BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang penelitian Beberapa tahun belakangan perekonomian dan dunia usaha Amerika Serikat mengalami banyak tantangan yang berdampak cukup signifikan terhadap kepercayaan investor. Hal ini diakibatkan pada beberapa kasus-kasus seperti yang terjadi pada Enron, WorldCom, Global Crossing dan kasus lainnya. Yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam “the big five”. Sehingga otoritas pasar modal diseluruh belahan dunia berfikir ulang dan menelaah lebih dalam atas aturan yang telah diterbitkan. Dilatarbelakangi oleh kejadian tersebut, Sarbanes Oxley Act (SOA) dikeluarkan sebagai respon dari Kongres Amerika Serikat dalam rangka meningkatkan perlindungan bagi investor public dengan mempersyaratkan berbagai hal. Sarbanes Oxley Act (SOA) diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Congressman Michael Oxley (Ohio), dan telah ditandatangani oleh Presiden George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002. Sarbanes Oxley Act (SOA) melahirkan lembaga baru, yakni Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). Lembaga ini bertugas membuat standar guna menjaga integritas dari Kantor Akuntan Publik. Lembaga ini juga mempunyai kekuasaan untuk menyelidiki semua pelanggaran dan kecurangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik pun dilarang untuk menyediakan jasa konsultan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Dengan diterbitkannya Sarbanes Oxley Act (SOA), ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commission (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance. Dalam Sarbanes Oxley Act (SOA) diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak
mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Dalam hal pelaporan, Sarbanes Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu (whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya penyimpangan. Sarbanes Oxley Act juga meningkatkan program perlindungan bagi pegawai yang menjadi pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk dari perusahaannya Dengan adanya undang-undang ini, tindakan pembalasan terhadap pengadu dianggap sebagai pelanggaran Federal (a Federal offense) sehingga terdapat konsekuensi hukum pidana bagi orang yang melakukannya berupa hukuman penjara sampai dengan 10 tahun. Sarbanes Oxley Act memiliki empat tujuan utama antara lain : 1. Membuat manajemen bertanggung jawab 2. Memperkuat pengungkapan 3. Melakukan review yang teratur (oleh SEC) 4. Membuat akuntan bertanggung jawab. Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes Oxley Act adalah : Perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham Amerika Serikat dan dengan demikian tunduk pada peraturan US SEC sebagai otoritas pasar modal Amerika Serikat. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM, merupakan perusahaan publik yang sahamnya tercatat di bursa lokal seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES) dan sekarang digabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, TELKOM juga tercatat di beberapa bursa luar negeri seperti New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan diperdagangkan tanpa tercatat (POWL) di Jepang. TELKOM berkomitmen penuh mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola perusahaan yang sesuai dengan standar pasar modal dunia. TELKOM menyadari pentingnya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan akuntabilitas kepada publik.
