BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakeng Penerapn kurikulum sekolah dasar 1994 untuk bidang studi matematikamasih banyakmenghadapikendala.Salah satu kendalayang dihadapi adalahmasih banyaknya pem-belajaransecara maupunmelaksanakan guru belum terampil dalam merencanakan bermakna. Kendala ini terlihat ketika peneliti mengobservasimahasiswaD2 PGS[) Lapangan(PPL) Pengalaman yangsedangmelakukanPemantapan Penyetaraan Telah hnyak
usaha dilakukan, oleh peme""Ol
melalui Depdikbud untuk
meningkatkan ke-mampuan guru dalarn melaksanakan kurikulum
lgg4, seperti
diadakannyapenatamngrru perrandubidang studi di BPG yang akan berttrgasmemandu bidang studi tertentu dalam kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) di PKG (Pusat KegiatanGuru), dan adanyakesempatanbagi guru untuk mengikuti piogram penyetaraan D2 PGSD.Namunhasilnyamasihbelummemuaskan. PrograrnkegiatanKKG yangdicanangkanoleh pemerintahadalahsebagaiberikut : didaktik-metodik. dan penguasasn l. Memperdalampengetahuan 2. Mengusahakanpemecahanb€rbagai masalahyang berkaitan dengan proses belajar-mengajar. penggunaan berbagaialatperaga. 3. Membuatdanrnengujicobakan pengojaran. berbagai administrasi 4. Berlatih menyusun J. Bertr*ar infomasi bffbagat masatah serta gagasanbaru khususnyayang berkaitandenganPBM. 6. Menginventarisirberbagaib€nhrk budayadaeiah dan ragam pola kehidupan sosialyangakandiseleksiataudiangkatmerfadi materimuatanlokal. (Dedikbtrd,l99l : l0-l 5). *SD Inti adalahsatuSD Secaraoperasional,kegiatanKKG dilaksanakandi SD Inti. yang dip4h
di antara anggota gugus yang mempunyai peranan sebagai pusat
pengembangan padatingkat gugus,dan secarainstitusionalmemiliki saranadan prasarana
r
s€rta tenags
an yang memadai untuk mentrnjangupaye peningkatan mutu
9-l 0). psrdidikandi tingkat gugustersebut"(D€edikbtxt, 199311994: Untuk mendapatkandata awal, peneliti melalilkan observasipendahuluandi SDN 08Pontianakyang berstatusSD Inti di gugus1l KecamatanPontianakUtara.Berdasarkan hasil wawancara,diperolehketeranganbahwa prose$belqiar*nengajarmasih seringtidak yang terlaksanpsebbgaimanamestinya. Hal ini disebabkan karena sarana/prasarana mendukungkelancaranpruies belajar-rnengajarsangatminim. Disamping itq program Hal ini sangatlah kegiogn KKG tidak terlaksanasesuaidenganpetujuk pelaksanaannya. rvajar,nengi4gat kondisi SD Inti yang semestinyaberfungsisebagaipusatinformasi bagi SD yang menjadi anggotagugrls, rnasih perlu mendapattanpenmganankhusus untuk dapatmelalcsanakan tugasnyasebagaisumberinfsrmasi dalamkegiatanKKG. Berdasarkanobservasidi beberapaSD yang menjadi anggotagugus I I terhadap potatsanaanpernbelajaranoleh grru dapatdisimpulkanbahwapros€spenrbelajaranmasih berlangrungsecarakonvensional,materi yang disajikan bersifat prosedural,tanpa alat peragaataumedialainnya Kar€naitu pembelajaranyangdilaksanakanoleh guru dirasakan kurang bernraknabagi siswa. "Belajar bermaknaalcanterjadi jika informasi baru terkait dengnnkonsepkonsep yang relevan yang terdapet dalam struktur kognitif seseorang" (Dahar,1988:ll2). fonnal, siswatelah Gilbert menyatakanbahwa"sebelummengikutipembelajaran memiliki pengetahuanawal yang diperolehdari hasil interaksinyadenganlingkunganatau sebagaihasil menrbacabuktr$uku teks" (Gilbert dalam Sutrisnq 1993: 5). Ini berarti, siswa memasuki pelajaranbaru bukaolatrtanpa pengetahuan/pengalamansama sekali, bahkan mungkin telatr terisi dengan pengslaman awal yang berhubungan dengan
t*
ra I
pengetahu&n yang akan dipelajari. Pengetahuanawal itu diperoleh dari lingkungan atau dapatjuga di-perolehmelaluijenjang pendidikansebelurnnya. Kondisi pembelajaranyang kurang memperhatikankonsepsi awal siswa dapat menjadisalah sdu sebabsiswa mengalamikesulitan dalanr belajar, bahkan matematika kurangdiminati oleh siswa SD. Sebaliknya apabila guru dapat rnemanfaatkankonsepsi awalyangtelah dimiliki siswadalampembelajaran,untuk mernbangunsuatukonsepbaru, dapat dihaiapkan pemahamansiswa terhadap konsep baru itu menjadi lebih baik. Ini berarti sisrryatelah dapat manbangunsuatukonsepdalam pikirannya sendiri berdasarkan konsepsiawal yang telah dimiliki. Pandanganinilah yangdisebut"konstruktivisme". "Model belqiar konvensional di-landasi oleh "asumsi tersembunyi bahwa pengetahuan dapatdipindahkansecarautuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.Sedangkan modelbelajarkonstruktivis dilandasioleh asumsibahwa 'pengetahuandibangundi dalam pihran siswa"(Sadiq 1996:5). Dengondemikiandalammodelbelajarkonvensionalanak menjadi psif dalam belajarnya guru kurang memperhatikanprakonsepsiyang telah dimiliki siswa. Sedangkandalam model belajar konstnrktivis,anak ahif secaramental dalam belajarnya, karena anak mempunyai kesempatanmembangunpengetahuannya sendiri,guru membelajarkansiswabertolak dari prakonsepsiyang telah dimilikinya. Guru lebih banyak berperansebagaifasiliAtor atau mediatoryang kreatif untuk mengubah konsepsi yang salatr menjadi konsepsi ilmiah. Penekanangrru dalam pembelajaran berdasad
4
jawab atas pembelajarandirinya. Karena itq pengalihanperhatian dari model belajar konvensionalke model belajarkonstruktivisitu perlu dilakukan. Melihat kondisi SD di gugus I I PontianakUtara sepertitelatr diuraikan di depan, dipandangperlu untuk meningkatkankualitas pembelajarandi gugus tersebut melalui kegiatan workshop. Kegiatan worlahop yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkankemarnpuandan keterampilan guru SD dalam hal meiencanakandan melaksanakanpembelajaranseciarakonstruktivis.Dalam penelitianini kegiatanworkshop dimaksudkansebagaipelatihankeda yang secaragaris besarkegiatannyameliputi ( l ) pelatihan merencanakanpembelajaran matematika sesuai dengan model belajar konstruktivis;(2) simulasimelaksanakan pembelajaransesrtaidenganrencanayang telah dibuat;(3) melaksanakan pembelajaran dikelasyangsesungguhnya di SD. Penelitianakan dilakukandi kelassatusekolatrdas8r,denganharapanmodel yang akan diimplimentasikan dapat disosialisasikan sejak dini kcpada siswa SD. Selain itu menurut kurikulum pendidikandasar,siswa kelas satu sudahmulai ditanamkankonsepdasarbilangancacah sebagaidasaruntuk mengenalbilanganyanglain.
B, RumusenMesaleh Penelitian ini difokuskan pada usaha membantu para guru agar dapat mcrencanakandan melaksanakanpembelajaranbilangoncacahsecarakonstruktivistis.Secara lebih rirci dan operasionaldapatdinrmuskanbutir-butir pertanyaansebagaiberikut. l. Bagaimanakemampuanguru dalam merencanakandan melaksanakanpembelajaran bilangancacahsecarakonstruktivistissetelatrmengikuti kegiatanworkshop 2. Kegiatan workshop bagaimana yang s€cara efektif dapat membantu para guru meningka&ankemampuannya dalam merencanakan pembelajaran dan melaksaqakan bilangancacahr;o
konstnrktivistis
)
C. Tujuan Penelitian Tujuanyangingindicapaidalampenelitianini adalahsebagni berikut. l' Mengetahuikemampuan guru dalarnmerencanakan danmelaksanakan pembelajaran bilangancacatrsecarakonstrulrivistis,setelahmengikuti kegiatadworkshop. 2. Merrrmuskan suotumodelkegiatanworbhop),angsecamefektifdapatmembantu guru meningkatkan kemampuannya dalammereircanakan dan melalaanakan pernbelajaran bilangancacahsecarakonstruktivistis.
D. Manfart Penclitian 1' Penelitian ini diharapkan rnemberikan kontribusi kepada guru tentaug perarumnya dalam pembelajarandan mampu meningkatkanmotivasi dan prestasibelajar siswa akibat pembelqia,ran yaogdilakukanguru lebih bcrmakna. 2' Penelitian ini diharapkan rnempunyai andil dalam meningkatkab kemampuandan keterampilan guru dalam merencanakandan melaksanakanpembela;aran,yang akhirnyadapatmengoptimatkan hasilbelajarsiswanya. 3. Penelitianini diharapkanberdampakpositif dalamrangkamenemukansuatucarayang lebih efektif untuk mengaktifkan pelaksanaan prognm KKG sebagai wadah pengembangnnprofesional guru terutama dalam kaiannya dengan pembelajaran matematikadi sekolahdasar. 4. Pengalamanyang didapatkan oleh guru-guru yang mengajar di kelas satu sekolah dasar ini diharapkan dapat di-sosialisasikankepada guru-guru yang lain, yang rnengajardi kelasyanglebih tinggi.
