BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dan faktorfaktor yang mempengaruhi variasinya antar organisasi telah lama menjadi perhatian peneliti dan praktisi mengingat SAM merupakan salah satu instrumen penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam situasi persaingan bisnis yang semakin ketat dari waktu ke waktu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kemampuan manajerial agar unggul dalam persaingan. Manajemen sebagai pengelola perusahaan dituntut untuk membuat keputusan manajerial yang tepat dalam dimensi
strategis,
taktis,
maupun
operasional.
Manajemen dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan
untuk
menggerakkan, perusahaan.
merencanakan,
dan Dalam
mengorganisir,
mengendalikan konteks
itulah
kegiatan manajemen
memerlukan SAM yang tepat. Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) adalah sistem yang diterapkan dalam sebuah perusahaan untuk mengumpulkan
data
operasional
dan
finansial,
memprosesnya, menyimpannya, dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu pekerja, manajer, dan eksekutif perusahaan (Desmiyawati, 2004). SAM merupakan suatu mekanisme untuk mengendalikan organisasi dan merupakan
alat
yang
efektif -1-
untuk
menyediakan
informasi
yang
konsekuensi
yang
berguna
untuk
mungkin
terjadi
memprediksi dari
berbagai
alternatif aktivitas yang dilakukan (Nazarudin, 1998). Hansen dan Mowen (2007) menyatakan bahwa SAM merupakan
sistem
mengumpulkan,
yang
mengukur,
mengidentifikasi,
mengklasifikasi,
dan
melaporkan informasi yang berguna bagi pengguna internal
dalam
perencanaan,
pengendalian,
dan
pembuatan keputusan. Lebih lanjut, Hansen dan Mowen (2007) menyatakan bahwa SAM memiliki tiga tujuan umum,
yaitu:
perhitungan
menyediakan
kas
barang
informasi
dan
jasa,
untuk
menyediakan
informasi untuk perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan
peningkatan
berkelanjutan,
dan
menyediakan
informasi untuk pembuatan keputusan. Dari hal-hal tersebut tampak bahwa SAM merupakan instrumen krusial bagi sebuah organisasi karena SAM membantu manajemen
mengidentifikasi
dan
menyelesaikan
masalah-masalah manajerial dan mengevaluasi kinerja manajerial. Menurut Chenhall dan Morris (1986), SAM pada suatu perusahaan harus dapat menyajikan informasi kepada semua terlibat
manajer departemen atau staff yang
sehingga
dapat
dihasilkan
keputusan
manajemen yang terbaik. Karakteristik informasi yang tersedia akan disebut efektif apabila dapat mendukung kebutuhan manajemen tertentu. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontijensi bahwa karakteristik SAM tidak selalu sama pada setiap perusahaan karena adanya faktor-faktor
kondisional -2-
lingkungan
(intensitas
persaingan
usaha,
strategi
bisnis,
ketidakpastian
lingkungan, kondisi manajer dan penerapan system akuntansi
serta
kompetensi
karyawan)
yang
mempengaruhi tingkat kebutuhan informasi akuntansi manajemen (Otley, 1980 dalam Ietje Nazaruddin, 1998). Selama lebih dari 30 tahun terakhir, para peneliti akuntansi telah melakukan investigasi yang mendalam terhadap sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai sebuah
fenomena
organisasional
yang
sangat
dipengaruhi oleh faktor kontekstual. Penelitian berbasis teori kontinjensi dalam bidang ini telah menyelidiki dan menemukan bahwa SAM suatu organisasi berkaitan dengan
lingkungan,
faktor-faktor
organisasional, Berbagai lingkungan,
dan
variabel
karakteristik
gaya
pembuatan
yang
mewakili
organisasional,
dan
keputusan. faktor-faktor
gaya
pembuatan
keputusan telah digunakan oleh para peneliti SAM untuk menunjukkan bagaimana SAM bervariasi antar organisasi sesuai karakteristik organisasionalnya dan bahwa tidak ada disain SAM yang terbaik untuk semua keadaan. Selain mengkaji variasi SAM karena faktor-faktor kondisional perusahaan, berbagai penelitian juga telah menginvestigasi
kaitan
antara
SAM
dan
kinerja
manajerial. Dalam hal ini, kinerja manajerial dipahami sebagai efektifitas operasional suatu organisasi, bagian departemen dan karyawan berdasarkan sasaran, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara
umum, kinerja manajerial dalam berbagai penelitian dalam
bidang
ini
diukur -3-
dengan
menggunakan
instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney et, al (1963), dimana setiap responden diminta untuk mengukur kinerjanya sendiri. Kinerja manajerial yang diukur itu sendiri meliputi antara lain pemilihan staff, perencanaan,
pengawasan,
perwakilan,
investigasi,
koordinasi, negosiasi, evaluasi. Berbagai penelitian mengenai
pengaruh
sistem
akuntansi
manajemen
terhadap
kinerja manajerial menunjukkan hasil yang
berbeda.
