BAB I Pendahuluan A. latar belakang Di
indonesia
yang
memiliki
iklim
tropis
memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik dan dapat berfungsi sebagai vektor penyebar penyakitpenyakit seperti malaria, demam berdarah dan filariasis (Gubler, 1984). Terdapat 23 spesies nyamuk dari genus Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres yang dapat
menjadi
vektor
potensial
penyakit
filariasis
(Sucipto, 2011). Filariasis
limfatik
atau
penyakit
kaki
gajah
sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. Sembilan negara endemis filariasis limfatik yakni Bangladesh, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri lanka, Thailand, dan Timor Leste. Di
Indonesia,
337
kabupaten
masih
merupakan
daerah
endemis (WHO, 2010). Filariasis spesies
cacing
di
Indonesia
filaria
yaitu
disebabkan
oleh
tiga
Wuchereria
bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori. Cacing filaria ini oleh
berbagai
spesies
nyamuk
yang
bertindak
sebagai
vektor disebarluaskan di seluruh kepulauan indonesia.
1
2
Beberapa
spesies
merupakan
dari
vektor
genus
filariasis
Culex,
Aedes,
bankrofti.
Anopheles
Vektor
utama
filariasis bankrofti di daerah perkotaan adalah Culex quinquefasciatus sedangkan di daerah pedesaan berbagai spesies Anopheles seperti An. subpictus, An. bancrofti, An. aconitus, An. punctulatus, dan An. farauti. Vektor utama filariasis malayi adalah spesies dari Mansonia dan
Anopheles,
seperti
Mansonia
uniformis
dan
An.
barbirostris, sedangkan vektor utama filariasis timori adalah An. barbirostris. Filariasis
bankrofti
merupakan
penyakit
menular
yang disebabkan infeksi W. bancrofti yang hidup dalam saluran dan kelenjar limfe hospes yang ditularkan oleh gigitan nyamuk. Cx. quinquefasciatus berperan sebagai vektor W. Bancrofti (Aceh, 2007). Dampak penyakit filariasis sangat besar, berupa kecacatan, daerah
kelemahan
endemik.
psikologis
dan
dan
Hal keadaan
ketidakmampuan
ini
berakibat
sosial
ekonomi
penduduk pada
di
kondisi
penderitanya
(Cook & Zumla, 2003). Usaha untuk menekan populasi ini penting disamping karena mengganggu manusia dengan gigitannya juga dapat menjadi vektor penyakit (Soedarto, 2011). Banyak cara
3
dikembangkan
untuk
menekan
populasi.
Pengendalian
vektor dapat dilakukan dengan perbaikan lingkungan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yaitu dengan Program 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) dan penyuluhan kesehatan
terhadap
masyarakat.
Program
ini
termasuk
pemberantasan secara fisik dan berfungsi untuk memutus daur
hidup
vektor
stadium
pradewasa
(Kusriastuti,
berhasil
mengendalikan
2005). Secara
umum
insektisida
beberapa jenis serangga pengganggu maupun hama, namun penggunaan insektisida terus menerus akan menyebabkan resistensi dan masalah lingkungan (Aceh, 2007). Cara untuk menghindari gigitan nyamuk dan membasmi nyamuk
dapat
digunakan
menggunakan kesehatan.
insektisida Bahan
menghasilkan batang,
bahan
bahan
dapat
dari
yang
yang
berasal
anti
nyamuk
dimanfaatkan
alam
dapat
tanpa
mempengaruhi
dari yaitu
sebagai
harus
alam daun,
bahan
itu akar,
pengusir
nyamuk (Soedarto, 2011). Selama ini masyarakat memberantas nyamuk dengan bahan
kimia
sehingga
mengakibatkan
pencemaran
lingkungan. Cara alternatif yang aman untuk memberantas nyamuk dengan menggunakan bahan alami.
4
Penggunaan
larvasida
alami
memiliki
beberapa
keuntungan, antara lain degradasi atau penguraian yang cepat
oleh
komponen
sinar
alam
matahari,
lainnya,
udara,
sehingga
kelembaban,
mengurangi
dan
risiko
pencemaran tanah dan air. Selain itu, umumnya larvasida alami
memiliki
toksisitas
yang
rendah
pada
mamalia
karena sifat inilah yang menyebabkan larvasida alami memungkinkan untuk diterapkan pada kehidupan manusia (Amalia,2008). Salah satu tanaman yang digunakan adalah serai (Andropogon
nardus
batang
daun
dan
l).
yang
Manfaat kering
serai
terutama
digunakan
untuk
pada bumbu
masak, minyak wangi, bahan pencampur jamu, dan juga dapat
dibuat
minyak
atsiri.
Ramuan
serai
dapat
dimanfaatkan sebagai pengusir (mengendalikan) serangga, contohnya nyamuk sebagai vektor. Pemberantasan vektor ini adalah dengan memutuskan rantai penularannya, yaitu pemberantasan
vektor
dengan
bahan
kimia.
Masyarakat
diharapkan secara aktif berperan untuk menghindar dari gigitan nyamuk penular dengan menggunakan kelambu waktu tidur, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, serta menghilangkan
tempat
perkembangbiakan
dan
peristirahatan nyamuk penular. Untuk menghindari vektor
5
penyakit
(nyamuk),
kimia.
Ekstrak
tentu
serai
dengan
menggunakan
(Andropogon
nardus
bahan
L)
ini
merupakan senyawa kimia alamiah yang dapat digunakan dalam
upaya
pengendalian
dan
pemberantasan
vektor
penyakit tersebut. Tanaman ini mengandung minyak atsiri (esteris) yang terdiri dari senyawa yang mempunyai daya bunuh.
Senyawa
sitronela
mempunyai
sifat
racun
(desiscant). Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus(Abdillah,2004;Wahyuni,2005). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka diharapkan
ekstrak
serai
(Andropogon
nardus
l)
mempunyai efektifitas sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Cx. quinquefasciatus.
B. Perumusan Masalah 1. Apakah ekstrak etanol serai mempunyai daya bunuh larva Cx. quinquefasciatus sehingga dapat digunakan sebagai larvasida? 2. Berapa besar dosis/konsentrasi yang diperlukan untuk membunuh larva Cx. quinquefasciatus?
6
3. Apakah peningkatan konsentrasi ekstrak etanol serai sebanding dengan peningkatan persentase mortalitas larva nyamuk Cx. quinquefasciatus? c. Tujuan Penelitian: 1. Mengetahui
efek
serai(Andropogon
larvisida nardus
L)
ekstrak terhadap
etanol
larva
Cx.
quinquefasciatus. 2. Mengetahui dosis/konsentrasi yang diperlukan untuk membunuh larva Cx. quinquefasciatus. 3. Mengetahui hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak
etanol
serai
dan
peningkatan
persentase
mortalitas larva nyamuk Cx. quinquefasciatus.
D. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
masukan
yang
berharga
memutus
rantai
ini bagi
penularan
diharapkan semua
dapat
pihak
penyakit
menjadi
dalam
filariasis
upaya yang
ditularkan oleh nyamuk Cx. quinquefasciatus dan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memberantas nyamuk Cx. quinquefasciatus dengan menggunakan bahan yang aman dan relatif murah.
7
E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian untuk mengetahui efek larvasida ekstrak etanol serai (Andropogon nardus l)
terhadap
larva
nyamuk
Cx.
quinquefasciatus
belum
pernah dilakukan.