Y 6
E. Rulng Lingkup dan KeterbetasanPenelitian Ruanglingkup dari penetitianini meliputi dua hal. l. Materi Penelitian, berkaitan dengan kemarnpuanatau keterampilanguru dalam merencanakan maupun melaksanakan pembelajaran bilangan cacah secara konstruktivistisbagi siswakelpssatusekolahdasar,yangmengacupadamodelbelajar konstruklivis. Tentang materi yang akan diajarkan oleh para praktisi meliputi pengenalankonsepbilangancacatr,operasipenjumlahan,dan pe-nguranganyang ada di catur wulan pertama. 2. Lokasipenelitian,adalahsekolahdasaryangmerupakananggotagugusI I Kecamatan PontianakUtara yang terdiri dari 5 SD. Tempatini aifltitr atas pertimbanganbahwa walaupun SD yang menjadi anggota gugus ini berada di wilayah kota Madya Pontianak,namun kondisinyacukup memprihatinkan.Karena itu, dipandangperlu untuk segeradiberikanbantuandalamhal peningkatankualitasbelajar-mengajarnya. Keterbatasan dalarnpenelitianini adalahpenelititidak melakukanpenelitiankhusus mengenaitingkat pemahamanguru ter-hadapkonsepkonsepmatematika,mengingatlatar belakang pendidikan guru di-pandang sudah memenuhi kualifrkasi sebagBiguru SD, sehinggapenelitian ini lebih menekankanpada keterampilandan kemampuannyadalam merencanakandan me-laksanakanpembelajaransocaralebih bermakn&,mengacupada modelbelajarkonstruktivis.
F. BatasanIstilah 1. Model Belajar Konstruktivis j
Konstruktivismeadalahaliran psikologi kognitif yang berpandangan bahrvaperlu memberikan kesempatankepada siswa untuk mengkonstruksendiri pengetahuannya
L
secara pengetahuan aktif denganmemperhatikan awal siswa.Model belajarkonstruktivis dalampenelitianini didefinisikansebagairangkaiankegiatanbelajar-mengajar di kelas yangdikembangkan oleh Lawson(1988)yang terdiri atastiga faseyaitu: faseeksplorasi, fasepengFnalan konsep,danfaseaplikasikonsep(Tytler,1993:l2). Dalampenelitianini, "fase aplikasi konset'' dimodifikasi menjadi "fase pemantapankonsep'. Modifikasi ini dilakukanmengingatanak kelas satu SD kemampuannyadi-pandangbelum sampaipada tahapmengaplikasikankonsep,tetapi cenderungbersifatpemantapan. Pada fese elaplorasi, pata siswa belajar melalui aksi dan reaksi merekasendiri dalamsuatusituasibaru.Kegratanyangdilalrukansiswaantaralain: l. menyelidikisuatufenomenadenganbimbinganyung*ii,i*ul, 2. mengidentifikasipola keteraturandalamfenomenayangdiselidiki, 3. menyuarakan gagasan-gagasan yangbertentangan dandapatmenimbul-kanperdebatan, sertaanalisismengenaimengapamerekamempunyaigagasangagasan demikian. Pada fase pengenalankonsep, dimulai denganmemperkenalkansuatu konsep sehubungan denganfenornenayang diselidiki padafaseeksplorasi.Selanjutnyapadafase pemantepen konsep adalah kesempotanbagi para siswa untuk memantapkankonsepper-masalahan. konsepyang telah diperkenalkanuntuk menyelesaikan Secaraskematis, ketigafaseitu digambarkansebagaiberikut:
Gambar2.1: Model BelajarKonstruktivisDimodifikasidan SiklusBelajarLawson
r 8
2, Kegiatan Workhop Kegiatanworkshopdalampenelitianini dimaksudkansebagaipelatihankerjayang drlakukandi SD, yang garisbesarkeglatannyameliputi: l) Pelatihan merencanakanpembelajaranmatematika,sesuai dengan model belajar konstruklivis, 2) Simulasimelaksanakan pembelajaran sesuaidenganrencanayangtelahdibuat, 3) Melaksanakan pembelajaran di kelasyangsesungguhnya di SD. 3. PembelajaranBilanganCaoahsecaraBermakna Pembelajaran bilangancacahsecarabermaknadalumpenelitianini dimaksud-kan sebagai suatu pemtrelajaranbilangan cacah yang menekankanpada grcngctahuan konseptual,yang disertai dengan pemberianpengetahuanprosedural.Pengetahuan konseptualmengacu pada pemahamankonsep, sedangkanpengetahuanprosedural mengacu yada keterampilanmelakukan suatu algoritma atau prosedur pengerjaan. Memahamikonsepnyasaja tidak cukup, karenapada kehidupannyasiswa memerlukan keterampilanmatematika,sedangkandenganmemahamiketerampilansaja siswa tidak mungkinmemahamikonsepnyaSutawidjaja(1998).Kebermaknaan belajardapatdicapai pembelqiaransecarakonstruhivistis. denganmelaksanakan