BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Maraknya perkembangan dunia usaha yang bebas seperti sekarang ini,
sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat untuk melakukan investasi ke perusahaan-perusahaan yang sudah listing dengan tujuan untuk memperoleh return yang lebih besar daripada investasi di sektor perbankan. Investasi keuangan sekarang sudah menjadi rahasia umum, dimana semua kalangan investor dapat dengan mudah mengakses dan menyalurkan dana mereka ke perusahaan yang mereka anggap menjanjikan dan mampu memberikan nilai lebih terhadap apa yang sudah di investasikannya. Dengan adanya perkembangan dunia usaha dalam situasi perekonomian yang terjadi seperti sekarang, maka perusahaan dituntut untuk mampu menyediakan sarana dan sistem penilaian yang dapat mendorong persaingan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing. Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi para investor untuk menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa return atas investasinya. Untuk memperoleh return yang diharapkan maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan modalnya, membeli surat berharga tersebut baik keuangan maupun non keuangan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan return. Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi bila terjadi kemelut dalam negeri. Keadaan tersebut sering menyebabkan investor luar negeri dan dalam negeri kehilangan kepercayaan terhadap investasi. Naik turunnya harga saham dapat juga bergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran akan saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal adalah selain untuk dapat turut memiliki suatu perusahaan juga untuk dapat menikmati deviden yang dibagikan. Selain itu juga terdapat kemungkinan untuk mendapat capital
gain dikemudian hari apabila terjadi kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Namun juga harus diperhatikan bahwa investasi dipasar modal juga mengandung resiko. Semakin besar hasil yang diharapkan, semakin besar pula resiko yang dihadapi. Investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat resiko yang sama, atau dengan tingkat keuntungan yang sama, tetapi tingkat risiko yang ditanggung lebih kecil. Berbicara
tentang keputusan pendanaan haruslah memperhatikan
keputusan investasi yang dilakukan perusahaan dan dalam keputusan investasi dapat dijabarkan oleh struktur kelayakan perusahaan. Dengan demikian, berbicara tentang keputusan pendanaan untuk investasi adalah bagaimana manajemen membentuk struktur modal perusahaan. Dalam hal ini, bagaimana manajer keuangan menggalang atau menyediakan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendanai aktiva tetap dan kebutuhan operasional perusahaan. Seperti yang dialami oleh beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan industri telekomunikasi ini sangat menarik minat para investor untuk menanamkan investasinya ke dalam industri telekomunikasi. Para investor menilai bahwa industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor investasi yang mempunyai prospek bagus ke depan dan mampu memberikan return yang maksimal terhadap investasinya. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya penggunaan sarana telekomunikasi yang sangat diperlukan oleh berbagai kalangan. Besarnya peluang pasar yang sangat menjanjikan bagi perkembangan industri telekomunikasi ini juga merupakan alasan mengapa para investor tertarik untuk melakukan investasi pada industri ini. Dipilihnya sektor telekomunikasi sebagai objek penelitian, karena perkembangan industri telekomunikasi dewasa ini semakin meningkat pesat, banyaknya permintaan konsumen akan sarana operator telekomunikasi sangat tinggi, ditandai dengan semakin banyaknya sarana operator telekomunikasi bermunculan dengan beragam jenis dan fitur-fitur penunjang sebagai unggulan produk mereka. Melihat perkembangan dunia telekomunikasi tersebut, maka memberikan peluang bagi para investor untuk melakukan investasi di bidang
industri telekomunikasi ini. Industri telekomunikasi di Indonesia sekarang sangat potensial perkembangannya, karena besarnya tingkat permintaan dan selera konsumen yang sekarang pada umumnya tingkat mobilitasnya tinggi, juga terjangkaunya sarana telekomunikasi disegala kalangan membuat konsumen dapat menikmati produk jasa telekomunikasi lebih dari satu operator. Setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan untuk memperoleh profit yang besar dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan menggunakan modal secara efektif dan efisien guna menghasilkan profit yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perusahaan perlu mengkoordinasikan seluruh bidang usahanya dan mengembangkan aktivitas operasional perusahaan. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit maka diperlukan suatu informasi keuangan, dimana informasi keuangan tersebut sangat penting untuk membuat penilaian keputusan keuangan. Berbagai informasi keuangan dan aktivitas operasional perusahaan tercakup di dalam laporan keuangan, maka laporan keuangan dijadikan dasar untuk menilai kinerja perusahaan. Salah satu metode dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan metode analisa rasio keuangan, dimana rasio tersebut merupakan ukuran yang dapat digunakan manajemen perusahaan untuk menganalisa situasi keuangan perusahaan dan memonitor kinerja perusahaan. Di dalam laporan keuangan, terdapat rasio-rasio keuangan yang saling berkaitan untuk membaca kondisi keuangan perusahaan dalam menentukan return saham, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit, dan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang jangka pendek. Rasio-rasio keuangan tersebut, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio penilaian. Pada dasarnya untuk mengevaluasi laporan keuangan, harus disesuaikan dengan kepentingan masing-masing. Misalnya, seorang pemilik saham perusahaan pada prinsipnya berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan di masa yang akan datang. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang disebut dengan profitabilitas.
Dalam bentuk rasio profitabilitas, perusahaan dapat menarik investor untuk mendapatkan tambahan modal dengan cara menjual sahamnya. Dampak positif dalam menganalisa rasio profitabilitas bagi investor sendiri, yaitu mereka dapat mengukur dan memberikan indikasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan saham yang mereka beli. Artinya, apabila rasio profitabilitas tersebut baik, maka kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan profit juga baik, sehingga dividen yang diterima oleh investor dapat sesuai dengan keuntungan yang mereka harapkan sebelumnya. Semakin besar profit yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Selain pemilik saham yang menaruh perhatian pada tingkat profitabilitas perusahaan, pemberi kredit pun akan menaruh perhatian pada likuiditas perusahaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek finansialnya yang harus dipenuhi. Menurut Agnes Sawir (2005:8), pada umumnya perhatian pertama dari analisis keuangan adalah likuiditas. Agar dapat mengetahui apakah perusahaan mampu memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo, maka likuiditas sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan sebagai jaminan pemenuhan seluruh hutang lancar perusahaan. Rasio likuiditas idealnya bagi setiap perusahaan adalah 200%, dan apabila likuiditas kurang dari 200%, maka dianggap kurang baik, karena apabila aktiva lancar turun maka jumlah aktiva lancar tidak cukup untuk menutupi hutang lancarnya. Baik pemilik saham yang menaruh perhatian pada profitabilitas dan pemberi kredit yang menaruh perhatian pada likuiditas, sebagai pihak yang menanamkan dan menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, tentu menginginkan agar nilai saham yang dimilikinya tersebut dapat meningkat secara terus-menerus, sehingga hal tersebut akan meningkatkan nilai kekayaan para investor. Tujuan seorang investor menanamkan dan menginvestasikan dananya pada perusahaan adalah untuk mendapatkan dividen dan kontrol terhadap perusahaan dalam jangka panjang serta untuk mendapatkan capital gain dari perdagangan sehari-hari untuk jangka pendek. Semakin baik kondisi keuangan
suatu perusahaan, maka diharapkan akan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang baik bagi investor. Penelitian yang dilakukan oleh Anderson Consulting bekerja sama dengan majalah Swasembada (Swa, Dec 1999) membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara profitabilitas dengan tingkat pengembalian saham perusahaan, dan penelitian yang dilakukan oleh Admin (2007) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara profitabilitas dan likuiditas terhadap return saham. Dari penjelasan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa return saham dapat dipengaruhi melalui profitabilitas dan likuiditas. Hal ini juga dinyatakan oleh Michelle & Megawati (2005) bahwa tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas dan likuiditas dari perusahaan. Maka penulis menganggap bahwa profitabilitas dan likuiditas merupakan variabel penting dalam menganalisis keuangan perusahaan. Melihat
kondisi
industri
telekomunikasi
sekarang
ini
dengan
bertambahnya jumlah perusahaan yang listing akan dapat menguatkan atau melemahkan harga saham. Dengan menguat serta melemahnya harga saham, maka akan berpengaruhi pada nilai return saham yang diperoleh perusahaan tersebut. Karena pesatnya perkembangan akan konsumsi masyarakat terhadap telekomunikasi, khususnya seluler yang tumbuh pesat beberapa tahun kebelakang. Dicatat dari 19,4 juta (2002) menjadi 172,78 juta pelanggan pada tahun 2008 dan sekitar 57,8 juta pada tahun 2010 untuk pengguna internet (The Indonesian Development Monitoring Research). Sepanjang 2011, saham berkode TLKM anjlok 17 persen secara year to date. Karenanya, manajemen perusahaan telekomunikasi seluler tersebut berniat mengusulkan buyback saham dalam rapat umum pemegang saham. Menyikapi
