BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penelitian Di dalam perekonomian Indonesia dewasa ini, peran manajemen keuangan sangat penting bagi perusahaan, salah satunya yaitu bahwa perusahaan membutuhkan
suatu
kinerja
yang
baik
di
dalam
menjalankan
suatu
perusahaannya, setelah masuknya perdagangan bebas di Indonesia dan krisis global yang berpengaruh besar bagi perekonomian sekarang, untuk itu perusahaan harus mampu mengoptimalkan suatu keputusan didalam menjalankan tujuan jangka pendek maupun jangka panjangnya, dan perusahaan harus mempunyai daya saing yang kuat serta memiliki program dan strategi yang dapat menghadapi pesaing-pesaing yang ada sehingga mampu mencapai tujuannya, perusahaan harus mampu secara efisien dan efektif di dalam era globalisasi. Bidang pertambangan merupakan bidang yang sangat pesat di Indonesia, kondisi ekonomi pertambangan berdampak positif bagi stabilitas perekonomian Indonesia. Kegiatan bisnis industri dan pertambangan di Indonesia bertambah pesat. Makin canggihnya teknologi dalam bidang pertambangan, maka sumber daya alam seperti emas,perak,tembaga, menjadi industri pertambangan yang dieksplorasikan. Kenaikan harga minyak telah mendorong kenaikan saham sektor pertambangan,sektor pertambangan mencatatkan penguatan sekitar 150%. Penguatan sektor pertambangan tersebut didorong oleh sentimen harga komoditas yang dipicu kenaikan harga minyak. "Sejak awal 2009 harga komoditi terus naik seiring kenaikan harga minyak bumi. Kenaikan harga komoditi ini berdampak pada kinerja emiten saham pertambangan," ujar Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing saat dihubungi , pekan lalu. Pardomuan mengatakan, emiten pertambangan seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) pun mencatatkan
pertumbuhan positif. Hal senada diungkapkan pengamat pasar modal Felix Sindhunata. Felix
mengatakan, sektor pertambangan termasuk sektor
berkapitalisasi besar di pasar modal Indonesia selain itu kenaikan harga komoditas berpengaruh pada kinerja emiten pertambangan. Sementara itu, analis PT Asia Kapitalindo Supriyadi mengatakan, harga komoditi membaik pada 2009 memang memberikan sentimen positif terhadap sektor pertambangan sehingga pergerakan saham naik. Namun, ia mengatakan ada beberapa emiten pertambangan seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mencatatkan volume produksi cenderung stagnan dan turun. saham-saham sektor pertambangan yang memberikan return cukup besar sepanjang 2009 lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sekitar 255%, PT Indo Tambang Megah Raya Tbk (ITMG) sekitar 199%, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sekitar 147%, dan Perusahaan Tambang Bukit Asam sekitar 151%. (saham-valas.infogue.com). Saham PT Medco Energi Internasional Tbk kembali turun pada perdagangan Kamis (14/1) akibat turunnya harga minyak mentah dunia. Namun, saham Medco diperkirakan bakal menguat cukup besar dalam jangka pendek. Analis Eko Kapital, Cece Ridwanulloh, merekomendasikan akumulasi beli untuk Medco. Dia memperkirakan dalam jangka pendek harga saham Medco bisa naik ke level 3.500 rupiah per saham. “Medco merupakan salah satu dari saham di sektor energi yang belum sempat naik. Penurunan saham Medco yang terjadi kemarin lebih disebabkan sentimen negatif dari turunnya harga minyak dunia. Harga minyak dunia sempat turun hingga di bawah level 80 pasca pengumuman naiknya cadangan minyak di Amerika Serikat. Sebelumnya, Medco telah sukses menghemat biaya bunga setelah me-refi nance utangnya. Perusahaan itu sukses mengganti wesel bayar bergaransinya senilai 89 juta dollar AS dengan penerbitan wesel bayar baru senilai 100 juta dollar AS pada akhir 2009.Dari sisi produksi, Medco memperkirakan adanya penurunan lima sampai sepuluh persen menjadi 55 ribu barel minyak perhari(boepd)pada2010. Ini disebabkan turunnya produksi dari sumur-sumur tua hingga 10 persen menjadi 35 ribu barel per hari. saham berkode MEDC itu
turun 1,92 persen dan ditutup pada level 2.550 rupiah per saham, dengan total frekuensi perdagangan mencapai 844 kali transaksi atas 13,894 juta saham senilai 35,816 miliar rupiah. (www.koran-jakarta.com) Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978). Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. Menurut (James C van Horne ; 2005) perusahaan membutuhkan suatu dana untuk meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan keputusan investasi, hal tersebut dimulai dengan penetapan jumlah total aktiva yang perlu dimiliki perusahaan dan menciptakan nilai. Dalam literatur keuangan, tujuan perusahaan yang ingin dicapai adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya, seperti dalam bentuk saham bertujuan memaksimumkan kekayaan yang didapat dari dividen ataupun dari capital gain. Selain investor, pihak manajemen perusahaan juga berusaha memaksimumkan kesejahteraan shareholder (investor) melalui kewenangan yang diberikan dalam membuat keputusan baik berupa peluang investasi, pendanaan maupun dividen. Semua keputusan tersebut harus dibuat dengan hati-hati karena keputusan yang dibuat akan mempengaruhi nilai perusahaan. Manajer perusahaan dituntut harus dapat membuat keputusan sumber pendanaan yang tepat, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi dan karakteristik keuangan yang berbeda. Sumber dana yang berasal dari internal diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana yang berasal dari eksternal terdiri dari 2 kategori yaitu hutang dari kreditur atau penerbitan saham
