BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang pasang surut, hal tersebut diikuti oleh adanya persaingan yang ketat antar perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan itu. Salah satu perkembangan atau kondisi yang menyita banyak perhatian dari berbagai pihak khususnya pelaku bisnis adalah krisis global di tahun 2008. Krisis tersebut berdampak pada perekonomian setiap negara di dunia secara global dan salah satunya Negara Indonesia. Para pelaku bisnis di Indonesia saling bekerja keras dan berlombalomba untuk tetap mampu bertahan dalam keadaan krisis tersebut, yang pada akhirnya pelaku bisnis yang dapat mengelola perusahaanya dengan baiklah yang akan bertahan. Menyangkut hal tersebut peran manajer keuangan menjadi sangat penting dalam suatu perusahaan dikarenakan tugasnya dapat mempengaruhi keadaan nilai perusahaan. Tugas dari manajer keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan kegiatan mengendalikan kegiatan keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dari berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka. Tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi manajer keuangan juga harus mampu mengatur kombinasi dana optimal serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian selain perusahaan tersebut mampu bertahan dari kondisi persaingan yang ada serta keadaan ekonomi yang kadang tak tentu, dengan peran dari menajer keuangan yang professional ini perusahaan akan mampu meningkatkan nilai perusahaannya dan juga kesejahteraan bagi pemilik perusahaan akan tercapai.
1
2
Sumber pendanaan perusahaan dapat berasal dari internal financing berupa saham ataupun laba ditahan, dan dari external financing berupa utang/ pinjaman dan ekuitas. Ketersediaan dana tersebut dapat dilihat dari struktur modal perusahaan dimana struktur modal perusahaan diketahui dengan cara mengamati neraca perusahaan pada sisi pasiva. Perusahaan perlu menentukan struktur modal yang optimal agar dapat memaksimalkan keuntungan. Struktur modal diukur dengan tingkat Debt Equity Ratio (DER), yang diformulasikan oleh besarnya pinjaman dibagi dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mensejahterakan para pemegang saham yang tercermin dalam pembayaran dividen. Besar kecilnya pembagian dividen tergantung oleh kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Jika sumber pendanaan sebagian berasal dari laba ditahan (internal financing), maka akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar investasi, maka dividen yang
dibagikan akan semakin berkurang.
Pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi, seringkali tidak membagikan dividen. Mereka menggunakan uang yang merupakan dividen shareholders untuk mendanai pertumbuhan perusahaan yang tinggi tersebut. Kesuksesan perusahaan dalam pertumbuhan penjualan dan keuntungan akan tercermin pada tingginya harga saham yang pada akhirnya menghasilkan capital gain yang besar ketika shareholders menjual sahamnya. Sebaliknya perusahaan tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga mereka harus mendukung peningkatan nilai perusahaan dengan menawarkan sejumlah besar dividen dan dibayarkan secara konsisten. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat diukur dari
3
tinggi rendahnya harga saham dari perusahaan yang bersangkutan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan itu, apabila harga saham perusahaan naik maka hal itu berarti nilai dari perusahaan itu tinggi begitu pun sebaliknya. Tinggi rendahnya nilai perusahaan ini tentu tidak terlepas berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut termasuk didalamnya adalah fungsi keuangan seperti keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan, kebijakan dividen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Apabila perusahaan dapat menentukan kebijakan dividen dengan tepat yaitu dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh untuk dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham maka hal tersebut akan berdampak kepada meningkatnya nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham. Namun keputusan pembagian dividen dapat menjadi masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan dalam memutuskan laba yang diperoleh, apakah akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau laba tersebut akan ditahan untuk diinvestasikan kepada proyek-proyek yang akan lebih menguntungkan perusahaan. Berhubungan dengan hal tersebut, maka masalah yang akan timbul adalah bagaimana kebijakan tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan. Pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang akan dibagikan. Dividen itu sendiri adalah keuntungan bagi pemegang saham. Kebijakan dividen itu sendiri adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan di masa yang akan datang. Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang
4
akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Pihak manajemen akan membatasi arus kas keluar berupa dividen kas yang berjumlah terlalu besar dengan alasan mempertahankan kelangsungan hidup, menambah investasi untuk perumbuhan atau melunasi hutang. Pertimbangan tersebut dikatakan sebagai upaya untuk meningkatakan kesejahteraan pemegang saham. Namun pihak manajemen umumnya tetap mempertahankan kebijakan pembayaran dividen, sekurang-kurangnya pembagian dividen saham (stock dividen) untuk menjaga kestabilan harga saham. Kebijakan stabilitas dividen tentu memiliki daya tarik tersendiri yang dapat menjaga harga pasar saham pada kondisi terbaik. Pertimbangan pada kondisi terbaik ini yang disebutkan pihak manajemen sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya yaitu untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam kaitannya dengan pendapatan dividen, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Karena akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para investor disebut kebijakan dividen. Di sisi lain perusahaan di hadapkan dalam berbagai macam kebijakan, antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan mendapatkan laba. Seperti yang telah diketahui, bahwa harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Dengan demikian besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai
perusahaan. Namun semakin besar dividen yang dibayarkan akan
5
memperkecil
dana
yang
digunakan
perusahaan
untuk
mengembangkan
perusahaan, karena laba ditahan tersebut sebagai dana intern perusahaan yang dapat digunakan untuk belanja perusahaan. Yang menjadi permasalahan semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga akan memperkecil dividen. Jadi ternyata kebijakan dividen menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk menetukan secara optimal mengenai kebijakan dividen. Artinya manajer keuangan harus mampu menentukan kebijakan yang menyeimbangkan dividen saat ini dan tingkat pertumbuhan dividen di masa yang akan datang, agar nilai perusahaan dapat meningkat. Salah satu jenis perusahaan yang membutuhkan struktur permodalan yang cukup besar adalah perusahaan food and beverage, khususnya mereka yang bergerak dibidang industri food and beverage, kebutuhan permodalan perusahaan ini cukup besar, terutama untuk kebutuhan operasional yang sifatnya jangka panjang seperti lokasi dan bangunan perusahaan, mesin-mesin produksi maupun untuk membiayai kegiatan produksi itu sendiri. Selain itu perusahaan food and beverage merupakan perusahaan yang produknya sering digunakan oleh orang banyak dan mampu bertahan dalam kondisi kebijakan model apapun sehingga seburuk apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap dibeli dan diminati oleh konsumen. Jadi, bisa dikatakan bahwa produk tersebut sangat dibutuhkan oleh konsumen. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan, salah satu usaha untuk memperkuat faktor internalnya adalah dengan mengelola struktur modal dan kebijakan dividen dengan baik. Menurut penelitian dari Widiasari (2009), Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, membuktikan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematik mempengaruhi pergerakan harga saham, sedangkan secara parsial ROA, DER, dan Beta Saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
6
Menurut penelitian dari Suryawardhana (2010), Pengaruh kebijkan dividen, keputusan investasi dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan sektor telekomunikasi, disimpulkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan diperoleh hasil penelitian variabel kebijakan dividen, keputusan investasi dan profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yang mana faktor tersebut diantaranya adalah keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN (DER), DAN KEBIJAKAN DIVIDEN (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI FOOD AND BEVERAGE YANG LISTING DI PT. BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2010”
1.2 Identifikasi Masalah Mengacu kepada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh Keputusan Pendanaan (DER), dan Kebijakan Dividen (DPR) secara simultan terhadap Harga Saham Industri Food and Beverage Periode 2006-2010? 2. Apakah terdapat pengaruh Keputusan Pendanaan (DER), dan Kebijakan Dividen (DPR) secara parsial terhadap Harga Saham Industri Food and Beverage Periode 2006-2010?
7
1.3
Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran sekaligus
masukan tentang pengaruh dan hubungan antara Keputusan Pendanaan (DER), dan Kebijakan Dividen (DPR) terhadap
Harga Saham Industri Food and
Beverage di Bursa Efek Indonesia. Disamping itu penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai sebagai berikut : 1.
Untuk menganalisis pengaruh Keputusan Pendanaan (DER), dan Kebijakan Dividen (DPR) terhadap
Harga Saham Industri Food and
Beverage di BEI secara simultan. 2.
