BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu
tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah perbankan (Rahim dan Irpa, 2008). Sektor perbankan mempunyai peranan dalam mobilisasi dana sebagai salah satu unsur modal bagi kegiatan usaha atau unit ekonomi dalam operasionalnya. Oleh karena itu bank harus memiliki kiat-kiat yang aktif dan inovatif agar dapat mempertahankan kontinuitas usaha yang berorientasi pada usaha peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Pada dasarnya, setiap perusahan akan berusaha untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Dengan laba yang memadai, perusahaan
mampu
bersaing, kontinuitas perusahaan lebih terjamin, serta kemampuan untuk ekspansi lebih besar. Demikian pula halnya dalam dunia perbankan. Salah satu perencanaan
strategis
terhadap
kegiatan
operasional
perbankan
adalah
perencanaan terhadap perolehan laba yang mendorong pihak manajemen untuk lebih memperhatikan keadaan atau situasi pasar yang ada serta perkembangannya serta eksisten dalam menghadapi persaingan antar bank. Sehingga perusahaan akan mempertahankan tingkat kesehatan bank itu sendiri. Faktor internal suatu perusahaan juga berpengaruh atas tingkat kesehatan suatu bank yang mewakili kecukupan modal suatu bank. Modal yang cukup akan membantu kegiatan operasional. Selain itu, bank dengan kecukupan modal yang baik akan diuntungkan pada saat-saat keadaan ekonomi yang buruk karena bank berada di posisi yang aman karena mempunyai cadangan modal di Bank Indonesia. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
1
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004 dikutip dari Pratama, 2009). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. (Pratama, 2009) Dalam pelaksanaan penilaian kecukupan modal, bank antara lain wajib memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa seluruh risiko telah diidentifikasi, diukur, dan dilaporkan secara berkala kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Selain itu Bank wajib memiliki metode dan proses dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan dengan mengaitkan tingkat risiko dengan tingkat permodalan yang dibutuhkan untuk menyerap potensi kerugian dari risiko dimaksud. Hasil pengukuran risiko dan perhitungan tingkat permodalan yang dibutuhkan, termasuk metode dan asumsi yang digunakan wajib didokumentasikan.(http://bi.go.id) Risiko yang mungkin timbul antara lain terjadinya penurunan tingkat CAR bank yang pada akhirnya berimplikasi pada penurunan tingkat kesehatan bank itu sendiri. Penurunan CAR yang terjadi berdasarkan data Bank Indonesia (BI) semester I 2012, rasio modal bank BUMN menurun. Juni lalu CAR anjlok menjadi 16,58% dari posisi Januari 2012 sebesar 17,82%. Empat bank BUMN telah menyalurkan kredit hingga Rp 857 triliun dari awal tahun senilai Rp 766 triliun. (www.keuangan.kontan.co.id) Dalam hal ini upaya bank untuk meningkatkan tingkat kesehatan bank itu sendiri adalah dengan menghimpun dana pihak ketiga dari masyarakat. Tersedianya dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat dan risiko kredit yang baik akan membuat kesempatan bank untuk menyalurkan kembali dana kemasyarakat yang membutuhkan melalui penyaluran kredit akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, bank bersaing untuk membuat pihak ketiga bersedia menyimpan sejumlah uang di bank. Dalam hal ini kepercayaan suatu bank sangat penting untuk diberikan kepada nasabah. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan menyelesaikan permasalahan keuangan dengan sebaik-baiknya
2
merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat. Karena dengan tertanamnya rasa kepercayaan yang dimiliki masyarakat terhadap suatu bank, maka nasabah bank akan terus bertambah, dan akhirnya akan bertambah pula sumber dana yang akan berhasil dihimpun oleh suatu bank. Dengan meningkatnya dana pihak ketiga maka diharapkan kinerja perbankan juga semakin meningkat. Dana pihak ketiga akan berpengaruh terhadap kelanjutan dari pemanfaatan dana tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dana pihak ketiga dapat digunakan oleh bank untuk disalurkan kepada masyarakat melalui pinjaman kredit. Hanya hingga saat ini dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank masih belum maksimal pengeluarannya. Sebagai contoh, Bank Indonesia (BI) mencatat, dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional pada pekan kedua Januari 2011 turun Rp 8,32 triliun atau anjlok 1,56% dibanding posisi akhir 2010. Setelah pada pekan sebelumnya DPK meningkat cukup besar mencapai Rp 27,41 triliun, sepekan ini DPK menurun meski secara tahunan tetap tumbuh 18,84%. Penurunan DPK terutama disumbang penurunan DPK rupiah yang anjlok pada kelompok bank persero sebesar Rp 10,21 triliun. Semua komponen DPK turun, paling besar tabungan sebesar Rp 5,57 triliun, diikuti dengan deposito Rp 2,25 triliun, dan terakhir giro yang anjlok Rp 0,5 triliun. (www.investor.co.id) Pemanfaatan dana dari pihak ketiga oleh bank disalurkan kepada masyarakat melalui penyaluran kredit. Rasio yang mengukur sejauh mana bank mampu mengembalikan dana dari nasabah melalui kredit serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Ketentuan Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) antara 80% hingga 110%. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan
3
keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. ROE yang semakin tinggi menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang saham yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham ROE yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin baik, selanjutnya memberikan pengaruh positif terhadap pasar ekuitas. ROE bagi bank sangat penting karena hal tersebut untuk mengukur kinerja dari modal sendiri bank dalam menghasilkan keuntungan. (Sapariyah dan Putri, 2011) Kondisi DPK, CAR, LDR serta Profitabilitas perbankan berdasarkan hasil survey terdahulu digambarkan dalam grafik berikut ini. Gambar 1.1 Dinamika CAR, DPK, LDR dan Profitabilitas pada Perbankan yang tercatat di BEI pada Periode tahun 2007-2011
90 80 70 60
CAR
50
DPK
40
LDR
30
ROA
20 10 0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber : www.bi.go.id Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pergerakan CAR secara garis besar cenderung stabil. Tetapi mengalami penurunan pada tahun 2008
4
sebesar 16,8% dari tahun 2007 sebelumnya sebesar 19,3%. Hal ini juga dialami oleh ROA yang mengalami sedikit penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar -0,5%. Tetapi pada tahun 2009 CAR mengalami kenaikan sebesar 17,4% dari tahun sebelumnya, hal serupa terjadi pada ROA yang mengalami kenaikan pada tahun 2009 walaupun sedikit. Pada tahun 2010 dan 2011 CAR mengalami sedikit penurunan sebesar -0,2% dari tahun sebelumnya menjadi 17,2%. Tetapi hal ini berbanding terbalik dengan ROA yang mengalami sedikit kenaikan 0,3% pada tahun 2010 menjadi 2,9% dan 3,1% pada tahun 2011. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada, dimana seharusnya CAR meningkat maka ROA pun meningkat. Dilihat dari grafik, pergerakan yang terjadi pada DPK mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 1,3% dari tahun 2007 sebelumnya sebesar 17,4%. Hal ini berbanding searah dengan yang terjadi pada ROA tahun 2008 yang juga mengalami penurunan sebesar -0,5% dari tahun 2007 sebelumnya sebesar 2,8%. Pada tahun 2009 DPK kembali mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 3,6% menjadi 16,1%. Hal ini berbanding terbalik yang terjadi pada ROA yang mengalami sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 2,6%. Hal ini tidak sesuai teori dimana jika DPK meningkat maka ROA juga meningkat. Untuk nilai LDR cenderung terus mengalami kenaikan dari tahun 20072011. Tetapi pada tahun 2009 LDR mengalami penurunan sebesar -1,7% menjadi 72,9% dari tahun sebelumnya sebesar 74,6%. Hal ini berbanding terbalik dengan yang dialami oleh ROA yang cenderung bergerak lurus dari tahun 2007-2011, bahkan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2009. Sedangkan LDR bergerak terus mengalami kenaikan. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada dimana jika LDR mengalami kenaikan maka ROA mengalami penurunan. Dilihat dari perhitungan diatas rasio profitabilitas diatas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Dalam penelitian kali ini penulis akan membedakan perhitungan rasio profitabilitas dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Alasan memilih ROE karena rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan khususnya bank dalam mengelola modal sendiri yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE
5
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian mengenai topik serupa pernah dilakukan oleh Rian Nisman Supardana tahun 2008 dengan judul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Profitabilitas Bank pada Bank Milik Pemerintah Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan CAR, LDR dan KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Rian Nisman Supardana adalah sebagai berikut : 1.
