BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma pembangunan dan pemerintahan seperti pemberian
kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri, mengandung pengertian mulai berubahnya manajemen pemerintahan dari asas sentralisasi dan terpusat menuju asas desentralisasi. Selain kelembagaan dari segi ketatalaksanaan, aspek Sumber Daya Manusia dalam organisasi pemerintah dapat dielaborasi dari segi sumber daya manusia (SDM), dimana fungsi organisasi adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal sebagai upaya mengantisipasi otonomi daerah. Namun demikian pemberlakuan otonomi yang serba cepat dan terkesan kurang persiapan, telah berdampak penyelenggaraan manajemen pemerintah daerah berjalan yang kecepatannya tidak sesuai dengan kondisi nyata. Birokrat di daerah berpacu melebihi kekuatan dan kompetensinya, kondisi persaingan antar daerah dapat dinilai cukup positif, akan tetapi persaingan yang tidak dilandasi suatu kekuatan yang memadai dalam hubungan ini kekuatan sumber daya manusianya akan berdampak negatif. Sumber daya manusia sebagaimana disebutkan di atas, adalah aparatur pemerintah yang memiliki jati diri sebagai Pagawai Negeri Sipil (PNS), abdi negara, abdi masyarakat yang dilandasi komitmen organisasional, integritas, dan kemampuan
profesional
yang
tinggi
dalam
menjalankan
tugas
dinas
kepemerintahan serta amanat perjuangan bangsa dalam upaya mewujudkan citacita dan tujuan berbangsa dan bernegara, sumber daya manusia strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu pemerintahan. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Mustopadidjaja (2003) menyatakan bahwa pemerintah sangat ditentukan oleh 3 hal yaitu aparatur pemerintah, organisasi birokrasi, dan prosedur tatalaksananya, karena itu apabila operasionalisasi suatu kebijakan ingin dapat berjalan secara
optimal dan sebagaimana mestinya perlu dilakukan sosialisasi dan pemberdayaan terhadap aparatur pemerintahan agar prosedur ketatalaksanaan dan bentuk organisasi birokrasinya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari misi yang akan dicapai. Kemampuan sumber daya manusia ini merupakan competitive advantage dari suatu pemerintahan, dengan demikian dari segi sumber daya inilah strategi pelayanan kepada masyarakat mendapatkan added value yang maksimal dan dapat mengoptimalkan competitive advantage. Pemerintah
sebagai
organisasi
pemerintahan
dimana
seluruh
penyelenggaraan kerjanya diatur dengan ketentuan peraturan perundangundangan, juga di dalam lembaga pemerintahan perlu adanya suatu pengarahan, pengintegrasian semua unsur-unsur manajemen dan pekerjaan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam pemerintah, adanya sistem manajemen SDM merupakan elemen yang sangat penting sebagai dasar manajemen, agar dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dinyatakan oleh Stephen P. Robbins (2005) bahwa setiap perusahaan membutuhkan sistem manajemen yang baik sehingga mampu menciptakan suatu kinerja yang baik dan mengantarkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia (SDM) adalah asset terpenting di dalam pemerintahan, namun dalam prakteknya tidak mudah bagi pemerintah untuk menjadikan SDM sebagai asset yang bermanfaat. Pada kenyataannya, masih banyak pemerintah yang menganggap bahwa SDM atau pegawai adalah tenaga kerja yang berfungsi sebagai alat produksi semata, dan masih rendahnya penerapan sistem manajemen SDM di dalam pemerintah terkait kepegawaian / PNS. Adanya suatu sistem manajemen SDM yang baik dalam pencapaian tujuan pemerintahan, maka akan tercapainya efektivitas kerja yang tinggi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun waktu kerja.
Efektivitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan suatu hasil yang spesifik sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, yang dijadikan ukurannya adalah sesuai dengan tujuan yaitu adanya perubahan perilaku yang menyangkut perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan mengambil judul :
Hubungan Sistem
Manajemen SDM dengan Efektivitas Kerja Pegawai pada Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu : Apakah ada hubungan antara manajemen SDM dengan efektivitas kerja pegawai? 1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian,
maka dapat diidentifikasi
masalahnya, yaitu : 1.
Bagaimana pelaksanaan sistem manajemen SDM pada Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat?
2.
Bagaimana efektivitas kerja pegawai Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat?
3.
Seberapa besar hubungan sistem manajemen SDM dengan efektivitas kerja pegawai Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat?
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana hubungan sistem manajemen SDM dengan efektivitas kerja pegawai yang akan dijadikan sebagai bahan analisis untuk penyusunan skripsi sebagai syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Program Studi Manajemen S1 di Universitas Widyatama.
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui : 1. Pelaksanaan sistem manajemen SDM pada Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 2. Efektivitas kerja pegawai Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 3. Seberapa besar hubungan sistem manajemen SDM dengan efektivitas kerja pegawai pada Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
1.5
Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan menambah kegunaan sebagai
berikut : 1.
Instansi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran khususnya dalam hal sistem manajemen SDM dan efektivitas kerja pegawai.
2.
Bagi penulis, penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga di mana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat membandingkan antara teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dalam dunia kerja. Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh penulis dalam rangka menempuh sidang sarjana di Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama.
3.
Bagi pembaca, khususnya di lingkungan perguruan tinggi, penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama di bidang sumber daya manusia, serta sebagai bahan referensi kajian bagi penelitian di bidang SDM.
1.6 1.
Metode Penelitian. Field Research (Penelitian Lapangan) Yaitu mengadakan penelitian langsung kepada instansi yang bersangkutan yang merupakan objek penelitian dengan cara :
a.
Wawancara Merupakan teknik penelitian dimana penulis mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak instansi, meminta dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
b.
Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
c.
Kuesioner Dalam penelitian ini menyebarkan kuesioner yang berisikan pernyataan berstruktur. Diharapkan responden dapat menjawab dengan jujur semua pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.
2.
Library Research (Studi Literatur) Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku catatan dan literatur lain yang dapat dijadikan referensi yang berhubungan dengan objek penelitian.
1.7
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Sumber daya manusia adalah merupakan faktor yang paling penting di
dalam suatu pemerintahan, karena keberadaan manusia sebagai penggerak utama roda pemerintahan. Tanpa adanya manusia di dalam organisasi pemerintahan, maka pemerintahan tidak akan berjalan yaitu manajemen yang mengatur unsur manusia di dalam pemerintahan disebut juga manajemen kepegawaian. Untuk mencapai tujuan organisasi dalam hal ini pemerintahan, maka semua unsur-unsur manajemen itu harus terpenuhi dengan baik. Manusia sebagai faktor penting harus mampu menjalankan sistem pemerintahan secara tepat. Adanya suatu sistem manajemen SDM sangat berpengaruh bagi kelangsungan kinerja pegawai. Menurut Jogiyanto (2005:1) mengemukakan mengenai sistem bahwa : Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sautu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu .
Pengertian tersebut mengenai sistem, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu sistem merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Hasibuan (2000:10) mengemukakan mengenai manajemen sumber daya manusia bahwa : Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat . Pengertian di atas mengenai manajemen sumber daya manusia, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja. Dalam melakukan kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak hanya bagaimana seseorang pimpinan mengetahui potensi pegawainya, namun lebih pada bagaimana seorang pimpinan merancang sebuah formulasi tertentu dalam mengaplikasikan para pegawai yang ada sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Rancangan yang telah dibuat tersebut, diharapkan mampu mengkoordinir keinginan-keinginan para pegawai serta koordinasi antara pegawai dan pimpinan serta antar pegawai dengan pegawai lainnya. Melalui skema rancangan yang tepat, diharapkan mampu meningkatkan kinerja para pegawai secara efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun yang dijadikan indikator pada variabel sistem manajemen sumber daya manusia dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut : Manajemen merupakan sistem yang berfungsi untuk mengelola sesuatu, dan fungsi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem tersebut. Diambil dari, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2004:2-3) yang mengidentifikasi 6 fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu : 1.
Pengadaan Tenaga Kerja, terdiri dari : a.
Perencanaan sumber daya manusia
b.
Analisis jabatan
2.
3.
c.
Penarikan pegawai
d.
Penempatan kerja
e.
Orientasi kerja
Pengembangan Tenaga Kerja, mencakup : a.
Pelatihan
b.
Pengembangan karir
c.
Penilaian prestasi kerja
Pemberian Balas Jasa (Kompensasi), mencakup : a.
Balas jasa langsung yang terdiri dari gaji atau upah insentif
b.
Balas jasa tak langsung yang terdiri dari keuntungan pelayanan atau kesejahteraan
4.
5.
6.
Integrasi, mencakup : a.
Kebutuhan karyawan
b.
Motivasi kerja
c.
Kepuasan kerja
d.
Disiplin kerja
e.
Partisipasi kerja
Pemeliharaan Tenaga Kerja, mencakup : a.
Komunikasi kerja
b.
Kesehatan dan keselamatan kerja
c.
Pengendalian konflik kerja
d.
Konseling kerja
Pemberhentian karyawan Efektivitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan suatu hasil
yang spesifik sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, yang dijadikan ukurannya adalah sesuai dengan tujuan yaitu adanya perubahan perilaku yang menyangkut perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan. Atau secara ringkasnya efektivitas berarti melakukan pekerjaan secara lebih baik.
Menurut Komarudin (2005:148) berpendapat bahwa : Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, tercapainya tujuan manajemen (artinya manajemen efektif) tidak selamanya disertai dengan efisiensi yang maksimum . Adapun yang dijadikan indikator pada variabel efektivitas kerja adalah Hidayat (2005:7) : 1.
Kualitas
2.
Kuantitas
3.
Waktu Dengan adanya sistem manajemen SDM dalam suatu sistem pemerintahan
terkait kepegawaian PNS, maka ada hubungannya dengan efektivitas keja pegawainya, karena pekerjaan pegawai menjadi lebih terarah dan tepat guna. Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
Dari kerangka pemikiran tersebut, maka dapat diajukan hipotesis, yaitu : Adanya hubungan antara sistem manajemen SDM dengan efektivitas kerja pegawai .
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro No. 22 Bandung. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012.