1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan bagi anak usia dini dewasa ini mulai semakin diperhitungkan, hal ini ditandai dengan mulai bermunculannya penelitian-penelitian tentang perkembangan anak usia dini (Hurlock, 1978; Santrock, 2007; Atkinson & Hilgard, 1983; Solehuddin, 1997) yang kemudian bergulir pada bagaimana menciptakan pendidikan yang ideal bagi anak. Awal-awal tahun kehidupan anak dianggap masa-masa keemasan anak, sehingga sering muncul istilah “The Golden Age” (Solehuddin, 1997). Istilah ini muncul tentu saja bukan tanpa alasan, banyak penelitian yang kemudian mengungkapkan bagaimana otak sebagai pusat informasi bagi seorang manusia berkembang sangat pesat di awal-awal kehidupan manusia (Amstrong, 2011; Diamond & Hopson, 1998; Putra & Dwilestari, 2012; Papalia & Olds, Jamaris, 2006). Masa-masa genting ini tentu tidak akan terulang dua kali, oleh sebab itu orang tua maupun pihak-pihak yang perduli akan perkembangan anak mulai memikirkan bagaimana memfasilitasi perkembangan tersebut agar terus berkembang dan menetap dengan baik pada diri manusia. Berangkat dari pemahaman seorang tokoh pendidikan berkebangsaan Jerman yaitu Frederic Froebel tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak, pada tahun 1837 Froebel (Jamaris, 2006) mulai menciptakan sebuah wadah pendidikan yang ditujukkan untuk memfasilitasi kebutuhan anak-anak usia dini. Froebel (Solehuddin, 1997) percaya bahwa jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai dengan potensi anak maka anak akan berkembang secara wajar. Froebel (Jamaris, 2006) mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun, sekolah tersebut diberi nama Kindergarten (Taman Kanak-Kanak) (Solehuddin, 1997). Hal ini sejalan dengan pemikiran Froebel (Solehuddin, 1997) yang mengemukakan bahwa masa anak itu merupakan suatu fase yang sangat berharga. Adriany (2013) pun menyebutkan bahwa taman kanakFitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
kanak (Kindergarten) merupakan tempat dimana masa kanak-kanak yang ideal dapat terjadi. Sehingga keberadaan taman kanak-kanak ini dirasa penting bagi pendidikan anak usia dini. Sedikit banyak kemunculan “Kindergarten” tersebut mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Perkembangan sekolah bagi anak usia dini di Indonesia kemudian tumbuh dan berkembang, Indonesia sendiri memulai perkembangannya di tahun 1922 dimana pada masa itu Negara Indonesia masih dibayangi oleh penjajahan bangsa Belanda. Bermula dari keperdulian seorang tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (Herlina & Indrati, 2010) akan pendidikan Indonesia yang masih sulit diakses oleh masyarakatnya, Ki Hajar Dewantara kemudian mulai mendirikan wadah bagi masyarakat pribumi untuk mengenyam pendidikan. Wadah pendidikan tersebut kemudian diberi nama Taman Siswa yang lalu berkembang dan khusus bagi anak-anak nama tersebut berubah menjadi Taman Indria (Syaripuddin, 2004). Nama tersebut dipilih sebab pada masa-masa ini anak belajar melalui panca inderanya. Taman Indria ini ditujukkan bagi anakanak dengan usia dibawah tujuh tahun. Berangkat dari sejarah tersebut, dewasa ini pendidikan di Indonesia mulai berkembang dan semakin bervariatif. Bagi sebagian kalangan, terutama masyarakat kelas menengah keatas pendidikan dianggap bukan hanya sekedar kebutuhan semata. Namun juga sebagai bekal penunjang kehidupan di masa yang akan datang, dengan kata lain pendidikan dianggap sebagai investasi yang menjanjikan (Ailwood, 2008). Banyak kemudian orang tua yang sangat selektif terhadap pendidikan bagi anaknya. Tentu hal ini dianggap oleh sebagian kalangan yang tak sedikit juga merupakan pelaku bisnis, mulai melirik pendidikan bagi anak usia dini sebagai lahan bisnis yang dapat dikembangkan. Berbagai jenis sekolah kemudian mulai bermunculan, mulai dari sekolah yang berbasis agama, sekolah yang bertaraf internasional dengan mengutamakan penggunaan bahasa asing, sekolah yang melabelkan lembaganya sebagai sekolah yang entrepreneur, sekolah yang berwawasan karakter juga sekolah yang mengusung tema kepemimpinan. Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Tema-tema tersebut diatas muncul dari harapan untuk menciptakan individu-individu yang siap meraih pendidikan dan pekerjaan di masa depan terutama di era milenium (Ailwood, 2008; Docket, 2007). Ciri-ciri individu yang siap menghadapi era milenium dimasa yang akan datang dijabarkan oleh Covey (2009) diantaranya ialah individu yang dapat bergaul di lingkungan sosial, memiliki kepribadian dan moral yang unggul, menguasai teknologi, memiliki nilai kepemimpinan dalam dirinya serta dapat menegosiasikan pemikiran-pemikirannya kepada orang lain. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai nilai yang dapat menjadikan seorang individu lebih unggul dan lebih sukses. Seseorang dengan jiwa kepemimpinan mampu menghargai orang lain, menghargai waktu, mudah bergaul dan membuat pilihan yang tepat (Covey, 2008). Stogdill (Avolio, Rotundo & Walumbwa, 2009) menjabarkan seorang anak dengan sifat kepemimpinan sebagai seseorang yang memiliki kepandaian, keteguhan, dan memiliki rasa tanggung jawab. Hal ini dapat tercipta dengan serangkaian bantuan dari orang tua maupun guru sehingga keterampilan tersebut dapat terasah dalam diri anak. Begitu pentingnya nilai kepemimpinan dalam seorang individu, kemudian menjadikan kepemimpinan sebagai sesuatu yang ramai dibicarakan. Hard (2011) pun mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah topik yang sedang ramai dibicarakan dan mulai sering dilakukan penelitian. Banyak kemudian penelitianpenelitian juga pelatihan yang mengangkat tema kepemimpinan (Numberi, 2010; Covey, 1995; Nair, 1997; Gitsham & Peters, 2009). Tak hanya tema kepemimpinan secara umum, tema kepemimpinan di lingkungan sekolah pun mulai banyak digali. Salah satunya tema kepemimpinan pada para pemimpin di sekolah (Rodd, 2006; Hard, 2011; Hard, 2005; Ylimaki, 2012; Heikka, Waniganayake & Hujala, 2013; Dunlop, 2008). Seperti halnya Hard (2011) yang membahas mengenai bagaimana kepemimpinan di lingkungan pendidikan dan penitipan bagi anak usia dini, kemudian Ylimaki (2012) membahas mengenai kurikulum kepemimpinan pada era konservatif yang menghasilkan dua jenis
Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kurikulum yaitu kurikulum kepemimpinan professional yang baru serta kritik bagi kurikulum kepemimpinan. Beberapa jenis temuan penelitian tersebut ramai membicarakan mengenai nilai-nilai
kepemimpinan
para
pemimpin
(penyelenggara
pendidikan)
dilingkungan pendidikan anak usia dini. Sedangkan penelitian tentang kepemimpinan pada anak itu sendiri masih sangat minim, padahal seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya kepemimpinan bagi anak merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan anak. Oleh sebab itu maka penulis mencoba untuk membahas kepemimpinan pada anak yang didasari oleh penelitian. Penulis memilih sebuah TK di Kota Bandung sebagai tempat penelitian. TK tersebut dalam kesehariannyamenjadikan kepemimpinan sebagai bagian dari aktivitas pembelajarannya. Dengan mengusung tema “Leadership is Our Habit”, kepemimpinan kemudian menjadi fokus utama yang terintegrasi dengan materi pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanannya ternyata terjadi berbagai proses negosiasi dalam mewujudkan nilai kepemimpinan pada anak. TK Pemimpin ini dalam dokumennya mengklaim bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya adalah berpusat kepada anak (Web, 2013). Menjadi hal yang menarik ketika model pembelajaran yang diklaim oleh TK tersebut sebagai model pembelajaran yang Child Centre (berpusat pada anak) justru didominasi oleh peran guru. Namun demikian, nyatanya hal ini tidak lantas membuat nilai-nilai kepemimpinan dalam diri anak hilang. Keunikan hal tersebut akan coba peneliti kupas dalam kajian “Negosiasi Konsep Kepemimpinan dalam Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Anak”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang menjadi latar belakang diatas, maka rumusan yang dapat mewakili isi dari penelitian ini antara lain: 1. Apakah sumber dari nilai-nilai kepemimpinan di TK Pemimpin? 2. Bagaimana nilai-nilai kepemimpinan tersebut diterapkan pada anak?
Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
3. Bagaimana pengaruh praktik kepemimpinan pada anak di TK pemimpin?
C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan di TK pemimpin ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana nilai kepemimpinan dipahami dan diterapkan kepada anak-anak serta bagaimana dampak yang muncul dalam diri anak.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diharapkan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan pemahaman keilmuan mengenai kepemimpinan pada guru maupun praktisi pendidikan lainnya dapat meningkat. Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi pihakpihak yang membutuhkan informasi mengenai kepemimpinan pada anak usia taman kanak-kanak. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan pemaparan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi orang tua dan guru untuk sama-sama terlibat dalam mengembangkan potensi anak khususnya kepemimpinan anak. Selain itu, diharapkan para pemimpin sekolah dapat menjadikan penelitian ini
sebagai
acuan
apabila
hendak
memasukkan
nilai-nilai
kepemimpinan dalam kurikulum pendidikan di sekolahnya.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Uraian
dari
skripsi
ini
dibagi
menjadi
beberapa
bagian
yang
keseluruhannya berkaitan dengan kepemimpinan pada anak usia taman kanakkanak dan proses pelaksanaanya di lapangan. Bagian awal atau Bab I dari skripsi ini akan membahas latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, rumusan masalah apa saja yang dijadikan dasar bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. Tujuan penelitiannya seperti apa, manfaat apa yang akan diperoleh baik itu oleh peneliti maupun bagi para praktisi pendidikan khususnya dunia anak. Kemudian pada bagian berikutnya akan membahas hal-hal teoritis yang berkaitan dengan hasil temuan dilapangan. Pada Bab II skripsi ini akan mengulas hal-hal yang menjadi landasan teori yang berkaitan dengan kepemimpinan, baik itu kepemimpinan yang bersifat umum seperti definisi, ciri-ciri, manfaat kepemimpinan. Selain itu, pada Bab II ini penulis akan mengungkapkan bagaimana secara teoritis nilai-nilai kepemimpinan tersebut dikembangkan di lingkungan pendidikan anak. Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian yang sesuai dengan karakteristik penelitian dimana, hal ini diharapkan mendapatkan data yang utuh tanpa rekayasa dalam seting yang alamiah sebab penelitian ini juga melibatkan anak sebagai salah satu sumber informan. Kemudian Bab IV akan membahas temuan-temuan dilapangan, hasil-hasil penelitian serta pembahasan bagi setiap hasil yang ditemukan. Seperti halnya apa yang menjadi sumber inspirasi kepemimpinan bagi sebuah lembaga, bagaimana cara guru melaksanakan praktik kepemimpinan pada anak, bagaimana dampak yang timbul kepada anak ketika anak melaksanakan praktik kepemimpinan tersebut. Sedangkan pada Bab V akan dipaparkan mengenai kesimpulankesimpulan yang peneliti buat berdasarkan pada apa yang ditemukan dilapangan dengan teori-teori yang melandasinya. Selain itu pada Bab V ini juga akan diberikan saran atau rekomendasi bagi para pelaku pendidikan juga para pembaca
Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
yang memiliki profesi lain namun memiliki ketertarikan kepada kepemimpinan dan dunia anak-anak. Akhir dari penyusunan skripsi ini akan dipaparkan mengenai daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang menjadi referensi penulis selama melakukan penelitian
Fitri Sukma Irianti, 2014 Negosiasi konsep kepemimpinan dalam model pembelajaran yang berpusat pada anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu