BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rasional Manusia dibangun oleh berjuta-juta sel yang membentuk jaringan, organ, dan Sistem. Aktivitas semua bagian tubuh manusia dikoordi-nasikan oleh sistem saraf dan hormon. Jika manusia ingin memecahkan masalah makanan, perlindungan, dan reproduksi, sistem saraf bertindak sebagai sistem koordinasi. Koordinasi saraf berbeda dengan koordinasi hormon karena saraf lebih cepat menanggapi perubahan-perubahan di lingkungan luar maupun dalam. Hal ini kebalikan dengan sistem hormon, yang diketahui hanya berhubungan dengan perubahan dalam tubuh. Oleh karena pentingnya fungsi sistem saraf, maka siswa harus memahami bagianbagian saraf dan fungsi sistem saraf secara keselu-ruhan. Dengan memahami sistem saraf, siswa dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Agar guru lebih mudah membelajarkan siswa dan bertindak sebagai fasilitator, guru harus memahami materi ini lebih mendalam. Modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan bagi guru-guru Biologi SMA.
1.2 Kompetensi Dasar Setelah mempelajari materi ini, diharapkan guru memiliki kemampuan untuk mengembangkan
pemahaman
siswa
dalam
menjelaskan
cara
penghantaran
rangsangan dan kerja sistem saraf pada manusia, serta masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem saraf.
1.3 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam modul ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Sel saraf atau neuron yang meliputi struktur sel saraf, Jalannya rangsang saraf, tiga komponen koordinasi saraf, dan sinapsis. 1.3.2 Sistem saraf pada manusia yang meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. 1.3.3 Masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem saraf.
1
BAB II MATERI DAN PENERAPANNYA 2.1 Kasus Seorang anak muda ditemukan mabuk-mabukan setelah memi-num minuman beralkohol. Ada juga anak muda yang meninggal karena meminum minuman yang beralkohol dioplos dengan minuman lain atau dengan obat-obatan. Di samping itu, saat ini banyak anak-anak muda yang ketagihan mengisap ganja dan menyuntikkan morfin melalui tangannya atau meminum semacam obat penenang yang melebihi dosis. Mereka merasa nikmat dengan mengisap ganja atau menerima suntikan morfin tersebut. Semua anak-anak ini tidak memahami pengaruh bahan-bahan ini terhadap sistem saraf mereka. Ada seorang anak muda yang tiba-tiba setengah sadar dan dari mulut keluar sedikit busa. Orang-orang mengatakan bahwa anak tersebut berpenyakit ayan (epilepsi) dan tidak boleh berada dekat air. Kasus lain, seorang wanita mengeluh karena menderita sakit kepala sebelah (migren). Serangan itu berhari-hari, setelah minum obat baru sembuh. Apa yang menyebabkan migren ini? Di masyarakat pernah ditemukan anak yang mendapat demam panas tinggi dan tidak segera diobati, beberapa bulan kemudian anak tersebut kakinya lumpuh dan tangannya juga susah digerakkan. Sete-lah di bawa ke dokter, anak tersebut dinyatakan mendapat serangan penyakit folio dan pengobatannya telah terlambat. Apakah semua masalah ini ada hubungannya dengan sistem saraf mereka? Untuk membahas masalah ini sebaiknya dibahas terlebih dahulu tentang sel saraf dan sistem saraf, karena semua hal-hal ini berhubungan dengan sistem saraf kita.
2.2 Analisis dan Teori Sel Saraf atau Neuron Manusia sanggup menerima stimulus (rangsangan) melalui reseptor. Stimulus ini kemudian dikirim ke bagian saraf pusat untuk ditafsirkan dan kemudian di bawa lagi ke bagian tubuh yang mem-butuhkannya. Jadi manusia sebagian besar mengubah stimulus di ling-kungannya. Manusia dapat berpikir dan mengatur pikirannya dibandingkan dengan hewan. Tidak hanya membedakan keadaan iklim, tem-peratur, dan cuaca, tetapi juga dalam beberapa hal manusia sanggup mengontrol lingkungannya. Hal ini karena perkembangan sistem saraf manusia lebih tinggi yang menyebabkan manusia mem-punyai akal dan sanggup berpikir. 2
Sebenarnya ada dua sistem saraf yang membuat manusia mempunyai sistem komunikasi, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Semua bagian tubuh lainnya dapat diambil atau dipindahkan kecuali sistem saraf, karena jaringan ini bercabang ke semua bagian tubuh berupa otak, sumsum punggung, ganglia, dan bermacam-macam saraf. Semua struktur sistem saraf ini dibangun oleh neuron-neuron (sel-sel saraf). Neuron hanya dapat dilihat dengan mikroskop, tetapi sel-selnya panjang. Neuron yang satu berbeda dengan neuron lainnya tetapi se-muanya mempunyai dasar yang sama. Neuron merupakan struktur ter-kecil dari sistim saraf yang mempunyai fungsi yang sangat efisien, strukturnya tidak didapatkan pada sel–sel lain. Struktur Neuron Setiap neuron terdiri atas badan sel saraf yang mengandung inti (nukleus) dan sitoplasma, perpanjangan sitoplasma seperti tali yang dinamakan serabut saraf. Di dalam badan sel (siton) terdapat inti (nucleus) dan sitoplasma yang mengandung butir-butir Nissl, mito-kondria, dan lain-lain. Butir Nissl banyak mengandung RNA dan pen-ting untuk sintesis protein. Badan sel merupakan pusat pengendalian dari neuron dan berhubungan dengan aktivitas sel hidup lainnya. Suatu neuron mempunyai 2 jenis serabut saraf yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit adalah serabut saraf yang membawa rangsang (impul) dari neuron yang lain atau reseptor ke badan sel saraf. Dendrit umum-nya pendek dan mempunyai cabang-cabang serabut. Cabang-cabang ini tersebar ke semua bagian tubuh dan berhubungan dengan cabang sel-sel saraf lainnya. Akson berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel saraf ke neuron yang lain atau ke efektor-efektor (otot atau kelenjar). Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa suatu neuron mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Akson merupakan juluran sitoplasma yang panjang. Akson biasanya lebih panjang daripada dendrit, tetapi panjangnya juga bervariasi, fungsinya menyampaikan pesan dari sel saraf ke sel yang lain. Bagian dari akson yang bersambungan dengan badan sel disebut akson hilok. Bagian ini memegang peranan penting dalam transmisi dan integrasi sinyal-sinyal saraf. tersebut dibentuk oleh sel-sel khusus yang dinamakan sel-sel Schwann. Selubung melindungi dan memberi makan akson. Selubung juga Beberapa akson dibungkus oleh lapisan lemak (fosfolipid) yang disebut selubung mielin dan bagian luar oleh neurolema. Selubung memelihara keseimbangan kimia pada akson. Celah antara sel3
sel Schwann dinamakan nodus Ranvier, dengan jarak kira-kira 1 mm dari satu nodus ke nodus yang lain di sepanjang akson yang bermielin. Akson mempunyai ujung-ujung khusus yang dinamakan terminal sinapsis, yang merilai (meneruskan) sinyal-sinyal dari neuron ke sel yang lain dengan melepaskan bahan kimia yang dinamakan neuro-tranmiter. Menurut fungsinya ada tiga jenis neuron yang berinteraksi dalam sistem saraf yaitu sebagai berikut. 1). Neuron sensoris (aferen) adalah sel-sel saraf yang membawa rangsangan dari alat indra atau reseptor ke otak atau ke susunan saraf pusat. 2). Neuron motoris (eferent) adalah sel saraf yang membawa rangsangan dari otak atau dari sumsum punggung ke otot atau ke kelenjar yang menyebabkan mereka bereaksi (lihat gambar 1). 3) Neuron asosiasi adalah sel-sel saraf perantara dalam otak dan sumsum punggung antara aferen dan eferen. Neuron adalah sel-sel yang paling panjang dalam tubuh manusia. Beberapa neuron ukuran panjangnya ada yang mencapai 2 meter. Berkas serabut saraf mengandung beratus-ratus bahkan ribuan akson membentuk suatu berkas saraf. Dalam suatu kumpulan serabut saraf, masing-masing serabut membawa rangsang secara terpisah. Error!
Gambar 1: Tiga jenis Neuron.(a) Neuron motoris (b) Neuron sensoris (c) Neuron asosiasi Bagaimana Suatu Rangsang Saraf Berjalan ? Rangsang berupa sinyal elektro-kimia bergerak di sepanjang sel saraf. Aliran rangsang pada saraf dapat dibandingkan dengan arus listrik pada kabel. Rangsang saraf bergerak lebih lambat daripada arus listrik pada kabel. Rangsang saraf berjalan 4
lebih kurang 100 meter perdetik, sedangkan arus listrik 300.000 km perdetik. Rangsang tidak hanya berjalan di sepanjang sel saraf, juga dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lainnya. Di dalam sel saraf rangsang dipindahkan secara elektrik. Bahan kimia umumnya terlibat dalam pergerakan rangsang dari sel ke sel yang lain. Seperti sel-sel lain, neuron mempunyai muatan listrik tertentu di sisi bagian dalam dan bagian luar sel membran (selaput). Pada waktu sel saraf istirahat atau tidak ada rangsang, sel saraf mempunyai mu-atan listrik positif pada sebelah luar membran sel dan bermuatan negatif pada bagian dalam membran. Jika suatu neuron dalam keadaan istirahat (resting potential) tidak membawa rangsangan. Sisi akson bagian luar mempunyai
kandungan natrium (Na +) yang
banyaknya kira-kira 10 kali daripada di bagian dalam akson. Membran bagian dalam bermuatan ion organik negatif dan kira-kira 30 kali ion Kalium (K+) daripada di sebelah luarnya. Ion Na+ keluar dari membran dan sebelah dalam bermuatan negatif. Ion K + bergerak di dalam dan keluar dari akson secara bebas. Pada waktu potensial istirahat (resting potensial), membran sel bagian dalam se-dikit bermuatan negatif dan bagian luar sedikit bermuatan positif. Pada saat ini, sel dikatakan dalam keadaan polar. Dengan menggunakan mikroelektroda dan perekam yang sensitif, dapat dipelajari sifat-sifat listrik neuron. Jika neuron ditusuk dengan mikroelektroda, maka akan diketahui bahwa bagian dalam neuron tersebut bermuatan negatif dengan besarnya kira-kira 70 milivolit (mV). Jika serabut saraf dirangsang, membran dengan tiba-tiba menjadi per-meable terhadap ion Na+ di tempat itu (rangsangan terjadi). Ion negatif pada membran bagian dalam menarik ion Na+, beberapa ion Na+ dengan cepat masuk ke dalam sel. Dengan masuknya ion ber-muatan positif ini menyebabkan bagian dalam membran menjadi lebih positif daripada di sebelah luar. Perubahan muatan elektrik ini menyebabkan terjadinya aksi potensial dan neuron dikatakan depolarisasi.
Gambar 2. Saraf dalam keadaan istirahat 5
Membran tetap permeable (dapat dilewati) terhadap ion-ion Na+ untuk waktu setengah milli detik. Muatan listrik ini cukup untuk memulai pergerakan aksi potensial di serabut saraf tersebut. Bagai-mana pergerakan ini terjadi? Dapat dilihat pada gambar 2, ion yang bermuatan positif dalam sel, bergerak ke arah area yang bermuatan negatif selanjutnya ke bagian yang dirangsang. Ion positif menyebabkan area ini menjadi depolarisasi dan membran menjadi permeable terhadap ion Na +, sehingga ion Na+ dari luar terdorong ke dalam membran. Hal ini menyebabkan bagian dalam akson menjadi bermuatan positif. Selanjutnya ion bermuatan positif masuk ke area yang bermuatan negatif dan dengan adanya aksi potensial (depolarisasi), maka rangsangan saraf bergerak di sepanjang serabut saraf. Perubahan secara cepat dari muatan negatif ke muatan positif dalam membran merupakan gelombang listrik yang dinamakan suatu rangsangan saraf. Suatu kabar rangsangan dapat dideskripsikan se-bagai gerak aksi potensial di sepanjang sel saraf. Segera setelah rangsangan melewati bagian serabut saraf, membran menjadi permeable lagi, hanya untuk ion K +, neuron ke-mudian kembali ke posisi potensial istirahat untuk siap menerima rangsangan berikutnya. Proses kembali ke potensial istirahat meli-batkan sistem transpor aktif yang diketahui sebagai pompa natriumkalium. Pompa natrium-kalium mendorong ion Na+ ke luar membran dan ion K+. masuk ke dalam membran. Pada akson yang bermielin, selubung mielin berfungsi sebagai isolator rangsang listrik. Karena adanya isolator ini, pertukaran ion melewati membran terjadi hanya pada nodus Ranvier yaitu bagian membran yang tidak berselubung. Hal ini menyebabkan terjadinya loncatan dari nodus ke nodus lainnya, akibatnya rangsangan berjalan di sepanjang akson bermielin 50 kali lebih cepat daripada yang tidak bermielin, kadang-kadang kecepatannya 100 meter perdetik. Selanjutnya rangsangan saraf dari satu sel saraf mencapai dendrit ke sel saraf berikutnya harus melewati sinapsis. Sel saraf tersebut melepaskan sejumlah neurotransmiter atau substansi yang merupakan jembatan pada sinapsis. Asetilkolin merupakan salah sa-tu neurotransmiter yang umum di dapatkan pada hewan invetebrata dan vetebrata. Asetilkolin berperan dalam pemindahan rangsangan saraf ke otot-otot. Otot tidak akan berkontraksi, jika sel saraf itu belum menerima rangsangan dari suatu sel saraf motoris. Ujung-ujung sel saraf motoris mempunyai “motor end plate”. Motor ini berekatan dengan serat otot, setiap kali rangsangan melewati akson, asetilkolin dilepaskan ke ruangan antara “motor end plate” dan serat 6
otot. Rangsangan dibawa oleh asetilkolin ke sel-sel dan mempenga-ruhi membran plasma
sel
otot,
yang
menyebabkan
otot
berkontraksi.
Kemudian
enzim
asetilkolinesterase dilepaskan untuk menguraikan asetilkolin, hal ini menyebabkan serat otot kembali rileks. Tiga Komponen Koordinasi Saraf Kemampuan manusia untuk bereaksi terhadap perubahan di lingkungan memerlukan 3 komponen. Pertama, harus ada reseptor (penerima) rangsangan. Reseptor rangsangan ini merupakan struktur yang dapat mendeteksi perubahan tertentu di lingkungan dan mengawali suatu isyarat (rangsangan saraf) pada sel saraf yang melekat padanya. Alat indra adalah salah satu contoh reseptor rangsangan. Kedua, dalam merespon saraf dan koordinasi saraf terdiri atas penghantar rangsang yaitu saraf itu sendiri (neuron). Ketiga, dalam koordinasi saraf diperlukan adanya efektor. Efektor merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap kabar rangsangan. Rangsangan yang disampaikan kepada efektor itu melalui neuron motoris. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (baik kelenjar eksokrin maupun kelenjar endokrin). Sinapsis Rangsangan bergerak dari neuron ke neuron lainnya, ujung-ujung dendrit dari satu sel saraf tidak menyentuh ujung-ujung sel lainnya, tetapi ada jembatan protoplasma. Jembatan protoplasma atau celah hubungan antara neuron dengan neuron lainnya dinamakan sinapsis. Rangsangan ini tidak “meloncat” menyeberang celah ini. Pada waktu ada rangsangan, terlepas bahan kimia yang dapat menyebabkan rangsangan tersebut bergerak ke neuron berikutnya.
Gambar 3. Sinapsis pada sel saraf manusia 7
Beberapa ujung cabang akson berbentuk seperti gelembung kecil yang dinamakan terminal buton. Dalam terminal buton ini terdapat kantong sangat kecil yang berisi bahan kimia yang dinamakan neurotransmiter termasuk asetilkolin, asam amino-butirat, norepi-nefrin, dan serotonin, yang merangsang dendrit terdekat untuk memulai penyampaian kabar rangsangan yang baru. Neurotransmitter ini dilepaskan ke rongga yang dinamakan celah sinapsis (Synaptic cleft), kemudian zat ini berdifusi dengan cepat ke dendrit terdekat. Hal ini akan
mengganggu
potensial
istirahat
dendrit
dan
dengan
begitu
akan
membangkitkan rangsangan baru, akhirnya kabar rangsangan mencapai sel efektor, misalnya serabut otot. Pada saat ini, neurontransmiter dilepas dari neuron motoris melalui “motor end plate” yang berada pada ujung-ujung akson dekat serabut otot. Neurotransmitter ini menyebabkan otot berkontraksi. Gerak Refleks Gerak refleks adalah tanggapan sederhana terhadap rangsangan yang terjadinya tanpa disampaikan lebih dahulu ke saraf pusat sensoris serebrum. Contoh gerak reflek, jika tangan kita ter-sentuh panci panas dengan segera tangan menjauh dari panas. Jalan rangsangnya adalah sebagai berikut. Rangsangan panas diterima oleh reseptor kulit, kemudian rangsang dikirim oleh neuron sensoris ke sumsum belakang (medula oblongata) segara meneruskannya melalui neuron asosiasi di sumsum, kemudian sumsum ini segera mengirim rangsangan ini
melalui neuron
motoris ke efektor (otot), sehingga terjadi tanggapan misalnya gerakan otot untuk segera menarik tangan dari objek panas tersebut. Contoh gerak refleks yang lain adalah menarik kaki dengan cepat dari objek yang panas (knalpot motor), menarik kaki pada waktu tertusuk pecahan kaca, menyesuaian pupil mata jika cahaya masuk, mengejapkan mata, menyentakkan lutut, dan bersin.
8
Gambar 4. Reflek pada kaki yang kena pecahan kaca. Arah panah menunjukkan arah rangsang saraf. Jalan Rangsang pada Gerak yang Disadari Pada gerak yang disadari, misalnya mengambil gelas untuk minum. Dimulai dengan rangsangan kita merasa haus. Reseptor da-lam lambung mengirim rangsangan di sepanjang neuron sensorik menuju neuron asosisasi di dalam sumsum tulang belakang, dan diteruskan ke otak. Otak mengolah kabar rangsangan dan memutuskan untuk mengambil gelas untuk minum. Dari otak rangsang untuk mengambil gelas dikirim melalui neuron asosiasi ke sumsum tulang belakang, lalu ke neuron motorik di tangan Anda, kemudian tangan bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem Saraf Pada Manusia Saraf sebagai sistem koordinasi berfungsi mengatur dan mengendalikan, maka dikenal adanya pengaturan oleh sistem saraf pusat yang menyampaikan informasi ke pusat pengaturan dan sistem saraf tepi. Sistem saraf manusia terdiri atas 2 bagian utama yaitu sebagai berikut. 1. Sistem saraf pusat yang terdiri atas otak dan sumsum punggung 2. Sistem saraf perifer (tepi) merupakan cabang dari otak dan sumsum punggung, terdiri atas sistem saraf otonom dan sistim saraf somatik (alat-alat indera).
9
Bagian dari sistim saraf Sistem saraf Pusat
Sistim saraf tepi
a. Otak terdiri atas 3 bagian otak depan terdiri atas serebrum, talamus, dan hipotalamus Otak tengah Otak belakang terdiri atas pons, serebelum dan sumsum lanjutan b. Sumsum belakang (medulla spinalis)
Cabang dari otak dan sumsum punggung. Saraf kranial 12 pasang Saraf spinal (saraf punggung) 31 pasang Saraf otak dan saraf punggung disebut saraf somatis
Sistim Saraf Pusat Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Kedua struktur ini tersusun dari jaringan saraf. Otak terdiri atas dua bagian, masing-masing mengontrol bagian-bagian tertentu pada tubuh, walaupun otak pusat pengontrol, sumsum tulang belakang juga mempunyai peran utama dalam pemindahan rangsangan dari neuron sensoris dan motoris. Otak Berat otak manusia kira-kira 1,4 kg. Otak berada dalam rongga otak dan dikelilingi atau dilindungi oleh tiga lapisan selaput (membran) yang disebut meningium. Membran yang sebelah dalam adalah piameter. Membran ini tipis dan liat untuk menutupi otak. Piameter mengandung banyak pembuluh-pembuluh darah yang halus untuk mensuplai zat-zat gizi dan oksigen ke otak. Membran tengah bersifat elastis dan disebut araknoid. Antara pia mater dan araknoid berisi cairan yang bening yang disebut juga cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi un-tuk mensuplai ion-ion untuk sel-sel otak dan sumsum lanjutan. Membran yang paling luar adalah duramater. Membran ini agak tebal dan berserabut, memberikan dukungan mekanik. Ketiga selaput dan cairan serebrospinal juga berfungsi sebagai penyerap kejutan terhadap otak. Dalam otak ada 4 kamar yaitu ventrikel yang berisi cairan serebrospinal. Dua di antara ventrikel ini ada kapiler-kapiler yang luas, sehingga memungkinkan pertukaran bahan-bahan darah dan cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventrikel dilengkapi silia untuk menjaga cairan serebrospinal tetap beredar. Otak merupakan pusat komunikasi dan berhubungan dengan bagian tubuh melalui sumsum punggung dan saraf lainnya. Otak adalah bagian dari sistim saraf yang menjadikan kita dapat berfikir dan mempunyai akal. Otak vetebrata dibedakan atas 3 bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian ini tidak tampak nyata pada otak manusia, tetapi polanya tampak jelas selama perkembangan otak embrio. 10
Otak Depan Otak depan pada manusia lebih maju dibandingkan dengan hewan. Otak depan terdiri atas serebrum, talamus, dan hipotalamus, serta bagian dari pituiatari dan pineal. Di samping hipotalamus ber-tanggung jawab terhadap hormonal, juga mengontrol parameter-parameter penting seperti, denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh, juga menggerakkan beberapa hal yang mendasar, seperti rasa lapar, rasa haus, seks, dan perasaan marah. Talamus berada di atas hipotalamus. Talamus merupakan sekumpulan inti serebral dikenal sebagai ganglia basal. Talamus ini menghubungkan antara beberapa bagian dari otak dan antara sistem sensoris dan serebrum. Otak depan manusia yang paling menonjol adalah serebrum. Serebrum terdiri atas 2 belahan (lobus) yang berliku-liku. Belahan kiri dan kanan dihubungkan oleh suatu jembatan yang terdiri atas 200 juta serabut saraf. Struktur seperti jembatan ini diketahui sebagai korpus kalosum (serebral yang berwarna putih). Ada 4 daerah (lobus) untuk masing-masing belahan yaitu bagian frontal (depan), parietal (tengah), temporal (samping), dan oksipetal (belakang). Pada kebanyakan vetebrata lainnya, misalnya katak terdapat lobus olfaktori yang lebih besar berupa tonjolan dari serebrum. Struktur tubuh yang membedakan manusia dengan vetebrata lainnya adalah serebrum. Volume serebrum manusia kira-kira 1,350 mL. Perbandingan ukuran serebrum dengan sistem saraf pusat lain-nya jauh lebih besar pada manusia dibandingkan dengan vetebrata lainnya. Bagian luar serebrum berupa lapisan korteks (bagian abu-abu) yang terdiri atas berjuta-juta badan sel saraf dan dendrit-dendrit. Bagian dalam terdiri atas serabutserabut saraf bermielin yang berwarna putih. kelompok dari inti yang dinamakan basal inti berada pada bagian yang paling dalam. Inti basal merupakan pusat perencanaan dan urutan belajar gerakan. Kerusakan pada bagian ini dapat menyebabkan hancurnya pusat gerakan pada manusia, yang dikenal dengan penyakit Parkinson dan Huntington atau bahkan membuat seseorang itu pasif dan tidak bergerak. Fungsi
utama
korteks
mengkoordinasikan respon
adalah
menerima
rangsang
dari
tubuh
dan
motoris. Korteks mengandung lekukan-lekukan yang
menyebabkan permukaan luar korteks lebih be-sar dan berkerut. Bagian abu-abu dibangun oleh badan sel, jadi jenis sel di sini adalah impolar. Masing-masing daerah pada belahan dinamakan korteks motoris yang mengontrol gerakan otot-otot pada bagian tubuh tertentu. Masing-masing daerah 11
korteks sensoris menerima rangsang dari bagian tubuh tertentu. Masing-masing belahan mengontrol aksi dan sensasi dari bagian tubuh yang berlawanan. Contohnya, belahan otak kiri mengontrol gerakan tangan sebelah kanan dan sebaliknya.