Banyak hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa sistem akuntansi manajemen berkaitan dengan kinerja manajerial, peningkatan fungsi manajerial, dan kinerja perusahaan (Gong and Tse, 2009). Yuristisia (2006), Solechan dan Setiawati (2009), dan Yuliana (2010)
menunjukkan
bahwa
Sistem
Akuntansi
Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
manajerial.
Rustiana
Namun,
(2002)
menemukan bahwa Sistem Akuntansi Manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Salah
satu
penjelasan
yang
mungkin
atas
keragaman hasil penelitian tentang kaitan antara SAM dan kinerja manajerial adalah adanya faktor-faktor organisasional yang memoderasi hubungan dua hal tersebut. Oleh karena itu penelitian dalam bidang ini juga telah diperluas dengan memasukkan berbagai variabel kontinjensi sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara SAM dan kinerja manajerial seperti ketidakpastian lingkungan, strategi bisnis, dan tingkat desentralisasi
dalam
pembuatan
keputusan.
Hasil
penelitian ternyata juga menunjukkan keragaman. Misalnya,
Herdiansyah
(2012) -4-
menemukan
bahwa
ketidakpastian lingkungan tidak memiliki pengaruh moderasi dalam hubungan antara SAM dan kinerja manajerial. Sementara itu, Yuristia (2006) menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi memiliki efek moderasi. Ketidakkonsistenan
hasil
penelitian
tersebut
mendorong perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kaitan antara SAM dan kinerja manajerial dan faktor kontinjensi apa yang mungkin mempengaruhi hubungan antara SAM dan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini, hubungan antara SAM dan kinerja manajerial
diuji
lebih
lanjut
dan
variabel
gaya
kepemimpinan dimasukkan sebagai variabel moderasi yang diduga mempengaruhi hubungan antara SAM dan kinerja manajerial. Penelitian ini memasukkan variabel gaya kepemimpinan dalam model hubungan antara SAM dan
kinerja
manajerial
karena
beberapa
alasan.
Terdapat beberapa tipe kepemimpinan yang melatar belakangi gaya kepemimpinan individu pemimpin.antara lain kepemimpinan transformasional dan transaksional. Menurut
Burns
(1978)
pada
kepemimpinan
transaksional, hubungan antara pemimpin dengan bawahan didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar keduanya. Karakteristik kepemimpinan transaksional
adalah
contingent
reward
dan
management by-exception. Sedangkan kepemimpinan transformasional menurut Baron (2000) mendefinisikan sebagai suatu perilaku kepemimpinan dimana seorang pemimpin
menggunakan -5-
kharismanya
untuk
mentransformasikan dan merevitalisasi organisasi yang mempengaruhi pada peningkatan kinerja manajerial. Gaya kepemimpinan tidak terlepas dari type kepemimpinan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktik-praktik manajemen dalam
menggunakan
SAM.
