BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Struktur beton pracetak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem konvensional. Pada struktur beton pracetak dapat dilakukan kontrol kualitas yang baik sehingga lebih terjamin kualitas struktur, lebih ekonomis karena adanya reduksi dalam penggunaan cetakan, perancah, maupun tenaga kerja di lapangan, lebih singkat dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga lebih ramah lingkungan. Namun perlu diingat bahwa sistem pracetak baru efektif dan efisien bila diterapkan pada pekerjaan yang sifatnya berulang dan massal. Sistem pracetak yang sedang dikembangkan adalah sistem pracetak bataton. Sistem ini merupakan sistem struktur rangka dimana kolom dan balok menjadi elemen utama pemikul beban. Dalam sistem ini digunakan bataton kolom untuk tiang penyangga, bataton U untuk balok, serta bataton H untuk dinding pengisi dan pengaku. Sistem ini telah banyak diaplikasikan pada rumah sederhana maupun pada gedung hingga 3 lantai seperti dapat dilihat pada Gambar 1.1. Sistem pracetak bataton memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem konvensional, antara lain : 1. Cepat dan mudah dalam pemasangan. 2. Hemat waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Bataton juga berfungsi sebagai perancah dan bekisting sehingga sistem ini akan mengurangi penggunaan perancah dan bekisting. 4. Pada pekerjaan struktur gedung bertingkat, elemen kolom bataton telah memiliki daya dukung sebelum beton cast in place mengeras, sehingga pekerjaan pembetonan di atasnya dapat dilanjutkan. 5. Cara dan teknologi pembuatan bataton relatif sederhana sehingga dapat dilakukan pada skala industri kecil.
Gambar 1.1. Aplikasi sistem struktur pracetak bataton pada gedung 3 lantai.
Sistem pracetak memiliki kekurangan yaitu sulit dilakukan kontrol kualitas khususnya kepadatan beton cast in place. Dimensi bataton yang relatif kecil, tulangan rapat dan tebal selimut beton yang kecil akan menyebabkan pemadatan beton cast in place tidak dapat dilakukan dengan baik. Pada pelaksanaan pemasangan bataton, sulit menghindari jatuhnya spesi mortal ke dalam bataton, sisa spesi mortal ini dapat mengurangi kekuatan beton cast in place. Hal lain yang harus diperhatikan adalah tidak dapat diketahui dengan pengamatan secara visual kemungkinan terjadinya keropos pada beton cast in place yang terletak di dalam bataton.
Mutu bataton pracetak relatif rendah, sehingga sebagai elemen struktur harus mendapatkan perhatian khusus dalam analisis dan perencanaan. Selama ini struktur beton pracetak umumnya direncanakan dengan anggapan komponen pracetak bersifat monolit dengan elemen struktur cast in place. Dengan pendekatan ini, sistem struktur pracetak direncanakan sebagai sistem struktur konvensional. Konsep desain kapasitas yang umum dalam perancangan struktur konvensional juga digunakan dalam perancangan struktur pracetak. Pada struktur pracetak bataton konsep ini tentu tidak dapat diterapkan. Elemen struktur kolom bataton pracetak merupakan bagian yang sangat penting dalam mentransfer gaya dari elemen balok dan plat lantai, bila tidak direncanakan dengan baik maka aliran gaya pada struktur dapat berubah, sehingga hirarki keruntuhan yang ingin dicapai akan berubah dan pada akhirnya dapat menyebabkan keruntuhan prematur struktur. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dipandang perlu untuk dilakukan penelitian yang difokuskan pada perilaku kekuatan dan daktilitas kolom beton bertulang dengan bataton akibat beban eksentris. Parameter kajian mencakup aspek yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu eksentrisitas dan beton bertulang tanpa bataton sebagai pembanding.
B. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan mutu antara bataton pracetak dan beton cast in place, maka elemen struktur tersebut tidak dapat dianggap monolit. Kualitas beton cast in place sulit dikontrol akibat
kendala pada proses pelaksanaan seperti disebutkan di atas. Mutu bataton yang relatif rendah akan berdampak terjadinya spalling pada bataton sebagai selimut beton. Hal ini akan menyebabkan perilaku struktur kolom bataton pracetak menjadi rumit, untuk itu diperlukan analisis secara eksperimental.
C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis secara eksperimental terhadap perilaku lentur kolom pracetak bataton akibat beban aksial eksentris. Hasil yang diharapkan adalah untuk mengetahui : 1.
Perilaku beban aksial dan lendutan lateral pada kolom,
2.
Diagram iteraksi kolom,
3.
Kekakuan kolom,
4.
Daktilitas kolom,
5.
Pola keruntuhan kolom akibat beban aksial eksentris.
D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan sistem ini secara lebih luas. Disamping itu secara akumulatif diharapkan penggunaan sistem ini memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan nilai ekonominya.
E. Batasan Masalah Permasalahan kolom bataton pracetak belum banyak dikembangkan secara eksperimental, maka dalam pelaksanaannya perlu diberikan beberapa batasan antara lain : 1.
Objek penelitian adalah kolom bataton pracetak dari PT. HOLCIM Tbk,
2.
Benda uji kolom dibuat sebanyak 4 buah dan 1 buah benda uji kolom kontrol,
3.
Pengujian dilakukan pada kolom berbentuk bujur sangkar, kolom yang dievaluasi berjenis kolom pendek, beban aksial kolom bekerja eksentrik secara monotonik dan beton cast in place yang digunakan bermutu fc’ = 20 MPa,
F. Hipotesis
Bataton pracetak dapat berfungsi sebagai bekisting sehingga memudahkan pada pelaksanaan dan mengurangi pemakaian kayu. Kekuatan kolom dengan bataton pracetak masih lebih kecil dibandingkan dengan sistem kolom beton monolit. Penggunaan bataton akan meningkatkan kekakuan kolom.