BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Proyek Seni adalah bagian yang sangat penting dari sebuah kebudayaan yang mana memiliki suatu peran terhadap kondisi mental dan spiritual manusia. Salah satu bentuknya adalah seni tari, dimana seni tari merupakan olah gerak tubuh yang diiringi oleh musik. Dengan berkembangnya zaman dapat dikenal bermacammacam seni tari yaitu tari tradisional yang bersifat spiritual dilakukan pada upacara adat (gambyong, kecak, dll) dan tari modern (breakdance, salsa, hip hop, dll). Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Menurut Haukin, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan (Meri:1987, 12). Dalam mukadimah Anggaran Dasar BKKNI (Badan Koordinasi Kebudayaan Nasional Indonesia) tercantum pandangan bahwa: “Kehidupan seni merupakan kebutuhan
hidup manusia menurut
kodratnya yang bersumber dari kebesaran Tuhan yang Maha Esa dan merupakan salah satu unsur yang pokok dalam membangunan manusia seutuhnya”. Menjelang tahun 2012 kita menyadari makin pentingnya peranan pendidikan kesenian dalam menjawab tuntuan pembangunan bidang kesenian menjadi bagian yang utuh dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan lembaga pendidikan tinggi kesenian akan berorientasi pada makin bertambahnya profesi di bidang seni dengan tataran humanitas dimensi nasional, regional dan global serta kesiapan institusional dalam membawa misi pendidikan, penelitiaan dan pengabdian kepada masyarakat.
1
Esensi dari aspek global dalam kegiatan seni adalah berlangsungnya proses pergeseran atau perubahan dan wawasan budaya masyarakat urban yang dipengaruhi oleh pengembangan sains, teknologi dan industry sehingga kebudayaan seni tari menjadi terlupakan dan ditinggalkan. Hal ini terjadi pada beberapa kebudayaan seni tari yang di klaim menjadi milik negara lain karena kurangnya kesadaran masyarakat khususnya generasi muda terhadap pentingnya kebudayaan Indonesia khususnya seni tari (Tari tarian diklaim Malaysia Indonesia seharusnya bersyukur, Sosbud.kompasiana.com, 28 Februari 2012). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengingatkan “Kesenian adalah sumber kekayaan batin suatu bangsa karena itu sarana untuk menghidupkan kreativitas berkesenian perlu senantiasa ditingkatkan dan penelitian di bidang kesenian harus diperbanyak” (Kesenian, Kekayaan Batin Bangsa, Kompas, Sabtu 8 Maret 1995). Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan tari adalah dengan meningkatkan sarana pendidikan mengenai seni tari tersebut yang dimana sangat kurang jumlahnya. Menurut Robby Hidajat di Indonesia telah berdiri kurang lebih 14 lembaga pendidikan seni tari, dimana tersebar di seluruh Indonesia (Pengembangan Pendidikan Seni Tari di Indonesia, Dikbangkes-Jatim, 12 Agustus 2011). Jakarta khususnya Jakarta Barat merupakan Ibukota negara dimana sangat lengkap dengan segala macam sarana dan prasarana yang sangat memungkinkan bagi terselenggaranya berbagai kegiatan. Selain itu sebagian besar masyarakat Jakarta berasal dari tingkat intelek dimana menguntungkan bagi perkembangan seni tari. Dengan demikian jelaslah potensi kota Jakarta khususnya Jakarta Barat sebagai lokasi Sekolah Tinggi Tari, disamping itu di Jakarta Barat belum adanya wadah yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk Sekolah Tinggi Tari dan tidak adanya Sekolah Tinggi Tari yang khusus dalam bidang seni tari tradisonal, masalah keterbatasan inilah maka diperlukan suatu Sekolah tinggi untuk menampung kegiatan yang meliputi bangunan pendidikan, pertunjukan dan didukung fasilitas lainnya khususnya hunian.
2
Penulis mengharapkan Sekolah Tinggi Tari ini mampu menjadi wadah untuk mengespkresikan jiwa khususnya pendidikan seni tari dan dapat juga menampung kegiatan pendukung yang akan memajukan kesenian bangsa. 1.2
Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema Sustainable / Berkelanjutan
: How biological systems remain diverse
and productive over time / Bagaimana sistem biologis tetap beragam dan produktif dari waktu ke waktu.Architecture / Arsitektur
: art of building /
seni membangun. Sehingga Sustainable Architecture / Arsitektur berkelanjutan adalah pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama karena memungkinkan terjadinya keterpaduan antar ekosistem, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti iklim planet, keberagaman hayati, dan perindustrian (Oxford Dictionary, 2003, p18; p189). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, Secara geografis Jakarta terletak pada posisi 6°12' LS dan 106°48' BT. Kota ini meliputi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter diatas permukaan laut. Sebagai sebuah kota yang terletak dekat dengan garis ekuator dan berada di dataran rendah pinggir pantai, Jakarta memiliki iklim tropis basah, dengan ciri iklim sebagai berikut: 1. Curah hujan tinggi 2. Kelembaban tinggi 3. Temperatur udara tinggi 4. Angin (aliran udara) sedikit 5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun) 6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap. (Sumber: http://okrek.blogdetik.com/arsitektur-tropis-lembab). Dalam buku Cahaya Dalam Arsitektur – Perspektif Islam, salah satu merancang arsitektur hemat energy atau arsitektur yang berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan sebaik baiknya matahari sebagai sumber cahaya sekaligus sumber energi. Namun penggunaannya juga harus tetap memperhatikan
3
kenyamanan
visual
didalam
bangunan.
