BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan penting dalam gaya hidup, komposisi demografis dari berbagai kelompok sosial dan dengan globalisasi pasar makanan, pasokan makanan berkembang pesat dalam ukuran dan keragaman. Ketika memutuskan untuk membeli beberapa produk makanan, konsumen sering mendasarkan keputusan mereka pertama pada nilai produk, penampilan visual dan presentasi produk atau iklan (Bahamonde, et.al., 2007 dan Becker, et.al, 2011), tetapi kebanyakan orang membuat keputusan makanan pilihan berdasarkan alasan yang rasional. Kualitas yang dirasakan dari produk makanan ditentukan oleh banyak faktor. Informasi eksternal yang berbeda tersedia pada paket atau label, komposisi, indikator kualitas makanan, merek dagang dan logo perusahaan (Bernués, Olaizola, & Corcoran, 2003; Blade, 2009;Grujic, Petrovic, & Gajic 2013) simbol kualitas sistem bisnis sesuai dengan standar keamanan pangan (Jevsnik, Hlebec, & Raspor, 2008; Dickson - Spillmann, Siegrist, & Keller, 2011; Grujic, Keran, Vujadinovic, & Perusic, 2012; Grujic, & Grujic, 2012). Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) MsG tidak dinyatakan, yang artinya aman dikonsumsi. Di Indonesia sendiri, sesuai dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, MsG dapat digunakan pada berbagai jenis pangan dalam jumlah secukupnya, serta diproduksi dengan menerapkan GMP (cara produksi pangan yang baik) dalam PP No.69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, pangan yang mengandung Monosodium Glutamat (MsG) [golongan flavor enchancer] harus mencantumkan nama MsG dalam komposisi label. Sehingga konsumen bisa mendapat informasi yang jelas mengenai kandungan produk tersebut (Nurani, 2013). Sebenarnya terdapat dua jenis Monosodium Glutamat (MsG), yaitu alami dan buatan. MsG buatan berpotensi membuat gangguan kesehatan dan justru paling banyak beredar di pasaran. Penggunaan MsG kadang tersembunyi dengan
1
2
beberapa nama di balik label makanan, meski ada tulisan protein hidrolisat atau rempah-rempah, belum tentu makanan tersebut tidak mengandung MsG dalam komposisinya.Menurut WHO, batas aman konsumsi MsG bagi orang dewasa adalah 0-120 mg per kg berat badan atau sekitar dua sendok teh untuk orang dengan berat badan 50 kg. WHO sendiri tidak merekomendasikan bayi di bawah umur 12 minggu untuk mengonsumsi MsG. Anak-anak yang kebanyakan mengonsumsi MsG atau vetsin, akan kekurangan hormone thyroxin dan parathyroid yang berdampak negative kepertumbuhan tulang dan perkembangan tubuh. Hal tersebut karena tubuh kehilangan kalsium dan fosfor (Amaliafitri, 2010). Rasa lezat dan gurih pada makanan sebagian besar berasal dari Monosodium Glutamat (MsG) atau penyedap rasa yang ditambahkan kedalam masakan atau makanan ringan. Dilain pihak penggunaan MsG banyak menimbulkan kontroversi di masyarakat, karena sebagian besar masyarakat menganggap penggunaan MsG yang berlebihan bisa menimbulkan efek negative terhadap kesehatan manusia (Amaliafitri, 2010). MsG banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan
karena sebagian dari masyarakat percaya bahwa bila
mengkonsumsi makanan yang mengandung MsG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Di Cina gejala alergi ini dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Sindroma ini mempunyai gejala antara lain, merasakan mati rasa di daerah belakang leher yang menjalar hingga lengan dan punggung. Namun, biasanya gejalanya akan hilang sendiri setelah dua jam. Setelah muncul istilah CRS ini barulah MsG menjadi isu kesehatan yang mengglobal. Banyak pihak yang akhirnya meninggalkan konsumsi MsG karena termakan isu CRS, terutama di negara-negara Barat (Amaliafitri, 2010). Kebanyakan konsumen atau ibu rumah tangga tidak mengetahui informasi akan dampak negatif dalam kesehatan manusia, oleh karena itu pemasar mutlak perlu memeriksa apa yang sudah diketahui oleh konsumen, karena pengetahuan produk, pengetahuan perolehan produk dan pengetahuan pemakaian ini akan mempengaruhi perilaku konsumen (Sujan, 2010). Ketika konsumen memiliki
3
pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih cepat mengolah informasi dan mampu mercall informasi yang lebih baik. (Sumarwan, 2011). Fenomena pemakaian MsG di kalangan ibu rumah tangga sekarang ini semakin meningkat. Semua kalangan pun memakai MsG ini agar mempergurih makanan. MsG adalah zat aditif makanan yang telah digunakan selama beberapa tahun untuk meningkatkan rasa. Ini biasanya digunakan dalam berbagai jenis makanan dan daging olahan (Sompotan, 2012). Pada grafik 1.1 responden berjumlah 11 (sebelas) yang seluruhnya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang berkisar umur 31 – 50 tahun.