Gambar 5. Bagian-bagian Otak Manusia Korteks somatosensoris menerima dan mengintegrasikan sinyal-sinyal secara parsial dari reseptor sentuhan, rasa sakit, tekanan, dan suhu melalui bagian luar tubuh. Proporsi dari kortek motor dan kor-teks somatosensori disediakan untuk bagian tubuh khusus yang berhu-bungan dengan informasi sensoris atau motoris untuk bagian tubuh tersebut. Kedua belahan (hemisfer) otak dipisahkan oleh celah yang dalam yang disebut fisura Rolando, pada bagian bawahnya bersatu kembali melalui korpus kolosum. Kospus kolosum ini berupa masa substansi putih yang terdiri atas serabut-serabut saraf. Serebrum merupakan pusat pikiran, kenangan, akal, dan keinginan, daya cipta, kemampuan berbahasa dan tingkah laku. Bagian terdepan dari otak besar (lobus frontalis) mempunyai fungsi mengatur kontrol gerakan, menerima, dan menganalisis informasi fisual, termasuk gerak dalam berbicara. Daerah ini dihubungkan dengan area pengiriman rangsangan yang dinamakan area motoris. Di atas lobus temporalis dan di sisi lobus frontalis adalah lobus parietalis, yang fungsinya menerima rangsang dari organ sensoris kulit dan juga memberikan kesadaran terhadap posisi tubuh kita. Beberapa daerah tertentu telah dipetakan, yang berhubungan dengan bagian-bagian spesifik dari tubuh (gb 6). Misalnya bagian yang menerima informasi sensoris dari pergelangan kaki kiri, lutut, dan jari kaki. Dan daerah yang menerima rangsang dari alat indra adalah area sensoris. 12
Semua respon dari rangsangan yang diterima saraf sensoris kemudian dikirim ke daerah asosiasi untuk disampaikan ke daerah motoris. Daerah pendengaran terletak pada lobus temporalis, persis di bawah fisura longitudinal. Di sini rangsangan berupa suara diterima dan ditafsirkan. Pusat penglihatan terletak pada ujung lobus Oksipetalis (gb 6), di sini bayangan diterima dan ditafsirkan.Pusat penciuman dan pengucapan terletak di sebelah lobus temporalis. Berbicara, mende-ngar, sakit, membau, dan lainnya dihubungkan dengan korteks yaitu daerah untuk pikiran dan ingatan.
Gambar 6. Empat lobus Serebrum dan Fungsinya Bagian paling bawah korteks motoris disebut daerah broka yang mempunyai hubungan dengan kemampuan berbicara seseorang. Pada orang yang kidal, daerah broka terletak pada belahan sisi kanan, yang tidak kidal pada belahan sisi kiri. Ada beberapa struktur penting dalam serebrum. Pada masing-masing sisi otak terdapat talamus dan infundibulum, sebagai pangkal hifofisis. Talamus merupakan organ kecil yang berfungsi sebagai pusat rilai (penyampaian) untuk rangsangrangsang yang akan diteruskan ke serebrum.Talamus memproses setiap rangsangan yang datang sebelum dikirim ke bagian korteks dan juga memisahkan dan mengkombinasikan rangsangan dari korteks dan daerah lainnya di otak. Walaupun beratnya hanya beberapa gram, hipotalamus ini merupakan bagian otak yang sangat penting untuk pengaturan homeostatis. Hipotalamus mengandung termostat tubuh untuk mengatur suhu tubuh, rasa lapar, haus, keseimbangan garam dan air, serta tingkah laku emosional pada umumnya. Hipotalamus ini juga memegang peranan dalam tingkah laku seksual dan perkawinan. 13
Dekat korpus kalosum terdapat jaringan saraf yang dinamakan sistem limbik.Sistem ini fungsinya menerjemahkan rangsangan dan emosi seseorang ke dalam tindakan. Otak Tengah Otak tengah ini kecil terletak di bawah otak besar dan di atas sumsum lanjutan, mengandung pusat untuk menerima dan me-ngintegrasikan beberapa jenis informasi sensoris. Otak tengah pada vetebrata lain relatif besar. Lobus optikus merupakan bagian dari otak tengah dan menonjol pada burung, ikan, katak, dan reptil. Otak tengah merupakan jaringan serabut saraf yang dikenal pembentukan retikular (formasi retikular). Fungsinya menyampaikan rangsang dari otak depan dan otak belakang, serta antara otak depan dan mata. Rusaknya pembentukan (formasi) retikular dapat menyebabkan pingsan yang lama dan permanen, yang akhirnya menyebabkan kematian. Menuju ke atas melalui pusat sumsum lanjutan (medula oblongata) berupa jaringan serabut saraf yang dikenal sebagai formasi retikular. Jalur sensoris sumsum punggung menuju otak besar dan formasi retikular. Fungsi retikular adalah mengaktifkan otak besar pada waktu kita sedang tidur. Retikular mengaktifkan otak yang istirahat ketika menerima rangsang, tetapi rangsangan tersebut disaring terlebih dahulu. Contohnya seseorang dapat tidur nyenyak dengan adanya bunyi AC, tetapi akan terbangun mendengarkan bunyi telepon atau ada sesorang yang mengetuk pintu. Otak tengah ini memproses informasi fisual dan auditorial dari mata dan telinga sebelum dikirim ke otak depan, serta terlibat dalam pola-pola tingkah laku pada hewan tingkat rendah. Otak tengah juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Otak Belakang (Hindbrain) Otak belakang terdiri atas serebelum (otak kecil) dan medula oblongata (sumsum lanjutan). Serebelum berada di atas sumsum lanjutan dan di bawah lobus oksipetalis, mempunyai 2 belahan yang berlekuk-lekuk sangat dalam, masingmasingnya berhubungan dan dihubungkan oleh jembatan varol (Pons). Permukaan otak kecil memanjang untuk memperluas permukaannya. Bagian yang berwarna putih merupakan penyusun sebagian besar otak kecil dan ditutupi oleh lapisan abuabu yang tipis. Biarpun ukurannya kecil tetapi amat penting dalam kehidupan. Fungsi serebelum adalah mengatur rangsangan motoris, terutama gerakan otot pada seluruh alat tubuh, misalnya mengkoordinasikan gerakan berjalan, berlari, dan 14
menjaga keseimbangan tubuh. Jika otak kecil mengalami kerusakan atau sakit, tubuh akan kehilangan yang mengatur kerja otot, sehingga menyebabkan orang tersebut tidak dapat memasukkan makanan ke dalam mulut, semua gerakan otot sadar dan otot-otot anggota menjadi lemah dan bicara pelan. Sumsum lanjutan ini merupakan perpanjangan jaringan saraf dari otak ke sumsum belakang, terletak antara jembatan varol dan sumsum belakang, yang berbentuk bulat memanjang. Badan-badan sel saraf dari neuron motoris dan interneuron berwarna abu-abu. Walaupun ukurannya kecil, sumsum ini amat penting bagi kehidupan. Sumsum ini mengandung saraf yang membawa rangsang ke otak dan dari otak. Sumsum ini juga mengandung pusat-pusat saraf yang mengatur aktivitas-aktivitas yang di luar kemauan kita, seperti gerakan jantung, pembuluh darah, pernapasan, pencernaan, penelanan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Pons juga berpartisipasi dalam aktivitas ini, mempunyai inti yang mengatur pusat pernapasan di medula. Rangsangan saraf yang menstimulasi otot-otot tulang rusuk dan diafragma, menyebabkan kita bernapas, berasal dari dalam medula ini. Masing-masing belahan menerima rangsang dari dan mengirim ke sisi tubuh yang berlawanan. Sumsum ini juga mengatur aktivitas seperti bersin, batuk, muntah, dan mengejapkan mata. Jika sumsum ini rusak berat, orang akan mati karena pernapasan, gerakan jantung, dan peredaran da-rah terhenti.
Sumsum Punggung ( Medula Spinalis) Sumsum punggung terdiri atas beberapa serabut saraf di sepanjang sumsum tulang punggung yang berwarna putih. Bahan putih terutama terdiri atas serabut saraf panjang yang bermielin sepanjang serabut tersebut. Bagian yang abu-abu penuh dengan badan sel saraf dari interneuron dan neuron motoris. Badan-badan sel saraf dari neuron sensoris membentuk massa kecil yang dinamakan ganglion di luar sumsum punggung. Sumsum ini mengantarkan rangsang dari semua bagian tubuh ke otak dan membawa rangsang dari otak belakang ke semua bagian tubuh dan dikembalikan lagi. Sumsum punggung ini sangat lunak dan menakjubkan, supaya tidak mudah rusak dilindungi oleh tulang punggung (collumna vetebralis). Jika dilihat potongan melintang, sumsum ini bagian tengahnya berwarna abu-abu terlihat seperti huruf H, sedangkan bagian luarnya berwarna putih bentuknya seperti tiang.
15
Sumsum punggung mempunyai fungsi sebagai berikut. 1. Menghantarkan rangsang ke otak atau dari otak . 2. Sebagai pusat gerak refleks. Sistem Saraf Perifer (Tepi) Sistim saraf tepi dibedakan atas saraf somatis (sadar) dan saraf otonom (tak sadar). Saraf somatis di bawah kesadaran dimana rangsangan di sampaikan ke reseptor (alat-alat indera), kemudian di-asosiasikan di pusat motoris otak besar, sedangkan saraf otonom ti-dak di bawah kesadaran kita, kabar rangsangan tidak diasosiasikan ke pusat motoris otak besar. Jadi kerja saraf otonom tidak dirasakan dan tidak diinginkan. Saraf somatik ada yang mengandung neurit sa-ja dan ada yang berupa gabungan keduanya.
Menurut letak percabangan saraf somatik dibedakan atas dua bagian yaitu sebagai berikut. 1. Saraf otak (nervus kranialis) 2. Saraf punggung (nervus spinalis)
Saraf otak sejumlah 12 pasang dan berpangkal pada otak yaitu sebagai berikut. 1). Nervus olfaktorius, urat saraf pembau (saraf sensoris) 2). Nervus optikus (sensoris), urat saraf penglihat. 3). Nervus okulomotoris, urat saraf yang melayani otot mata luar, juga menghantarkan serabut saraf para simpatis dalam melayani otot iris dan siliaris. 4)
Nervus troklearis (motoris), saraf yang menuju ke otot mata luar,
( muskulus
oblikus). 5) Nervus trigeminalis, saraf yang menuju ke otot pengunyah 6) Nervus Abdusena, saraf menuju ke otot penggerak bola mata. 7) Nervus vasialis, saraf yang menuju otot muka dan kelenjar ludah. 8) Nervus auditorius, saraf menuju telinga dalam (saraf pendengar) 9) Nercus glosofarink, saraf yang menuju kelenjar parotis, otot penelan di faring. 10) Nervus vagus, saraf para simpatik yang menuju ke jantung, lambung, usus halus, larink, dan kerongkongan. 11) Nervus spinalis, saraf yang menuju otot tulang belikat. 12) Nervus hipoglosalis, saraf yang menuju otot lidah.
16
Sistem saraf otonom terdiri atas neuron sensoris dan neuron motoris yang terdapat di antara sistem saraf pusat (khususnya hipo-talamus) dan berbagai organ jantung. Jadi saraf otonom ini bertanggung jawab untuk mendeteksi kondisi tertentu di lingkungan dan mengadakan perubahan yang sesuai. Kerja sistem saraf otonom ini berlawanan de-ngan kerja sistem sensori motoris somatis, sehingga gerakannya tanpa disadari. Perbedaan lain dari kedua sistem ini adalah digunakan dua ke-lompok neuron motoris dan bukan satu kelompok untuk menstimulasi efektor. Yang pertama atau neuron praganglion bermula dari sistem saraf pusat dan terus ke gangglion dalam tubuh. Di sini bersinapsis dengan yang kedua yaitu neuron pasca ganglion, yang terus ke efektor. Sistem saraf otonom terdiri atas dua bagian yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik yang masing-masing mempunyai organisasi dan fungsi yang khas. Kedua sistem saraf ini kerjanya berlawanan (gb 7)
Gambar 7. Sistem Saraf otonom. Organ penerima rangsang saraf simpatis dan parasimpatis 17
Gangguan pada Sistem Saraf Sakit Kepala Sakit kepala dapat dirasakan ringan atau berat, sampai tidak tertahankan. Sakit kepala dapat psikogenik atau gejala suatu penyakit yang serius. Sakit kepala dapat disebabkan antara lain kelainan vaskular, jaringan saraf, gigi, jaringan lunak di kepala. Sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan vaskular, meliputi migren dengan variannya berkaitan dengan stres dan atau emosi. Migren merupakan suatu penyakit akibat tidak berfungsinya integrasi sistem saraf pusat. Serangan sakit dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.
