BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pendapatan Indonesia berasal dari dua sumber, yaitu penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Penerimaan pajak hampir selalu menyumbang mayoritas dari total penerimaan negara dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, penerimaan pajak Indonesia menyentuh 980,5 trilyun rupiah atau 73% dari total pendapatan negara. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.148,4 trilyun rupiah atau 76% dari total pendapatan negara. Pada tahun 2014, penerimaan negara yang berasal dari pajak meningkat lagi menjadi 1.280,4 trilyun rupiah atau sebesar 77% dari total pendapatan negara. Karena kontribusinya yang sangat besar bagi pendapatan negara, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan pajaknya. Berbagai macam cara dilakukan pemerintah untuk terus menggenjot penerimaan pajaknya, antara lain dengan memperbaiki sistem administrasi wajib pajak agar wajib pajak lebih mudah dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, antara lain dengan memberlakukan e-tax services. E-tax services meliputi registrasi online (e-reg), SPT elektronik (e-SPT), pelaporan online (e-filing), dan pembayaran online (ebilling). Layanan ini bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam
1
melaksanakan kewajiban perpajakannya, sehingga wajib pajak termotivasi untuk membayar pajak dan penerimaan pajak dapat ditingkatkan. Bahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2015, pemerintah berencana untuk meningkatkan tunjangan bagi pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Presiden ini dikeluarkan guna meningkatkan kinerja pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang pada tahun 2015 dibebani tanggung jawab untuk meningkatkan penerimaan pajak sebesar 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun pembayaran pajak ini justru menjadi beban bagi wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Pembayaran pajak dianggap menjadi beban yang dapat memperkecil penerimaan. Hal ini menimbulkan usahausaha oleh wajib pajak terutama wajib pajak badan untuk menekan pengeluaran pajaknya serendah mungkin baik dengan cara yang dilegalkan seperti tax avoidance dan tax planning, maupun cara yang ilegal seperti tax evasion. Mardiasmo (2011) mengatakan bahwa tax avoidance adalah usaha untuk meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang. Sedangkan tax evasion adalah usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undangundang (menggelapkan pajak). Perusahaan sebagai wajib pajak badan memiliki cara-cara tersendiri untuk menekan biaya pajak perusahaan yang biasa disebut dengan tax planning atau perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah metode perencanaan perusahaan dengan mengambil insentif dan manfaat yang disediakan oleh badan pembuat Undang-undang sehingga tetap mendukung ketetapan yang telah dibuat dalam hukum (Srinivas, 1981:4). Dengan demikian, dengan menggunakan tax planning
2
atau perencanaan pajak, perusahaan dapat menekan beban pajaknya dengan cara yang dilegalkan. Perencanaan pajak sangat penting dalam pengambilan keputusan. Seorang pengambil keputusan yang baik melakukan pengelolaan pajak dalam setiap transaksi utama (Karayan, 2007:7). Menurut Harnanto (2013), tujuan dari perencanaan pajak ini adalah untuk meminimisasi beban atau pajak yang terutang (dalam tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya). Dengan begitu, dengan perencanaan pajak perusahaan dapat menekan pajak yang harus perusahaan keluarkan seminimal mungkin. Selanjutnya perencanaan pajak sangat penting dalam membuat keputusan keuangan yang baik1. Menurut Karayan dan Swenson (2007), “salah satu cara untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif pajak efektifnya. Tarif pajak efektif perusahaan adalah jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan, dibagi dengan laba bersihnya (sebelum pajak).” Semakin rendah tarif pajak efektif perusahaan maka semakin efektif perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tersebut karena jumlah pajak yang benar-benar dibayarkan oleh perusahaan semakin rendah. Mengingat begitu pentingnya tarif pajak efektif yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perencanaan pajak perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan,
penulis
tertarik
untuk
membuat
penelitian
yang
berjudul
“PENGARUH TINGKAT LABA, ARUS KAS BEBAS, INTENSITAS MODAL DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP TARIF PAJAK EFEKTIF 1
Karayan, John E. dan Charles W. Swenson. Strategic Business Tax Planning. Wiley. New Jersey: 2007. Hlm 5.
3
PERUSAHAAN” sehingga diharapkan dengan mempelajari penelitian ini para praktisi dapat dengan mudah dalam memutuskan untuk menerapkan langkahlangkah dalam perencanaan pajak.
1.2 Rumusan Masalah Uraian di atas menyebutkan bahwa perencanaan pajak sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk menekan beban pajaknya. Indikator dari efektif tidaknya suatu perencanaan pajaknya dapat dilihat dari effective tax rate atau tarif pajak efektif perusahaan. Nilai dari tarif pajak efektif perusahaan dapat dijadikan dasar oleh perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak. Dengan begitu perlu dilakukan penelitian terhadap faktor apa saja yang mempengaruhi tarif pajak efektif perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti membuat rumusan masalah yaitu: apakah tingkat laba, arus kas bebas, intensitas modal dan intensitas persediaan mempengaruhi tarif pajak efektif perusahaan.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1. Pengaruh tingkat laba (income level) terhadap perubahan tarif pajak efektif perusahaan-perusahaan di Indonesia. 2. Pengaruh arus kas bebas (free cash flow) terhadap perubahan tarif pajak efektif perusahaan-perusahaan di Indonesia. 3. Pengaruh intensitas modal (capital intensity) terhadap perubahan tarif pajak efektif perusahaan-perusahaan di Indonesia.
4
4. Pengaruh intensitas persediaan (inventory intensity) terhadap perubahan tarif pajak efektif perusahaan-perusahaan di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat yaitu: 1. Bagi akademisi dan peneliti Bagi akademisi dan peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif atau tarif pajak efektif itu sendiri. 2. Bagi praktisi Bagi para praktisi di perusahaan, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat keputusan dalam melakukan perencanaan pajak di perusahaannya. 3. Bagi pemerintah Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan tarif pajak yang akan dibebankan bagi wajib pajak khususnya wajib pajak badan (perusahaan).
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang sudah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
5
1.6 Sistematika Penulisan BAB I Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta ruang lingkup dan batasan dari penelitian yang penulis buat.
BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian seperti perencanaan pajak, tarif pajak efektif. Bab ini juga berisi teori tentang variabel-variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini seperti tingkat laba, arus kas bebas, intensitas modal dan intensitas persediaan. Pada bagian akhir bab ini, penulis akan menjabarkan penelitian-penelitian terdahulu terkait topik dalam penelitian ini.
BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang penulis gunakan di penelitian ini mencakup sifat penelitian, populasi dan sampel, jenis data, data yang diperlukan, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang uraian hasil dari penelitian yang penulis lakukan, meliputi hasil statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, dan pembahasan.
6
Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian serta saran yang penulis ajukan untuk pihak-pihak yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.
7