BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik atau
manajemen
perusahaan mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penggabungan beberapa usaha atau lebih dikenal dengan sebutan Merger dan Akuisisi. Menurut Abdul Moin (2010, p13) dalam Merger, Akuisisi & Divestasi, sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu : 1.
Tumbuh dan berkembang secara dinamis
2.
Berada pada kondisi statis.
3.
Mengalami proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan bisa melakukan
ekspansi bisnis dengan memilih satu diantara dua jalur alternative yanitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth), dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external growth). Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal (start-ups business). Jalur ini memerlukan berbagai pentahapan mulai dari riset pasar, desain produk, perekrutan tenaga ahli, tes pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas produksi atau operasi sebelum
1
2
perusahaan menjual produknya ke pasar. Sebaliknya pertumbuhan eksternal dilakukan dengan “membeli” perusahaan yang sudah ada. Merger dan akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru atau produk baru tanpa harus membangun dari nol. Merger dan akuisisi telah menjadi topik populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, perbincangan ini hanya terbatas pada kalangan komunitas pelaku bisinis, namun sekarang masyarakat umum mulai familiar dengan dua terminologi ini (Abdul Moin, 2010, p2). Di Indonesia misalnya, kita menyaksikan berbagai peristiwa merger dan akuisisi seperti merger Bank Mandiri, merger Bank Permata, akuisisi Indofood atas Bogasari, dan akuisisi Kalbe Farma atas Dankos Lab. Dalam skala internasional kita juga telah menyaksikan puluhan bahkan ratusan deal merger dan akuisisi setiap tahunnya. Merger antara Dimler-Benz dengan Crysler, Exxon dengan Mobil Oil, Pharmacia dengan Upjohn, akuisisi Singapore Techonolgies Telemedia (STT) atas Indosat, dan akuisisi Sony atas Columbia Picture adalah hanya sebagian kecil merger dan akuisisi lintas Negara. Aktivitas merger dan akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensnya perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal. Di Indonesia merger dan akuisisi menunjukkan skala peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Sementara itu di negara-negara maju seperti Amerika serikat, Kanada, dan eropa Barat, fenomena merger dan akuisisi sudah menjadi pemandangan bisnis yang biasa.
3
Bahkan di Amerika gelombang Merger dan Akuisisi telah dimulai sejak akhir abad 18, dan sekarang telah memasuki gelombang ke lima. Dikemukakan oleh Lany Dharmasetya dan Vonny Sulaimin (2009, p2) dalam Merger dan Akuisisi Tinjauan dari Sudut Akutansi dan Perpajakan, Menurut data statistik bursa efek Jakarta – berganti nama menjadi bursa efek Indonesia - antara tahun1995 – 1997 ( sebelum terjadinya krisis moneter pada juni 1997), jumlah perusahaan yang go-public tercatat lebih kurang sebanyak 259 perusahaan. Sebanyak 57 Perusahaan yang melakukan penggabungan usaha. Pada pasca krisis moneter tahun 2000 sampai dengan pertengahan tahun 2008, penggabungan usaha dilakukan oleh lebih 40 perusahaan. Berdasarkan laporan yang diterbitkan KPMG International, nilai transaksi merger dan akuisisi pada tahun 2007 diperkirakan mencapai US$3,79 triliun. Pada semester kedua tahun 2007 mencatat rekor baru dimana secara global transaksi merger mencapai US$1,65 triliun atau meningkat 90% dibanding periode yang sama pada tahun 2006. Hal ini menunjukan masih tingginya aktivitas merger dan akuisisi di kalangan pelaku perusahaan. Merger dan akuisisi dilakukan oleh perusahaan yang berskala besar dengan nilai transaksi yang besar mempengaruhi banyak aspek terutama aspek hukum, perpajakan, dan akuntansinya. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (“Adira Finance”) yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi salah satu perusahaan pembiayaan terbesar untuk berbagai merk otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola. Pada bulan Maret 2004, Adira Finance melakukan penawaran saham
4
