begitu banya masyarakat jaringan dimana aktifitas kapitalis dilakukan secara real time di seluruh dunia dan merupakan sesuatu yangmustahil tanpa teknologi IT yang canggih. Dari sini dapt digembarakan secara jeals bahwa memang konsep tentang masyarakat informasi yang hadir dalam ruang publik berbeda banyak menyumbangkan akselerasi tersendiri dalam proses modernisasi masyarakat menuju masyarakat yang lebih informatif dengan kalkulasi yang lebih rasional.
I.6.
Kerangka Konseptual
I.6.1. Opini Publik Melalui pengertian bahawa opini adalah kegiatan untuk mengungkapkan atau menyampaikan apa yang oleh masyarakat tertentu diyakini, dinilai dan diharapkan oleh seseorang untuk kepentingan mereka dari situasi tertentu, maka dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa opini muncul dari adanya kecenderungan yang kemudian saling brinteraksi dengan citra pesonal seseorang sehingga memunculkan suatu “tanggapan”. Inilah yang kemudian muncul ke permukaan untuk mampu berkembang menjadi sebuah opini yang diamini oleh masyarakat secara massif dan berubah menjadi sebuah opini publik. John Dewey mengajukan sebuah
pandangan
bahwa
tindakan
manusia
mengandung
konsekuensi-
konsekuensi terhadap yang lain. Diantara konsekuensi ini kemudian ada yang dipersepsi untuk mengukuhkan konsekuensi dan mengabaikan yang lain. Dengan
I-20
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
demikian, suatu isu menjadi jika konfliknya menyebabkan isu itu menjangkau keluar dari pihak-pihak yang langsung berurusan. Tahap pertama pempublikasian konflik pribadi ialah munculnya pertikaian yang
berpotensi
menjadi
sebuah
isu;
yang
kedua
adalah
munculnya
kepemimpinan untuk melakukan publikasi. Jika kepemimpinan telah merangsang komunikasi tentang sebuah isu melalui saluran massa, interpersonal, dan organisasi maka tahap ketiga muncul yakni interpretasi personal. Dalamtahap ini peran citra personal sangat berpengaruh terhadap pemebntukan sebuah opini elalui sebuah kecenderungan. Konsep inilah yang menjadi awal mula tentang bagaiaman sebuah opini personal yang mucul ke permukaan mampu menjadi sebuah opini publik. Dan lewat beragam media seperti jaringan informasi onlineyang sekarang ini mudah diakses menjadikan masyarakat melakukan pola pergeseran ruang publik dalam hal aktualisasi opini.
I.6.2. Ruang Publik Menurut Habermas, negara hukum modern berciri demokratis jika terjadi komunikasi politis intensif antara ruang publik dan sistem politik. Habermas, berhasil menjelaskan suatu persoalan besar yang dicari para aktivis sosial dan politis di dalam masyarakat kita, yaitu bagaimana menyambungkan aspirasi masyarakat luas, korban, minoritas, dan seterusnya yang diwakili oleh organisasi nonformal dengan sistem politik. Model diskursivitas antara ruang publik dan sistem politik dapat menjelaskan itu. Dalam ruang publik politis, masyarakat sipil melangsungkan diskursus publik dalam berbagai bentuk dan isi. Pluralisme I-21
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
keyakinan dan pendapat ini sering berkontroversi satu sama lain, dari yang memiliki niveau yang rendah sampai yang tinggi. Suara-suara dalam ruang publik politis berciri anarkis dan tak terstruktur. Ruang publik politis adalah fokus baik bagi komunikasi yang manipulatif maupun komunikasi yang tak terbatas. Meski demikian, bukan berarti bahwa suara-suara itu dapat diterima begitu saja sebagai opini publik. Andaikata semua suara memiliki akses dalam proses pengambilan keputusan publik tanpa saringan, kiranya pemerintahan semacam itu tidak hanya buruk, melainkan juga dapat dianggap tak ada (Hardiman 1996). Melihat dari bagaimana media baru yang hadir dalam lingkup sosial kita akan menjadi saluran opini ternyata banyak mengandung nilai aspiratif dari masyarakat. Kembali pada bagaimana jaringan informasi onlinemenjadi sebuah ruang baru yang begitu mudah diakses oleh masyarakat mampu menciptakan kondisi dimana berbagai aktualisasi pendapat. Menjadi sangat menarik saat opini personal
dalam
jaringan
informasi
onlinemampu
menggalang
sebuah
kesepahaman yang bermula dari fenomena menarik yang ada di masyarakat nyata manjadi sebuah opini publik. Dalam kehidupan demokrasi, ketika kebebasan hakhak sipil mulai diakui secara penuh dapat meberikan ruang gerak tersendiri dalam mewujudkan sebuah kebebasan pandangan dengan penggalangan lewat jaringan informasi onlineyang tentunya diawali berbagai opini yang dikemukakam media massa di dunia nyata secara masive. Hal ini merupakan efek dari gejala modernitas dimana berbagai pihak mampi menembus ruang dan waktu dengan tempo yang berbeda. Inilah kemudian yang menjadi menarik bagi peniliti untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana sebuah fenomena dalam dunia nyata I-22
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mampu menstimulasi opini dalam jaringan informasi onlineseperti kasus yang dialami dua orang petinggi KPK Bibit dan Chandra yang mendapat dukungan dari facebook atas pembebasan terkait kasus yang dialaminya.
I.6.3. Masyarakat Jaringan Castells telah banyak mempertanyakan masalah terkait masyarakat uraban dan memberikan penagruh besar terhadap perencanaan kota sehingga berbuah pada sebuah karya The Information Of City (1989). Dia tidak pernah meninggalkan minatnya akan studi mengenai kota-kota sehingga banyak memebrikan sumbangsih pemikiran yang lebih kontemporer terhadap perkembangan masyarakat. Tentang kesinambungan atau perubahan, argumen inti Castells adalah bahwa “era reformasi” memunculkan masyarakat baru yang telah dilahirkan dan berkembang begitu pesat lewat perkembangan jaringan dan lebih banyak memberikan perhatian terhadap arus informasi. Castells sangat beropsesi dalam hal ini, bahkan dalam pandangannya semua masyarakattelah menggunakan informasi dan kerana itulah istilah “masyarakat informasi” analisis kekinian yang berkaitan erat dengan modernitas. Arus informasi yang dijelaskan juga oleh Bell tentang masyarakat post indutri tentang memahami geala industrialisasi serta urbanisasi di Indinesia sendiri memang tak dapat dihindari. Dari sini tentunya akses terhadapa akses informasi akan semakin mudah dengan hadirnya komunitas baru yang terbentuk atas gejala kemajuan teknologi sendiri. Inilah yang kemudian memunculkan kemudahan dalam melakukan sebuah gerakan, dan yang terjadi sekarang adalah bagaimana gerakan dalam dunia nyata dibawa dalam ranah dunia maya untuk merespon segala bentuk perubahan yang ada dalam
I-23
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
konteks sosial politik yang ada di masyarakat Indonesia. Fenomena dukungan lewat media jejaring sosial atas Bibit dan Chandra adalah sebuah bukti nyata dari adanya sebuah paradigma pergeseran ruang opini publik yang memang ditujukan dalam merespon realitas sosial politik di masyarakat Indonesia dengan tujuan mendorong sebuah perubahan nyata atas aspirasi yang terakumulasi dalam situs jejaring sosial tersebut.
I.7.