fenomena
tersebut,
kalangan
praktisi
telekomunikasi
menggalang komitmen bersama untuk memberikan solusi terbaik demi mengembangkan pasar telekomunikasi nasional ke depan. Secara teknikal, fakta tersebut berpeluang membawa pengaruh negative terhadap pergerakan saham Telkom yang diprediksikan akan terus merosot hingga level 6.000-an dalam
waktu dekat. Untuk itu, kalangan pemodal direkomendasikan melakukan aksi jual (sale) dengan level support pada kisaran 6.000 rupiah per lembar saham. (www.koran-jakarta.com). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dituangkan dengan judul penelitian ”Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2009”.
1.2
Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, Current Ratio, dan Return Saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009? 2. Bagaimana pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, dan Current Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 secara simultan? 3. Bagaimana pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, dan Current Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 secara parsial?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program
Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk: 1. Menganalisa perkembangan Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, Current Ratio, dan Return Saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. 2. Menganalisa pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, dan Current Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 secara simultan. 3. Menganalisa pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, dan Current Ratio terhadap Return saham pada perusahaan sektor telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 secara parsial.
1.4
Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan akan berguna bagi berbagai pihak,
diantarannya: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan terutama dalam rangka mencapai tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham. 2. Bagi Pihak Lain-lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
profitabilitas
dan
likuiditas
suatu
perusahaan
serta
pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian (return) saham. 3. Bagi Investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi investor untuk lebih mempertimbangkan profitabilitas dan likuiditas
suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan yang ditinjau dari tingkat kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang jangka pendeknya dan tingkat return saham yang akan diterima oleh investor 4. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan, sehingga dapat lebih memahami aplikasi dari teori-teori yang selama ini dipelajari dibandingkan dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
1.5
Kerangka Pemikiran Bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, modal atau
dana yang besar akan sangat dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar modal akan memiliki peranan yang penting bagi perekonomian suatu bangsa. Pasar modal menurut Suad Husnan (2003:3), yaitu: “Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorites, maupun perusahaan swasta. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi dimana pasar modal berfungsi sebagai fasilitator untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana dalam jangka panjang”. Pasar modal merupakan sarana atau tempat bagi terciptanya penyebaran modal dalam masyarakat, yaitu berupa tempat dimana bertemunya antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan memiliki minat menginvestasikan dananya (investor), dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya. Sedangkan tempat terjadinya transaksi pasar modal disebut bursa efek, oleh karena itu bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik.