Penelitian sebelumnya tidak mengikutsertakan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut, dengan dasar pemikiran bahwa pendapatan bank terbanyak berasal dari pengelolaan jumlah simpanan nasabah.
2.
Pada penelitian sebelumnya, pengukuran tingkat profitabilitas bank diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Sedangkan pada penelitian ini pengukuran tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE), dengan dasar pemikiran mengukur kinerja manajemen bank dilihat dari segi pengelolaan permodalan untuk menghasilkan laba setelah pajak. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
lagi tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE), sehingga penulis mengajukan judul: “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang go public Periode 2007-2011.”
6
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
mengidentifikasikan pokok pembahasan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana kondisi Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return to Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang go public periode 2007-2011
2.
Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang go public Periode 2007-2011.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk menganalisis kondisi Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return to Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang go public periode 2007-2011
2.
Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang go public Periode 2007-2011.
1.4
Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan
dapat berguna antara lain : 1.
Bagi Penulis Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Serta mengetahui tentang manajemen keuangan perbankan,
7
terutama yang berkaitan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return to Equity (ROE). 2.
Bagi Perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada perusahaan perbankan tentang Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return to Equity (ROE). Dengan
harapan
Perusahaan
akan
senantiasa
menjaga
dan
mempertahankan kinerja perusahaannya agar tingkat profitabilitasnya tetap stabil atau bahkan terus meningkat. 3.
Bagi Pihak Lain Sebagai bahan informasi dan referensi tentang dunia perbankan khususnya tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return to Equity (ROE).
1.5
Kerangka Pemikiran Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito yang dihimpun dari para nasabah dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pemberian kredit dan dalam bentuk lainnya. Hal tersebut ditegaskan dalam Undang- Undang Perbankan No.10 Tahun 1992 yang disempurnakan menjadi Undang- Undang Perbankan No.10 Tahun 1998. Definisi bank menurut Undang- Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 yaitu : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan badan usaha yang bergerak di bidang keuangan yang berfungsi sebagai lembaga
8
kepercayaan, bank dituntut untuk selalu memperhatikan kepentingan masyarakat di samping kepentingan bank itu sendiri dalam mengembangkan usahanya. Dalam dunia perbankan tingkat kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Bank sebagai perusahaan yang bergerak dalam sektor keuangan harus membuat laporan keuangan yang baik, karena investor sebelum berinvestasi akan menganalisis berbagai kejadian, keadaan masa kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk membantu mereka dalam berinvestasi. Melalui laporan keuangan inilah penilaian kesehatan bank dapat dilakukan. Dasar penilaian tingkat kesehatan bank adalah Surat Keputusan Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997, yang dikutip dari Susilo, dkk. (2000:22), yaitu; “Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan caracara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.” Sedangkan pengertian tingkat kesehatan menurut Triandaru dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2008:51) yaitu: “Tingkat Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.” Kinerja suatu bank dapat diukur dengan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan dan profitibalitas perbankan. Kinerja suatu bank dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam rasio, salah satunya adalah rasio profitabilitas. Tata cara penilaian kesehatan bank tersebut dapat menggunakan analisis CAMEL yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan tingkat kepatuhan bank pada beberapa ketentuan khusus dan adanya pertimbangan dari Bank Indonesia.