Metodologi Penelitian
I.7.1. Pendekatan dan Fokus Penelitian Fenomenologi sebagai salah satu metode dan pendekatan, akan berusaha memahami pemahaman informan terhadap fenomena yang muncul dalam kesadarannya, serta fenomena yang dialami oleh informan dan dianggap sebagai entitas sesuatu yang ada dalam dunia. Fenomenologi menggunakan alat yang disebut dengan metode verstehen (Verstehen merupakan dari bahasa Jerman yang artinya memahami, tetapi istilah verstehen lebih menekankan mengenai memahami manusia dalam unsur-unsur pemahamannya) untuk menggambarkan secara detil tentang bagaimana kesadaran itu berjalan dengan sendirinya, dan untuk interpretasi dunia verstehen itu, seorang peneliti harus masuk dalam pikiran informan. Dimana peneliti juga mencoba memainkan beberapa peran dalam penelitian ini. Fenomenologi harus menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan kondisi sosial sehingga memungkinkan peneliti mendemonstrasikan tentang cara yang dilakukan oleh informan. Pada saat itu,
I-24
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
peneliti melakukan intepretasi terhadap makna perbuatan dan pikiran mereka akan struktur keadaan. Analisis terhadap tindakan informan merupakan sebuah teknik yang sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana manusia berfikir tentang dirinya sendiri melalui pembicaraan dan bagaimana mereka berfikir tentang pembicaraan mereka berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Menurut Alfred Schutz,ada 4 unsur pokok27 fokus penelitian: a.
Perhatian pada aktor Persoalan
dasarnya
disini
menyangkut
persoalan
metodologi.
Bagaimana caranya untuk mendapatkan data tentang tindakan sosial itu subyektif mungkin. Dalam penyelidikan ilmu alam, realitas beserta hukum-hukum yang menguasainya didekati melalui metode ilmiah yang meliputi pengamatan sistematis yang dikendalikan oleh aturan yang ketat baik prosedur maupun tekniknya untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh. b.
Memusatkan perhatian pada kenyataan yang penting atau yang pokok dan kepada sikap yang wajar atau alamiah (natural attitude). Alasannya adalah bahwa tidak keseluruhan gejala kehidupan sosial mampu diamati. Karena itu perhatian harus dipusatkan kepada gejala yang penting dari tindakan manusia sehari-hari dan terhadap sikapsikap yang wajar.
c.
Memusatkan perhatian kepada masalah mikro.
I-25
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Maksudnya mempelajari proses pembentukan dan pemeliharaan hubungan
sosial
pada
tingkat
interaksi
tatap
muka
untuk
memahaminya dalam hubungannya dengan situasi tertentu. d.
Memperhatikan pertumbuhan, perubahan dan proses tindakan. Berusaha memahami bagaimana keteraturan dalam masyarakat diciptakan dan dipelihara dalam pergaulan sehari-hari. Norma-norma dan aturan-aturan yang mengendalikan tindakan manusia dan yang memantapkan struktur sosial dinilai sebagai hasil interpretasi si aktor terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya. Manusia bukanlah wadah yang pasif sebagai tempat menyimpan dan mengawetkan norma-norma.
I.7.2. Lokasi Penelitian Kaitan antara fokus penelitian dengan lokasi dan waktu penelitian, adalah hal yang mutlak diperhatikan. Lokasi penelitian ini adalah di lingkup FISIP Universitas Airlangga. Dalam hal ini lokasi yang dipilih dikarenakan sebagai salah satu universitas yang dijadikan barometer bagi universitas-universitas lain di wilayah Indonesia Timur. sehingga dianggap layak untuk dijadikan laboratorim penelitian, terlebih pengguna internet dan mahasiswanya dianggap “up to date dan melek” informasi yang menunjang berkembangnya opini di jaringan informasi online dengan indikasi banyaknya tersedianya fasilitas hot-spot yang dimanfaakan dengan maksimal oleh para mahasiswanya untuk mengakses internet. Selain itu, wawancara dapat juga dilakukan melalui cyber, yaitu via media jejaring sosial I-26
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
facebook seperti chatting maupun lewat email dan forum diskursus di media virtual.