Pada umumnya transaksi dalam pasar modal adalah berbentuk sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal, yang meliputi saham dan obligasi yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Dua pendekatan dasar di dalam melakukan analisis dari pemilihan saham yaitu dengan menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham (kondisi pasar) di waktu yang lalu (Suad Husnan, 2003:349), sedangkan analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan, 2003:315). Salah satu cara untuk menentukan besarrnya tingkat pengembalian yang diharapkan adalah dengan cara mengetahui sejauh mana kinerja dari perusahaan, dimana investor menanamkan investasinya serta menganalisa risiko terhadap instrumen investasi yang dimilikinya. Tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Dari berbagai bentuk investasi yang ada, salah satunya adalah investasi pada sekuritas. Menurut Tandelilin (2003:3) yang dimaksud dengan investasi sebagai berikut: “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”. Keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari yang diisyaratkan oleh pemilik modal (Agus Sartono,2001:190). Pada setiap jenis investasi selalu ada risiko yang harus dihadapi oleh investor. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi oleh investor. Pada umumnya investor memiliki batasan-batasan sendiri di dalam menentukan tingkat pengembalian serta risikonya, hal ini disebabkan karena
setiap investor memiliki pertimbangan dan pemikiran yang berbeda-beda untuk setiap jenis investasi. Sebelum
memutuskan
untuk
berinvestasi,
investor
membutuhkan
informasi-informasi keuangan dalam melaksanakan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sumber informasi yang dapat dipergunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi serta menilai kondisi dan potensi perusahaan adalah dengan menggunakan suatu alat berupa laporan keuangan. Menurut Martono,SU dan D.Agus Harjito (2002:51) “Laporan
keuangan
(financial
statement)
merupakan
ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2003,4) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan bentuk dari faktor-faktor internal yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Dan untuk menganilisi kinerja perusahaan tersebut diperlukan alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan, yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan data secara historical (dari waktu ke waktu) untuk mengamati kecenderungan yang terjadi atau bisa juga membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang masih dalam industri sejenis serta periode tertentu. Bagi para investor, jika rasio keuangan suatu perusahaan dinilai baik, maka mereka akan memilih berinvestasi karena rasio keuangan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu hasil laporan keuangan dengan hasil laporan keuangan yang lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, dan sebagainya. Umumnya rasio keuangan yang dikenal ada dua, yaitu rasio prpfitabilitas dan likuiditas. Namun sebenarnya masih
banyak lagi rasio yang ada di dalam laporan keuangan yang dapat memberikan informasi seperti rasio solvabilitas, rasio leverage, rasio produktivitas, rasio aktivitas, dan sebagainya. Menurut Agus Sartono (2001:58) : “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Bagi investor jangka panjang, akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini. Bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benarbenar akan diterima dalam bentuk dividen. Terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk menghitung tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning per Share (EPS), Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Gross Profit Margin. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS). Alasan penulis menggunakan rasio-rasio tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut ini. Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Lukman Syamsuddin, 2000:121). Semakin tinggi ROA, maka kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Dapat disimpulkan ROA merupakan variabel penting yang mempunyai hubungan dengan tingkat pendapatan pemegang saham publik. Selain ROA, Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Lukman Syamsuddin, 2000:120). ROE umum digunakan oleh investor karena mendeskripsikan kemungkinan laba yang bisa diperoleh
pemegang saham. Dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan variabel penting yang mempunyai hubungan dengan tingkat pendapatan pemgang saham publik. Analisis lainnya dalam rasio profitabilitas yang dipilih oleh penulis adalah Earning Per Share, menurut Agnes Sawir (2005:33) penelitian yang umum digunakan selain ROA dan ROE adalah Earning per Share (EPS). Earning per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. EPS merupakan indikator laba yang diperhatikan investor. Rasio ini dapat diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham disetor. Dari penjelasan diatas, maka penulis menetapkan untuk memasukkan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) sebagai perhitungan analisis rasio profitabilitas. Selain profitabilitas, investor juga perlu untuk menganalisis likuiditas perusahaan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan indikator bagi perusahaan yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Dengan menggunakan aktiva keadaan likuiditasnya tetap stabil, karena kondisi perusahaan yang kurang atau tidak likuid menyebabkan perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo. Menurut Bambang Riyanto (2001:26): “…. likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah utang lancar di lain pihak (likuiditas badan
usaha),
juga
dengan
pengeluaran-pengeluaran
untuk
menyelenggarakan perusahaan di lain pihak (likuiditas perusahaan). Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam perusahaannya. Apabila aliran kas selalu sesuai dengan estimasinya, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesukaran likuiditas.
