BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar negeri akan melakukan usahanya di Indonesia, terutama setelah dimulainya perjanjian perdagangan bebas antara Negara ASEAN (Association South East Asia Nation) dan China yang lebih dikenal dengan ACFTA (ASEAN-China free trade agreement) pada awal tahun 2010. Keadaan ini memaksa setiap perusahaan atau pelaku bisnis harus mempunyai senjata dalam usahanya untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kondisi seperti itulah yang pada akhirnya menyebabkan para pelaku usaha makin gencar berusaha untuk mencari solusi maupun program bisnis yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan dalam bisnis. Dengan melihat keadaan seperti ini, peluang bisnis yang sangat menjanjikan di Indonesia pada saat ini adalah di bidang fashion, karena hal ini merupakan kebutuhan utama manusia. Salah satunya adalah dengan menjalankan bisnis distro. Distro berasal dari kata distribution store yang bisa diartikan sebagai toko yang khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas. Sedangkan Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa distro merupakan outlet atau toko sebagai jalur distribusi dari produk-produk
clothing-company
dari
suatu
komunitas
(interlude.inc.blogspot.com). Persaingan distro ini semakin ketat, hal ini terbukti dengan banyaknya bermunculan toko-toko distro dimana-mana. Persaingan distro bukan hanya muncul dari pebisnis lokal saja, tetapi persaingan muncul juga dari pebisnis luar negeri yang membuka tokonya di pasar Indonesia. Kota Bandung dalam beberapa tahun belakangan ini keberadaannya sebagai salah satu kota tujuan wisata semakin mantap seiring menjamurnya kreatifitas di bidang sandang khususnya
distro dan clothing di kota Bandung. Usaha distro yang dimulai di Bandung tahun 1997 awalnya terdapat 6 unit hanya distro, tahun 2002 jumlahnya telah meningkat menjadi 300 unit, sedangkan saat ini minimal ada 700 distro di berbagai kota (www.depperin.go.id, tahun 2011). Dengan banyaknya jumlah distro dan clothing yang ada terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan pertimbangan konsumen melakukan pembelian pakaian jadi pada beberapa distro atau clothing yang ada, alasan tersebut bukan hanya terletak pada desain produk, warna produk, bahan produk, dan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup atau trend yang sudah merasuki bisnis distro dan clothing. Tidak sedikit konsumen yang membeli produk tersebut bukan karena hanya memenuhi kebutuhannya saja, tetapi karena mengikuti trend untuk mengkonsumsi suatu produk dan terhanyut dalam gaya hidup semata. Dloops adalah salah satu merek clothing yang ada di kota Bandung. Dloops juga tidak terlepas dari persaingan yang semakin tajam khususnya dalam industri fashion karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktivitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang strategi pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menciptakan dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk tersebut. Untuk memasuki pasar konsumen, Dloops mempunyai kendala dan tantangan yang besar dari para pesaing utamanya. Untuk itu perlu adanya antisipasi dan strategi dari perusahaan dalam memperluas pangsa pasarnya. Salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh Dloops adalah strategi penciptaan merek, dengan merek yang telah ada maka akan menciptakan image/citra yang positif di benak konsumen. Citra yang baik merupakan prioritas yang utama yang dijadikan acuan atau dasar bagi konsumen pada saat melakukan pembelian dan juga sebagai cara yang efektif untuk menjaring konsumen. Melihat pentingnya suatu citra merek (brand image) bagi perusahaan, maka perusahaan harus dapat menanamkan harapan serta minat konsumen pada produk perusahaan. Dengan begitu konsumen akan menjadi loyal terhadap produk Dloops tersebut. Dari latar belakang yang di uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai citra merek (brand image) dan pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen pada produk Dloops clothing dan hasilnya dituangkan dalam skripsi berjudul: “PENGARUH
BRAND
IMAGE
TERHADAP
LOYALITAS
KONSUMEN PADA CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS CLOTHING)”.
1. 2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka perlu untuk
mengidentifikasi
masalah
yang
muncul.
Hal
ini
dilakukan
untuk
menyederhanakan permasalahan dan memperjelas arah dari penelitian ini sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas. Masalah-masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bagimana kebijakan perusahaan tentang brand image pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing) ? 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang brand image produk yang dihasilkan CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing) ? 3. Bagaimana tingkat loyalitas konsumen pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing) ? 4. Seberapa besar pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing).
1. 3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan sebagai bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi yang akan diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana pada jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing) untuk menciptakan brand image di konsumen.
2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang brand image produk yang dihasilkan CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing). 3. Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing). 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing).
1. 4
Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Kegunaan praktis
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gagasan pemikiran dan masukan dalam pengambilan keputusan perusahaan khususnya dalam bidang pemasaran.
Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih luas bagi penulis pada bidang ilmu pemasaran, khususnya mengenai penelitian masalah yaitu tentang brand image dan loyalitas konsumen.
2. Kegunaan ilmiah
Hasil pemikiran ini diharapkan dapat berguna dan memberikan sumbangan pemikiran bagi yang akan mengadakan penelitian lebih jauh dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan bagi yang membacanya, terutama mengenai masalah brand image dan loyalitas konsumen.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Persaingan perusahaan semakin ketat dari waktu ke waktu, oleh karena itu setiap perusahaan harus bisa menentukan langkah-langkah pemasaran strategi-strategi yang dilakukan dengan sebaik-baiknya.
dan
Pemasaran itu memegang peranan penting atas kesuksesan yang diraih oleh usaha yang dilakukan, terlebih lagi dalam situasi persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Kotler & Keller (2008:10) mengemukakan bahwa: Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) oleh Kotler & Keller (2008:17) didefinisikan sebagai berikut: Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Adapun alat atau perangkat dari bauran pemasaran menurut Kotler & Keller (2008:18) dapat diklasifikasikan menjadi 4P yaitu: 1. Product (produk), merupakan penawaran berwujud dan tidak berwujud perusahaan kepada pasar. 2. Price (harga), adalah sejumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. 3. Place (tempat), kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (promosi), kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Uraian di atas secara jelas memaparkan bahwa pemasaran dan manajemen pemasaran ini berkaitan satu sama lain dengan bagaimana produk sampai kepada konsumen, sehingga kebutuhan konsumen terpenuhi. Kotler & Keller (2008;69) mengemukakan bahwa :
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan . Dalam mengembangkan produk, pemasar lebih dahulu harus menciptakan brand image yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Adapun pengertian brand image menurut Kotler & Keller didalam bukunya Manajemen Pemasaran ( 2008 : 346 ) menyatakan bahwa : Citra merek (brand image) merupakan persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Dengan brand image yang baik diharapkan akan menciptakan kepuasan konsumen. Salah satu cara yang diambil perusahaaan agar loyalitas konsumen terhadap produknya tetap terjaga adalah dengan menciptakan / membuat image produk perusahaan itu baik dimata konsumen. Image produk yang baik akan lebih memudahkan perusahaan untuk memenangkan pasar dengan menggunakan salah satu atribut produk yang kuat seperti merek. Menurut Griffin (2008:5) dalam bukunya Customers Loyalty : Loyalitas adalah pembentukan sikap dan pola perilaku seorang konsumen terhadap pembelian dan penggunaan produk merupakan hasil dari pengalaman mereka sebelumnya. Dari pengertian di atas menyimpulkan bahwa loyalitas terbentuk dari dua komponen; loyalitas sebagai perilaku yaitu pembelian ulang yang konsisten dan loyalitas sebagai sikap yaitu sikap positif terhadap suatu produk atau produsen (penyedia jasa) karena ditambah dengan pola pembelian ulang yang konsisten. Serta loyalitas juga mempunyai peran penting dalam sebuah perusahaan, hal ini menjadi
alasan
utama
bagi
sebuah
perusahaan
untuk
menarik
dan
mempertahankan konsumen. Melihat hal-hal yang diamati dan dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Brand image berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan hipotesis diatas, penelitian ini mempelajari hubungan dua variabel. Variabel pertama adalah brand image sebagai variabel bebas, yang diberi simbol X. variabel kedua adalah loyalitas konsumen, sebagai variabel terikat yang diberi simbol Y.
1.6 Metode Penelitian Merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara tersebut dipergunakan selama peneliti memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penelitian serta situasi peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Nazir (2003:54) mendefinisikannya sebagai berikut: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada CV. TRIJAYA UTAMA (DLOOPS Clothing) yang berlokasi di jalan Geusan Ulun No.1 (Sultan Agung) Bandung dan jalan Parakan Indah I no.2 Bandung Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan September 2012.