BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini, namun hasil kualitas lulusan indonesia saat ini masih rendah, terutama dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dan survai yang dilakukan oleh lembaga internasional yang hasilnya menunjukkan bahwa kualitas siswa indonesia terpuruk di bawah negara lainnya. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development atau OECD) yang meluncurkan Program Penilaian Pelajar Internasional (Program for International Student Assessment atau PISA) pada tahun 2012 yang dilakukan setiap tiga tahun sekali telah menghasilkan peringkat pendidikan untuk 65 negara yang berdasarkan penilaian dalam bidang membaca, matematika, dan sains yang diikuti oleh lebih dari 510.000 pelajar berusia sekitar 15 tahun. Hasil penelitian dan survai yang dilakukan oleh OECD
menunjukkan bahwa diantara 65 negara tersebut,
Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah, hal ini merupakan penurunan dari hasil PISA tahun 2009 dimana saat itu Indonesia menduduki peringkat 57. Berdasarkan nilai PISA tersebut indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah. Rata-rata skor matematika anak- anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata-rata skor untuk sains 382 (OECD,2014:5). Rerata siswa indonesia ini termasuk kategori “satu” ( paling rendah, dengan skor 358 sampai 420). Hal ini menunjukkan kemampuan siswa-siswa di indonesia dalam mengerjakan soal-soal yang menuntut untuk berpikir tingkat tinggi masih rendah. Hal ini mengharuskan lembaga pendidikan menyiapkan para siswanya agar mampu berkompetisi serta memiliki pemikiran dan tindakan kreatif dalam
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
memecahkan berbagai persoalan yang muncul (Drost, 2001:11). Pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang luas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif (Abidin, 2014:8). Sidharta & Anwar (2007) juga berpendapat bahwa pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan dalam pemecahan masalah akan mewujudkan pengembangan kemampuan berpikir. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat di butuhkan untuk bisa menjalani suatu proses berpikir yang berkualitas. Berpikir tingkat tinggi
meliputi
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Munandar (2012:12) lebih lanjut juga menjelaskan bahwa indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan ini maka pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas siswa agar kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat dan negara. Kemampuan berpikir kreatif yang dapat mewujudkan kreativitas sungguh sangat penting dan diperlukan bangsa saat ini dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik mampu menciptakan penemuan-penemuan baru dari hasil sumbangan pemikiran kreatifnya. Kemampuan berpikir seperti kemampuan berpikir kreatif menjadi hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar (Slameto, 2003:138). Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa kemampuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan . Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Ayyildiz (2009 : 45) berpendapat, “Creative thinking” is an original cognitive ability and problem solving process which enables individuals to use their intelligence in a way that is unique and directed toward coming up with a product”. Berpikir kreatif merupakan
kemampuan kognitif asli dan pemecahan
masalah proses yang memungkinkan individu untuk menggunakan kecerdasan mereka dengan cara yang unik dan diarahkan datang dengan produk. Pendapat lain, Torrance (dalam Fasko, 2001 : 320 ) menyatakan “...when creative learning occurs, such as improved motivation, alertness, curiosity, concentration, and achievement. Thus, creative teaching can enhance learning”. Berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan yang paling penting bagi siswa untuk memperoleh dan mengembangkan sejumlah konteks pembelajaran, memperkaya akuisisi pengetahuan dan keterampilan yang nantinya di perlukan dalam kehidupan profesional ( Waite & Bromfield, 2002 : 367). Robert
Sternberg
(dalam
Costa
&Kallick
2012:10)
menyatakan
kesuksesan di masa depan dapat di raih salah satunya dengan memiliki kecerdasan kreatif yang melibatkan imajinasi, desain, dan penciptaan. Kecerdasan ini harus selalu dikembangkan oleh para pendidik. Mengapa belajar kreatif itu penting, Treffinger (dalam Munandar 1984:37) memberikan alasan: 1. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Aspek kreatif membantu dan mengarahkan siswa belajar bagi mereka sendiri.
