BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan
pelaksanaan pembangunan di semua bidang, paska krisis moneter yang melanda Indonesia beberapa tahun silam. Salah satu bidang yang cukup mendapat perhatian adalah bidang ekonomi, terutama sektor industri. Telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan industri yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah pemasaran. Persaingan di antara perusahaanperusahaan industri tersebutlah yang dapat memotivasi setiap perusahaan untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang lebih baik dari para pesaingnya, sehingga diharapkan dapat tercapai kualitas produk terbaik dan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, begitu juga dalam persaingan penjualan otomotif. Untuk dapat menciptakan hal tersebut di atas dan bersaing dengan perusahaan lain, suatu perusahaan harus memperhatikan dan mengambil langkahlangkah maju untuk mengungguli pesaingnya. Dalam usaha menentukan langkahlangkah maju agar sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan potensi dan kemampuan yang maksimal, salah satu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu bidang yang harus diperhatikan demi keberhasilan perusahaan di samping kegiatan lainnya seperti produksi, personalia, dan keuangan. Penjualan motor di Indonesia sampai tahun 2011 lalu hampir mencapai angka 7 juta unit atau tepatnya 6.936 juta. Motor-motor dengan model sekuter makin meninggalkan angka penjualan motor moped alias bebek. Dikutip dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sampai tahun 2011 penjualan motor sekuler sudah mencapai 3.484 unit. Namun demikian, kompetitor Honda yakni Yamaha mampu menyaingi bahkan mengalahkan dalam hal penjualan
1
2
motor jenis matic, dengan hasil penjualan Yamaha Mio Series 115.339 unit, sedangkan Honda Beat hanya terjual 104.284 unit (Sumber: detikoto.com). Agar penjualan yang diharapkan dapat tercapai, maka perlu adanya pelaksanaan kegiatan promosi agar produk yang dihasilkan dapat diketahui, menarik hati konsumen, dan mendorongnya untuk segera memutuskan membeli produk yang ditawarkan. Promosi penjualan sebagai unsur utama dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepatdan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Menurut Buchari Alma (2007,181) promosi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pemasaran produk, karena promosi merupakan kegiatan perusahaan dalam usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil penjualan. Dengan adanya promosi diharapkan ada tanggapan dari konsumen atas produk yang ditawarkan. Perencanaan adalah penyusunan kegiatan-kegiatan perusahaan untuk waktu yang akan datang. Kegiatan ini meliputi perumusan rencana atau tujuan yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, dimana harus dikerjakan dan bagaimana cara memulainya. Untuk itu perusahaan perlu menyusun anggaran. Anggaran adalah rencana kegiatan perusahaan untuk satu jangka waktu tertentu yang diuraikan secara terperinci melalui angka-angka. Suatu anggaran yang diterapkan mencoba menjawab untuk memperkirakan apa saja yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu, maka dibutuhkan persiapan penyusunan anggaran yang matang, tajam, dan teliti. Pertimbangan yang masuk akan mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi perkembangan perusahaan. Anggaran juga merupakan komitmen manajemen dalam menerima tanggung jawab pencapaian sasaran yang dianggarkan. Selain itu anggaran dapat juga digunakan untuk menilai kinerja pihak manajemen setelah dibandingkan dengan realisasinya.
3
Kegiatan promosi pada dasarnya merupakan suatu komunikasi dari pihak produsen kepada pihak konsumen mengenai kegunaan, kualitas, harga, tempat dimana dapat dibeli, serta informasi produk lainnya, dimana pihak produsen mengharapkan balas jasa yang dikehendaki para konsumen, yang pada umumnya berupa pembelian. Perusahaan harus dapat menentukan alat yang tepat atau kombinasi yang baik dari alat-alat promosi ini, sehingga perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengadakan perencanaan dan pengendalian biaya promosi yang tepat, agar dengan biaya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Sebagai alat pengendaliannya dapat digunakan anggaran biaya promosi. Biaya promosi aktual jarang melebihi anggaran karena biasanya perusahaan cenderung untuk mengadakan promosi sesuai dengan besarnya selisih biaya aktual dengan biaya anggaran, tetapi dengan melihat peranan yang ditimbulkannya terhadap peningkatan volume penjualan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya ke dalam judul : “PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN.”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka
penulis mencoba mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penyusunan anggaran biaya promosi di Duta Motor. 2. Bagaimana pengendalian kegiatan promosi yang dilakukan di Duta Motor. 3. Sejauh mana biaya anggaran promosi berpengaruh sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan volume penjualan.