perdana, yang diikuti dengan pengalihan 75,0% kepemilikan pemegang saham lama melalui penempatan terbatas ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (“Bank Danamon”), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh Grup Temasek dari Singapura. Dengan dukungan dari Bank Danamon, Perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen maupun pemegang saham. Sejalan dengan kemampuan utama Perusahaan dalam mengelola risiko pembiayaan secara retail, Adira Finance lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan dukungan dana yang besar dari Bank Danamon, serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi, Perusahaan mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun 2006. Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, 74,5% berasal dari sektor pembiayaan sepeda motor dan 25,0% berasal dari sektor pembiayaan mobil. Perusahaan membiayai sedikitnya 12,2% dari seluruh penjualan sepeda motor baru dan 3,9% dari seluruh penjualan mobil baru di Indonesia selama tahun 2006. (www.adira.co.id) Dari beberapa informasi diatas diceritakan mengenai Adira Finance sebagai perusahaan pembiayaan yang mengalami peningkatan kinerja bisnis setelah diakuisisi oleh Bank Danamon sehingga penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai akuisisi yang memberikan value added kepada perusahaan, dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan dari tahun 2003 – 2010 menggunakan metode perhitungan Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE) dan
Economic Value Added (EVA) yang disusun dalam Thesis dengan judul :
5
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), (STUDI KASUS : PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK.)”.
1.2.
Rumusan Masalah Adanya proses merger dan akuisisi diharapkan perusahaan akan mengalami
peningkatan kinerja finansial karena muncul sinergi dalam banyak aspek antar kedua perusahaan itu, oleh karena itu dalam thesis ini, penulis ingin menganalisa peningkatan kinerja pada akuisisi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) yang dilakukan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) dalam hal sebagai berikut : “Bagaimana
kinerja
keuangan
Adira
Finance
selama
2003-2010
dengan
membandingkan antara sebelum dan sesudah proses akuisisi?”
1.3.
Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur kinerja keuangan Adira Finance sebelum dan sesudah diakusisi oleh Bank Danamon. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Adira Finance terkait terjadinya proses akuisisi.
6
3. Mengidentifikasi potensi sinergi peningkatan kinerja keuangan yang akan terjadi melalui hasil perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah proses Akuisisi.
1.3.2. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai alat bantu atau pertimbangan bagi perusahaan yang ingin melakukan akuisisi. 2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai keuntungan dan kerugian akusisi suatu perusahaan, khususnya perusahaan pembiayaan, diukur dari kinerja keuangannya. 3. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait analisa kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi perusahaan.
1.4.
Ruang Lingkup Adapun Ruang lingkup dalam penulisan thesis studi kasus ini dibatasi pada
analisa kinerja keuangan Adira Finance
dalam periode 2003-2010 dengan
menggunakan metode ROA, ROE, dan EVA. Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga agar pembahasan serta pemecahan masalah tidak menyimpang atau meluas pada masalah yang lainnya.
7
1.5.
Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan thesis studi kasus ini akan terbagi dalam lima bab dan
masing-masing bab terdapat sub-sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang terkait dalam penelitian ini antara lain mengenai pengertian akuisisi yang meliputi alasan melakukan merger dan akuisisi, klasifikasi objek yang diakuisisi, keunggulan dan kelemahan akuisisi, peraturan-peraturan mengenai merger dan akuisisi. Bab ini juga berisi rasio finansial yang digunakan yaitu return on assets (ROA), return on equity (ROA), dan metode perhitungan economic value added (EVA) beserta komponen-komponennya dijelaskan.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian akan membahas mengenai metode penulisan, objek penelitian, kerangka pikiran, jenis dan sumber data yang digunakan untuk membuat studi kasus dan proses analisa studi kasus.
8
BAB IV ANALISA KASUS Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang kasus yang berisi tren industry dan permasalahan, analisa kinerja keuangan Adira Finane yang dilakukan dengan metode ROA, ROE, dan EVA berdasarkan data-data yang didapat dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 2003 sampai 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil analisa terhadap data dan informasi yang telah diolah serta saran-saran yang dapat diberikan untuk menambah informasi bagi perusahaan serta pembaca.