Efek Psikoaktif dan adiktif Terhadap Sistem Saraf Pengaruh alkohol Bahan dalam minuman beralkohol adalah etil alkohol atau etanol. Hanya alkohol jenis ini yang aman untuk diminum. Alkohol dari isopropil dan metil alkohol bersifat racun, jika masuk ke dalam tubuh kita. Isoprofil atau alkohol gosok digunakan sebagai desinfektan dan masase. Metil alkohol digunakan di dalam industri sebagai anti pembekuan dan bahan bakar lampu spiritus. Etil alkohol merupakan zat yang dapat diserap langsung ke aliran darah dari lambung dan usus halus. Jika lambung kita kosong, hanya dalam waktu 2 menit atau kurang, alkohol sudah mencapai aliran darah. Darah membawa alkohol ke semua bagian tubuh. Hati merupakan organ utama yang memetabolisme etil alkohol menjadi CO2, air, dan melepaskan energi panas sebesar 200 kalori. Alkohol dioksidasi dalam sel hati dan sel-sel tubuh kira-kira konstan yaitu 29,6 mL per jam. Jika seseorang minum alkohol lebih daripada yang dioksidasi tubuh, kelebihan alkohol akan berakumulasi dalam darah dan cairan tubuh. Kelebihan alkohol akan berfungsi sebagai depresan, suatu bahan yang dapat memperlambat fungsi sistem saraf pusat. Obatobat yang mempengaruhi sistem saraf pusat disebut obat psikoaktif. Alkohol dalam jumlah yang sedikit mempengaruhi korteks serebrum, bagian dari otak yang mengontrol pikiran, pertimbangan dan pengontrol dirinya sendiri. Dengan penekanan fungsi ini, alkohol menyebabkan perasaan peminum rileks dan terbebas dari tekanan. Konsentrasi alkohol yang tinggi di dalam darah cenderung mengurangi fungsi alat-alat tubuh dan juga berakibat mati rasa atau anastetik. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol mengurangi kemampuan saraf memindahkan rangsang antara otak dan bagian lain dari tubuh. Alkohol mempengaruhi daerah pengontrol pertimbangan, memori (ingatan), emosi, bicara, penglihatan, keterampilan motorik, 18
koordinasi otot, dan keseimbangan pada otak. Akibatnya, peminum alkohol, jika telah mabok bicaranya jadi kacau, pandangannya dobel, dan jalannya sempoyongan. Kecepatan kerja jantung, pencernaan, dan pernapasan menjadi lambat di bawah pengaruh alkohol. Kelebihan alkohol di dalam darah dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit sirosis hati. Penyakit ini terjadi karena jaringan hati rusak dan mengeras yang menyebabkan hati tidak berfungsi. Jika konsentrasi alkohol dalam darah mencapai level yang cukup tinggi dapat mempengaruhi pusat pernapasan, gerakan jantung di otak, dan dapat menyebabkan kematian. Pengaruh Stimulan pada Sistem Saraf Stimulan yang sering digunakan oleh sebagian anak muda adalah kafein, nikotin, amfetamin, dan kokain. Daun tembakau mengandung beberapa bahan antara lain adalah nikotin dan tar yang berbahaya terhadap manusia. Nikotin berupa perangsang (stimulan) dan menyebabkan orang menjadi kecanduan, serta mempercepat perpindahan rangsangan saraf. Tar berupa zat yang berwarna coklat dan lengket. Menurut penelitian tar ini dapat menyebabkan kanker pada hewan. Depresan Depresan adalah obat-obat yang memperlambat kerja sistim saraf pusat. Yang termasuk kelompok obat ini adalah alkohol, obat-obat penenang (transkulizer dan relaksan) yang lebih ampuh adalah barbi-turat. Dalam konsentrasi yang kecil, barbiturat menurunkan kesadaran dan mengurangi ketegangan. Dosis yang agak tinggi digunakan untuk mengobati orang yang sukar tidur dan gelisah. Kelebihan dosis dari bahan depresan ini dapat menyebabkan koma, dimana kondisi seseorang tidak sadar dalam waktu yang agak lama. Barbiturat jika dicampur dengan alkohol dapat menyebabkan kematian. Depresan juga sebagai obat yang dapat menghentikan respirasi. Fensiklidin hidroklorida merupakan contoh lain dari depresan. Zat-zat ini juga beraksi sebagai halusinogen (seorang menjadi pengkayal) atau stimulan. Zat ini secara ekstrim adalah obat berbahaya karena dapat menyebabkan pikiran, seseorang kacau, mabuk, lumpuh, dan tingkah laku yang garang. Oleh karena pengaruh zat-zat ini begitu serius, penggunaannya telah dilarang. Inhalan Inhalan adalah kelompok bahan kimia yang menghasilkan uap psikoaktif yang dapat dihirup. Contohnya antara lain, nitrogen oksida, yang dinamakan juga “gas ketawa”, eter, dan kloroforom, yang digu-nakan secara medis sebagai anastetik (pembius). Jika 19
dihirup, zat-zat ini menghasilkan pengaruh yang sama dengan alkohol yang memabukkan. Uap dari kelompok pelarut-pelarut organik berdaya racun yang tinggi. Bahanbahan ini tidak mahal dan dengan mudah didapatkan, termasuk gasolin, tiner cat, lem, dan larutan pembersih. Penggunaan zat-zat ini dalam waktu yang lama dapat menyebabkan rusaknya otak dan hati secara permanen. Mariyuana (ganja) Mariyuana berasal dari daun, bunga, atau batang dari tanaman ganja (Cannabis sativa). Komponen psikoaktif dalam ganja adalah delta 9-tetrahidrokanabinol (Δ9THC), yang bekerja sebagai zat halu-sinogen, stimulan, atau depresan. Hashish dibuat dari getah yang lengket dari tanaman ganja yang tua. Zat ini lebih banyak THCnya daripada mariyuana dan oleh karena itu lebih manjur. Mariyuana mempengaruhi penggunanya dengan beberapa cara. Pada beberapa kasus, obat dapat menyebabkan alat indra menjadi baik dan meningkatkan kemampuan indra perasa, pembau, penglihat, dan pendengar. Jika seseorang mengalami gangguan atau depresi, mariyuana akan meningkatkan perasaan. Pada waktu di bawah pengaruh mariyuana, seseorang akan mengalami kehilangan dalam mengambil pertimbangan, ketegangan, dan perubahan dalam pengamatan dan pendengaran. Walaupun
mariyuana tidak
kelihatan
menyebabkan
kecanduan
pengguna, tetapi mungkin menyebabkan kecanduan secara psikologis. Memori dan koordinasi otot pengguna mariyuana dapat rusak dalam waktu yang singkat. Narkotik Obat-obat yang mengurangi fungsi alat indera dan menghilangkan rasa sakit karena
terdepresinya
kortek
serebrum
dinamakan
narkotik.