9
dalam CAMEL terdapat lima karakteristik penilaian, yaitu : modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Salah satu kriteria penilaian tingkat kesehatan bank adalah kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan tolak ukur penilaian rasio permodalan dalam konteks tingkat kesehatan yang dimiliki oleh setiap bank. Mengingat pentingnya fungsi modal bagi setiap bank, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Bank Indonesia No.23/67/KEP/DIR Tanggal 28 Februari 1991 yang kembali dipertegas melalui Peraturan Bank Indonesia No.3/21/PBI/2001 tentang kewajiban minimum bank ditetapkan bahwa rasio kecukupan modal (CAR) harus mencapai 8%. Bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8% harus segera memperoleh perhatian dan penanganan yang serius untuk segera diperbaiki. Modal yang dimaksud di atas adalah kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) pada bank, karena semakin tinggi kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) pada bank, maka semakin meningkat pula kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut sehingga profitabilitas pun akan meningkat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor permodalan sangat penting dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan. Dengan pengelolaan yang baik, maka suatu bank akan terus meningkatkan modalnya yang berdasarkan kewajiban penyediaan modal minimum (CAR), sehingga profitabilitas pun akan meningkat. Untuk meningkatkan modal, bank harus mencari dana agar laba dapat tercapai dengan cara menghimpun dana dari masyarakat. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat. Karena dengan tertanamnya rasa kepercayaan yang dimiliki masyarakat terhadap suatu bank, maka nasabah bank akan terus bertambah, dan akhirnya akan bertambah pula sumber dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank. Dana pihak ketiga atau dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank).
10
Adapun Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK) Menurut Kasmir (2006:64) adalah : “Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat, yang terdiri dari simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.” Sumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai dana pihak ketiga sangat besar pengaruhnya. Sumber dana yang didapatkan oleh bank akan disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk kredit. Dengan penyaluran kredit tersebut bank akan memperoleh pendapatan dari bunga kredit yang dibayarkan oleh debitur ke bank. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Kasmir (2007:61) mengatakan bahwa: “Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak di bidang keuangan maka, sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dahulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memiliki laba”. Disamping itu, tingkat profitabilitas bank bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, keamanan, sosial, dan budaya maupun faktor internal yang berhubungan langsung dengan bank salah satunya adalah tingkat likuiditas dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) karena kegiatan utama bank adalah menyalurkan kredit. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio adanya kemungkinan deposan atau debitur menarik dananya dari bank. Resiko penarikan dana tersebut berbeda antara masing–masing likuiditasnya. Pengembangan dan pengelolaan kredit yang baik akan membuat bank mampu meningkatkan profitabilitas. Semakin baik rasio LDR maka akan meningkat pula profitabilitas yang diperoleh. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utamanya adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu, dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Berbagai macam rasio, salah
11
satunya adalah rasio profitabilitas. Rasio ini dapat diukur dengan ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On Equity). Menurut Fahmi (2011:135) Rasio profitabilitas adalah : “Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.” Sedangkan ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga semakin besar (Kuncoro,2002:551). ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah di investasikan. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Dalam penelitian sebelumnya menurut Suyitno (2010) disebutkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Dan menurut Rahim,Irpa (2008) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Dari penjelasan-penjelasan diatas maka dapat dituangkan ke dalam skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
12
Gambar 1.2 Skema Kerangka Pemikiran
Bank
Laporan Keuangan
Tingkat Kesehatan Bank
Capital
Asset
Manajemen
CAR
Earnings
DPK
Likuidity
LDR
ROE
Keterangan : = variabel yang tidak diteliti = variabel yang diteliti Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut: 1.
Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
2.
Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
13
Return on Equity (ROE) pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 1.6
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif karena berusaha menjelaskan hubungan antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis, sedangkan data yang digunakan secara umum berupa angka-angka yang dihitung melalui uji statistik. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:54) yaitu: “Metode Deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. ” Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Marzuki (2002:7), sebagai berikut: “Metode verifikatif merupakan metode yang bertujuan melakukan pengujian, hipotesis, pengaruh variabel X terhadap variabel Y, yang bertujuan untuk menguji suatu pengetahuan.” Data yang diperoleh selama proses penelitian kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk mendapat hasil yang lebih terperinci, serta untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis statistik parametrik berdasarkan data yang diperoleh.Analisis statistik parametrik yang digunakan yaitu analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan variabel independen dengan dependen, dan juga analisis korelasi linier berganda (multiple linear regression dan correlation analysis) untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Sedangkan untuk pengujian hipotesis digunakan uji t secara parsial dan uji F secara simultan.
14
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap Bank
yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Dimana penelitian dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke pojok bursa Universitas Widyatama dan situs http://www.jsx.co.id untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan guna memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan selama 5 tahun yaitu periode 2007-2011. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Januari 2013.
15