BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk beragama. Bagaimanapun manusia adalah makhluk yang dapat dipengaruhi oleh hal-hal religius, meskipun nilai kedalaman pengaruh tersebut bagi masing-masing manusia tidak sama. Selaras dengan hal tersebut sejarah manusia membuktikan bahwa manusia secara kelompok maupun individu selalu memiliki agama. Meskipun bentuk dan corak isi agama bagi masing-masing orang atau kelompok tidak sama. Agama adalah sesuatu yang luhur dan diyakini dapat membawa keselamatan hidup di dunia dan di alam setelah mati yang dapat membawa manusia ke jalan Tuhan.1 Agama bagi para pemeluknya merupakan kebutuhan yang niscaya yang seringkali menentukan dalam kehidupannya lebih dari pada yang lainnya. Manusia memiliki kecenderungan beragama yang sesuai insting dan fitrahnya untuk mengakui adanya kekuatan yang luar biasa di atas alam yang ada ini, sebab hakekatnya agama merupakan tanggapan manusia terhadap wahyu Tuhan atau sesuatu yang dianggap sebagai realitas mutlak. Agama merupakan keyakinan manusia kepada sebuah kekuatan yang melampaui dirinya, kemana ia mencari pemuasan kebutuhan emosional dan mendapatkan
ketenangan
hidup
yang
diekspresikan
dalam
bentuk
2
penyembahan dan pengabdian. Agama bagi manusia adalah merupakan jawaban terhadap kebutuhan akan rasa aman terutama pada hati manusia yang
1
Haedar Nashir, Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.102 2
Ahmad Norma Permata, dkk., Metodologi Studi Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm. 7
1
2
kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan yang sesuai dengan perintah agama yang diyakininya dan menjauhi semua yang dilarangnya. Manusia dengan agama dapat menyadari hakekat keberadaannya di dunia bahwasannya hidup manusia tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia saja, tetapi di balik hidup materi ini masih ada hidup lain sebagai lanjutan dari hidup pertama, yakni kehidupan akherat. Satu aspek penting dalam kehidupan adalah agama. Agama sebagai undang-undang dasar dan pedoman hidup (way of life) bagi manusia yang berfungsi membimbing dan memberi petunjuk yang benar dan bernilai mutlak untuk kebahagiaan di dunia dan di alam sesudah mati.3 Tuhan yang bersifat Pengasih dan Penyayang memberikan suatu anugerah kepada manusia yang disebut agama. Telah diwahyukan oleh Allah SWT sejak nabi-nabi terdahulu hingga kepangkuan risalah Muhammad SAW. sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an :
ﺷﺮع ﻟﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺪﻳﻦ ﻣﺎ وﺻﻰ ﺑﻪ ﻧﻮﺣﺎ واﻟﺬي أوﺣﻴﻨﺎ إﻟﻴﻚ وﻣﺎ وﺻﻴﻨﺎ ﺑﻪ إﺑﺮاهﻴﻢ ... وﻣﻮﺳﻰ وﻋﻴﺴﻰ أن أﻗﻴﻤﻮا اﻟﺪﻳﻦ وﻻ ﺗﺘﻔﺮﻗﻮا ﻓﻴﻪ Artinya : “ Dia telah mengisyaratkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya… “. (QS. As-Syura’ : 13)4 Nabi dalam pandangan Islam adalah manusia biasa yang karena pengabdian mereka kepada kebenaran dan karena kehidupan mereka yang tanpa dosa (ma’shum) dipilih oleh Allah SWT sebagai rasul-Nya. Mereka telah menyatukan diri mereka begitu sempurna dengan Allah SWT sehingga dalam segala hal yang mereka katakan dan kerjakan membawa kehendak Allah SWT. Pesan yang mereka sampaikan bukan pesan mereka melainkan pesan Allah SWT. Allah SWT menyampaikan firman-Nya kepada mereka
3
4
Nasruddin Razak, Dienul Islam, PT. Ma’arif, Bandung, 1986, hlm. 19
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Qur’an, al-Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit CV. Gema Risalah Press, Bandung, 1993, hlm. 785
3
