BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah „tanda‟. Sejak pertama kali dilahirkan, manusia sudah memiliki naluri alami terhadap tanda. Bahkan tanda sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Secara disadari ataupun tidak, manusia selalu menggunakan tanda dalam kehidupan sehari-hari. Seorang bayi yang belum bisa berbicara cenderung menggunakan tanda untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Satu-satunya cara untuk memberi tahu orangtua mereka bahwa ia lapar yaitu hanya dengan cara menangis. Menangis dapat dikategorikan sebagai tanda bahwa ia lapar. Seperti yang dikatakan Sussane K. Langer dalam Mulyana (2010: 92) bahwa salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Maka ia juga mengatakan bahwa manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Menurut Littlejohn dalam Sobur (2013: 15) tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia melakukan komunikasi secara verbal dan nonverbal. Komunikasi nonverbal pada kenyataannya sering melibatkan tanda. Saat kita menganggukkan kepala sambil mengatakan “ya” menandakan bahwa kita setuju akan sesuatu. Jauh sebelum itu, sejak jaman dahulu manusia purba sudah menggunakan tanda berupa lukisan-lukisan pada dinding gua. Hal tersebut membuktikan bahwa unsur rupa (visual) memegang peranan penting dalam sejarah perkembangan tanda bagi manusia. Tanda visual tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan, mulai dari lukisan-lukisan pada dinding gua kemudian mulai ditemukannya mesin cetak sampai akhirnya sampai pada era digital dimana tanda dapat di produksi secara lebih mudah dan lebih beragam.
1
Pengertian lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan hal yang lainnya. Atau dapat dikatakan bahwa lambang merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan maksud atau ide lain selain dirinya. Manusia mengenal sebuah sistem tanda yang kemudian maknanya disepakati bersama. Rambu-rambu lalu lintas adalah salah satu contoh sistem penandaan yang digunakan secara umum di seluruh dunia dan maknanya telah disepakati bersama. Kita sepakat bahwa lampu merah pada perempatan jalan menandakan bahwa kita harus berhenti, lampu kuning berarti hati-hati, dan lampu hijau berarti bahwa kita boleh jalan. Atau sebuah rambu lalu lintas di pinggir jalan berupa huruf P di coret menandakan bahwa kita tidak boleh parkir disepanjang area tersebut. Ramburambu lalu lintas tersebut merupakan kategori tanda berupa objek visual yang maknanya telah disepakati bersama, seperti apa yang dikatakan Deddy Mulyana (2010:92) bahwa lambang itu meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Lambang bisa berupa apa saja karena sifatnya yang sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang sehingga pada dasarnya apa saja dapat dijadikan lambang. Rambu-rambu lalu lintas, gambar pada pintu toilet, ilustrasi pada poster, sampai sampul album sekalipun yang mungkin untuk menjadi "tanda" bisa dilihat dalam aktivitas penanda: yakni, suatu proses signifikansi yang menggunakan tanda yang menghubungkan objek dan interpretasi (Sobur, 2013:17). Berhubung tanda itu tersebar dimana-mana, maka tanda juga salah satunya dapat ditemukan dalam sebuah CD album. Sebuah album biasanya terdiri dari beberapa elemen, diantaranya yaitu sampul album, piringan CD, dan wadah yang biasanya terbuat dari bahan plastik ataupun karton. Semua elemen tersebut memegang peranan penting dalam merepresentasikan album dan artisnya serta memiliki makna yang terkandung didalamnya melalui elemen-elemen visual yang mewakili garis besar dari materi yang ingin disampaikan oleh sang musisi kepada khalayak. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ketika orang akan membeli sebuah album, hal pertama yang mereka perhatikan adalah sampul album dan ilustrasi dari album tersebut.