I.7.3. Penentuan Subjek Penelitian Pengambilan informan pada teknik penentuan informan ini dengan menggunakan metode Purposive Sampling yaitu dengan melihat dari kriteria informan yang dapat memberikan informasi yang diharapkan, serta seseorang yang menjadi informan benar-benar tahu serta memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan in depth interview dengan orang – orang dari informan yang merupakan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga selaku pengguna internet dan jejaring informasi online yang masih aktif, dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang tidak mengarahkan, sehingga memungkinkan mereka mengekspresikan diri sebebas mungkin.
I.7.4. Teknik Pengumpulan Data Agar dapat memperoleh data yang tepat dan akurat, peneliti berusaha tidak hanya menjadikan dirinya sebagai seorang teknisi dan hanya tunduk kepada prosedur penelitian, tetapi peneliti berusaha menciptakan teknik-teknik supaya informasi yang diharapkan dapat tercapai. Pengumpulan data didasarkan pada :
a. Wawancara mendalam (in depth interview)
I-27
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Terhadap informan yang sudah dipilih atas dasar keandalannya dalam menerangkan dan menjelaskan kondisi atau keadaan mereka. Wawancara ini lebih menyerupai suatu bentuk dialog antara peneliti dengan informan guna merekonstruksi realitas sosial. Agar peneliti dapat mengerti apa yang dipikirkan oleh informan, yang pada tahap awal pengumpulan data belum dikenal seluruhnya, peneliti berusaha membangun suatu bentuk komunikasi dengan informan. Selain itu juga dapat menggunakan cara berkomunikasi dengan media internet (via chatting maupun email). Peneliti dalam melakukan wawancara berusaha untuk menciptakan suasana yang santai dan dekat mengandung kesadaran dan memberikan spontanitas dan kemauan untuk mengalami kedekatan dan keakraban serta menemukan apa yang disebut Habermas (1979) dengan komunikasi bebas kekuasaan (Saptari, 97:459).
b. Observasi Merupakan deskripsi sistematis yang melihat kejadian dan tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih untuk diteliti. Melalui sudut pandang iini mampi untuk diketahui bagaimana pola pembentuka subuah opini personal atas bentuk kritis dari fenomana yang terjadi sampai menjadi sebuah opini publik. Adapun data yang akan diperoleh dapat diketahui dari data- data yang sudah ada, baik dari data sekunder maupun data primer yang peneliti dapatkan di lapangan. Data primer yang dimaksud dalam hal ini adalah melalui wawancara mendalam pada subjek yang diteliti, baik itu melalui dunia nyata maupun via I-28
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
cyber ( chatting) yang juga disertai dengan hasil cetak ( print out ) antara peneliti dengan subjek yang diteliti apabila wawancara dilakukan melalui dunia cyber. Sedangkan data sekunder didapat melalui analisis mengenai cara objek yang akan diteliti tersebut, dalam mengekspresikan apa yang dirasakan maupun dipikirkan melalui opini personal yang berkembang di dunia virtual sehingga mampu menjadi sebuah opini publik
I.7.5. Teknik Analisis Data Penelitian ini berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat terutama fenomena sosial yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dengan begitu peneliti akan lebih mampu menggambarkan realitas yang ada. Kemudian langkah selanjutnya setelah semua data terkumpul adalah melakukan analsisis data. Analisis data adalah proses penyederhanaan data yang telah ke dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun dan Effendi, ed., 1989:263). Kemudian data disajikan dalam bentuk uraian yang didalamnya disertai dengan kutipan-kutipan dan analisisnya. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis bahasa. Analisis terhadap penggunaan istilah dan kategori dapat mengungkapkan informasi yang berharga mengenai budaya kelompok. Dengan FGD dapat dijelajahi makna-makna yang berlaku di komunitas (Suyanto dan Sutinah, Ed., 2005:189). Setelah itu tahapan selajutnya adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada perumusan makna yang I-29
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dimiliki oleh setiap subjek. Peneliti memaparkan pemaknaan dari masing-masing objek secara general. Sehingga pada proses kesimpulan akan dikemukakan jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
I-30
Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG ...
MUHARRAM SEPTIONO