sehingga mereka bisa membentuk kehidupan mereka sesuai dengan kehendakNya dan menjadi model-model (terbaik) bagi semua manusia.5 Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa a.s adalah utusan Allah SWT (Rasulullah) yang kedatangannya membawa misi kasih Tuhan. Semua rasul itu muncul membawa misi kasih Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari ketertindasan dan kesesatan.hidup yang menghubungkan kesadaran manusia akan Tuhannya Yang Maha Esa dan Maha Kasih.6 Ajaran yang disampaikan kepada umat manusia bertujuan supaya manusia tidak tersesat dalam hidupnya. Seperti halnya juga agama yang telah diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai jalan menuju keselamatan dunia dan akherat – melalui mereka kabar gembira tentang keselamatan disampaikan kepada umat manusia. Nabi Isa a.s. yang dalam agama Kristen disebut sebagai Yesus Kristus di imani sebagai juru selamat. Yesus merupakan juru penyelamat umat manusia dan sebagai penebus dosa-dosa yang dibuat oleh manusia sejak Nabi Adam a. s. kejatuhan dosa. Seseorang tidak akan dapat menjadi suci selama ia tidak menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat yang mengorbankan diri di atas salib untuk menebus dosa manusia. Barang siapa beriman kepada Yesus maka dosanya akan terampuni, karena Yesus adalah Anak Allah. Yesus Kristus adalah putra Allah yang menjadi manusia untuk menjadi penyalamat manusia. Yesus merupakan jalan yang dikaruniakan agar manusia sampai pada keselamatan.7 Yesus Kristus merupakan gabungan dari dua kata. Yesus merupakan nama diri, sedangkan Kristus artinya “yang sedang diurapi”. Gelar Kristus ini memberikan makna bahwa Yesus telah diurapi Allah menjadi juru selamat
5
Ulfat Azizus Samad, Islam dan Kristen, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2000, hlm. 51
6
Qomaruddin Hidayat, Ahmad Gaus AF (editor), Passingover; Melintasi Batas Agama, PT. Gramedia, Jakarta, 1998, hlm. 207 7
– 19.
Team STFT “Surya Sang Bumi”, Damai Bagimu, Kanisius, Yogyakarta, 2001, hlm. 18
4
dunia.8 Kedua kata Yesus dan Kristus ini digabungkan menjadi satu kesatuan yang merupakan pengakuan iman yang berbunyi “Yesus adalah Kristus” atau “Yesus itu Kristus”. Apabila ada penambahan gelar Kristus pada Yesus sebenarnya merupakan suatu pernyataan iman bahwa Yesus sebagai sang Kristus, sang Penyelamat. Umat Kristen mengimani Yesus Kristus berkedudukan khusus, istimewa dan tinggal dalam hubungan penyelamatan antara Allah dan manusia. Seperti yang dijelaskan dalam kisah para Rasul 4 : 12 : “Keselamatan tidak ada selain dalam Dia. Sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang oleh-Nya kita diselamatkan”.9 Kristus diimani sebagai juru selamat – Yesus bukan hanya “Nabi Agung”, (Luk. 7 : 16) yang penuh roh sendiri : “Sesudah ia ditinggalkan oleh tangan kanan Allah dan menerima roh Kudus yang dijanjikan itu, maka diarahkan-Nya”. (Kis. 2 : 33), ditinggalkan oleh Allah sendiri, ia menjadi pemimpin dan penyelamat”.(Kis. 5 : 31). Al-kitab dalam Yoh. 3 : 16, 17 menjelaskan, “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”.10 Keselamatan di sini dihubungkan dengan pengalaman dosa yang merupakan pelepasan dari kuat – kuasa dosa manusia. Allah Bapa bersama dengan Allah Anak dan roh Kudus telah merancangkan jalan keselamatan bagi manusia melalui diri Yesus Kristus. Yesus lahir sebagai manusia yang mati di kayu salib sebagai (Anak manusia) untuk menebus dosa manusia, bangkit sebagai Anak Allah di antara
8
Nico Syukur, Kristologi Sebuah Sketsa, Kanisius, Yogyakarta, 1993, hlm. 24
9
Lembaga al-Kitab Indonesia, al-Kitab, Jakarta, 2002, hlm. 146
10
Ibid., hlm. 113
5