2
Sampul album memegang peranan penting sebagai sarana visual untuk mengkomunikasikan pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh sang musisi pada khalayak. Biasanya sampul album mengandung tanda-tanda atau simbol melalui elemen visual untuk menggambarkan keseluruhan garis besar materi dalam sebuah album. Tanda dan simbol tersebut turut mempengaruhi bagaimana masyarakat memaknai sebuah album melalui apa yang mereka lihat dalam sampul album. Oleh karena itu, visualisasi sampul album menjadi unsur penting karena dapat mempengaruhi persepsi atau pandangan masyarakat mengenai album tersebut. Demi mendapatkan kesan yang baik, sampul album harus di desain dengan artistik dan unik agar menjadi diferensiator dari sampul album pada umumnya. Desain sampul yang unik, artistik, dan menarik tidak hanya dimaksudkan untuk menarik minat khalayak untuk melakukan pembelian, akan tetapi juga untuk membuat image yang kuat terhadap album tersebut. Seperti apa yang dikatakan oleh professor terkenal, David Aaker dari Universitas Barkeley pada forum Brand Global 2006 bahwa untuk membuat brand kuat, anda harus terdiferensiasi (Tai, Chew, 2012: 5). Saat ini, tersebar luas beragam desain sampul album. Sampul album tidak selalu menggunakan foto sang musisi, tapi banyak juga musisi yang menggunakan ilustrasi gambar seperti kartun dan sebagainya. Beberapa artis yang menggunakan foto dirinya sebagai sampul album mereka yaitu Raisa Andriana, Rinni Wulandari, band Gigi dan musisi lainnya. Ada juga musisi yang lebih memilih untuk menggunakan ilustrasi gambar kartun sebagai identitas dalam karya albumnya, salah satu nya yaitu Syubidupidapap.
3
Syubidupidapap merupakan sebuah band indie asal Bandung yang terbentuk pada tahun 2007 silam. Syubidupidapap digawangi oleh Salt (Guitar, 8bit, program), Gianna (Vocal), Eka (Bass), Yunan (Guitar), dan Narendra sebagai additional drummer. Jenis musik yang diusung Syubidupidapap terbilang unik, yaitu pop dibalut nuansa electronic dan nuansa 8-bit yang mampu membuat para pendengarnya merasa sedang bermain game Don Kingkong atau berlari mengumpulkan koin sambil melompat-lompat diatas jamur bersama Mario Bross. Pada akhir bulan September 2015 band Syubidupidapap merilis sebuah album berjudul “AMICITIA”. Dalam bahasa latin “Amicita”
berarti
“Pertemanan”. Album ini diberi judul “Amicitia” atau “Pertemanan” karena dalam proses pengerjaannya melibatkan beberapa teman musisi indie Bandung. Beberapa teman musisi indie Bandung yang terlibat dalam pengerjaan album ini, diantaranya yaitu Aris Hoolahoop, Novan Too Weak To Dance, Aldy Danger Ranger, Boniex For Revenge, Firdaus Santana, Ariel Noah, dan musisi elektronik asal Surabaya yaitu NUSD. Album Amicita memiliki packaging yang unik karena berbentuk kaset Nitendo yang didalamnya terdapat ilustrasi karakter personil Syubidupidapap. Indra yang merupakan manajer dari Syubidupidapap mengatakan bahwa konsep packaging debut album “Amicitia” merupakan yang pertama kali di Indonesia, sebuah album musik yang mengangkat tema video games. Konsepnya menggunakan case Nitendo sebagai kemasan CD. Selain itu, di dalam case Nitendo tersebut disertakan pula booklet berisi lirik, poster dan info mengenai band. Selain bentuknya yang unik, sampul album Amicitia juga memuat unsur visual yang menarik, yaitu berupa ilustrasi karakter personil Syubidupidapap yang menggunakan busana hewan dengan perpaduan warna-warna soft.
4
Gambar 1.1 Album Amicitia Syubidupidapap
Sumber: Dokumentasi peneliti Album yang mengangkat tema video games tersebut tidak hanya unik tapi juga sangat terbatas karena merupakan deluxe edition yang hanya dibuat sebanyak 100 keping saja. Pada proses penjualan album Amicitia deluxe edition ini pihak management Syubidupidapap menerapkan sistem pre order sebelum debut album tersebut resmi di luncurkan pada tanggal 30 September 2015. Dilansir pada website official syubidupidapap (www.sugarpopmusik.com) setelah kurang lebih dua minggu mengumumkan pre order telah dibuka, tak lama berselang setelah album tersebut resmi dirilis bersamaan dengan itu pula album Amicitia telah ludes terjual.