Grafik 1.1 Penggunaan MsG oleh ibu rumah tangga
Proposi penggunaan MsG oleh ibu rumah tangga ibu rumah tangga yang menjawab iya
36% 64%
ibu rumah tangga yang menjawab tidak
Sumber : hasil olahan kuesioner Penelitian Awal, Januari 2013
Dari hasil olahan data diatas dapat di simpulkan responden yang berjumlah 11 (sebelas) ibu rumah tangga, 7 (tujuh) orang yang memakai MsG menjawab sudah mengetahui bahaya MsG, dan dari 7 (tujuh) orang terdapat 1 (satu) orang yang tidak mengetahui akan bahaya bahan yang terkandung dalam MsG. Banyak ibu rumah tangga sudah mengetahui akan bahaya bahan yang terkandung dalam MsG tetapi yang terjadi ibu rumah tangga mengabaikan akan bahaya MsG.
4
Grafik 1.2. Pemahaman ibu rumah tangga terhadap MsG
Pemahaman ibu rumah tangga terhadap MsG 14% iya
tidak 86%
Sumber : hasil olahan kuesioner Penelitian Awal, Januari 2013
Dari gambaran diatas dapat diketahui masyarakat sudah mengetahui bahwa MsG berbahaya tetapi masyarakat masih tetap menggunakan MsG dalam masakan. Hal ini menjadi ketertarikan untuk meneliti kasus ini. Semua kembali kepada keputusan pembelian ibu rumah tangga yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2010). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat yang mengkonsumsi MsG dalam hal Pengetahuan konsumen yang memperhatikan pentingnya pengaruh pencapaian keputusan konsumen, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang di tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN
PRODUK,
PENGETAHUAN
PEROLEHAN
&
PENGETAHUAN PEMAKAIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MSG DI BANDUNG”
5
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, pengetahuan konsumen terhadap pembelian produk MsG sudah mengerti akan bahaya menggunakan MsG tetapi konsumen masih saja menggunakan MsG dalam masakan mereka, informasi akan bahaya MsG pun sudah tersebar akan tetapi konsumen beralasan jika tidak menggunakan MsG rasa pada masakan tersebut kurang gurih oleh sebab itu konsumen menggunakan MsG bila digunakan secara terus menerus akan menyebabkan gangguan kesehatan pada diri konsumen. Seluruh permasalahan tersebut menyebabkan pengetahuan konsumen terhadap keputusan pembelian produk MsG. Dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian MsG? 2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan perolehan produk terhadap keputusan pembelian MsG? 3. Seberapa besar pengaruh pengetahuan pemakaian terhadap keputusan pembelian MsG?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan S1 Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Bisnis Manajemen di Universitas Widyatama. Dengan diperolehnya informasi dari penelitian ini diharapkan akan memperoleh manfaat bagi pihak – pihak yang bersangkutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian MsG.
6
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan perolehan produk terhadap keputusan pembelian MsG. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan pemakaian terhadap keputusan pembelian MsG.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi, bagi penulis
maupun bagi pihak – pihak yang berkepentingan. Adapun kontribusi dalam penelitian ini yaitu kontribusi praktis dan kontribusi teoritis.
1.4.1 Kontribusi Praktis Dalam penelitian ini penulis membahas tentang pengaruh pengetahuan konsumen terhadap keputusan pembelian produk MsG, ketika ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih cepat mengolah informasi dan mampu mercall informasi yang lebih baik. (Sumarwan, 2011). Bagi konsumen evaluasi dan informasi yang didapat oleh ibu rumah tangga kurang. Walaupun sudah tertera komposisi didalam kemasan tetapi mereka tidak mengerti bahan apa yang tergantung dan cara pemakaian MsG tidak sesuai dengan ketentuan yang ibu rumah tangga ketahui MsG bisa merubah rasa menjadi gurih. Informasi atau pengetahuan yang banyak maka pemahaman bagi ibu rumah tangga untuk berhenti atau mengurangi penggunaan MsG atau vetsin. Perusahaan pun mengetahui cara memberikan informasi semenarik mungkin agar ibu rumah tangga tertarik dengan iklan dan strategi dalam memasarkan produk MsG dengan harga yang murah ibu rumah tangga bisa mendapatkan cita rasa yang sesuai dengan keinginannya. Melalui penelitian ini di harapkkan dapat memberikan kontribusi kepada konsumen dari informasi mengenai MsG melalui pengetahuan konsumen terhadap keputusan pembelian.
7
1.4.2 Kontribusi Teoritis Hasil pemikiran ini diharapkan dapat berguna dan memberikan suatu pemikiran bagi perusahan MsG atau vetsin dan ibu rumah tangga yang menggunakan Msg atau vetsin akan mengadakan penelitian tentang pengetahuan produk, pengetahuan pembeli dan pengetahuan pemakaian agar konsumen memiliki pengetahuan konsumen sebagai acuan untuk mencapai keputusan pembelian. Apabila tidak berpengaruh, maka penelitian ini bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki atau menentukan langkah – langkah kedepan untuk kebaikan perusahaan MsG atau vetsin dan mahasisiwi yang menggunakan vetsin.
1.5. Definisi Variabel Penelitian Agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas maka perlu dijabarkan arti variabel tersebut dalam suatu definisi.
1.5.1 Pengetahuan konsumen Menurut Mowen dan Engel yang dikutip oleh Sumarwan (2011) definisi pengetahuan konsumen adalah tingkatan informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Engel, Blackwell dan Miniard, 1994) membagi pengetahuan konsumen menjadi pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencangkup kesadaran akan kategori dan merek produk didalam kategori produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik. Pengetahuan pembelian mencangkup informasi tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan harus membelinya. Pengetahuan pemakaian mencangkup informasi tentang operasi pemakaian dan situasi pembelian. Pengetahuan produk dan keterlibatan produk mengacu pada berbagai jenis pengetahuan arti dan kepercayaan yang direkam didalam ingatan konsumen.
8
Pengetahuan produk yang diambil dari ingatan memiliki potensi mempengaruhi interpretasi dan integrasi proses. Keterlibatan produk mengacu pada pengetahuan konsumen tentang relevansi personal suatu produk dalam hidupnya (Peter dan Olson, 1999). Sistem kognisi manusai dapat menginterpretasikan berbagai jenis informasi, oleh karena itu akan menghasilkan pengetahuan, arti dan kepercayaan (Durgee dan Stuardt dalam Peter dan Olson, 1999).
1.5.2 Keputusan Pembelian Definisi Keputusan Pembelian Konsumen menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi (2003) adalah: “Pengetahuan keputusan konsumen (Consumer Decision Making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya“
1.6 Outline Skripsi Outline skripsi ini dimaksudkan untuk memudahkan penyampaian informasi berdasarkan urutan dan aturan logis penelitian. Pembahasan skripsi ini disusun dalam 5 bab yang secara keseluruhan membahas pengaruh pengetahuan konsumen terhadap keputusan pembelian produk MsG di Kota Bandung. Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan judul skripsi yang menggabarkan secara singkat tentang masalah yang diteliti. Kemudian skripsi diawali bab 1 (satu) yang berisi pendahuluan, dimana dalam pendahuluan, ada beberapa uraian dan penjelasan mengenai rumusan singkat tentang pokok – pokok yang akan dibahas seperti identifikasi masalah yang merupakan pertanyaan pokok dari keseluruhan penelitian. Tujuan penelitian merupakan arah dari penelitian, merinci apa yang ingin diketahui pennulisan dalam bentuk pertanyaan. Kegunaan penelitian yang manfaat dari hasil penelitian dan sumbangan penelitian terhadap perkembangan ilmu manajemen serta definisi yang digunakan agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan membahas tentang outline penelitian.
9
Pada bab 2 (dua) yaitu tinjauan pustaka yang memuat informasi tentang teori yang menjadi latar belakang penelitian atau uraian tentang teori, membahas variabel-variabel yang digunakan, tinjauan pustaka juga membantu dalam menyusun kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah pola nalar peneliti dalam menjawab masalah yang diturunkan dari teori. Pada bab 3 (tiga) berisi uraian mengenai metodologi penelitian. Dimana dimulai dari objek penelitian, desain penelitian, operasional penelitian, jenis penelitian, dan metode penelitian. Dengan mengetahui metode yang ingin digunakan dapat mempermudah penelitian dan mendeskripsikan hasil penelitian pada bab berikutnya. Selanjutnya bab 4 hasil penelitian dan pembahasan, yaitu memuat pendeskripsian yang
dilakukan menyangkut
data dan hasil penelitian.
Pendeskripsian tersebut meliputi hasil pengukuran variabel-variabel yang akan diteliti, pengujian hipotesis, analisis hasil penelitian, dan interprestasi data. Kemudian di akhir penelitian yaitu di bab 5 kesimpulan dan saran yang merupakan bab terakhir, dimana bagian ini diambil kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran dapat bermanfaat bagi objek penelitian.