orang mati, naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah. Lalu Ia mengutus roh Kudus turun untuk diam di dalam hati orang-orang percaya.11 Uraian tersebut di atas menjelaskan bahwasannya Yesus memiliki peran dalam pelaksanaan misi kasih-Nya untuk menyelamatkan manusia guna menuju kebahagiaan yang bersifat kekal adanya (yakni kerajaan Allah), serta karya keselamatan-Nya merupakan upaya dalam pencapaian keselamatan yang kekal untuk umat-Nya. Selaras dengan adanya konsep penyelamatan oleh “juru selamat” Yesus Kristus dalam agama Kristen, maka terbuka ingatan kita dengan adanya konsep Syafa’at. Pemberian syafa’at oleh “pemberi syafa’at” Rasulullah Muhammad Saw kepada umatnya kelak di akherat guna mendapatkan keselamatan kekal. Sayfa’at Rasulullah Saw tersebut adalah merupakan anugerah dari Allah SWT untuk meringankan umat manusia dalam masa penantian yang panjang di hari (maghsar) yang dahsyat mengerikan, yang saat itu seluruh umat manusia menghadap kepada Tuhan semesta alam, menunggu keputusan masuk surga atau neraka.12 Nabi Muhammad Saw merupakan rasul terakhir yang telah diampuni dosanya (ma’shum) yang telah lalu dan yang akan datang oleh Allah SWT. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya dan istimewanya kedudukan Nabi serta tingginya derajat beliau Saw. Nabi Muhammad kemudian memohon kepada Allah SWT untuk diperkenankan memberikan syafa’at-nya kepada umatnya dengan do’anya, dan Allah SWT mengizinkan para Nabi melakukan do’a itu di dunia, sedangkan Rasulullah Saw menyimpan do’anya sebagai syafa’at di hari kiamat.13
11
J. Karuniadi, Fokus Injil ; Kematian dan Kebangkitan Kristus, Jakarta, t. th., hlm. 6
12
Muhammad Muchson Anasy, Polemik Dr. Musthofa Muhammad Versus Yesus Qard Haibi, Tentang Ada dan Tiadanya Syafa’at Rasulullah Saw, Penerbit Azan, Jakarta, 2002, hlm. 120 13
Umar Sulaiman, al-Asyqar, al-Yaum al-Akhir : al-Qiyamah al-Kubra, Terj. Hilman Subagyo dalqam Hari Akhir : Kiamat Besar, PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2001, hlm. 162
6
Seperti yang telah dijelaskan oleh rasulullah Saw dalam hadits riwayat Syaikhan melalui Anas r. a . sebagai berikut :
وإﻧـﻲ اﺧـﺘـﺒﺄت دﻋـﻮﺗـﻲ, ﻓﺎﺳـﺘـﺠﻴﺒﻠـﻪ, ﻗـﺪ دﻋـﺎءﺑـﻬﺎ ﻓﻲ أﻣـﺘﻪ,إن ﻟﻜﻞ ﻧـﺒـﻲ دﻋـﻮة ( )رواﻩ اﻟـﺸـﻴﺨـﺎن ﻋـﻦ أﻧـﺲ.ﺷـﻔﺎﻋـﺔ ﻷﻣـﺘﻲ ﻳﻮم اﻟـﻘﻴﺎﻣﺔ Artinya : “ Sesungguhnya setiap nabi mempunya do’a yang telah ia gunakan untuk umatnya. Lalu do’anya dikabulkan. Tetapi aku sengaja menyimpan do’aku sebagai syafa’at bagi umatku kelak di hari kiamat ”. (HR. Syaikhan melalui Anans r. a.)14 Nabi Muhammad Saw dalam kepercayaan Islam adalah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafa’at bagi manusia di akherat setelah manusia menempuh pengadilan akhir.15 Setelah periode kebangkitan manusia dengan peniupan terompet Israfil dilakukan tiga kali berkumpullah semua manusia yang telah dibangkitkan di padang maghsar untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka selama hidup di dunia. Mengenai syafa’at, Allah SWT telah berfirman dalam QS. as-Saba’ ayat 23 sebagai berikut :
وﻻ ﺗﻨﻔﻊ اﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻋﻨﺪﻩ إﻻ ﻟﻤﻦ أذن ﻟﻪ ﺣﺘﻰ إذا ﻓﺰع ﻋﻦ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻗﺎﻟﻮا ﻣﺎذا ﻗﺎل رﺑﻜﻢ ( ) .ﻗﺎﻟﻮا اﻟﺤﻖ وهﻮ اﻟﻌﻠﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ Artinya : “ Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orangorang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka ; Mereka berkata : “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu ?”, Mereka menjawab : “ (perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar “. (QS. as-Saba’ : 23)16 Ayat ini dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi bahwasannya syafa’at tidak ada di sisi Allah SWT kecuali bagi yang telah dizinkan-Nya. Padahal Allah SWt takkan mengizinkan seorangpun memberi syafa’at kepada orang kafir. Allah SWT akan memberi izin kepada orang yang Dia ridhoi untuk memberi syafa’at. Syafa’at itu tidak berguna sekali kecuali bagi pemberi
14
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Sejarah Mukhtaarul al-Hadits : Hadits-hadits Pilihan (berikut penjelasannya), CV. Sinar Baru, Bandung, 1993, hlm. 259 15 Wainata Sairin, Tempat dan Peran Yesus di Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2002, hlm. 62 16
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Penyafsir al-Qur’an, op. cit., hlm. 687
7
syafa’at yang diizinkan Allah SWT buat memberikannya yaitu para Nabi, malaikat dan semisal mereka, dan orang-orang yang menerima syafa’atpun adalah yang patut menerima syafa’at.17 Berkaitan dengan hal-hal di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas “Yesus : Juru Selamat Dan Nabi Muhammad Pemberi Syafa’at (Studi Komparatif Kristen Dan Islam), sebagai judul penelitian dalam rangka memenuhi syarat kelulusan program studi Strata Satu (S. I). Adanya juru selamat yakni Yesus Kristus dalam agama Kristen merupakan keimanan yang sangat fundamental sifatnya, di mana Yesus diyakini sebagai satu-satunya penyelamat atau penolong yang bisa menyelamatkan umat Kristen menuju keselamatan yang kekal, yakni menuju suatu kerajaan Allah. Bagi Islam, yang mampu memberikan pertolongan agar supaya selamat dari siksa neraka adalah Rasulullah Muhammad Saw dengan do’anya, Rasulullah Saw memberikan pertolongan yang disebut sebagai syafa’at Nabi Muhammad Saw / syafa’at al-‘Uzma.. Kedua tokoh tersebut (Yesus dan Muhammad) dalam agama masingmasing dipandang sama-sama memiliki peran serta dalam usaha umat manusia untuk mencapai tujuan keselamatan, yakni keselamatan yang abadi. B. Pokok Permasalahan Guna mencapai hasil yang sistematis dan mudah dipahami maksud dan tujuan dari skripsi ini, maka perlu dirumuskan pokok-pokok permasalahan, yang antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana persamaan dan perbedaan penyelamatan ummat (studi perbandingan) antara peran Yesus dan Muhammad ? 2. Bagaimana relevansi adanya juru selamat dan pemberi syafa’at dalam agama Islam ?
17
Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 22, CV. Toha Putra, Semarang, 1989, hlm. 124 – 126
8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi Setiap penulisan karya ilmiah tentu memiliki tujuan dan manfaat penulisan. Begitu pula penulisan skripsi ini dengan judul “YESUS JURU SELAMAT DAN NABI MUHAMMAD PEMBERI SYAFA’AT (STUDI KOMPARATIF KRISTEN DAN ISLAM)” mempunyai tujuan dan manfaat penulisan, yang antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penyelamatan ummat (studi perbandingan) antara peran Yesus dan Muhammad 2. Untuk mengetahui relevansi adanya juru selamat dan pemberi syafa’at terhadap manusia pada masa sekarang Manfaat dari pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman umat manusia tentang makna juru selamat dalam Kristen dan pemberi syafa’at dalam Islam, di mana keduanya ini berperan sebagai pembawa misi keselamatan 2. Untuk menambah wawasan tentang peran Yesus dan Muhammad dalam hal penyelamatan D. Tinjauan Pustaka Untuk pembahasan yang lebih lanjut, maka penulis perlu menyebutkan dan menjelaskan adanya tema yang membahas tentang YESUS JURU SELAMAT DAN NABI MUHAMMAD PEMBERI SYAFA’AT (STUDI KOMPARATIF KRISTEN DAN ISLAM) secara umum. Adapun buku-buku yang pembahasannya berkaitan dengan topik skripsi ini antara lain : Bukunya Harun Hadiwiyono yang berjudul Iman Kristen, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995. Menerangkan bahwa keselamatan itu hanya dicapai dengan iman kepada Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, karena penyelamatan yang dilakukan Yesus merupakan karya Allah. Karya Tuhan Allah sebagai penyelamat umatnya dilihat melalui dua segi, yaitu : karyanya di dalam Tuhan Yesus Kristus unik memperbaiki Tuhan Allah dengan manusia yang rusak karena dosa, dan karyanya dengan perantaraan Roh
9
Kudus untuk menjadikan keselamatan yang telah diperoleh Kristus benarbenar menjadi milik manusia. Sebuah karya Tom Jacobs, yang tertuang dalam sebuah karangannya di dalam buku Siapa Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru, menerangkan bahwa keselamatan itu sebenarnya merupakan sesuatu yang masih akan datang yang dapat dicapai dengan hidup “Dalam Yesus”. Keselamatan yang masih dalam pengharapan adalah sebuah proses penyelamatan yang titik pangkalnya terletak pada kebangkitannya, setelah kebangkitannya inilah keselamatan baru dapat dicapai. Dalam buku ini meskipun dinyatakan tentang proses penyelamatan melalui kematiannya, tetapi hal itu terkesan sebagai perantaraan menuju kebangkitan. Dalam bukunya Umar Saulaiman al-Asygar yang berjudul hari Aklhir Kiamat Besar, menjelaskan tentang peristiwa banyak menyertakan haditshadits sebagai penjelasan dan sebagai bukti adanya syafa’at Nabi Muhammad Saw, pada buku ini disertakan juga macam-macam syafa’at Nabi Muhammad Saw dan Syafa’at yang ditolak oleh Allah SWT. Wainata Sairin pengantar Dawam raharjo dalam bukkunya Tempat dan Peran Yesus di Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam, banyak dijelaskan secara sekilas tentang Yesus dan hari akhir sesuai dengan analisis Islam. Di sini juga dibahas tentang syafa’at, karena berbicara mengenai hari akhir tentunya tidak lepas dari hal syafa’at Nabi Muhammad Saw. Pada buku ini diterangkan bahwa syafa’at Nabi akan berlangsung setelah peristiwa kebangkitan, yakni pengadilan akhir. Tetapi penjabaran dalam buku ini sangat pendek dan terbatas sekali, sehingga belum mampu memberikan informasi tentang syafa’at secara detail. E. Metode Penulisan Skripsi Guna memperolah hasil penelitian yang metodis, maka diperlukan suatu metode dalam penulisan skripsi. Adapun metode yang dipakai penulis adalah sebagai berikut :
10
1. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode library research, yaitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan skripsi.18 Dengan membaca dan meneliti dari buku-buku yang berkaitan dengan topik maka setelah itu dijadikan data penulisan skripsi. Adapun sumber data dalam pengumpulan data terdiri dari : a. Sumber Primer adalah sumber utama atau pokok yang bahan-bahan penelitian atau kajian dalam penulisan ini. Adapun sumber primernya adalah Teologi Perjanjian Baru 2 Karya Donald Guthrie dan Tentang Dibenarkannya Syafa’at dalam Islam Menurut al-Qur’an dan Sunnah karya Syaikh Ja’far Subhani, Terj. Ahsin Muhammad. b. Sumber Sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam melakukan suatu analisa. 2. Metode Analisa Data Metode analsisa data yang digunakan penulis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang memuaskan yakni dengan metode analisa sebagai berikut : a. Metode Deduktif Metode ini merupakan proses pendekatan yang dimulai dari suatu pengetahuan yang bersifat umum yang kemudian disempitkan dalam kesimpulan yang lebih khusus.19 b. Metode Induktif Metode ini merupakan proses pendekatan yang dimulai dari suatu pengetahuan yang bersifat khusus yang kemudian disampaikan dalam kesimpulan yang lebih umum.20
18
Sutrisno Hadi, Metode Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986, hlm. 49
19 Anton Bekker dan Ahmad Zubair, Metode Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hlm. 43 20
Ibid., hlm.