Obat-obat
ini
mempengaruhi talamus, pusat yang mengatur kejiwaan. Salah satu kelompok narkotik yang dinamakan opiat, merupakan derivat dari bunga opium. Termasuk opiat adalah kodein, morfin, heroin, dan opium. Beberapa opium digunakan sebagai penghilang rasa sakit dan meredakan batuk. Kodein, misalnya didapatkan dalam kebanyakan obat batuk. Morfin lebih kuat daripada kodein, digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Heroin lebih kuat dan lebih adiktif (menyebabkan kecanduan) daripada opium, tidak digunakan dalam pengobatan. Tetapi, umumnya narkotik ini disalahgunakan secara luas. Heroin dapat dihisap atau diinjeksikan melalui kulit atau ke dalam vena. zat ini akan menyebabkan perasaan bahagia, hilang rasa sakit, dan mempengaruhi tubuh seperti jauh dari depresi, tetapi hanya sesa-at. Toleran dan kecanduan akan 20
berkembang dengan cepat. Untuk yang kecanduan atau ketagihan heroin, gejalagejala minder muncul hanya beberapa jam setelah menggunakannya dan akan berakhir setelah beberapa hari. Perasaan cemas dan gelisah akan membesarkan pupil mata, diare, sakit pada abdomen, otot, dan sakit pada sendi.
21
BAB III. RANGKUMAN
Unit dari sistem saraf adalah neuron. Dendrit membawa rangsangan dari reseptor menuju ke arah badan sel. Akson membawa rangsangan dari suatu badan sel ke efektor atau neuron lainnya. Rangsangan merupakan pesan berupa elektrokimia yang dipindahkan oleh karena adanya perubahan pada membran neuron. Neurot-ransmiter membangkitkan rangsangan baru dalam gabungan atau efektor untuk menghasilkan aksi. Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Otak terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan yang menonjol adalah serebrum. Masing-masing fungsi tubuh dikontrol oleh bagian-bagian tertentu di otak. Contohnya, gerak refleks dikontrol oleh sumsum lanjutan. Sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik mengontrol gerakan-gerakan otot anggota di bawah kesadaran kita. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem simpatik dan para simpatik. Sistem saraf simpatik menyiapkan tubuh terhadap tekanan (stress), sedangkan parasimpatik merelaksasikan tubuh. Obat-obat psikoaktif merupakan obat-obat yang mempengaruhi sistem saraf. Obat-obat ini sering disalahgunakan. Penyalahgunaan obat akan menyebabkan ketergantungan fisik, ketergantungan psikologikal, atau kedua-duanya. Tubuh akan menjadi toleran terhadap obat-obat ini. Toleran merupakan keadaan menjadi “pengguna” obat. Akibatnya, meningkatnya jumlah obat yang diperlukan untuk menghasilkan pengaruh yang sama. Alkohol merupakan depresan yang memperlambat proses tubuh. Jika seseorang mengkonsumsi banyak alkohol, tubuh dapat mengoksidasinya, kelebihan alkohol dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Pusat pikiran, pengambilan keputusan, dan kontrol diri sendiri yang pertama dipengaruhi. Peningkatan jumlah alkohol yang digunakan merusak pusat untuk berbicara, penglihatan, keseimbangan, dan bahkan respirasi. Obat-obat psikoaktif yang lain adalah halusi-nogen, stimulan, inhalan, mariyuana, dan narkotik. Beberapa obat ini tidak boleh digunakan karena merusak pusat pertimbangan dan berbahaya untuk diri sendiri dan bagi orang lain.
22
BAB IV EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Apa perbedaan neuron sensoris dan neuron motoris? 2. Apa yang dimaksud dengan sinapsis? 3. Apa perbedaan gerak refleks dan gerak biasa, gambarkan jalan rangsang yang dilewati? 4. Apa sebabnya aksi potensial biasanya menjalar hanya dalam satu arah di sepanjang akson? 5. Sebutkan bagian-bagian susunan saraf pusat, dan jelaskan pula fungsi masingmasing bagian saraf tersebut ! 6. Jelaskan apa perbedaan antara saraf kranial dan saraf spinal ? 7. Apakah yang dimaksud dengan ganglion? 8. Apa perbedaan antara sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom? 9. Bagaimana cara transmiter memindahkan rangsang? 10. Apa pengaruh kafein, nikotin, dan alkohol terhadap sistem saraf?
23
DAFTAR PUSTAKA
Barrett J.M; P.Abranoff; A.K Kumaran, W.F Millington, 1986. Biology. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. Campbell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. Internasional Edition. Sixth Edition. San Fransisco, Boston New York : Pearson Education, Inc, publishing as Benjamin Cummings.. Campbell N.A., J.B. Reece, L.G.Mitchell M.R. Taylor,
2003. Biology. Concepts &
Connections. Fourth Edition. Pearson Education Inc, publishing as Benjamin Cummings. San Fransisco. California, Boston New York. D. Goodman Harvey et all. 1986. Biology. Orlando New York : Hartcourt Brace Jovanovich, Publisher Gibson J.MD, 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat (Modern Physiology and Anatomy for Nurses). Alih bahasa oleh Ni Luh Yasmin Asih SKp. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Goodman H., T.C.Emmel, L.E.Graham, F.M. Slowiczek, Y. Shechter 1986. Biology. Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Orlando, Florida. H. Fried George. Ph.D . 1995 Biology : The Study of Living organisms. New york : Schaum’s Outline Series. Kimball John W. 1983. Biology. Fifth edition. Addison-Wesley Publishing Company Inc. Massachusetts. Martin F. H, W.C.Ober 2001. Fundamental of Anatomy and Fisiology . Fifth Edition. Prentice Hall, Upper Saddle. New Yersey.
24