BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Negara mendapatkan penerimaan dari banyak sumber yaitu sektor migas, pajak, sektor non-migas, pinjaman luar negri dan hibah. Sektor pajak merupakan penerimaan dominan yang diterima oleh pemerintah. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan belanja negara. Hal ini ditujukan dengan dominasi penerimaan pajak yang tertuang di dalam Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN). Di dalam APBN juga menerangkan bahwa pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah sebagian besar dananya diambil dari penerimaan pajak yang dipungut dari wajib pajak baik pribadi maupun badan. Realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp872,6 triliun (99,3% dari sasaran APBN-P 2011 sebesar Rp.878,7 triliun) atau naik sebesar Rp149,3 triliun (20,6%) dari realisasi 2010 sebesar Rp723,3 triliun (http: www.pajak.go.id, 2012) . Salah satu fungsi pajak adalah fungsi penerimaan (budgeter) yaitu pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah (Waluyo, 2010). Dalam realisasi anggaran yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), bukan hal yang mudah untuk mencapat realisasi tersebut mengingat
1
Wajib Pajak menggunakan seft-assessment system yaitu pembayaran pajak dengan melakukan perhitungan dan pelaporan pajak oleh wajib pajak itu sendiri. Wajib pajak membayarkan pajaknya ke Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) yang merupakan salah satu instrumen di dalam pemerintah yang khusus menerima pajak dari para wajib pajak. Kemauan Wajib Pajak membayar kewajiban perpajakannya merupakan hal penting dalam optimalisasi penerimaan pajak di Indonesia. Tatiana dan Priyo (2009) dalam Handayani, et al (2012), kemauan membayar pajak (willingness to pay tax) dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dnegan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung. Handayani, et al (2012) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan Wajib Pajak dalam mebayar kewajiban perpajakannya, yaitu faktor kesadaran membayar pajak; persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan; pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak; dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum. Pemungutan pajak merupakan bukan pekerjaan yang mudah karena di samping peran aktif yang dilakukan oleh petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari Wajib Pajak itu sendiri. Kemauan membayar pajak dari Wajib Pajak merupakan hal yang penting. Penyebab kurangnya kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak antara lain asas perpajakan yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat dinikmati oleh para 2
Wajib Pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya tidak banyak berarti dalam membangun kesadaran wajib pajak melaksanakan kewajiban pajak, jika Wajib Pajak tidak merasakan manfaat dari membayar pajak. Di sisi lain ancaman, hukuman, maupun sanksi dalam Undang-undang sudah cukup jelas terhadap Wajib Pajak yang mengabaikan kewajiban pajak. Pendidikan, penyuluhan, training, dan hal-hal lainnya yang menyangkut mengenai administrasi perpajakan harus bisa sampai dengan jelas ke Wajib Pajak agar Wajib Pajak mengetahui cara membayar pajak yang baik dan benar serta alasan Wajib Pajak harus membayar pajak.
Untuk meningkatkan kemauan membayar pajak Wajib Pajak bukan hanya diperlukan peran aktif dari aparat pajak, namun juga dituntut kemauan dari para Wajib Pajak itu sendiri. Hal ini didasarkan pada Self Assessment System yaitu, sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan terhadap wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan sendiri pajak terutang serta mempertangungjawabkan pajak terutang. Selain itu, bentuk modenisasi di dalam sistem perpajakan juga dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak guna meningkatkan efektivitas sistem perpajakan yang ditandai dengan adanya e-Registration, e-Filing, e-SPT, dan modernisasi sistem pajak lainnya. e-Registration adalah pendaftaran NPWP secara online melalui website resmi Direktorat Jenderal Pajak. e-Filing merupakan sistem pelaporan e-SPT yang dilaporkan melalui situs Application Service Provider
(ASP) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak,
3
sedangkan e-SPT sendiri adalah bentuk SPT secara elektronik. Diharapkan dengan adanya pembaharuan sistem perpajakan ini, Wajib Pajak dapat meningkatkan kemauan membayar pajak. Sistem pemerintahan dan hukum di suatu negara, khususnya di Indonesia juga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan hukum yang berlaku di Indonesia. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang salah satu alokasi dananya adalah untuk membangun sarana dan prasarana di Indonesia. Diharapkan dari pajak yang dibayar oleh masyarakat dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah guna membangun negara, bukan untuk dijadikan ‘pendapatan’ pribadi bagi pemerintah. Oleh karena itu diperlukan kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum agar terciptanya kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan hal penting dalam penarikan pajak karena dengan adanya kemauan Wajib pajak untuk membayar pajak, maka diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak yang meliputi: kesadaran membayar pajak; persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan; pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak; dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum. Penelitian yang mendasari penelitian ini adalah penelitian Handayani, et al (2012) yang menggunakan kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas
4
sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, dan kemauan membayar pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Handayani, et al adalah: 1.
