BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja yang terdiri dari 32.164.436 jiwa laki-laki (50,7%) dan 31.279.012 jiwa perempuan (49,3%) (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011). Jumlah penduduk remaja usia 10-14 tahun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 252.613 dan remaja 15-19 tahun sebanyak 285.763 jiwa (BKKBN, 2012). Masa remaja sering dianggap sebagai periode dimana remaja memiliki kesehatan yang relatif baik. Namun, remaja menghadapi risiko kesehatan tertentu terutama dalam kaitannya dengan reproduksi dan seksualitas (Denno et al., 2015). Menurut Soetjiningsih tahun 2004, remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan, serta cenderung berani mengambil risiko tanpa pertimbangan yang matang. Pada masa remaja ini muncul berbagai permasalahan yang terjadi, biasanya dipengaruhi oleh dimensi biologis, kognitif, moral, dan psikologis, serta pengaruh lingkungan sekitar (Arsani, 2013). Selain itu, pada masa remaja banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti perilaku remaja yang berisiko, serta pengetahuan remaja dan akses informasi yang masih sangat kurang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng tahun 2009 dalam penelitian Muthmainnah tahun 2013, masalah yang sering dihadapi remaja antara
1
2
lain gangguan haid, seks pranikah, kehamilan tidak diinginkan (KTD), dismenorhea, pacaran, tuberkulosis (TB), anemia (Arsani, 2013), dan perilaku merokok 74,4% pada remaja laki-laki dan pada perempuan sekitar 8,9% (GKIA, 2013). Untuk angka remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol sekitar 30,2% pada remaja laki-laki dan 3,5% pada remaja perempuan. Jumlah kasus narkoba pada tahun 2012 sebanyak 2.106 pada remaja dengan usia dibawah 19 tahun dan jumlah kasus kumulatif AIDS per Desember 2013 menunjukkan sebanyak 52.348 kasus (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014). Dari semua keadaan tersebut menunjukkan besarnya masalah kesehatan pada remaja saat ini, sehingga diperlukan penanganan segera dari pemerintah (Sarah, 2012). Dalam mewujudkan remaja sehat, pemerintah telah mengupayakan sebuah Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang ditujukan bagi remaja yang berusia 10-19 tahun. PKPR memiliki fungsi penting yaitu remaja dapat memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan, tempat bersosialisasi, serta mendapatkan pelayanan kesehatan yang memperhatikan kebutuhan remaja (Agustini, 2013). PKPR diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan komprehensif bagi remaja, antara lain: 1) pelayanan kesehatan reproduksi remaja, 2) pelayanan gizi, 3) pelayanan kesehatan jiwa remaja, 4) pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), 5) deteksi dan menejemen kekeraan terhadap remaja, dan 6) deteksi dan menejemen tuberkulosis (Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013).
3
Kegiatan yang dilakukan dalam Program PKPR berupa penyuluhan dan pembinaan kader yang merupakan salah satu kegiatan dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan bagi remaja yang membutuhkan serta bermanfaat menambah wawasan tentang kesehatan mereka. Melalui program tersebut diharapkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dapat ditingkatkan dengan pemberian informasi serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan remaja (Rahayu et al., 2013). Sejak tahun 2012 dilaporkan bahwa sebanyak 3192 puskesmas di Indonesia telah mampu melaksanakan Program PKPR. Dari 497 kabupaten/kota, sebanyak 386 (77,67%) telah memiliki minimal 4 puskesmas pelaksana Program PKPR (GIZKIA, 2013). Beberapa puskesmas di DIY sudah melaksanakan Program PKPR untuk memantau remaja dalam hal tumbuh kembangnya. Sebanyak 64 puskesmas dari 121 puskesmas di DIY sudah menjalankan Program PKPR dengan rincian sebagai berikut: Kabupaten Sleman 25 puskesmas, Kabupaten Bantul 10 puskesmas, Kabupaten Gunungkidul 10 puskesmas, Kabupaten Kulon Progo 9 puskesmas, dan Kota Yogyakarta 10 puskesmas (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia DIY, 2014). Namun seiring penerapan langkah-langkah Program PKPR tersebut perlu terus menerus untuk dipantau dan dinilai (Kemenkes RI, 2014). Kementerian Kesehatan RI telah mencanangkan Program PKPR sejak tahun 2003 (PKBI DIY, 2014). Namun pada tahun-tahun berikutnya masih terungkap beberapa kasus kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) di berbagai daerah. Angka kejadian KTD di bawah usia menikah menurut Pengadilan Agama
4