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
2. Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul dimasa depan. 3. Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan. 4. Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar. Penekanan pendidikan di sekolah - sekolah untuk saat ini harus menekankan pada peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Masih banyak sekolah yang proses pembelajarannya cenderung terbatas pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip. Dasna & sutrisno (2007) menyatakan bahwa salah satu indikator rendahnya kualitas pendidikan siswa yaitu kurangnya kemampuan dalam memecahkan permasalahan kontekstual yang dihadapinya, siswa harus dilibatkan secara langsung pada kegiatan pembelajaran untuk melakukan pemecahan masalah. Aktivitas pemecahan masalah yang dilakukan siswa akan mendorong berkembangnya kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan permasalahan yang peneliti temukan dilapangan berdasarkan observasi di SMAN 1 Lembang. Peneliti mewawancari guru dan siswa di SMAN 1 Lembang serta mengamati proses belajar pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil dari observasi tersebut adalah proses pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi yang dilakukan belum menggambarkan adanya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa belum diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran siswa dalam mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap mata pelajaran. Rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang disampikan juga masih kurang. Metode pembelajaran yang digunakan juga belum menunjukkan metodemetode
pembelajaran
kreatif
yang
mampu
mendukung
pengembangan
kemampuan berpikir siswa, melibatkan siswa secara penuh, bekerja secara mandiri, dan terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran. Kemudian materi pembelajaran hanya dikembangkan atas acuan yang terdapat dalam buku
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
paket dan Lembar Kegiatan Siswa. Pemanfaatan media atau lingkungan sekitar kurang optimal dan pengalaman keseharian siswa dalam proses pembelajaran kurang di eksploitasikan. Pola pengajaran seperti ini diindikasi menyebabkan pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi selama ini tidak menarik bagi siswa sehingga siswa tidak terlihat aktif, merasa bosan, dan tidak mampu mengembangkan kreatifitasnya. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, peneliti mencoba melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dengan melakukan tes kemampuan berpikir kreatif. Soal berbentuk uraian berjumlah 4 soal. Setiap soal mewakili indikator berpikir kreatif. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1. 1 Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMAN 1 Lembang TA. 2014-2015 Indikator Kemampuan berpikir Kreatif (%) Jumlah Berpikir Berpikir Berpikir Berpikir Kelas siswa luwes Lancar Orisinal Terperinci (flexible) (fluency) (originality) (Elaborasi) XI IIS 1 31 53,23 48,39 43,55 37,1 XI IIS 2 32 52,34 51,56 50,78 39,84 XI IIS 3 31 55,83 56,67 55 31,67 XI IIS 4 32 53,91 57,03 57,81 54,69 XI IIS 5 30 54,17 55,00 49,17 40,00 Sumber : Pra Penelitian, data olahan
Ratarata 45,57 48,63 49,79 55,86 49,58
Data yang ada di Tabel 1.1 menunjukkan hasil tes kemampuan berpikir kratif siswa rata-rata di bawah 50%. Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Setiap siswa memiliki sesuatu potensi untuk belajar kreatif. Kreatifitas yang dimiliki siswa ini dapat ditingkatkan dengan proses pembelajaran yang menekankan kepada bentuk kemampuan berpikir dan pemecahan masalah. Hasil-hasil penelitian Davis Scot dan Torannce
(dalam Munandar 1984:37) menunjukkan bahwa kelancaran,
kelenturan, keaslian (originality),kecakapan merinci, kecakapan memecahkan
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
masalah majemuk, dan sikap berhubungan dengan kreativitas siswa dapat ditingkatkan. Kompetensi kemampuan berpikir kreatif tersebut akan dapat di peroleh oleh siswa jika guru sebagai ujung tombak pembelajaran dikelas memfasilitasi mereka melalui penyusunan sebuah rancangan pembelajaran yang dapat memicu dan memacu para siswa untuk mengembangkan semua kemampuan yang telah mereka miliki melalui pengalaman belajar yang optimal. Melalui pengalaman belajar itu siswa akan mendapatkan kompetensi tersebut dan nantinya mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti beranggapan perlu adanya suatu solusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu obat atau solusi untuk mengatasi masalah kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan lebih mengedepankan pengembangan kemampuan berpikir. Menurut Slameto (2003:92) guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar karena variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran yang menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi hidup. Hampir semua pendekatan, model dan metode pembelajaran untuk pengembangan kemampuan berpikir (kognitif), afektif dan psikomotor dapat digunakan dalam pembelajaran kompetensi umum-akademik. Dalam pemilihan dan penggunaan sudah tentu disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa, sifat mata pelajaran, serta dukungan sarana, fasilitas belajar serta lingkungan sekitar. Pendekatan dan metode yang diutamakan, selain menekankan pengembangan kognitif, afektif, psikomotor, juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar (Nana Syaodih, 2012:112). Permendikbud No. 65 tentang standar proses menjelaskan bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antara mata pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran perlu diterapkan pembelajaran
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
berbasis penyingkapan/penelitian (dicovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan siswa untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah. Mulyasa (2013:131) metode dan strategi yang kondusif dengan implementasi kurikulum dan perlu dikembangkan adalah seperti metode inquiry, dan problem based learning. Penggunaan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap siswa dapat mengembangakan potensinya secara optimal, sehingga mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sesuai dengan penjabaran tersebut metode pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) dan
metode
Inquiri
Terbimbing
(Guided
Inquiry)
merupakan
metode
pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, kedua metode ini pembelajarannya menekankan kepada keterlibataan atau keaktifan siswa dalam pembelajarannya dan metode ini juga menekankan pada proses pemecahan masalah.
