BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka memasuki era pasar bebas, bangsa Indonesia sebagai salah satu warga dunia harus selalu siap mengikuti alur perkembangan dan tuntutannya. Tuntutan untuk selalu mengikuti perubahan ini terjadi dengan sendirinya, sejalan dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi, derasnya arus informasi serta semakin terbukanya peluang bagi semua negara untuk bersaing dalam pasar bebas dunia. Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disebut PDAM, sebagai salah satu perusahaan yang dikelola oleh Pemerintah, dalam rangka mengisi otonomi daerah pada masa-masa kini dan yang akan datang, maka harus diupayakan untuk melakukan berbagai pembenahan. Diantaranya pembenahan terhadap faktor intern. Dalam perusahaan pada umumnya, faktor intern yang penting adalah perhitungan biaya produksi yang merupakan akumulasi atau pengumpulan dari biaya-biaya yang dikorbankan untuk melaksanakan produksi. Biaya-biaya itu terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh perusahaan dibandingkan biaya-biaya lain seperti biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum karena itu manajemen harus benar-benar mampu menerapkan fungsinya agar pengendalian biaya produksi diperlukan satu tolak ukur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan mengukur tingkat efesiensi biaya produksi untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu sebagai tolak ukur efisiensi biaya produksi, banyak perusahaan menerapkan biaya standar.
Biaya standar ini dapat menggambarkan biaya yang direncanakan dari suatu produk dan ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Tujuan utama penggunaan biaya standar adalah untuk mengendalikan biaya produksi dengan cara membandingkan biaya yang seharusnya dengan biaya produksi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penggunaan biaya standar sangat membantu manajemen melaksanakan pengendalian dalam usaha mencapai efisiensi biaya produksi. Sistem biaya standar yang memadai yang dipadu dengan suatu analisa selisih akan dapat memberi jaminan untuk menilai apakah unsur-unsur biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead masih layak dipakai sebagai norma yang cukup handal dalam pengendalian biaya produksi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengambil judul: “Evaluasi Penerapan Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya Produksi” (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi)
1.2 Identifikasi Masalah Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan di atas, maka masalahmasalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas perusahaan dalam menerapkan biaya standar. 2. Bagaimana efektivitas perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi. 3. Apakah penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) telah memadai.
1.3 Maksud danTujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingnya biaya standar dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya produksi agar perusahaan dapat mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan laba sebesar-besarnya dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
serta meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dengan menggunakan segala kemampuan dan sumber daya ekonomi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam menerapkan biaya standar. 2. Untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi. 3. Untuk mengetahui penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) telah memadai.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi penulis •
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
•
Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengetahuan setelah melaksanakan suatu studi dan perbandingan antara teori yang diperoleh penulis dibangku kuliah dengan praktek di lapangan.
•
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi, baik bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.
2. Bagi perusahaan •
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi perusahaan sehubungan dengan penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi.
•
Sebagai informasi yang digunakan manajemen mengenai pentingnya biaya standar sebagai salah satu alat dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya produksi.
3. Bagi pembaca •
Sebagai penambah ilmu pengetahuan mengenai akuntansi biaya dan sebagai referensi dan titik ukur penelitian yang lebih luas dan lebih mendalam mengenai pembahasan yang berkenaan dengan penelitian ini.
1.5 Kerangka Pemikiran Kelangsungan hidup perusahaan industri ditentukan oleh berhasil tidaknya manajemen mengelola aktivitas perusahaan. Beraneka ragam faktor dapat mempengaruhi pelaksanaan tersebut baik faktor ekstern maupun faktor intern perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan hidupnya perusahaan harus mampu menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan yang ditentukan oleh masyarakat untuk memperoleh laba yang memadai atas produk yang dijualnya. Dalam persaingan yang cukup ketat dewasa ini perusahaan harus mampu menawarkan produknya dengan harga jual yang bersaing dan untuk itu parusahaan harus menekan biaya produksinya. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk selalu bekerja secara efektif dan efisien. Usaha ini dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara lebih baik, terutama pada fungsi perencanaan, pengawasan, dan pengendalian. Jika ketiga fungsi tersebut tidak saling mengisi dan mendukung maka akan timbul adanya penyimpangan dan kesalahan dalam proses produksi. Agar fungsi perencanaan, pengawasan, dan pengendalian dapat berjalan dengan lancar manajemen tidak hanya perlu mendapatkan informasi mengenai biaya produksi yang sebenarnya saja tetapi juga diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menilai dan mengarahkan kegiatan produksinya sehingga hasil yang diinginkan dapat dicapai. Alat tersebut dapat berupa penetapan biaya standar. Biaya produksi merupakan unsur penjumlahan dari tiga unsur biaya, yaitu: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik
Agar dapat memproduksi secara efisiensi maka perlu adanya suatu pedoman berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap unit produk atau suatu tingkat produksi tertentu. Dalam menghasilkan pedoman yang baik jenis-jenis biaya apa saja yang akan diserap dalam pembuatan ataupun proses harus dapat ditentukan. Dengan demikian diperlukan biaya standar untuk mengukur dan menilai biaya operasi yang terjadi atau sesungguhnya. Definisi biaya standar menurut Armanto Witjaksono (2006:115) adalah: “Biaya standar adalah patok duga (benchmark) yang secara efektif dan effesien ditentukan dimuka (predetermined) untuk biaya-biaya yang seharusnya dikonsumsi oleh suatu produk”. Sedangkan menurut Carter dan Usry yang disadur oleh Krista (2005:153) adalah: “Biaya Standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama periode tertentu”. Jadi biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa mendatang. Untuk mengevaluasi pelaksanaan dari standar tersebut perlu adanya suatu pengendalian yang efektif, sehingga manajemen dapat dengan segera mengetahui adanya penyimpangan dalam biaya produksi. Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih. Selisih biaya sesunguhnya dengan biaya standar dianalisis dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya yang kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan, sehingga perusahaan dapat memperbaiki penyebab kerugian tersebut dengan cara mengawasi dan menganalisis penyimpangan secara rutin. Manajemen dapat mengambil tindakan koreksi sebelum penyimpangan tersebut menjadi besar. Sistem biaya standar juga dapat digunakan dalam pengendalian terhadap biaya produksi perusahaan yang dapat memberikan pedoman kepada manajemen. Pedoman ini digunakan untuk mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sehingga manajemen mungkin
akan melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lainnya. Fungsi pengendalian biaya ini pada dasarnya berguna untuk menjamin agar kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, karena hal tersebut harus dibandingkan dengan rencana atau standar yang telah dibuat sebelumnya. Pengertian pengendalian biaya menurut Usry dan Carter yang disadur oleh Krista (2004;6) adalah: “Usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan aktivitasaktvitas dimonitori terus menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan yang dilakukan”. Dengan adanya pengendalian, perusahaan akan lebih mudah jika mengefektifkan biaya, sehingga biaya-biaya yang tidak efektif dapat dikurangi. Masalah biaya produksi merupakan hal penting dan harus dikendalikan oleh manajemen. Menurut Weisch Hilton dan Gordon yang disadur oleh Purwantiningsih dan Maudy Warouw (2000;7) pengertian pengendalian: “Suatu
proses
untuk
menjamin
terciptanya
kinerja
efisien
yang
memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan ini mencakup : 1. Menetapkan tujuan dan standar 2. Membandingkan kinerja yang diukur dengan tujuan dan standar yang telah diciptakan. 3. Menekankan pencapaian sukses dan upaya memperbaiki kesalahan”. Alasan diperlukannya pengendalian tersebut adalah karena: 1. Pengendalian berguna untuk meminimalkan biaya tersebut, sehingga hasil terbaik bisa dicapai dengan biaya tertentu. 2. Pengendalian berguna untuk mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan dan kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi biaya. 3. Pengendalian merupakan alat yang aman untuk mendeteksi masalah secara dini untuk menghindari kesalahan-kesalahan besar.
Dengan demikian, melalui penerapan biaya standar khususnya biaya produksi, diharapkan agar perusaaan dapat meningkatkan efisiensi dan dapat terus menjaga prinsip going concern dan juga mempunyai prospek yang baik untuk terus berkembang. Biaya standar itu sendiri merupakan alat yang penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan berdasarkan realisasi, hal ini akan merancang pelaksanaan dalam menjalankan pekerjaan yang efektif, karena pelaksanaannya telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan tertentu sehingga
memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lainnya. Untuk itu dalam hubungannya dengan biaya produksi, perusahaan dituntut untuk menekankan segi efisien dan efektifitas melalui perencanaan dan pengendalian yang mantap.
Gambar 1.1 Skema Pengendalian Biaya Produksi
Pengendalian Implementasi Biaya Produksi Standar
Realisasi Biaya Produksi
Selisih
Laporan Kinerja
Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Maria Wulansari mahasiswi Universitas Widyatama Bandung pada tahun 2005 dengan objek penelitian pada PT. Pindad (Persero) Bandung dengan judul “Evaluasi Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya Produksi”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek dari penelitian itu sendiri. Penelitian sebelumnya mengambil data di PT. Pindad (Persero) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi.
1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu dengan mengumpulkan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian untuk kemudian dianalisis dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang ada. Menurut Cholid Narbuko dan H.Abu Achmadi (2004;44) “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga bisa bersifat komperatif dan korelatif”. Sedangkan menurut Moh. Nazir (2003;54) “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Karena penelitian ini dilakukan pada satu perusahaan saja, maka penulis menggunakan pendekatan studi kasus yaitu dengan cara mengambil beberapa unsur yang akan menjadi bahan penelitian untuk
memperoleh data primer
maupun data sekunder. Menurut Murti dan Salamah (2005:49) “Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari suatu unit (suatu kesatuan unit) yang dipandang sebagai suatu kasus”.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder: 1) Data Primer, data diperoleh penulis dengan cara datang ke perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan penelitian lapangan (field research). a. Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan wawancara langsung (tanya jawab) dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan data dan keterangan. b. Pengamatan (observation) yaitu dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian yang berhubungan dengan data yang diperlukan. c. Kuesioner (questioner) yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat pertanyaan-pertanyaan pada pihak manajemen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2) Data Sekunder, dikumpulkan oleh peneliti melalui penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara penelaahan terhadap literatur-literatur, catatan-catatan kuliah serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan masalah.
1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian Studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2008 sampai dengan selesai.