Sebagai perusahaan yang telah go public, TELKOM berkewajiban untuk senantiasa patuh terhadap berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh badan atau bursa tempat saham perseroan terdaftar dan tercatat. Sebagai perusahaan publik yang multilisted, TELKOM berkewajiban mematuhi permintaan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal- Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan The United Securities Exchange Commission (US SEC) yang salah satunya adalah Sarbanes Oxley Act, khususnya section 404 (SOA 404). Ketentuan Sarbanes Oxley Act section 404 mewajibkan manajemen perusahaan untuk membangun, memelihara serta melakukan pengujian atas efektivitas pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan dan memberikan pernyataan tertulis (asersi manajemen) atas hasil pengujian yang dilakukan. Pernyataan tertulis manajemen tersebut harus diaudit oleh Auditor Eksternal dengan memberikan opini atas efektivitas pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan yang dilaksanakan dalam perusahaan. Peran internal audit dalam membantu manajemen senior dalam perusahaan untuk memenuhi ketentuan SOA seksi 404, dijelaskan sebagai berikut : 1. Pernyataan tanggung jawab manajemen dalam membentuk dan memelihara struktur dan prosedur pengendalian internal yang memadai untuk tujuan pelaporan keuangan. 2. Penilaian manajemen atas keefektifan struktur dan prosedur pengendalian intern yang dibuat. Manajemen juga bertanggung jawab dalam mendokumentasikan dan menguji pengendalian internal keuangan (internal financial control) untuk menyiapkan laporan keefektifannya. Agar internal audit dapat memahami apa yang harus dilakukan sehubungan dengan ketentuan SOA seksi 404, internal audit harus memahami kerangka kerja internal control terlebih dahulu. Pemahaman COSO (The Committee of Sponsoring Organization) internal control framework, sebagai suatu kerangka kerja yang banyak digunakan saat ini, adalah hal yang mutlak untuk dikuasai oleh internal auditor. Harsaid Yusuf (2007:136) dalam skripsinya yang berjudul ”Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pelaksanaan Sarbanes Oxley Act section 404”
disebutkan bahwa internal auditor memiliki peranan yang besar dalam menunjang efektivitas pelaksanaan Sarbanes Oxley Act section 404. Penerapan atau implementasi Sarbanes Oxley Act (SOA) di Indonesia baru diterapkan pada perusahaan yang terdaftar pada New York Stock Exchange (NYSE), dan perusahaan Indonesia yang sudah siap untuk melakukan implementasi adalah TELKOM. Disamping kewajiban terhadap Sarbanes Oxley Act, sistem internal control ini dilaksanakan karena adanya kebutuhan di dalam melakukan pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Dengan begitu maka transparansi perusahaan akan semakin nyata. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “PENGARUH PENERAPAN SARBANES OXLEY ACT SECTION 404 TERHADAP EFEKTIVITAS INTERNAL CONTROL”.
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 di TELKOM? 2. Kendala apa yang timbul terkait dengan penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 ? 3. Berapa besar pengaruh penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 terhadap efektivitas internal control ?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 terhadap efektivitas internal control perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 di TELKOM. 2. Untuk mengetahui dan memberikan pemecahan masalah yang timbul terkait dengan penerapan Sarbanes Oxley Act section 404. 3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penerapan Sarbanes Oxley Act section 404 terhadap efektivitas internal control perusahaan.
1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian diatas, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan permasalahan ini, antara lain : 1. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penerapan Sarbanes Oxley Act khususnya section 404 bagi perusahaan. Serta bermanfaat dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah ke dalam praktek kerja. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam pemecahan masalah yang timbul terkait dengan penerapan Sarbanes Oxley Act section 404. 3. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca dan dapat pula dijadikan sumber referensi di masa yang akan datang khususnya di lingkungan perguruan tinggi.
1.5. Metode Penelitian Dalam penelitian pengaruh penerapan Sarbanes Oxley Act section 404, terhadap efektivitas internal control, penulis menggunakan metode deskriptif analitis.
Menurut Drs. Rusdin, M.Si dalam buku “Statistik Penelitian Sebab Akibat” (2004:8) metode deskriptif adalah : “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu gejala peristiwa pada masa sekarang”. Adapun tehnik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu dengana cara : 1. Data primer Merupakan data yang penulis kumpulkan langsung dari perusahaan dengan cara penelitian lapangan yang terbagi dalam : a. Observasi, yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab atau percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden. c. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan – pertanyaan mengenai objek penelitian. 2. Data Sekunder Merupakan data yang dikumpulkan oleh penulis melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yang dipilih, dan penelitian ini juga dilakukan dengan pencarian
data
melalui
internet,
situs
yang
dikunjungi
diantaranya
www.telkom.co.id, www.google.com dengan subject search sarbanes oxley act.
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. TELKOM, Tbk Bandung, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi yang berlokasi di Jln. Japati No. 1 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai dengan skripsi ini selesai dikerjakan.