BAB I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman seperti pada waktu-waktu belakangan ini menjadikan
kegiatan pariwisata dan travelling sebagai kegiatan yang sangat digemari oleh hampir semua penduduk di dunia. Karena meningkatnya minat travelling dan pariwisata di kalangan masyarakat dunia keberadaan hotel di setiap negara menjadi sangat menjamur. Usaha perhotelan yang dibangun oleh para pengusaha tersebut dapat dikatakan merupakan salah satu usaha yang terbilang menjanjikan. Pengalokasian hotel yang tepat dapat dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan kegiatan pariwisata dalam suatu negara. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang sangat terkenal dengan berbagai objek wisatanya yang menarik minat para wisatawan asing maupun lokal untuk dapat menikmati objek-objek pariwisata yang ada di Indonesia. Menurut data lembaga riset perhotelan dunia yang barbasis di London, STR Global melalui laporan Global Construction Pipeline, hingga Maret 2014 di Indonesia tengah disiapkan pasokan unit hotel mencapai 53.100 kamar dan jumlah tersebut bertumbuh 35,7% dibandingkan tahun lalu. Jumlah tersebut juga dipastikan masih akan terus bertambah setiap tahunnya. Hotel-hotel yang ada di Indonesia juga terbilang sangat memberikan nilai investasi yang tinggi. Para wisatawan yang berlibur bukan hanya berasal dari masyarakat luar negeri saja. Banyak didapati masyarakat lokal sering mendatangi tempat-tempat wisata di Indonesia hanya sekedar untuk berlibur atau refreshing. Tingginya jumlah wisatawan menjadi sumber pendapatan yang besar bagi hotel-hotel di kota besar salah satunya kota Bekasi. Keberadaan hotel yang menjanjikan tidak hanya berlaku di Jakarta saja yang merupakan ibukota Indonesia. Bekasi salah satunya. Kota Bekasi merupakan salah satu kota besar dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Pembangunan yang terus dilakukan di kota Bekasi menjadikan Bekasi sebagai target wisatawan setelah Jakarta. Tempat-tempat menarik yang berlokasi di Bekasi seperti Wisata Rumah Pohon, Rumah si Pitung, Taman Buaya Indonesia Jaya, Gedung Juang 45, Pantai Mutiara Beting, Danau Marakas, 1
2 Transera Waterpark, dan sebagainya adalah beberapa contoh tempat wisata yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Keberadaan tempat-tempat wisata di Bekasi mempengaruhi jumlah hotel yang terdapat di Bekasi juga. Hal inilah yang menarik perhatian banyak wisatawan mancanegara. Maka dari itu berbagai industri perhotelan berlomba-lomba menetapkan strategi-strategi yang akan dipakai untuk menarik perhatian para wisatawan baik asing maupun lokal agar dapat menikmati pelayanan yang disediakan oleh hotel-hotel tersebut. Mulai dari penawaran fasilitas yang menarik sampai kepada penawaran harga yang lebih terjangkau. Untuk dapat “mengambil hati” para customer dibutuhkan peran seorang public relations (PR) yang handal. Namun sangat disayangkan sekali larangan pemerintah yang baru saja diberlakukan per tanggal 1 Desember 2014 lalu yang melarang aktivitas meeting di Hotel. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 11 Tahun 2014 yang berbunyi, “Menindaklanjuti perintah Presiden pada Sidang Kabinet kedua pada hari Senin, tanggal 3 November Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara tanggal 4 November 2014, bahwa dalam rangka penghematan terhadap anggaran belanja barang dan belanja pegawai khususnya yang terkait dengan pembatasan kegiatan pertemuan/rapat di luar kantor, agar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan seluruh kegiatan instansi pemerintah di lingkungan masing-masing atau di lingkungan instansi pemerintah lainnya, kecuali melibatkan jumlah peserta kegiatan yang kapasitasnya tidak mungkin ditampung untuk dilaksanakan di lingkungan instansi masing-masing atau instansi pemerintah lainnya. 2. Menghentikan rencana kegiatan konsinyering/Focus Group Discussion (FGD), dan rapat-rapat teknis lainnya di luar kantor, seperti: di hotel/villa/cottage/resort, selama tersedia fasilitas ruang pertemuan di lingkungan instansi pemerintah masing-masing atau instansi pemerintah di wilayahnya yang memadai. 3. Penyelenggaraan seluruh kegiatan instansi pemerintah dengan menggunakan fasilitas di luar kantor, agar berakhir pada tanggal 30 November 2014. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembatasan kegiatan pertemuan/rapat di luar kantor di lingkungan Instansi masing-masing secara berkala setiap 6 bulan dan melaporkan kepada Kementerian PAN RB.
3 5. Meneruskan Surat Edaran ini kepada seluruh jajaran instansi di bawahnya sampai dengan unit organisasi terkecil untuk melaksanakan dan mematuhi ketentuan dalam Surat Edaran ini secara konsisten dan sungguh-sungguh.” Pemberlakuan larangan ini tentu saja membawa dampak yang sangat negatif bagi industri perhotelan. Akibat dari larangan ini adalah menurunnya okupansi hotelhotel di Indonesia. Salah satu hotel yang terkena dampak semenjak diberlakukannya larangan tersebut adalah Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah – Bekasi. Dalam rangka meningkatkan okupansi maka setiap divisi dari Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah (KHI) Bekasi diberikan tanggung jawab untuk memperbaiki angka okupansi di Hotel Santika Premiere (KHI) Bekasi, termasuk public relations. Dengan adanya keadaan seperti ini, maka PR dituntut untuk menggunakan dan menjalankan kegiatan dengan program-program PR yang diharapkan mampu untuk menaikkan okupansi. Penurunan yang didapatkan dari larangan tersebut yang dialami oleh Hotel Santika Premiere (KHI) Bekasi adalah penurunan okupansi sebesar 40% sampai dengan 50% per bulannya.
Gambar 1.1 Gambar Okupansi Bulan Oktober Sumber: Reservation HSP=KHI
4
Gambar 1.2 Gambar Okupansi Bulan Januari Sumber: Reservation HSP=KHI
Komunikasi merupakan unsur yang tidak dapat lepas dari peranan seorang PR. kemampuan komunikasi seorang PR sangat dibutuhkan dalam hal memulai, membangun, dan memelihara hubungan baik dengan pihak internal maupun eksternal hotel. Hubungan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang baik pula. Maka dari itu, sebagai seorang PR harus memiliki strategi khusus dalam meningkatkan citra hotel yang nantinya akan berakibat pada nilai penjualan dan peningkatan okupansi bagi hotel itu sendiri. Salah satu kegiatan PR dalam industri hotel, yaitu kegiatan Integrated Merketing Communications. Menurut Kotler dan Keller (2008), Integrated Marketing Communication (IMC) adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang komprehensif. Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah (KHI) Bekasi merupakan salah satu perusahaan jasa yang menggunakan dan menjalankan kegiatan dengan programprogram PR. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu cara untuk mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu menjadi hotel bintang 4 pilihan utama dan terbaik di Bekasi Barat dan Jakarta Timur. Perusahaan ini bertekad kuat untuk memberikan pelayanan bermutu demi terciptanya kepuasan pelanggan. Tidak hanya melalui pelayanan, fasilitas-fasilitas yang diberikan juga diharapkan menimbulkan kepuasan dan
5 loyalitas pelanggan. Selain itu, program-program juga dilakukan, keseluruhannya tidak hanya untuk pelanggan atau stakeholder eksternal, namun juga internal. 1.2
Fokus Penelitian Fokus penelitian yang ingin digali oleh peneliti melalui penelitian ini adalah
Bagaimana seorang PR menimplementasikan kemampuan komunikasi yang dimilikinya dalam bentuk penerapan strategi PR untuk menaikkan tingkat okupansi di Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah – Bekasi? 1.3
Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang ingin penulis ungkapkan adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana tahapan public relations dalam proses penetapan strategi sampai kepada evaluasi strategi untuk meningkatkan okupansi Hotel?
2.
Bagaimana implementasi strategi public relations terhadap upaya peningkatan okupansi Hotel ?
1.4
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ingin penulis pecahkan melalui penelitian ini
adalah sebagai berikut: Strategi apa yang digunakan oleh Public Relations Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah – Bekasi serta bagaimana tahapan dan implementasinya dalam upaya meningkatkan okupansi Hotel ? 1.5
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui tahapan apa saja yang dilakukan oleh public relations dalam proses penetapkan sampai kepada evaluasi strategi PR untuk meningkatkan okupansi Hotel.
2.
Untuk mengetahui seperti apa implementasi strategi public relations terhadap upaya peningkatan okupansi Hotel.
6 1.5.2 Manfaat Penelitian 1.5.2.1 Manfaat Akademis a.
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan akan profesi seorang public relations di bidang industri perhotelan
b.
Penelitian ini menjadi unsur pembaharuan dalam penelitian strategi komunikasi pemasaran.
1.5.2.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, saran, serta pengetahuan yang bermanfaat bagi corporate yang ingin ataupun sedang mengembangkan usaha di bidang industri perhotelan. 1.5.2.3 Manfaat Umum a.
Penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan dampak positif bagi pembacanya, yang bertujuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan mengenai strategi dalam pencitraan perusahaan di bagian perhotelan.
b.
Mampu memberikan sumber referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.
1.6
Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari uraian mengenai Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian Masalah, Pertanyaan Penelitian Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian Masalah, dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab ini, penulis memberikan penjelasan tentang perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya yang hamper sama atau mirip dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Selain itu dalam bab ini juga
7 terdapat penjelasan terhadap teori apa saja yang mendukung dan menjadi pedoman dalam penulisan skripsi sesuai dengan materi yang dibahas dan diteliti.
BAB 3 METODE PENELITIAN Metode Penelitian isinya adalah Pendekatan Penelitian kepada dua narasumber yang berada di Hotel Santika Premiere Kota Harapan indah-Bekasi yakni Ibu Tyas dan Ibu Ria. Tipe/Jenis Penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatifdeskriptif, untuk Metode Penelitian nya digunakan metode Studi Kasus, Teknik Pengumpulan Data dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi lapangan, penulis menggunakan sistem Filling untuk Teknik Analisis Data, dan Teknik Keabsahan Data nya menggunakan triangulasi sumber. BAB 4 HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian yaitu mengenai Gambaran Obyek Penelitian, dan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang telah dilakukan terhadap obyek penelitian, yaitu divisi Marketing Communicarion pada Hotel Santika Premiere Kota Harapan indah-Bekasi. BAB 5 PENUTUP Dalam bab ini penulis menjabarkan kesimpulan atas permasalahan dari babbab sebelumnya dan saran yang membangun bagi Hotel Santika Premiere Kota Harapan indah-Bekasi.
8