1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga di lingkungan perusahaan klien, yaitu ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agent) untuk mengaudit laporan keuangan pada perusahaan yang dikelolanya. Disatu sisi, manajemen menginginkan agar kinerjanya selalu baik dimata eksternal dan internal perusahaan terutama pemilik (principal), namun disisi lain pemilik (principal) menginginkan agar auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat adanya suatu perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh auditor inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan. Menurut Malone dan Roberts, 1996 dalam Liantih (2010), Perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality Behaviours) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan dimana tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit. Menurut Coram et al., 2004 dalam Liantih (2010), Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behaviour) adalah penghentian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
premature sign off . Dalam penghentian prematur atas prosedur audit, auditor tidak melakukan prosedur audit yang diisyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara sengaja, tetapi auditor tersebut masih memberikan opini dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dalam prosedur audit yang ada. Penghentian prematur prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau mengabaikan satu atau beberapa
prosedur
audit
yang
diisyaratkan,
namun
auditor
mendokumentasikan semua prosedur audit telah disajikan secara wajar. Menurut Weningtyas, dkk. (2007), menyatakan penghentian prematur tidak hanya disebabkan oleh faktor internal auditor, akan tetapi juga akibat dari faktor situasional pada saat melaksanakan proses audit yang merupakan faktor eksternal. Raghunathan (1991) menyatakan auditor yang melakukan penghentian prematur atas prosedur audit sebagian besar disebabkan oleh tekanan waktu (time pressure) yang membuat auditor ingin menyelesaikan pekerjaan audit tepat waktu. Efisiensi biaya serta waktu yang dipaksakan kepada auditor tentu dapat menimbulkan time pressure atau tekanan waktu (Herningsih, 2001). Pada praktiknya, anggaran waktu digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Batas waktu (time deadline) menyebabkan seorang auditor dituntut untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan segera dan apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan menimbulkan konflik karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
waktu yang telah ditentukan untuk suatu pekerjaan audit terlewati serta kualitas dapat terganggu sehingga akan menimbulkan perilaku penghentian prematur atas prosedur audit. Menurut
Qurrahman
(2012),
menyebutkan
bahwa
komitmen
profesional mempunyai pengaruh negatif pada penghentian prematur prosedur audit. Semakin tinggi komitmen profesional yang dimiliki, maka keinginan auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah. Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor dengan standar kualitas yang tinggi dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri.Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit. Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley jilid 1, Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral. setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikan atau tidak memperhatikannya secara eksplisit. para ahli filsafat, berbagai organisasi keagamaan, serta beragama organisasi lainnya telah mendefinisikan rangkaian prinsip dan nilai moral ini dalam berbagai cara. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
benturan kepentingan.Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut, maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang dianut oleh profesi. Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah tunduk pada tekanan yang membawanya ke dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum dan etika profesi. Etis yang tinggi, mampu mengenali situasi-situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga memungkinkannya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat. Tidak adanya tekanan waktu yang diberikan Kantor Akuntan Publik kepada auditornya, risiko deteksi yang tinggi, komitmen profesional dan etika profesional dari auditor maka akan membuat auditor tidak melakukan penghentian dalam prosedur-prosedur audit yang telah diisyaratkan. Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta dengan kategori KAP Big Four karena merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan memiliki cukup banyak Kantor Akuntan Publik, serta karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar time pressure yang dihadapi oleh auditor yang bekerja di DKI Jakarta dengan kategori KAP Big For di Indonesia berpengaruh terhadap kinerjanya. Menurut Weningtyas et al, (2006) tekanan waktu yang dihadapi oleh auditor disuatu daerah berbeda-beda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Menurut Penelitian (Soobaroyen dan Chengbroyan, 2005 dalam Nisa, 2013) menemukan bahwa time budget pressure yang terdapat dinegara berkembang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini yang membuat hasil penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang berbeda. Tabel 1.1 Fenomena terkait Time Pressure, Komitmen Profesional dan Etika Profesional No 1
2
3
4
Fenomena Auditor tidak menjalankan tugas berdasarkan etika profesi yang berlaku sehingga berimbas kredit macet pada usaha Raden Motor Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga melakukan tindakan usaha penyuapan terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ditinjau dari Perspektif Etika Pelanggaran Etika dan Prinsip Profesi Akuntansi KAP Andersen dan Enron
Pelanggaran kasus audit berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan sejak tahun buku 2001 – 2004 PT Muzatek Jaya
Sanksi Sumber Penangkapan pada www.komp tersangka terkait karena as.com-18 adanya tindak pidana Mei 2010 korupsi.
