BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Perubahan telah masuk ke semua negara,tak heran globalisasi membawa dampak yang baik dan buruk bagi masyarakat. Pada saat ini perkembangan perekonomian didukung oleh peningkatan teknologi yang semakin canggih yang menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk bisa bertahan di tingkat global. Hal ini tentu saja membutuhkan dana yang besar, dimana dana tersebut bisa didapat dari hutang jangka pendek dan jangka panjang serta dana investasi dari masyarakat yang berminat berinvestasi. Pertumbuhan industri terjadi hampir di semua kelompok sektor industry, kecuali industry textile. Berdasarkan data Deperin pada kuartal pertama 2010 pertumbuhan kelompok industry barang kayu dan hasil hutan lainnya 1,74 %. Sedangkan kelompok industry textile hanya tumbuh 0.68%. Pertumbuhan laju industri textile tersendat karena beberapa faktor eksternal (www.antaranews.com). Membanjirnya produk-produk textile buatan luar negeri di indonesia, terutama produk textile buatan China. Selain itu produk lokal belum mampu bersaing dengan ekspor impor, dan perlindungan produk lokal terhadap persaingan bebas belum optimal terutama pemberlakuan free trade agreement (FTA) dengan berbagai negar yang memiliki basis industri yang kuat seperti China. Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), nilai ekspor Textile Indonesia di 2010 yang sebesar US$ 10,97 miliar, hanya sekitar US$ 300,89 juta yang hasil dari ekspor ke China. Sementara, total impor Textile sebesar US$ 5,81 miliar, sekitar US$ 1,65 miliar merupakan kontribusi produk Textile dari China. Itu artinya, produk Textile dari China jauh lebih banyak membanjiri pasar di dalam negeri, ketimbang produk Textile yang dikirim ke China. Defisit perdagangan produk garmen Indonesia terhadap China di 2010 sebesar US$ 86 1
2
juta. Nilainya, impor pakaian jadi di 2010 sebesar US$ 100 juta, sementara nilai ekspornya hanya US$ 23 juta. Sedangkan, defisit perdagangan kain dengan China di 2010 lebih bombastis, yaitu mencapai US$ 950 juta. Indonesia hanya bisa ekspor kain ke China di 2010 senilai US$ 50 juta, namun China bisa impor kain mencapai US$ 1 miliar (http://lipsus.kontan.co.id/) Untuk
mengetahui prospek perusahaan, para investor memerlukan
informasi dalam laporan keuangan emiten, khususnya neraca dan laporan laba rugi. Di dalam laporan keuangan bisa dianalisis profitabilitas dan nilai perusahaan,
sehingga
investor
bisa
mengukur
kinerja
dan
prospek
perusahaan.Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan.Untuk itulah jika melakukan investasi dalam bentuk saham, investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten sehingga dapat meminimalisasi kerugian yang dapat timbul dari adanya perubahan dari emiten yang bersangkutan. Investasi adalah dana yang diperlukan perusahaan dari para investor guna meningkatkan nilai perusahaan, investasi ini bisa dalam bentuk emas, tanah, saham atau pendidikan. Investasi juga adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depanHubungan investasi dengan pasar modal ialah, pasar modal merupakan wadah bagi para investor untuk menanamkan modalnya agar terus berkembang. Pasar modal merupakan suatu fasilitas untuk mempemudah para investor. Dalam melakukan investasi, investor memiliki tujuan untuk mendapatkan return atau tingat pengembalian yang sebesar besarnya sebagai imbalan atas dana yang telah diinvestasikannya. bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis
3
surat berharga atau securities dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahanperubahan yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, dan sebagainya Pasar Modal memiliki dua fungsi startegis yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2001) Dalam peranannya sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (investor) kepada pihak yang memerlukan dana (issuer) Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakterisik investasi yang dipilih.(Darmadji dan Fakhruddin, 2011) Investor membutuhkan informasi yang bersifat tehnikal dan fundamental. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari internal perusahaan berupa laporan keuangan sedangkan informasi yang bersifat tehnikal diperoleh dari eksternal perusahaan. Berkaitan dengan laporan keuangan para investor sangat memperhatikan laba perusahaan yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Secara teoritis jika laba meningkat maka harga saham akan meningkat dan secara otomatis return akan meningkat (Husnan, 2001). Kedua informasi ini sangat diperlukan untuk memprediksi return, resiko atau ketidak pastian , jumlah dan waktu yang tepat dalam melakukan investasi di pasar modal. Keputusan investor dalam berinvestasi dalam bentuk sekuritas saham sangat dipengaruhi besarnya return yang diperoleh dari saham tersebut. Dalam pasar modal yang efisien, return saham merupakan informasi yang sangat relevan terhadap reaksi pasar. Analisis Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu analisis teknikal merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997). Harga saham
4
sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadi syarat transaksi tersebut didasarkan pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja manajemen dapat menjual saham yang dimiliki dan menginvestasikan uangnya ke perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan, maka akan menurunkan harga saham suatu perusahaan. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan di mata masyarakat, apabila harga saham suatu pperusahaan tinggi, maka nilai perusahaan di mata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu harga saham merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan (Nirawati, 2003: 105). Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lampau. Meskipun demikian. analisis teknikal tidak terbatas dapat dilakukan pada saham saja, analisis teknikal dapat pula dilakukan untuk memprediksi
harga
suatu
komoditi
maupun
mata
uang
asing
(FernandezRodriguez dkk, 2000). Berikut merupakan data pekembangan harga saham perusahaan Textile dan Garment periode 2010- 2013 :
5
Tabel 1.1 Data Perkembangan Harga Saham Perusahaan Textile dan garment pada periode 2010 – 2013 (Dalam Rupiah)
No
Nama Perusahaan
KODE
Tahun 2010
2011
2012
2013
1
Polychem Indonesia Tbk
ADMG
215
580
365
206
2
Argo Pantes Tbk
ARGO
1300
1100
1000
1200
3
Century Textile Industry Tbk
CNTX
2650
8000
6700
7800
4
Eratex Djaya Tbk
ERTX
59
200
325
280
5
Ever Shine Tex Tbk
ESTI
100
160
160
190
6
Panasia Indo Resource Tbk
HDTX
250
190
950
415
7
Indo Rama Synthetic Tbk
INDR
1700
1980
1420
1000
8
Apac Citra Centertex Tbk
MYTX
68
225
375
305
9
Pan Brothers Tbk
PBRX
314
374
400
357
10
Asia Pasific Fibers Tbk
POLY
240
450
193
80
11
Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY
181
184
174
173
12
Sri rejeki Isman Tbk
SRIL
13
Sunson Textile Manufacturer Tbk
SSTM
225
180
134
79
14
Star Petrochem Tbk
STAR
-
81
50
50
245
6
15
Tifico Fiber Indonesia Tbk
TFCO
510
500
620
500
16
Trisula Internasional Tbk
TRIS
-
-
340
400
17
Nusantara Inti Corpora Tbk
UNIT
139
300
345
250
18
Unitex Tbk
UNTX
3700
3700
3700
3700
Rata- Rata
776,733
1137,75
1014,765
957,222
Max
3700
3700
3700
3700
Min
59
81
50
50
Sumber : http:// www.idx.co.id dan diolah penulis Dari data diatas terlihat bagaimana harga saham perusahaan Textile indonesia periode 2010- 2013 mengalami fluktuasi setiap tahunnya terkecuali unitex Tbk yang harga saham nya setiap tahunnya tidak berubah yaiu pada harga Rp3700. pada data diatas dapat dilihat bahwa harga saham tertinggi setiap tahunnya di pegang oleh Unitex Tbk dengan harga Rp 3700 sedangkan harga teredah ada pada Ever Star Petrochem Tbk pada tahun 2012- 2013 dengan harga Rp 50. Dari data tersebut semua perusahaan textile mengalami fluktuasi harga saham terkecuali Unitex Tbk, hal ini bisa dikarenakan investor menganalisis mengenai laba yang bisa didapat dari perusahaan- perusahaan tersebut. Menurut Tandelilin (2001) terdapat dua komponen utama dalam analisis perusahaan yaitu Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Selain itu, penting juga untuk menilai prospek perusahaan di masa datang dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Definisi Price Earning Ratio (PER) menurut Sutrisno (2005:240) “Price Earning Ratio adalah suatu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham.” dari sahamsahamnya yang mempunyai tingkat resiko yang sama. PER adalah mengukur jumlah uang yang akan dibayar oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan
7