(Sumber:
http://www.uinmalikipress.com/index.php/vmchk/Teknik/Cahaya-DalamArsitektur-P-e-r-s-p-e-k-t-i-f-I-s-l-a-m/youbooks.tpl.html). Keadaan dengan ciri diatas merupakan tantangan yang harus dapat dihadapi oleh bangunan pada daerah dengan iklim tropis basah, disamping beberapa tantangan lain yang merupakan tantangan langsung dari site bangunan, dimana semua itu adalah sebuah reaksi timbal balik antara bangunan dan lingkungannya, yang tentunya harus tetap sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Dengan data-data diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep Sustainable Arsitektur khususnya mengenai pencahayaan alami dalam desain Sekolah Tinggi Seni Tari ini merupakan konsep yang tepat untuk dapat memenuhi apa kebutuhan bangunan tersebut, yang juga dapat menjadi jawaban atas permasalahan lingkungan saat ini. 1.3
Maksud dan Tujuan Adapun maksud perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat adalah menjawab kebutuhan sarana pendirikan kesenian khususnya seni tari beserta fasilitas berupa hunian asrama di Jakarta Barat dengan konsep Sustainable Architecture yang ramah lingkungan. Dengan Tujuan: -
Menghadirkan sarana pendidikan berupa Sekolah Tinggi Seni Tari yang dapat merespon permasalahan lingkungan mengenai arsitektur berkelanjutan.
-
Menciptakan sarana pendidikan berupa Sekolah Tinggi Seni Tari yang menjawab permasalahan dari pengguna seni tari itu sendiri.
1.4
Lingkup Pembahasan Luas tapak perencanaan adalah maksimum 1.5 Ha dan berada di daerah yang berkepadatan tinggi-ketinggian rendah. Mengenai kesenian, pembahasannya akan dibatasi pada kesenian Tradisional Indonesia dalam hal ini Seni Tari Tradisional Jawa dengan mayoritas berasal dari Jawa Tengah, dengan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut: -
Kesenian Tradisional Jawa mempunyai unsur unsur yang bersifat ilmiah, yang patut dipelajari dan perlu diselidiki
4
-
Adanya usaha pemerintah untuk menjaga kelestarian dan menggalakan kesenian tradisional Jawa sebagai warisan budaya bangsa yang bernilai tinggi
-
Tingkat kebutuhan masyarakat akan seni tari lebih tinggi daripada kesenian tradisional lainnya, karena seni ini lebih banyak diminati. Penerapan arsitektur berkelanjutan di fokuskan kepada optimalisasi bukaan
untuk mendapatkan pencahayaan alami akan tetapi kenyamanan radiasi panas dari bangunan masih dalam batas nyaman. 1.5
Sistematika Pembahasan Karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat ini disusun atas beberapa bab dengan pembahasan sebagai berikut:
1. BAB I :
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang didirikannya Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat, latar belakang pemilihan proyek dan topik Sustainable Architecture sebagai solusi dalam proses perencanaan dan perancangan serta tema pencahayaan sebagai pendukung dari topik Sustainable Architecture, maksud dan tujuan dari desain Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat, lingkup pembahasan Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat, sistematika pembahasan, serta kerangka pemikiran dari proses perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Seni Tari di Jakarta Barat
2. BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis umum terhadap proyek Sekolah Tinggi Seni Tari dan tinjauan khusus mengenai topik/tema Sustainable Architecture sebagai pendekatan perancangan arsitektur, dengan beberapa studi literatur dan studi lapangan terhadap proyek serupa yang dijadikan sebagai pembanding.
3. BAB III : PERMASALAHAN
5
Mengidentifikasi permasalahan yang timbul berkaitan dengan aspek lingkungan, aspek manusia, dan juga aspek bangunan.
4. BAB IV : ANALISIS Berupa bahasan permasalahan bab sebelumnya melalui pendekatan arsitektural yang diuraikan menurut beberapa aspek terkait sebagai berikut: •
Analisa terhadap aspek manusia; kaitan antara pelaku kegiatan dengan urutan jenis kegiatan dan pelaku kegiatan terhadap hubungan ruang.
•
Analisa terhadap aspek bangunan; ditinjau dari aspek fisik bangunan yang akan direncanakan.
•
Analisa terhadap lingkungan; dalam kaitannya dengan perkotaan dan lingkungan, tapak, dan tata ruang luar. Sehingga dari analisis tersebut diperoleh sebuah solusi berupa konsep
perancangan yang dapat diterapkan sebagai landasan dalam merencanakan dan merancang bangunan, lansekap, dan lingkungan proyek tersebut.
5. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Merupakan hasil dari analisis dan solusi terhadap permasalahan akan dijawab dalam desain. Konsep perancangan menjadi landasan dalam perencanaan dan perancangan arsitektur, yang membuat karya arsitektur menjadi bernilai serta fungsional.
6
1.6
Kerangka Berpikir
Latar Belakang Kurangnya fasilitas pendidikan seni tari beserta fasilitasnya dan perlunya peningkatan mutu kesenian melalui jalur pendidikan
F` E E D B A C K
Maksud dan Tujuan Menciptakan sarana pendidikan formal seni tari dan peningkatan kuantitas dari kualitas seni tari dengan pendekatan Sustainable Architecture
-
F E E D B A C K
Permasalahan Manusia Lingkungan Bangunan
Tinjauan Khusus Tinjauan topik & tema, studi literatur dan survey lapangan, seputar sekolah tinggi seni tari.
Tinjauan Umum Definisi dan peraturan bangunan sekolah tinggi seni tari di Jakarta.
Landasan Teori
Analisa Menganalisa permasalahan dan mencari solusi yang akan diterapkan pada proses .perancangan
Konsep Perancangan Dasar perancangan sesuai dengan maksud dan tujuan serta hasil kesimpulan terhadap analisa.
Skematik Desain
Perancangan
7