4
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data dan
informasi sebagai bahan kajian dalam penyusunan karya ilmiah dalam bentuk skripsi, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata 1, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Selanjutnya data tersebut akan diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan, sehingga diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai permasalahannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran biaya promosi di Duta Motor. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian biaya promosi di Duta Motor. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan volume penjualan.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis Untuk mengembangkan dan mempraktekkan teori yang di dapat di perkuliahan dengan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi di lingkungan dunia usaha terutama mengenai peranan anggaran biaya produksi dalam mengendalikan biaya produksi. 2. Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi perusahaan terutama dalam melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan di bidang anggaran biaya produksi.
5
3. Pihak-pihak Lain yang Berkepentingan Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, dapat mempermudah dalam pelaksanaan penerapan anggaran biaya produksi, serta sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.5
Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam usahanya memasarkan produk maupun jasa akan
berorientasi pada konsumen dan tingkat penjualan. Keberhasilan perusahaan untuk memuaskan konsumen tersebut dapat diukur dari penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dalam usaha untuk mencapai tingkat penjualan yang diharapkan, maka perlu adanya kejelasan arah dari usaha serta ukuran-ukuran yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi perusahaan. Untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, perusahaan berusaha memperoleh laba yang memadai. Laba ini diperoleh selain dari memperbesar hasil penjualan juga diperoleh dari menekan biaya sehangga diperlukan perencanaan, koordinasi, serta pengendalian. Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan anggaran (biasa disebut dengan Budget atau Profit Planning and Control). Menurut Nafarin (2004 ; 12) anggaran adalah : “Anggaran adalah suatu rancangan keuangan periodic yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan”. Anggaran adalah rencana manajemen yang dibuat dengan asumsi bahwa penyusunan
anggaran
akan
mengambil
langkah-langkah
positif
untuk
merealisasikannya. Anggaran disusun berdasarkan biaya standar dan menurut data-data yang terdapat pada perusahaan ditambah dengan pengalaman dan pengetahuan para perancang anggaran. Anggaran diperlukan untuk pengendalian dan dalam fungsinya sebagai pengendalian biaya, anggaran menjadi pedoman dalam berproduksi dan bertindak. Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik maka anggaran perlu disusun secara terinci, sehingga para pelaksana akan lebih memahaminya dan
6
dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang telah dianggarkan. Supaya anggaran dapat berfungsi dengan baik sebagai pengendali awal, maka anggaran perlu diuraikan dalam periode yang lebih terinci, misalnya dalam periode per bulan sehingga peranan anggaran akan lebih efektif. Anggaran disusun melalui proses yang berulang-ulang. Anggaran disiapkan, ditinjau kembali dan diperbaharui atau di revisi dengan harapan hasil yang akan dicapai merupakan rencana paling baru yang telah disusun oleh manajer pelaksana. Anggaran dikatakan efektif apabila sasaran atau target yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai, dengan demikian program kerja yang dijalankan dapat dikatakan berhasil. Anggaran haruslah realistis karena berpengaruh besar terhadap hasil yang dicapai oleh manajemen. Selain itu anggaran harus fleksibel, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi. Ada banyak jenis anggaran yang disusun oleh suatu perusahaan tergantung jenis perusahaan, kegiatan yang terjadi di perusahaan, dan kebijaksanaan pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Diantaranya anggaran penjualan, anggaran pendapatan, anggaran produksi, dan anggaran biaya yang didalamnya termasuk anggaran biaya pemasaran. Pemasaran memiliki lingkup yang sangat luas diantaranya kegiatan promosi, oleh karena itu penulis hanya akan membatasi penelitian mengenai promosi saja. Promosi merupakan salah satu komponen marketing mix (bauran pemasaran) yang sifatnya mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain, yang mempengaruhi sikap dan perilaku sehingga konsumen tertarik untuk mencoba dan membeli produk yang di promosikan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Lamb, Hair, McDaniel (2001:145), yaitu: “Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons”.
7
Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan dipasar harus disusun dengan cermat. Promosi tersebut dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada konsumen mengenai produk/ jasa, kegunaan mutu, harga, dan tempat dimana produk/jasa dapat diperoleh. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk yang dihasilkan perusahaan kepada konsumen ternyata memerlukan biaya yang cukup besar dan dianggarkan. Dasarnya biaya adalah pengorbanan ekonimis yang diakui dalam suatu satuan uang untuk tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu untuk menekan biaya yang dikeluarkan diperlukan suatu perencanaan berupa anggaran. Menurut Charles T. Horngen, George Foster (1994;8), definisi biaya adalah sebagai berikut: “Biaya adalah pengorbanan sumberdaya yang dikorbankan untuk mendapatkan suatu sasaran atau tujuan tertentu.” Biaya promosi yang merupakan bagian dari anggaran yang dikeluarkan untuk biaya pemasaran. Sehingga dengan adanya dana untuk membiayai kegiatankegiatan promosi tersebut, diharapkan hasil penjualan yang ditargetkan dapat tercapai, bahkan meningkat. Penjualan tidaklah semudah dibayangkan, mengingat begitu ketatnya persaingan, setiap perusahaan berusaha untuk memenangkan persaingan tersebut dengan mempertahankan mutu dan strategi penjualan. Upaya tersebut tidak akan mencapai hasil yang optimal bila produk tersebut tidak dikenal konsumen. Menurut Husein Umar (2005;13) : “Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.” Pengertian tersebut berarti bahwa konsumen tidak akan membeli suatu produk perusahaan, jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan tidak melakukan usaha promosi. Oleh karena itu untuk meningkatkan penjualan harus dilakukan adanya kegiatan promosi.
8
Rian Primadani Putra pernah meneliti terhadap hal yang sama pada tahun 2007, dengan hasil bahwa anggaran biaya promosi yang memadai akan meningkatkan efektifitas penjualan secara signifikan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikemukakan hipotesis bahwa : “Penyusunan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian Manajemen yang Memadai Berperan Sebagai Meningkatkan Volume Penjualan”.
1.6
Metodologi Penelitian Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan verifikatif. Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu gambaran tertentu mengenai suatu keadaan berdasarkan informasi yang ada, kemudian dikumpulkan untuk diolah, dianalisa, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup terhadap objek yang diteliti dan kemudian dapat diperoleh kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau langsung objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, yaitu data utama yang berhubungan langsung dengan perusahaan yang akan diteliti, melalui cara-cara : 1) Wawancara Wawancara adalah proses penelitian dengan melakukan tanya jawab kepada kepala pabrik beserta staf yang membuat anggaran biaya produksi dan kepala produksi beserta staf yang mengendalikan proses produksi. 2) Observasi Observasi adalah proses penelitian dengan melakukan pengamatan ke lapangan terhadap masalah yang diteliti, yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.
9
3) Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada kepala pabrik beserta staf yang membuat anggaran biaya produksi dan kepala produksi beserta staf yang mengendalikan proses produksi. 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan teoritis, yang berkaitan dengan masalah yang penulis lakukan dan relevan dengan masalah yang diteliti. Guna mendukung data-data yang diperoleh selama penelitian dengan cara mempelajari buku-buku, literatur, catatan-catatan kuliah dan sumber lain yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, sebagai bahan perbandingan dengan data penelitian yang diperoleh.
1.7
Objek dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di Duta Niaga Multi Sejahtera, Jl. Hos
Cokroaminoto No. 130, Cianjur. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2011.