Penangkapan terhadap anggota KPU tersebut.
http://www .suaramer deka.com/ harian/050 4/27/opi03. htm-27 April 2005
KAP Andersen www.tempo diberhentikan sebagai .com- 05 auditor enron pada April 2002 pertengahan juni 2002 dan kasus tersebut ditangani oleh pihak yang berwajib. Membekukan izin Hukumonli Kantor Akuntan Publik ne.com-28 tersebut. Maret 2007
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Tabel 1.1 Fenomena terkait Time Pressure, Komitmen Profesional dan Etika Profesional 5
6
7
8
Politik Partai memanipulasi dana kampanye disebabkan waktu yang ditetapkan KPU terlalu pendek sehingga audit dana kampanye terkesan serabutan berkaitan dengan time pressure
Kasus komite audit yang tidak mempunyai cukup waktu dalam mengaudit dan memeriksa laporan tahunan Banyaknya rekayasa akuntansi yang dilakukan BUMN yang tidak berhasil diungkap Akuntan Publik saat melakukan audit laporan keuangan Auditor gagal menyajikan bukti pendukung perhitungan sewa 4.000 menara seluler dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk untuk tahun 2011
meminta KPU untuk segera mempublikasikan hasil audit laporan dana kampanye peserta pemilu kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi. KPU juga harus segera berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) guna menindaklanjuti temuan hasil audit dana kampanye, terutama indikasi pelanggaran pidananya Peneguran agar kegiatan pengauditan dilakukan lebih awal agar sesuai dengan audit kepatuhan perundang-undangan.
Detiknews. com-02 Juli 2009
Peringatan serta pengevaluasian kembali terhadap kode etik seorang auditor agar bisa lebih kompeten lagi dalam melaksanakan tugasnya Dikenai sanksi oleh PCAOB ( Public Company Accounting Oversight Board) sebesar USD 1.000 million
Akuntanonl ine.com-10 Oktober 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Akuntanonl ine.com- 15 Februari 2013
http://m.ko ntan.co.id13 Februari 2017
7
Berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 2011 tentang akuntan publik, menteri keuangan memiliki wewenang untuk mengenakan sanksi administratif kepada akuntan public yang melakukan pelanggaran berupa rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis , pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin dan denda. Tabel 1.2 dibawah ini menunjukkan daftar izin akuntan publik yang dicabut oleh menteri keuangan selama Periode tahun 2016 – 2017 : Tabel 1.2 Daftar Izin Akuntan Publik Yang Dicabut dan Dibekukan Oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia Tahun 2016 – 2017 No. 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9.
Nama
No.SK Pencabutan 49/KM.1/2016 488/KM.1/2016 1347/KM.1/2016 515/KM.1/2016 330/KM.1/2016 394/KM.1/2016 411/KM.1/2016 860/KM.1/2016 868/KM.1/2016
Tanggal SK Pencabutan 27/01/2016 06/06/2016 06/12/2016 06/06/2016 29/04/2016 25/05/2016 26/05/2016 25/08/2016 31/08/2016
Sich Jerry Matanari Hisbullah Husein Soetjipto Wirjosoemarto Achmad Rodi Kartamulja Ben Ardi Henry Susanto Meilina Pangaribuan Rahardja Dr.Drs.H.E. Ristandi Suhardjadinata 10. Sucipto 25/KM.1/2017 12/01/2017 11. Fachrudddin 92/KM.1/2017 19/01/2017 Sumber : Ikatan Akuntan Publik Indonesia/http:iapi.or.id
Contoh kasus-kasus audit lain yang terjadi di Indonesia antara lain PT Telkom yang melibatkan KAP Eddy Pianto & Rekan dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Peristiwa ini mengharuskan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP lain. Selain itu ada juga kasus penggelapan pajak oleh KAP KPMG Sidharta & Harsono yang menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar. (Ludigdo,2006 dalam Nirmala,2013). Mengacu pada penelitian sebelumnya dan berdasarkan fenomenafenomena yang terjadi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penghentian prematur prosedur audit. Oleh Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengangkat judul “Pengaruh Time Pressure, Komitmen Profesional dan Etika Profesional terhadap Penghentian Prematur Prosedur Audit” (Studi pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Indonesia). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana time pressure berpengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit?
2.
Bagaimana komitmen profesional berpengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit?
3.
Bagaimana
etika
profesional
berpengaruh
premature prosedur audit?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap
penghentian
9
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu tujuan penelitian agar permasalahan yang diangkat dapat diselesaikan dengan baik dan tidak keluar dari pokok permasalahan. Tujuan dari permasalahan ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur prosedur audit.
b.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh komitmen profesional terhadap penghentian prematur prosedur audit.
c.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh etika profesional terhadap penghentian prematur prosedur audit.
2. Kontribusi Penelitian Peneliti berharap bahwa dengan adanya penelitian ini dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut : a.
Kantor Akuntan Publik (KAP) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik penghentian premature prosedur audit, dengan tetap meningkatkan kualitas informasi
yang disajikan dan bagi
auditor untuk
menghindari terjadinya praktik penghentian premature prosedur audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). b.
Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien) Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan, klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan klien yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah dihasilkan oleh auditor.
c.
Ikatan Akuntan Indonesia Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam Standart Profesional Akuntan Publik.
d.
Peneliti selanjutnya Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang auditing, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur prosedur audit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/