Responden penelitian Handayani et al adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, sedangkan dalam penelitian ini, responden adalah Wajib Pajak Orang Pribadi.
2.
Penelitian Handayani dilakukan tahun 2012, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Berdasarkan kondisi dan penelitian referensi, muncul ketertarikan untuk
meneliti dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan Wajib Pajak Orang Pribadi membayar pajak. dikembangkan
dengan
judul
Penelitian dan analisis ini
“FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (KPP Pratama Kosambi)”. B. Batasan Masalah Di dalam penelitian ini, ada beberapa batasan masalah antara lain, objek tempat penelitian adalah pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi, tahun yang diteliti adalah tahun 2013, variabel penelitian adalah kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, dan kemauan membayar pajak.
5
C. Rumusan Masalah Dengan adanya perkembangan jaman, teknologi dan dampaknya kemungkinan pada kemauan membayar pajak, berikut ini adalah rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak? 2. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kemauan membayar pajak? 3. Apakah terdapat pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak? 4. Apakah
terdapat
pengaruh
tingkat
kepercayaan
terhadap
sistem
pemerintahan dan hukum terhadap kemauan membayar pajak? 5. Apakah terdapat pengaruh secara simultan kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum terhadap kemauan membayar pajak? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak. 2. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kemauan membayar pajak. 6
3. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak. 4. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum terhadap kemauan membayar pajak. 5. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh secara simultan kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum terhadap kemauan membayar pajak E. Manfaat Penelitian Dengan tujuan yang disampaikan, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi, hasil ini diharapkan dapat memberikan umpan baik untuk mengajak masyarakat menjadi patuh pajak. 2. Sebagai informasi dan motivasi untuk Wajib Pajak dalam membayar pajak. 3. Sebagai informasi yang bermanfaat dalam menambah wawasan, baik bagi para pembaca maupun penulis sendiri. 4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai kemauan membayar pajak Wajib Pajak Orang Pribadi.
7
F. Sistematika Penelitian Penulisan penelitian ini, dikelompokkan menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab analisis dan pembahasan, dan bab simpulan dan saran. Bab I
PENDAHULUAN merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
TELAAH LITERATUR merupakan tinjauan pustaka sebagai dasar dalam menganalisis masalah yang ada saat ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN metode penelitian yang mencakup variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data metode analisis.
Bab IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN menjelaskan hasil dari penelitian, dimulai dari analisis data yang diperoleh hingga pengujian hipotesis dan implementasinya. Alat uji yang digunakan adalah uji kualitas data, yang termasuk di dalamnya uji realibilitas, validitas, normalitas, uji asumsi klasik termasuk di dalamnya uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji hipotesis menggunakan metode regresi
8
linear berganda, dengan menggunakan uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). Bab V
SIMPULAN DAN SARAN mengenai simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Simpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian berupa jawaban atas masalah penelitian yang telah dirumuskan. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal yang menghambat penelitian ini untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pihak lainnya. Saran yang diberikan menjelaskan mengenai hal-hal yang belum diteliti atau mengembangkan hal-hal yang belum diteliti dalam penelitian ini.
9