perusahaan. Semakin tinggi PER maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan. Sedangkan EPS merupakan alat analisis tingkat profitabilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham yang dibelinya (Samsul 2006:167).EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. Untuk menilai prospek perusahaan adalah dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana yang akan dilakukan investor mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor (Tandelilin, 2001:240). Untuk itu, digunakan rasio profitabilitas utama, yaitu: return on equity (ROE). Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur Rate of Return (tingkat imbal balik) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harganya, Tambun (2007:146). Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham dibutuhkan penelitian. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam skripsi dengan judul :”Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan Textile dan Garment yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013”
8
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan dari penjelasan mengenai latar belakang diatas maka masalah
dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel faktor fundamental yang terdiri dari Price Earning Ratio, Earning per share, dan Return On Equity berpengaruh secara signifikan secara individual (parsial) terhadap harga saham pada perusahaan Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah variabel faktor fundamental yang terdiri dari Price Earning Ratio, Earning per share, dan Return On Equity berpengruh secara signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham pada perusahaan Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan identifikasi masalah yang telah dirumuskan oleh
penulis, maka penelitian ini memiliki tujuan menjawab masalah yang ada, antara lain : 1. Untuk mengetahui apakah variabel faktor fundamental yang terdiri dari Price Earning Ratio, Earning per share, dan Return On Equity berpengaruh secara signifikan secara individual (parsial) terhadap harga saham pada perusahaan Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. 2. Untuk mengetahui apakah variabel faktor fundamental yang terdiri dari Return on Equity, Earning per share, dan Price earning ratio berpengaruh secara signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham pada perusahaan Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
9
1.4
Kegunaan Penelitian Penilitian diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak : 1. Bagi Investor, dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan untuk mempertimbangan suatu keputusan dalam berinvestasi 2. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan. 3. Bagi Penulis, digunakan sebagai ilmu dalam menaganalisis sebuah informasi dan menambah keterampilan menganalisis khususnya tentang harga saham
1.5
Metode Penelitian Metode penelitian yan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dan verifikatif. Dimana pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003 :54) yaitu : “Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang” Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut
(marzuki 2002: 7)
sebagai berikut : “Metode verifikatif merupakan metode yang bertujuan melakukan pengujian hipotesis, Pengaruh variabel X terhadap variabel Y.” Tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,
10
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan tujuan dari metode verifikatif adalah ujian menguji suatu pengetahuan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan (Library Reseearch) Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literature-literatur, buku-buku dan sumber lainnya. Seperti jurnal, internet dan artiel-artikel lainnya yang berhubungan dengan penelitian. b. Penelitian lapangan (Field Research) Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari keadaan yang sebenarnya atau penelitian langsung ke sumber data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) 1.6
Lokasi dan waktu penelitian Penulis melakukan penelitian ini terhadap perusahaan Textile yang telah
go public di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010- 2013 dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan di Bursa efek Indonesia kantor perwakilan Bandung yang berlokasi di jalan Veteran no.10, media internet dengan situs www.id.co.id , www.duniainvestasi.com dan perpustakaan widyatama .Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2015 sampai selesai.