yang merupakan pembelanjaan sendiri. Bauran penggunaan antara modal sendiri dan hutang disebut dengan struktur modal perusahaan. Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang. Sebuah keputusan investasi dikatakan optimal oleh perusahaan jika investasi tersebut dapat memaksimumkan nilai perusahaan yang merupakan tujuan dari perusahaan tersebut. Kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila suatu perusahaan keliru dalam melakukan pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu. Akibat hal tersebut tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Myers (1977) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi dan pengeluaran discretionaty di masa yang akan datang. Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan itu penting dikarenakan untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan perusahaan (Modigliani & Miller, 1958). Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978). Untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi
jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Perusahaan
dengan
pertumbuhan
yang
tinggi,
seringkali
tidak
membagikan dividen. Mereka menggunakan uang yang merupakan dividen shareholders untuk mendanai pertumbuhan perusahaan yang tinggi tersebut. Kesuksesan perusahaan dalam pertumbuhan penjualan dan keuntungan akan tercermin pada tingginya harga saham yang pada akhirnya menghasilkan capital gain yang besar ketika shareholders menjual sahamnya. Sebaliknya perusahaan tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga mereka harus mendukung peningkatan nilai perusahaan dengan menawarkan sejumlah besar dividen dan dibayarkan secara konsisten. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasarnya. Harga pasar (market value) menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor. Harga pasar dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukkan penilaian investor terhadap perusahaan semakin baik, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai pasar dapat dilihat melalui harga saham perusahaan yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah Keputusan Investasi,
Sturktur Kepemilikan dan Kebijakan
Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang dituangkan dalam judul: “Pengaruh Keputusan Investasi, Struktur Kepemilikan (Public Ownership) dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.”
1.2 Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan keputusan investasi perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 20042008? 2. Bagaimana perkembangan struktur kepemilikan (Public Ownership) perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008? 3. Bagaimana perkembangan kebijakan dividen perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 20042008? 4. Bagaimana perkembangan nilai perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008? 5. Bagaimana pengaruh secara simultan dan parsial antara keputusan investasi, struktur kepemilikan (Public Ownership) dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi program studi Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan keputusan investasi perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. 2. Untuk mengetahui perkembangan struktur kepemilikan (Public Ownership) perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.
3. Untuk mengetahui perkembangan kebijakan dividen perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. 4. Untuk mengetahui perkembangan nilai perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Publik di Bursa efek Indonesia periode 20042008. 5. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, struktur kepemilikan (public ownership) dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008 secara simultan dan parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang didapat dalam penyusunan skripsi ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Emiten Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di mana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat menerapkan pengetahuan secara teoritis yang diperoleh di bangku kuliah. 3. Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan serta tindakan-
tindakan selanjutnya sehubungan dengan penggunaan analisis
laporan keuangan. 4. Peneliti Lain Diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih meluas dan mendalam.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Keputusan investasi mencakup pengalokasian dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Gitman (2000) dan brealy & Myers (2000) menyatakan bahwa keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi inti dari seluruh analisis keuangan. Keputusan investasi dapat berperan sebagai mekanisme transmisi antara kepemilikan dan nilai perusahaan. Investasi dapat dilakukan dengan menghitung net present value ( NPV) dari investasi yang akan dilakukan, kemudian apabila telah diketahui bahwa investasi layak untuk dilakukan, maka manajer keuangan harus memutuskan sumber pendanaan. Jika sumber pendanaan sebagian berasal dari laba ditahan (internal financing), maka akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar investasi, maka dividen yang
dibagikan akan semakin berkurang.
Pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Beberapa penelitian mengenai struktur kepemilikan dan keputusan keuangan pernah dilakukan oleh Crutchley (1999) dengan membangun sebuah model yang menunjukkan empat keputusan yang saling terkait menyangkut leverage, dividend, insider ownership, dan institutional ownership ditentukan secara simultan dalam kerangka agency cost. Penelitian Crutchley (1999), memberikan bukti bahwa ada keterkaitan antara keputusan leverage, dividend payout ratio, insider ownership, dan institutional ownership yang ditentukan secara simultan meskipun tidak menyeluruh. Selain itu keuangan pun memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan
organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Manajemen keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan – tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian dividen). Menurut Darsono (2006 : 1) menerangkan bahwa : “Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba.” Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga tugas pokok, yaitu (1) memutuskan alternatif pembiayaan. Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan. (2) menetapkan pengalokasian dana. Fungsi yang dijalankan ini mencakup keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan di dalam menetapkan kombinasi dari harta yang paling baik bagi perusahaan. (3) kebijakan pembagian dividen. Kewajiban manajer keuangan di dalam menetapkan kebijakan pembagian dividen, karena fungsi ini akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas kemakmuran para pemilik. Ketiga fungsi pokok dari manajer keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai dari perusahaan bagi para
pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya. Ketiga variabel manajemen keuangan tersebut saling terkait dan bersifat saling mempengaruhi. Perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan pilihan investasi di masa yang akan datang (Myers dalam Smith dan Watts yang dikutip dari Setiarini, 2006). Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai. 1. Teori-teori yang melatarbelakangi keputusan investasi Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Teori ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal, khususnya kepada investor maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang. Pengeluaran investasi yang dilakukan oleh manajer pastinya telah memperhitungkan return yang akan diterima dan hal tersebut sudah pasti akan memilih pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. Fisherian’s theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh penyandang nama teori tersebut yaitu Irving Fisher, yang merupakan ekonom neoklasik berkebangsaan Amerika. Teori
tersebut menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi antara investor dengan manajemen maka investor sebagai pihak luar tidak dapat melihat prilaku manajemen dalam membuat keputusan investasi sehingga akan melakukan investigasi prilaku manajer melalui sisi lain. Mengalokasikan dana secara efisien merupakan tugas perusahaan di dalam menginvestasikan dananya pada aktiva yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Menurut Tendi Haruman (2008) bahwa : ”Investasi adalah pertumbuhan total aset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukan perkembangan investasi perusahaan”. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila tingkat investasi disuatu perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai good news bagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan. Berbicara tentang struktur kepemilikan, Fuerst dan Kang (2000) menemukan hubungan yang positif antara insider ownership dengan nilai pasar setelah mengendalikan kinerja perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif .Hubungan antara analysts coverage yang merupakan external monitoring function dan Tobins’Q sebagai proksi nilai perusahaan adalah positif dan signifikan (Chen dan Steiner, 2000). Kebijakan dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi para investor maupun perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk
mempertahankan
mensejahterakan para
kelangsungan pemegang
hidupnya
yang
sahamnya. Kebijakan
juga
sekaligus
dividen
tersebut
menimbulkan dua akibat yang bertentangan. Oleh karena itu penetapan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal. Artinya manajer keuangan harus mampu menjaga keseimbangan di antara
dividen
saat
ini
dan
pertumbuhan
di
masa
mendatang
yang
memaksimumkan harga saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen menurut Martono dan Harjito (2007: 253) : ”Kebijakan dividen (dividend Policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.” Kebijakan dividen ini merupakan corporate action yang penting yang harus dilakukan perusahaan. semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik di anggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dikonfirmasikan melalui dividend payout ratio a. Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Dividen per Lembar Saham DPR = ---------------------------------Laba per Lembar Saham Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan
lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasarnya. Harga pasar (market value) menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor. Harga pasar dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukkan penilaian investor terhadap perusahaan semakin baik. Nilai pasar dapat dilihat melalui harga saham perusahaan yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Menurut Brigham &Erhardt (2005) : ”Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari free cah flow di masa mendatang pada tingkat diskonto sesuai rata- rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital, WACC)” Free cash flow merupakan cash flow yang tersedia bagi investor (kreditur dan pemilik) setelah memperhitungkan seluruh pengeluaran untuk opersional perusahaan dan pengeluaran untuk investasi serta aktiva lancar bersih. Nilai perusahaan diindikasikan dengan Price Book Value (PBV), PBV merupakan bagian dari rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued atau overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Harga Pasar per Lembar Saham PBV = --------------------------------------Nilai Buku per Lembar Saham
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Keputusan Investasi
Struktur Kepemilikan Public Ownership
Nilai Perusahaan (PBV)
Kebijakan Dividen -DPR( Dividen Payout Ratio) Keterangan:
diteliti
1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independent (variabel X) terdapat variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah : a. Keputusan Investasi, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 20042008. b. Keputusan Investasi, Struktur Kepemilikan (public ownership) dan Kebijakan Dividen secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.
1.7
Metodologi Penelitian
Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada Sektor Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2008 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi litelatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Menurut Mohammad Nazir (2003;54): ”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Rasdihan Rasyad (2003;6): ”Metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis”. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, analisis jalur dan analisis korelasi. Kemudian metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis statistik secara bersamaan (Simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3 secara simultan terhadap variabel Y . Sedangkan analisis statisik secara sendiri (Parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel.
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan Sektor Pertambangan yang telah Go Public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Perpustakaan Unpad dan pustakaloka Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra-Sekejati, Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Juli 2010.