5
Gambar 1.2 Amicitia Sold Out
Sumber: Dokumentasi peneliti Sampul Album memiliki pesan tertentu yang terkandung dalam simbolsimbol verbal dan visual yang terdapat didalamnya. Melalui simbol-simbol tersebutlah sampul Album dapat dimaknai dengan cara dianalisis menggunakan kajian semiotika. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiology, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal – hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objekobjek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988:179; Kurniawan, 2001:53, dalam Sobur, 2013:15). Penulis tertarik untuk menginterpretasikan makna-makna yang terdapat pada sampul album Amicitia oleh Syubidupidapap karena sampul album tersebut memiliki konsep yang unik serta merupakan pertama kalinya hadir di Indonesia, sebuah album musik yang mengangkat tema video games. Album Amicitia juga merupakan deluxe edition, dimana hanya diproduksi sebanyak 100 keping saja 6
dan sold out dalam waktu dua minggu setelah album tersebut resmi dirilis. Selain itu, sampul album Amicitia mengandung tanda-tanda yang menarik untuk diteliti melalui elemen-elemen visual dalam sampul album tersebut. Tanda-tanda tersebut dapat dikategorikan berdasarkan ikon, indeks, dan simbol. Oleh karena itu, berdasarkan alasan-alasan tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap Sampul Album Amicitia dari band Syubidupidapap yang akan dianalisis menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Maka dari itu, tanda-tanda pada sampul Album Amicitia dapat dilihat berdasarkan jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan makna apa yang terkandung dalam sampul album Amicitia dengan judul “Makna Sampul Album Amicitia (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Sampul Album band Syubidupidapap)”.
1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana makna yang terdapat dalam Sampul Album Amicitia band Syubidupidapap”. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah: 1. Bagaimana makna ikon dalam sampul album Amicitia dengan menggunakan semiotika komunikasi? 2. Bagaimana makna indeks dalam sampul album Amicitia dengan menggunakan semiotika komunikasi? 3. Bagaimana makna simbol dalam sampul album Amicitia dengan menggunakan semiotika komunikasi?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah disebutkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Untuk mengetahui makna ikon yang terdapat dalam sampul album Amicitia. 2. Untuk mengetahui makna indeks yang terdapat dalam sampul album Amicitia. 3. Untuk mengetahui makna simbol yang terdapat dalam sampul album Amicitia.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya bagi pengembangan penelitian yang berbasis kualitatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan kontribusi bagi ilmu analisis semiotika.
1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana konstruksi pesan dan makna pada sebuah Sampul CD Album sebagai karya seni musik. Lebih khusus penulis bermaksud agar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mempunyai ketertarikan dengan dunia komunikasi, dapat mengetahui bahwa tidak hanya poster, foto, ataupun teks saja yang dapat di analisis menggunakan ilmu analisis semiotika, akan tetapi lebih luas lagi bahwa analisis semiotika dapat digunakan untuk mengungkapkan makna dalam sebuah Sampul Album.
8
1.5 Tahapan Penelitian Gambar 1.3 Tahapan Penelitian Mencari Topik Penelitian
Membuat Pertanyaan Penelitian
Menentukan Metode Pengolahan Data Berdasarkan Model Semiotika
Analisis Data
Kesimpulan Sumber: Alex Sobur, Analisis Teks Media, 2009, Hal 154
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan analisis semiotika, oleh karena itu bisa
dilakukan dimana saja oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yang memungkinkan peneliti untuk melakukan studi literatur, diantaranya yaitu di perpustakaan Telkom University, Perpustakaan umum daerah, dan Peneliti juga melakukan studi literatur di rumah.
1.6.2
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2016 sampai dengan bulan September 2016
9
Tabel 1.1 Waktu penelitian No
Tahapan
Bulan Feb
1.
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Menyusun proposal skripsi Bab I sampai Bab III
2.
Mengumpulkan Data
3.
Menganalisis Data
4.
Mengambil Kesimpulan Sumber : Olahan Peneliti
10
Sep