Rasio likuiditas yang berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan terdiri dari Current Ratio, Cash Ratio, dan Working Capital to Total Assets Ratio. Dalam mengukur
atau
menentukan
tingkat likuiditas,
suatu
perusahaan
perlu
mempertimbangkan apabila tingkat likuiditas perusahaan tinggi maka semakin tidak efektif karena aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar yang menganggur, dan menurut para manajer untuk mengambil tindakan dalam mengalokasikan aktiva lancar yang menganggur akan sangat berpengaruh terhadap perubahan modal kerja karena aktivitas perusahaan harus dicukupi oleh modal kerja. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan akan bergantung terhadap laporan hasil dari bagian keuangan terhadap tingkat likuiditas perusahaan agar dapat melihat seberapa besar kemampuan di dalam membayar utangnya. Kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya merupakan peluang bagi perusahaan untuk meyakini pemegang saham bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang likuid sehingga dividen yang diharapkan akan diterima oleh mereka sesuai dengan keuntungan yang diharapkan sebelumnya. Rasio likuiditas yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Current Ratio. Alasan penulis menggunakan rasio tersebut, karena current ratio merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva
lancar
(Bambang
Riyanto,2001:332).
Rasio
ini
dapat
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang-hutang lancarnya pada saat jatuh tempo. Pemilihan rasio ini didasarkan pada prinsip “hati-hati” yang menyatakan jika current ratio kurang dari 2:1 maka dianggap kurang baik, karena apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50%, maka jumlah aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi untuk menutup utang lancarnya (Bambang Riyanto, 2001:26). Maka penulis menganggap bahwa current ratio merupakan variabel penting yang berhubungan dengan tingkat pengembalian saham kepada investor. Dari penjelasan diatas, untuk melengkapi penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning per Share (EPS) untuk mewakili rasio
profitabilitas, dan Current Ratio untuk mewakili rasio likuiditas sebagai perhitungan terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan hasil penelitian Admin (2007) bahwa profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham, dengan menganalisis bagaimana perkembangan profitabilitas, likuiditas dan return saham pada perusahaan. Perkembangan likuiditas, profitabilitas dan return saham di pasar modal merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Semakin baik kinerja perusahaan maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham perusahaan tersebut cukup besar, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Investor dalam melakukan transaksi di pasar modal biasanya mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimiliki. Jadi, relevansi atau kegunaan dari suatu informasi dapat dilihat dengan mempelajari profitabilitas, likuiditas, dan tingkat pengembalian saham di pasar modal. Bedasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Pasar Modal
Investor
Analisis Teknikal
Analisis Fundamental
Kinerja Keuangan (Laporan Keuangan)
Rasio Keuangan
Profitabilitas s
Leverage
Aktivitas
Likuiditas
Current Ratio ROA
ROE
EPS
Return Saham
Keterangan: : tidak diteliti : diteliti
Penilaian
1.6
Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari
penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut : a. Profitabilitas (ROA, ROE, EPS) dan
likuiditas (Current Ratio)
berpengaruh terhadap return saham secara parsial. b. Profitabilitas (ROA, ROE, EPS) dan
likuiditas (Current Ratio)
berpengaruh terhadap return saham secara simultan.
1.7
Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisis deskriptif dan
verifikatif. Metode deskriptif merupakan metode yang memperlihatkan dan menguraikan objek penelitian, dengan tujuan memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena objek yang diteliti untuk kemudian ditarik simpulan. Moch. Nazir (2004:7) mendefinisikan metode deksriptif sebagai berikut: “ Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterina. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan profitabilitas dan likuiditas dengan return saham, digunakan analisis statistik, yaitu analisis korelasi, regresi, linear, dan koefisien determinasi. Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap return saham digunakan uji t statistik 2 pihak, untuk menguji pengaruh secara parsial dan untuk menguji pengaruh secara simultan dengan menggunakan uji F.
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang listing, dimana
data diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat dalam Indonesian Capital Directory di Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl. Cikutra 204A Bandung 40125. Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011.