Gaya
kepemimpinan
tertentu, misalnya pemimpin memiliki sifat bersahabat, menerima, rileks, dekat, hangat, mendukung harmonis, riang, terbuka, loyal, dapat dipercaya, sopan, ramah, kooperatif, jujur dan baik, akan berdampak pada peningkatan kinerja (Fiedler dan Yukl (1981) dalam J. Sumarno
(2005).
mempengaruhi
Gaya
kepemimpinan
upaya-upaya
juga
untuk
dapat
melakukan
penyempurnaan SAM (Tusman and Nadler, 1978; Gerloff,1985). Ke dua, Menurut Fiedler (1978) dan Chandra
(1978)
dalam
Sumarno
(2005),
gaya
kepemimpinan merupakan faktor kondisional yang Greenberg dan organisasi. Menurut Yukl (2001),banyak diteliti sebagai model pendekatan kontijensi karena menggambarkan perilaku manajer dalam menghadapi atau berinteraksi dengan situasi. Kedua,
penelitian
mengenai
pengaruh
gaya
kepemimpinan terhadap kinerja manajerial pernah dilakukan oleh
Himawan dan Ardianu (2010) dan
Yuliana
yang
(2010)
kepemimpinan
menghasilkan,
berpengaruh
positif
bahwa dan
gaya
signifikan
terhadap kinerja manajerial. Meskipun demikian, harus diakui adanya hasil penelitian yang menemukan bahwa -6-
gaya
kepemimpinan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja manajerial (Sumarno, 2005). Penelitian ini dilakukan di lingkungan PT Sritex Group yang meliputi meliputi PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) Sukoharjo, PT. Sinar Panca Jaya Semarang, dan PT. Sari Warna Boyolali. PT Sritex Group merupakan lokus
penelitian
yang
menarik
karena
dua
pertimbangan. Pertama, PT Sritex Group merupakan perusahaan keluarga yang sedang mengalami suksesi kepemimpinan dari generasi pertama ke generasi ke dua. Suksesi
kepemimpinan
ini
melahirkan
gaya
kepemimpinan baru yang lebih moderen dibandingkan kepemimpinan lama yang bersifat tradisional. Ke dua, PT Sritex Group merupakan perusahaan yang baru saja menjadi perusahaan publik dengan menjual sebagian saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Perubahan struktur kepemilikian dimana muncul kepemilikan publik ini tentus aja akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan dari semula perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik. PT.
SRITEX
Group
(Tbk)
merupakan
asset
nasional. Sebagai perusahaan textile Indonesia berkelas internasional, PT Sritex Group sudah mampu melewati masa-masa sulit dengan saat terjadinya krisis moneter yang banyak menghancurkan usaha textile di Indonesia. Komitmen PT. SRITEX Group (Tbk) dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi telah dibuktikan dengan mendapatkan berbagai penghargaan seperti : ISO 9001 : 2000
untuk
Kualitas
Sistem -7-
Manajemen
(Quality
Management System) dan Factory Evaluation Certificate yang dikeluarkan oleh para pembeli seperti dari Militer Jerman (Bundeswehr), J.C. Penny dan Ikaidi. Kebijakan pengembangan produk dilakukan secara vertical bersifat multi product, multi market dan multi costumer. PT. SRITEX Group (Tbk) merupakan produsen seragam untuk ekspor 23 negara didunia, sedangkan spesifikasi produk yang dihasilkan adalah pakaian konveksi ritel, seragam kantor, dan seragam militer/Polisi.
1.2 Persoalan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan dengan fokus pada topik pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi. Rumusan masalah dalam penelitian adalah: Apakah gaya kepemimpinan sistem
akuntansi
memoderasi pengaruh
manajemen
terhadap
kinerja
manajerial?
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai hasil penelitian ini, maka yang menjadi tujuan
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
konseptual untuk perkembangan ilmu dan riset dalam bidang akuntansi manajemen untuk dapat memahami secara lebih komprehensif mengenai pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan
gaya
kepemimpinan
moderating. -8-
sebagai
variabel
1.4 Manfaat Penelitian Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat yaitu bagi manajemen PT. Sritex Group dalam pengelola dan mengembangkan sistem akuntansi
manajemen
di
lingkungan
PT.
Sritex
Group.yang semula kepemimpinannya masih bernuansa keluarga
akan
mengalami
perusahaan terbuka.
-9-
transformasi
menjadi