Yogyakarta pada tahun 2010-2012 tercatat sebanyak 1.479 kasus di DIY, kasus paling tinggi terjadi di Kabupaten Gunungkidul yaitu sebanyak 432 kasus dibandingkan dengan kabupaten lain seperti Sleman: 304 kasus, Bantul: 429 kasus, Kulon Progo: 183 kasus, Kota: 141 kasus (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2013). Menurut PKBI, remaja dapat terjerumus pada perilaku seks pranikah tersebut akibat masih minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan remaja, khususnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (Nasution, 2012). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka melalui penelitian ini perlu diketahui tentang penilaian efektivitas implementasi Program PKPR pada remaja di Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yang dilihat dari sudut pandang remaja sebagai sasaran utama program tersebut. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dengan PKPR dan Non PKPR, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini. B. Rumusan Masalah Di Indonesia telah terselenggara Program PKPR sejak tahun 2003, akan tetapi pada tahun 2010-2012 di Provinsi DIY masih terdapat angka kejadian KTD yang masih cukup tinggi, dengan angka kejadian tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
efektivitas
implementasi
Program
PKPR
terhadap
tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dengan PKPR dan Non PKPR di Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul?
5
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi Program PKPR terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dengan PKPR b. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja Non PKPR c. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dengan PKPR dan Non PKPR. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penanggungjawab Program PKPR Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti data mengenai implementasi Program PKPR di Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses evaluasi kinerja PKPR yang sudah berjalan selama ini agar tercapainya tujuan program sesuai yang diharapkan. 2. Bagi Perawat Puskesmas Dengan adanya penelitian ini perawat puskesmas dapat meningkatkan dan mengevaluasi kinerja PKPR selama ini agar tujuan dari program tersebut dapat terlihat hasilnya dengan menurunkan angka permasalahan yang sering terjadi pada remaja.
6
3.
Bagi Remaja Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pengetahuan untuk remaja sebagai salah satu alasan untuk mengikuti Program PKPR yang diadakan oleh puskesmas di sekitar lingkungannya dengan harapan dapat menjaga dan merawat kesehatan reproduksi remaja serta mengurangi tingginya angka permasalahan gaya hidup sehat pada remaja.
4.
Bagi Orangtua Dengan adanya penelitian ini, pihak orangtua diharapkan mampu mengarahkan putra-putrinya untuk mengikuti PKPR di lingkungan sekitarnya agar remaja menambah pengetahuan seksualitasnya tidak hanya dengan mencari-cari informasi yang diragukan kebenarannya.
5.
Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi sistem pendidikan di sekolah, yaitu dengan selalu memantau pergaulan siswa-siswinya serta memberikan pendidikan tentang permasalahan remaja untuk mencegah terjadinya remaja yang bermasalah.
6.
Bagi Peneliti Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penelitian, sehingga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi lain yang sesuai dengan bidang yang diminati.
7
E. Keaslian Penelitian Menurut peneliti, sejauh ini belum ada yang meneliti tentang “Efektivitas Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Remaja (PKPR) Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja di Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul” yang membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku antara remaja dengan PKPR dan Non PKPR. Akan tetapi dari beberapa literatur yang sudah peneliti baca, ada beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, antara lain : Tabel 1: Keaslian Penelitian Nama dan
Judul
Tahun Rahayu et
Pengaruh
al.,
Penyuluhan
2013
PKPR
Subyek dan Hasil
Kegiatan
Penelitian
Perbandingan Penelitian
Nuzulia
Penelitian yang dilakukan oleh
menggunakan metode quasi
peneliti
terhadap
experiment
kelompok
dan
pendekatan
dalam
Pengetahuan
dengan one
group
menggunakan subyek
2 yang
berbeda, yaitu remaja yang
Sikap Remaja tentang
pretest-posttest.Subyek yang
sudah
Seks
di
digunakan pada penelitian
PKPR dengan yang belum
Pranikah
mengikuti
Program
SMAN
1
Lubuk
Nuzulia adalah 56 orang
mengikuti program tersebut.
Dalam
Kabupaten
siswa kelas X SMAN 1
Dari
Lubuk Dalam yang belum
peneliti
mendapatkan
bahwa pengetahuan yang baik
Siak Sri Indrapura
Hasil
penyuluhan.
penelitian
penelitian
Nuzulia,
mendapatkan
bukti
Nuzulia
akan diperoleh saat remaja
menunjukkan
peningkatan
sudah mengikuti penyuluhan,
pengetahuan
dan
sikap
sehingga peneliti mempunyai
tentang
seks
hipotesa bahwa yang sudah
remaja pranikah,
sehingga
ada
mengikuti
Program
PKPR
pengaruh penyuluhan dalam
akan memiliki pengetahuan
PKPR terhadap pengetahuan
dan sikap yang baik.
dan sikap remaja tentang seks pranikah.
8
Iriani al., 2006
et
Perbedaan
Fransisca
Penelitian yang dilakukan oleh
jenis
peneliti juga menggunakan 2
Seks Pranikah antara
kuantitatif dengan metode
kelompok subyek, yang sudah
Remaja yang Diberi
perbandingan 2 kelompok.
mengikuti Program PKPR dan
Penyuluhan dan yang
Kelompok
yang
Tidak
perlakuan
terhadap
Sikap Hubungan
Diberi
Penelitian menggunakan
1
diberikan berupa kesehatan
belum
program
mengikuti
tersebut.
Yang
Penyuluhan
penyuluhan
Kesehatan
reproduksi
Reproduksi Remaja.
sedangkan kelompok 2 tidak
penyuluhan secara langsung
diberikan. Setelah diberikan
(intervensi), tetapi penyuluhan
perlakuan,
tersebut sudah dilakukan oleh
remaja,
kemudian
membedakan penelitian ini, peneliti
tidak
memberikan
dilakukan pengukuran sikap,
pihak
sehingga
hasil
kemudian peneliti mengukur
bahwa ada perbedaan yang
tingkat pengetahuan dan sikap
signifikan
dari
sikap
remaja pada kedua kelompok.
terhadap
hubungan
seks
diperoleh
puskesmas.
Dan
pranikah antara remaja yang diberi penyuluhan dan yang tidak
diberi
kesehatan
penyuluhan reproduksi
remaja. Sarah,
Implementasi
Kegiatan
2012
Program
terbatas pada penyuluhan di
dilakukan oleh peneliti adalah
sekolah
peneliti
Kesehatan
Pelayanan Peduli
PKPR
dengan
masih
materi
Perbedaan
penelitian
yang
meninjau
Remaja (PKPR) di
kesehatan
reproduksi
implementasi Program PKPR
Puskesmas
remaja. Pelaksanaan PKPR
dari sudut pandang remaja
Kasus di Kabupaten
belum
kriteria
sebagai
sasaran
Sumbawa Barat)
pelayanan
seperti
program
tersebut,
(Studi
memenuhi remaja
yang ditetapkan Depkes RI
dengan
karena belum tercukupinya
perbedaan
dukungan
pengetahuan,
dana,
srana
cara
utama yaitu
mengetahui tingkat sikap,
dan
prasarana, ketangaan, dan
perilaku antara remaja yang
lemahnya alur birokrasi.
mengikuti dan yang tidak mengikuti Program PKPR.
9
Arsani,
Peranan
2013
PKPR Peduli
Program
Penelitian yang dilakukan
Perbedaan
(Pelayanan
oleh
oleh
Kesehatan
menggunakan
Remaja)
terhadap
Kesehatan
Buleleng
Remaja
Kecamatan
ini
peneliti
dilakukan
adalah
pada
metode
metode pengumpulan data.
kualitatif dengan pendekatan
Pada penelitian ini peneliti
Focus
Group
menggunakan
antara
kuantitatif
Kepala Puskesmas, remaja
kuesioner
yang
yang bermasalah, dan remaja
kepada
remaja
yang berada pada wilayah
mengikuti dan yang tidak
kerja
mengkuti
secara
Reproduksi di
Arsani
yang
Discussion
(FGD)
puskesmas.
Didapatkan PKPR
hasil
sudah
metode menggunakan
Program
ditujukan yang
PKPR,
bahwa
sehingga peneliti mengetahui
berjalan
keefektifan program tersebut
dengan baik, namun masih
dari
terdapat
1
yang
remaja yang mengikuti dan
belum
tercapai
yaitu
yang tidak mengikuti Program
sasaran
pembentukan sebaya
serta
maksimalnya
konselor belum sosialisasi
kepada remaja secara luas.
PKPR.
hasil
perbandingan