BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008 perbankan Indonesia mulai terkena dampaknya dari krisi global tersebut. Dampak langsung krisi keuangan bagi Indonesia adalah kerugian beberapa perusahaan di Indonesia yang berinvestasi di institusi-institusi keuangan Amerika Serikat. Sedangkan dampak tidak langsung dari krisis tersebut adalah turunnya likuiditas, melonjaknya tingkat suku bunga, turunnya harga komoditas, melemahnya nilai tukar rupiah, dan melemahnya pertumbuhan sumber dana (Sudarsono, 2000). Menurut Juda Agung (2001) dalam Himaniar (2010), Meskipun kondisi moneter Indonesia telah relatif membaik dibandingkan pada saat krisis, sebagaimana tercermin dari relatif rendahnya tingkat suku bunga, banyaknya jumlah kredit yang disalurkan belum mampu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, kredit perbankan masih menjadi sumber permodalan yang diminati meskipun bukan merupakan satu-satunya. Namun bagi beberapa pengusaha, kredit masih merupakan pilihan Di dalam menangani krisis keuangan global yang semakin cepat di Indonesia, lembaga keuangan yaitu bank, sangat dibutuhkan dengan fungsinya untuk mengatur, menghimpun, dan menyalurkan dana yang telah dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Menurut SAK tahun 2009 Nomor 31 revisi 2000, bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Untuk pihak yang kelebihan dana, mereka membutuhkan bank untuk membantu dalam menyimpan uang dan bank akan memberi bunga sesuai peraturan dari bank, ini sangat menguntungkan bagi masyarakat yang menyimpan uangnya. Bagi pihak yang memerlukan dana, bank akan menyalurkan dananya dalam bentuk kredit. Kemudian bank mempunyai pendapatan bunga yang berasal dari pemberian kredit tersebut. Pendapatan bunga inilah yang akan menjadi sumber pemasukan terbesar bagi bank. Dana yang akan dipinjamkan tersebut bersumber dari masyarakat yang kelebihan dana atau masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Pihak perbankan untuk memperlancar penyaluran kredit ke masyarakat dengan menghimpun dana dari pihak ketiga. Dana yang dihimpun dari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui penyaluran kredit. Menurut Dendawijaya (2005) dalam Pratama (2010) dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80% dari total aktiva bank. Bank dalam menyalurkan kreditnya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal bank seperti kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan tingkat kesehatan bank. Sedangkan faktor eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, peraturan pemerintah, situasi politik saat itu (Djoko Retnadi, 2006 dalam Pratama 2010).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Suatu bank yang sehat harus mampu memenuhi likuiditas yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Likuiditas di sini maksudnya adalah kemampuan bank untuk menyediakan dana likuid atau cash money. Demi menjaga keberlangsungan kegiatan operasionalnya, bank harus menjaga likuiditas yang dimiliki agar bank dapat menyediakan dana jika sewaktu-waktu nasabah menarik dananya kembali. Dengan begitu, tingkat kepercayaan nasabah kepada bank tidak akan berkurang dan tetap mempercayakan dananya untuk dititipkan di bank tersebut. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum bahwa setiap bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko yang diproksikan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Jika ketentuan ini tidak dipatuhi maka Bank Indonesia akan menempatkan bank tersebut ke dalam pengawasan khusus Bank Indonesia. Di saat krisis lalu, perbankan Indonesia sempat mengalami penurunan permodalan yang cukup tajam dikarenakan besarnya kerugian dan anjloknya kualitas aset yang dimiliki. Dalam kondisi seperti itu wajar jika bank bertahan untuk tidak menyalurkan kredit karena semakin besar kredit yang disalurkan maka bank sama saja dengan menambah aset berisiko yang dimiliki sehingga mewajibkan bank untuk menambah modal (Juda Agung, 2001). Hal ini berarti semakin besar nilai CAR maka memungkinkan bank untuk melakukan penawaran kredit yang lebih banyak. Setiap jasa yang ditawarkan oleh bank memiliki keunikan tersendiri, salah satu yang menjadi perhatian utama bank adalah tingkat risiko yang dimiliki oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
produknya. Terlebih lagi dengan kredit yang disalurkan oleh bank, dimana terdapat kemungkinan akan adanya risiko gagal bayar atau yang biasa kita kenal dengan NPL (Non Performing Loan). NPL ini menunjukkan seberapa besar kolektibilitas
bank
dalam
mengumpulkan
kembali
kredit
yang
telah
disalurkannya. Tingginya NPL dapat mempengaruhi kebijakan bank dalam menyalurkan kreditnya yaitu bank menjadi lebih berhati-hati. Karena bank yang tetap memberikan kredit ketika NPL-nya tinggi berarti bank tersebut termasuk risk. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank perlu memperhatikan aspek profitabilitas atau tingkat keuntungan yang dimiliki. Profitabilitas adalah acuan dalam mengukur laba, dan laba yang diraih oleh bank merupakan refleksi dari kinerja bank dalam mengelola dana yang dihimpunnya. Suatu bank yang mampu menghasilkan laba yang besar berarti bank tersebut mampu secara efisien menjalankan usahanya. Profitabilitas di sini biasanya menggunakan rasio ROA (Return On Assets). Dengan kredit sebagai salah satu sumber pemasukan terbesar bagi bank, maka bank harus bijak dalam menentukan tingkat suku bunga yang ditetapkan baik untuk tingkat suku bunga pendanaan maupun suku bunga simpanan. Jangan sampai suku bunga simpanan lebih besar dibandingkan suku bunga kredit yang mengakibatkan tingkat laba yang diperoleh akan semakin kecil dikarenakan bank menggunakan keuntungannya untuk membayar bunga kepada deposan. Selain itu,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh bank akan terkait dengan keseimbangan jumlah dana yang mampu dihimpun dan jumlah dana yang mampu disalurkan. Berdasarkan penelitian Pratama (2010), dijelaskan bahwa pengujian hipotesis mengenai CAR dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. SBI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Febry Amithya Yuwono dan Wahyu Meiranto (2012) yang menunjukkan DPK, LDR, CAR dan ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit, sedangkan NPL dan SBI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Sementara hasil yang berbeda ditemukan oleh Fransisca dan Siregar (2009) menunjukkan ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit sedangkan CAR dan NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Berdasarkan fenomena penyaluran kredit yang berbeda-beda hasilnya maka penulis tertarik untuk menguji tentang “Pengaruh CAR, NPL, dan ROA terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2012.” B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit perbankan? 2. Bagaimana pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap penyaluran kredit perbankan?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
3. Bagaimana pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap penyaluran kredit perbankan? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap kredit perbankan. 2. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap kredit perbankan. 3. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap kredit perbankan. 2. Kontribusi Penelitian 1. Bagi analisis internal bank, membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil operasi perusahaan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan penyaluran kredit. 2. Bagi akademis, hasil penelitian ini menambah bukti empiris mengenai pengaruh CAR, NPL, dan ROA terhadap penyaluran kredit bank. 3. Mendorong
bank
untuk
memberikan
perhatian
lebih
dalam
pelaksanaan penyaluran kredit perbankan sesuai kondisi perbankan Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/