Amir (2009:13) menyatakan
bahwa salah satu metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner centered dan yang memberdayakan pembelajar adalah metode Problem Based Learning (PBL) Tan (2009: 5), berpendapat Kemampuan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa telah dilaporkan di berbagai negara di seluruh disiplin ilmu. Untuk memecahkan masalah dunia nyata, kita tidak perlu hanya berpikir logis, tetapi juga "ana-logis" berpikir, kemampuan untuk kreatif dan lateral mentransfer seluruh rangkaian ide menyeberang ke situasi lain. Dalam pemecahan masalah yang efektif, kita tidak hanya harus mampu menarik dan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, tetapi kami juga harus sangat terampil dan fleksibel dalam menggunakan beragam
cara berpikir, seperti
melihat gambaran
besar,
menghasilkan baru dan ide-ide asing dan sudut pandang, serta memiliki rasa yang
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
baik realitas dalam hal kendala keadaan, sumber daya, persepsi manusia, dan sebagainya. Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan sebuah metode pembelajaran yang juga menekankan keaktifan siswa, menurut Minner (dalam Vlassi & Karaliota, 2012) “The effectiveness of the guided inquiry method .Teaching strategies that actively engage students in the learning process through scientific investigations are more likely to increase conceptual understanding than are strategies that rely on more passive techniques, which areoften necessary in the current standardized-assessment laden educational environment” Pendapat lain menurut
Olibie and Ezeoba (2013:208) menjelaskan
“Guided Inquiry methode emphasizes higher-level thinking skills and collecting, analyzing and synthesizing information and data from multiple sources and viewpoints . A teacher using this method presents concrete experiences of authentic problems and the research materials that students would examine in order to reach a conclusion about the problem. The teacher also asks lots of questions and uses speculative statements with many speculative interactions designed to raise issues for students’ discussion. Students are allowed to probe public issues based on instructional conten”. Kesimpulan yang bisa diambil dari
pendapat tersebut adalah bahwa
metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Basaed Learning) dan metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa kepada. Kedua metode
ini
menekankan kepada
pembelajaran yang aktif dan mendorong pada kemampuan berpikir kreatif. Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang mempunyai materi yang sangat kompleks dan mempunyai relevansi tinggi dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu jika mata pelajaran ekonomi hanya bersifat menghafal saja tentunya bagi siswa akan lebih sulit memahaminya (Yulianto dan Yulianto, 2006:143). Dengan menggunakan metode yang kreatif di harapkan
kegiatan
pembelajaran ekonomi di kelas dengan siswa sebagai individu atau kelompok
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memahami
materi yang disampaikan. Berdasarkan uraian tentang permasalahan yang di hadapi dalam siswa di SMAN 1 Lembang Kab. Bandung Barat maka penulis perlu melakukan penelitian tentang : Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Kuasi Eksperimen pada Materi Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Pasar Modal dalam Perekonomian Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Lembang Kab. Bandung Barat Tahun Ajaran 2014/2015)
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berpedoman kepada latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada kelas eksperimen? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada kelas eksperimen? 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional (Ceramah) pada kelas kontrol? 4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir Kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode konvensional (Ceramah)? 5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif
siswa
antara kelas eksperimen yang menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode konvensional (Ceramah)? 6. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif
siswa
antara kelas eksperimen yang menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dibandingkan dengan Metode kelas eksperimen yang menggunakan Metode Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) ?
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir Kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) pada kelas eksperimen. 2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir Kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada kelas eksperimen. 3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir Kreatif siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran
dengan
menggunakan
Metode
konvensional
(Ceramah). 4. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir Kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode konvensional (Ceramah). 5. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan Metode konvensional (Ceramah) 6. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dibandingkan dengan Metode kelas eksperimen yang menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry). 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan ada manfaat baik yang dapat dirasa semua kalangan. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui peran pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis masalah Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
(Problem Based Learning) dan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terkait dengan upaya meningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif siswa . 2. Bagi praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif kepada praktisi pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas pengajarannya sebagai upaya kreatif, serta alternatif untuk mengembangkan suatu rancangan pembelajaran yang berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa. 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian pembelajaran Metode Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) dan Metode Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang dapat diterapkan untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang terkait dengan peningkatan hasil belajar siswa di sekolah.
Khairi Murdy, 2015 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu