BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya seorang pemimpin. Salah satu bagian dalam lembaga pendidikan di SMA Masehi Jepara yang di pimpin oleh Kepala Sekolah. Kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di sekolah, baik mengatur aktivitas dan proses belajar mengajar maupun dalam hal tanggungjawab pelaksanaan peraturan dan tata tertib yang harus dilakukan oleh siswa maupun guru. Sehingga bagaiman cara Kepala sekolah memimpin bawahannya berpengaruh terhadap guru, siswa, dan karyawan di lingkungan SMA Masehi Jepara.
Kepala sekolah salah satu contoh dari jenis pemimpin formal. Seperti dikatakan Kartini Kartono (2005:9) Pemimpin formal adalah orang yang organisasi/ lembaga tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin, berdasarkan
keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Purwanto (2004 : 17) mengatakan Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat 1
pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Sedangkan Wahjosumidjo (2002:83) mengatakan bahwa Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah dapat diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dan terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Untuk itu ,setiap kepala sekolah harus memahami kunci sukses kepemimpinannya, yang mencakup: pentingnya kepala sekolah, indikator kepemimpinan kepala sekolah efektif, sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah, modal kepemimpinan kepala sekolah yang ideal, masa depan kepemimpinan kepala sekolah, harapan guru terhadap kepala sekolah dan etika kepemimpinan kepala sekolah. Dimensi - dimensi tersebut harus dimiliki, dan menyatu pada setiap pribadi kepala sekolah agar mampu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
Sadili Samsudin (2006:287) Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalm situasi yang konduktif . Dalam hal ini, perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan perlu dipertibangkan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumensial kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan tugas-tugas guru, sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang 2
positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolahan untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.Seorang pemimpin harus memiliki potensi pribadi ( memiliki integritas yang tinggi, visi yang jelas, intelegensi yang tinggi, kreatif dan inovatif, tidak mudah puas, fleksibel dan memiliki kematangan jiwa, sehat jasmani rohani, memiliki kompetensi kepemimpinan ( memiliki ketrampilan berkomunikasi, mampu berorganisasi, mampu memotivasi orang lain, mampu untuk
mengelola
mengendalikan
konflik,
stress),
mampu dan
memimpin
berkompetisi
tim
kerja,
beorganisasi
(
mampu mampu
mengembangkan organisasi, memiliki keterampilan operasional, memiliki sesadaran biaya yang tinggi, wibawa dan karismatik, mempunyai idealisme dan cinta tanah air), memiliki kemampuan menajemen strategic, paham aspek makro dan mikro, mampu meraih peluang, mampu mengadakan pengkaderan). Mulyasa (2012:7) paradigma pendidikan yang memberi kewenangan luas kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensialnya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan misalnya, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan melakukan pengelola keuangan dengan sebaik-baiknya . Kemampuan ini diperlukan , karena jika dulu kepala sekolah diberi bantuan oleh pemerintah dalam bentuk sarana dan prasarana pendidikan yang sering kurang bermanfat bagi sekolah, maka dalam konteks otonomi daerah dan disentralisasi pendidikan, bantuan langsung diberikan dalam
3
bentuk uang, mau diapakan uang tersebut bergantung sepenuhnya kepada kepala sekolah.;yang penting dia dapat mempertanggungjawabkan secara professional.
SMA Masehi Jepara merupakan salah satu sekolah Kristen di Jepara. Sekolah ini memiliki seorang Kepala sekolah yang bernama Bp. Suwono, S.pd. Beliau menjabat sejak Tahun 2008. Selama masa menjabatan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara beliau mengembangkan sekolah dengan baik dan menjadikan salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan – lulusan yang berkualitas. Sebelum menjadi seorang kepala sekolah, beliau adalah seorang guru sejarah dan sosiologi di SMA Masehi Jepara. Selain aktif dalam organisasi sekolah, dan organisasi lingkungan beliau juga majelis gereja di GITJ Sukodono Jepara.
Menurut Mantondang (2008:5) kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Sehingga bagaimana cara kepala sekolah memimpin Sekolah sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan terutama dalam proses belajar mengajar baik untuk siswa maupun guru. Cara Kepala Sekolah memimpin dapat dilihat dari bagaimana Kepemimpinan yang dimiliki. Guru akan mengajar dengan optimal jika Kepala Sekolah membimbing dan memotivasi guru agar dapat melaksanakan tugas- tugas administrasinya dengan baik dan penuh tanggungjawab. Selain itu Kepala Sekolah juga harus menjadi contoh yang baik bagi siswanya, misalnya saja dengan mematuhi 4
peraturan Sekolah yang sudah ada sehingga contoh yang baik itu dapat juga dijadikan teladan yang baik oleh Guru dan siswanya.
Pemimpin mempunyai jiwa kepemimpinan dan tolenransi yang cukup tinggi terhadap karyawannya. Selain itu, pemimpin harus memiliki wibawa dan semangat yang sangat tinggi. Walaupun Bp. Suwono, S.pd. merupakan kepala sekolah yang tegas dan bertanggung jawab serta berani mengambil resiko dalam mengambil keputusan
demi Sekolah yang di
pimpinnya.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Kepemimpinan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara dalam kaitannya dengan Kepemimpinan Manajerial. C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki tujuan: 1. Mengetahui kompetensi kepemimpinan manajerial Kepala Sekolah di
SMA Masehi Jepara. 2. Mengetahui Kompetensi kepemimpinan yang terkuat dari Kompetensi
kepemimpinan manajerial Kepala Sekolah di SMA Masehi Jepara.
D. Signifikasi Penelitian 5
1. Signifikasi teoristis Melalui penelitian ini diharapkan dapat
mendukung teori
kepemimpinan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kepemimpinan ada lima yaitu 1. Kompetensi Kepribadian 2. Kompetensi Manajerial 3. Kompetensi Kewirausahaan 4. Kompetensi Pembelajaran 5. Kompetensi Sosial
2. Signifikasi praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang Kompetensi
kepemimpinan manajerial yang dimiliki
Kepala Sekolah di SMA Masehi Jepara.
E. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah 1. Banyak kepemimpinan tetapi hanya dilihat dari Kompetensi kepemimpinan manajerial saja. 2. Penelitian ini merupakan penelitian gambaran yang hanya menjelaskan secara deskriptif.
6