Untuk menganalisis pengaruh Keputusan Pendanaan (DER), dan Kebijakan Dividen (DPR) terhadap
Harga Saham Industri Food and
Beverage di BEI secara parsial.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini baik secara langsung maupun
tidak langsung diharapkan dapat berguna: 1. Bagi Emiten Penelitian ini diharapakan dapat memberikan gambaran secara garis besar tentang kondisi peruasahaan khususnya keputusan pendanaan dan kebijakan dividen yang berdampak pada nilai perusahaan itu sendiri. Sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan atau kebijakan. 2. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang. Sekaligus sebagai masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen keuangan yang lebih mengarah kepada pasar modal.
8
3. Bagi Penulis Sebagai sumber pengetahuan sekaligus pengalaman dalam melakukan penelitian dan sebagai sarana untuk menguji kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat dengan keadaan yang sebenarnya dalam dunia nyata.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan
kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterprestasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan adanya analisis laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan seringkali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukannya identifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan teknik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan. Menurut Sofyan ( 2006 : 297 ) yang dimaksud rasio keuangan : “ Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari hasil 1 pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”. Manajemen keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan – tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur
9
kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian dividen). Fungsi manajemen keuangan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tugas pokok, yaitu memutuskan alternatif pembiayaan. Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan. Dan kebijakan pembagian dividen. Kewajiban manajer keuangan di dalam menetapkan kebijakan pembagian dividen, karena fungsi ini akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas kemakmuran para pemilik. Fungsi pokok dari manajer keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai dari perusahaan bagi para pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya. Struktur modal suatu perusahaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu modal dari para pemilik atau pengambil saham (modal sendiri) dan modal yang berasal dari para kreditur (modal asing). Menurut Martono DU & Harjito (2007 : 240) struktur modal adalah : ”Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.” Berdasarkan pengertian di atas struktur modal memberikan gambaran bagaimana pembiayaan perusahaan dilakukan dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, modal sendiri berupa saham biasa, saham preferen dan laba yang ditahan yang dapat diukur dengan besarnya tingkat Debt Equity Ratio. Debt Equity Ratio (DER) menunjukan hubungan antara hutang jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditur jangka panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas.
10
Rasio DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan Rasio debt to equity ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat risiko tak tertagihnya hutang. Semakin besar proporsi hutang relatif terhadap equitas maka semakin besar pula risiko perusahaan. Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan keuangan perusahaan. Kebijakan dividen menurut Martono dan Harjito (2007: 253) : ”Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.” Kebijakan dividen ini merupakan tindakan perusahaan yang penting yang harus dilakukan perusahaan. semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio pembayaran dividen / dividend payout ratio (DPR) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang akan ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek penting dari kebijakan dividen adalah menetukan alokasi laba yang sesuai di antara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.
11
Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga sahamnya. Dengan melihat harga saham dari suatu perusahaan para investor dapat menilai secara garis besar kondisi dari setiap perusahaan, karena harga saham mencerminkan nilai perusahaan itu sendiri. Apabila harga saham perusahaan itu naik maka dapat diartikan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, namun sebaliknya bila harga saham perusahaan itu turun maka dapat diartikan nilai dari perusahaan itu pun turun.
12
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut: Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Perusahaan Food and Beverage
Keputusan Keuangan
Keputusan Pendanaan
Kebijakan Investasi
Dividend Payout Ratio Haruman (2008)
Struktur modal
Debt To Equity Ratio Haruman (2008)
Harga Saham
Keterangan :
Kebijakan Dividen
= Diteliti = Tidak diteliti
13
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut: a. Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada Industri Food and Beverage yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. b. Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
Dividen secara parsial berpengaruh
terhadap Harga Saham pada Industri Food and Beverage yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
1.6
Metodologi Penelitian Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada Industri Food and
Beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi litelatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif - verifikatif. Menurut Nazir (2003: 54): ”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan metode verifikatif (inferensi) menurut Rasyad (2003: 6): ”Metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis”.
14
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Library Research (Penulisan Kepustakaan) Merupakan penulisan yang dilakukan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan skripsi ini, baik dari buku-buku teori, catatan kuliah, serta tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang akan diselidiki. Penulisan ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori yang mendukung masalah dan pembuatan skripsi. 2. Field Research (Penulisan Lapangan) Yaitu mengunjungi secara tidak langsung perusahaan melalui objek yang diteliti dengan cara yang dilakukan adalah mengakses situs BEI : www.idx.co.id
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan-perusahaan industri
yang telah Go Public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra-Sekejati, Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2012 sampai dengan selesai.