11
c. Metode Komparasi Metode ini digunakan untuk menentukan persamaan dan perbedaan dengan membandingkan instrumen-instrumen yang terkait, pemikiran yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang sebenarnya dan secara murni.21 d. Metode Hermeneutik Kata hermeneutik berasal dari kata Yunani Hermeneuein yang berarti menafsirkan. Hermeneutik sebagai metode diartikan sebagai cara menafsirkan simbol yang berupa teks atau benda konkrit untuk dicari arti dan maknanya.22 F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang skripsi ini, maka perlu dibuat sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut : Bab Pertama, dalam bab ini tertuang latar belakang permasalahan apa yang mendorong penulis tertarik untuk menjadikan judul Yesus Juru Selamat dan Nabi Muhammad Pemberi Syafa’at (Studi Komparatif Kristen dan Islam) sebagai judul skripsi. Selain latar belakang permasalahan dalam bab ini disertakan pula pokok permasalahannya, di mana pokok permasalahan ini akan diuraikan dalam analisis. Selanjutnya adalah Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi. Setiap penulisan karya ilmiah tentunya memiliki tujuan dan manfaat penulisan, oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini juga memiliki tujuan dan manfaat penulisan sesuai dengan tema pembahasan. Dalam manfaat penulisan skripsi ini, mengharapkan penulis mengenai skripsinya mendapatkan sebuah kesimpulan atau hasil yang memuaskan, maka dalam penulisan skripsi ini digunakan suatu metode, antara lain metode pengumpulan data, sumber data yang terdiri dari sumber primer dan sekunder,
21
22
Ibid., hlm. 17
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 1996, hlm. 85
12
dan ketiga metode analisa data. Metode analilsa data digunakan penulis untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal mengenai permasalahan yang dibahas. Terakhir dalam bab ini adalah sistematika penulisan skripsi yang memberikan gambaran secara umum mengenai skripsi ini. Bab Kedua, merupakan landasan teori mengenai Yesus Juru Selamat dalam agama Kristen. Untuk mengantarkan kepada materi inti, maka perlu digambarkan secara singkat tentang agama Kristen itu sendiri. Oleh karena inti permasalahan adalah mengenai pembawa misi keselamatan yakni Yesus, maka perlu dibahas juga tentang Nabi atau Rasul dalam agama Kristen, supaya mendapatkan informasi yang detail dan akurat mengenai pembawa misi keselamatan, yaknni Yesus Juru Selamat. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Yesus itu sendiri sebagai juru selamat yang meliputi pengertiannya, risalahnya dan juga karya keselamatan atau penyelamatan Yesus pada umatnya. Karena penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus dilanjutkan kepada umat Kristen, maka perlu juga dibahas tentang jalan atau cara untuk mendapatkan keselamatan dalam agama Kristen. Bab Ketiga, juga merupakan landasan materi, yakni Nabi Muhammad pemberi syafa’at dalam agama Islam. Pada bab ini juga diberikan gambaran umum tentang agama Islam dengan tujuan untuk mengantarkan kepada inti materi. Untuk bisa mendapatkan informasi yang detail pula. Mengenai pembawa misi keselamatan (melalui pemberian syafa’atnya) yakni Nabi Muhammad Saw, maka disertakan pula tentang Nabi atau Rasul dalam agama Islam. Kemudian dibahas mengenai Nabi Muhammad selaku pemberi syafa’at, yang mana syafa’at itu diberikan kepada umatnya agar supaya umatnya bisa selamat atau bisa tertolong. Pada bagian ini meliputi pengertian, risalah pemberi syafa’at dan pemberian syafa’at Nabi Muhammad pada umatnya. Bagian terakhir pada bab ini adalah tentang jalan atau cara untuk mendapatkan syafa’at dalam agama Islam. Bab Keempat, adalah analisa. Pada bab ini merupakan uraian dari pokok permasalahan yang ada. Pokok-pokok permasalahan yang dianalisa berdasarkan data-data yang ada di bab kedua dan ketiga sebagai sumber
13
informasi. Pokok permasalahannya antara lain mengenai persamaan dan perbedaan antara Yesus sebagai Juru Selamat dalam agam Kristen dan Nabi Muhammad sebagai pemberi syafa’at. Pokok permasalahan lainnya, yakni tentang relevansi adanya juru selamat dan pemberi syafa’at terhadap manusia pada masa sekarang. Bab Kelima, adalah penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini adalah jawaban dari pokok permasalahan yang ada yang disampaikan secara singkat.