BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi yang tepat. Begitu banyak perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang sejenis dan dijual pada pasar yang sama dengan kisaran harga yang sama pula. Dalam misi untuk bertahan hidup (sustainable) dari persaingan bisnis, perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan daya saing hingga menghasilkan penjualan sebanyak mungkin untuk kelangsungan bisnis mereka di masa sekarang maupun di masa mendatang. Begitu juga industri wedding organizer yang juga bermain di peran yang sama dan situasi yang sama di dalam sebuah industri. Upacara pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam rangka menyambut pernikahan sebuah pasangan. Sebagai kejadian atau peristiwa yang cukup penting bagi manusia, pernikahan dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu adanya upacara tersebut. Upacara adat juga merupakan sebuah tradisi turun temurun dari daerah asalnya. Kedua mempelai meyakini bahwa dengan mengikuti upacara adat ini maka mereka akan dapat membuat acara pernikahan ini menjadi lebih khidmat. Di Indonesia, upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara yaitu tradisional dan modern. Ada kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut tetapi biasanya dalam dua upacara terpisah. Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan menurut aturan-aturan adat setempat. Indonesia memiliki banyak sekali suku yang masing-masing memiliki tradisi upacara pernikahan tersendiri. Dalam suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih salah satu adat atau ada kalanya pula kedua adat tersebut dipergunakan dalam acara yang terpisah. Upacara pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri. Biasanya gaya yang dipakai adalah gaya Eropa. Pernikahan yang dilakukan dengan
1
2
aturan islam mungkin dapat juga dimasukkan kedalam kategori upacara pernikahan modern. Mengenai industri, wedding organizer juga termasuk ke dalam industri kreatif. Di antara sektor-sektor ekonomi nasional sendiri, kontribusi nilai tambah industri kreatif sangat signifikan. Sektor Industri Kreatif menempati peringkat ke-6 dari 10 sektor perekonomian, di bawah sektor (1) Industri Pengolahan; (2) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; (3) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (4) Pertambangan dan Penggalian; dan (5) Jasa Kemasyarakatan.
Kontribusi nilai
tambah industri kreatif lebih tinggi dari kontribusi (1) Sektor Konstruksi (7,71%); (2) Keuangan; Real Estate & Jasa Perusahaan (7,04%), (3) Pengangkutan dan Komunikasi (6,27%); serta (4) Listrik; Gas dan Air Bersih (0,89%). Bahkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor Industri Kreatif menempati peringkat ke-5 dari 10 sektor ekonomi nasional.
Gambar 1.1 : Kontribusi Industri Kreatif
Sumber : H. Simarmata, 2011
Dari 14 subsektor industri kreatif, Fashion dan Kerajinan merupakan salah satu subsektor yang paling dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi, baik nilai
3
tambah, tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan ekspor. Nilai tambah yang dihasilkan Subsektor Fashion dan Kerajinan berturut-turut sebesar 44,3% dan 24,8% dari total kontribusi sektor industri kreatif, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 54,3% dan 31,13%, dan jumlah usaha sebesar 51,7% dan 35,7%. Dominasi kedua subsektor tersebut sejalan dengan beragamnya budaya fashion dan kerajinan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Khusus di kota Jambi pada tahun 2010, pertumbuhan industri kreatif dengan subsektor fashion dan kerajinan mencapai 6,03% serta sumbangannya terhadap PDB mencapai Rp 468 triliun. Selain itu jumlah penyerapan tenaga kerja di industri ini sebanyak 8.6 juta orang atau sekitar 7,9%. Oleh karena itu, Pemda Jambi menargetkan pertumbuhan industri kreatif sebesar 15% setiap tahunnya dengan mendorong lebih banyak tempat dan ruang bagi pengembangan tradisi dan kearifan lokal. Perkembangan industri wedding ini tidak terlepas dari permintaan yang terjadi oleh calon pengantin yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini terbukti secara perlahan bahwa industri ini telah menciptakan ekosistemnya sendiri dengan berbagai macam kebutuhan perlengkapan/vendor mulai dari sebelum, sedang, hingga setelah acara pernikahan berlangsung. Pada tahun 2013, CV. Wina Decoration turut berpartisipasi dalam acara Grand Wedding Expo ke-20 yang digelar di Jakarta Convention Centre dan diikuti lebih dari 100 vendor pernikahan yang dianggap terbaik di bidangnya dengan saling memberikan promo dan potongan harga. Menurut data tahun 2012 lalu, jumlah pernikahan yang berlangsung di Indonesia, khususnya DKI Jakarta mencapai 6.000 pasangan dalam satu tahun. Angka tersebut belum termasuk penduduk di Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang menikah. Data Grand Wedding Expo pada tahun 2013 menunjukkan jumlah transaksi selama pameran pernikahan yang berlangsung 7-9 Juni ini mencapai lebih dari 18 miliar rupiah. Selain itu berdasarkan sumber yang dikutip dari The Jakarta Post, Bali juga menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan domestik dan asing yang ingin melangsungkan pernikahan. Pulau bali menjadi salah satu pasar pernikahan terbesar Indonesia terutama bagi wisatawan asing, Australia, Malaysia, Japan, China, dan Hong Kong. Permintaan dari klien domestik seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dll juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Permintaan
4
terhadap industri wedding tahun ini akan sangat tinggi apabila situasi tetap stabil dan aman serta akan memiliki prospek yang lebih baik dari tahun lalu. CV. Wina Decoration merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dibidang usaha wedding organizer yang memberikan pelayanan yang bertujuan membantu calon pengantin yang ingin melangsungkan sebuah resepsi pernikahan di provinsi Jambi. Kegiatan usaha perusahaan dimulai dari perencanaan pernikahan hingga terealisasikannya acara pernikahan dan akhir acara. CV. Wina Decoration di provinsi Jambi telah sukses berjalan selama 15 tahun sedangkan di kota Tangerang baru berjalan selama satu tahun. CV. Wina Decoration telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan seni pada wedding organizer di kota Jambi, provinsi Jambi. Di samping itu, komitmennya pada konsumen menjadi pilar bagi perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan berusaha mewujudkan komitmen tersebut dengan menerapkan praktek kerja terbaik secara efektif dan efisien, memberdayakan masyarakat sekitar, mengembangkan berbagai seni dekorasi, dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkelanjutan. CV. Wina Decoration saat ini tidak hanya menawarkan jasa wedding organizer saja, melainkan menawarkan berbagai macam bunga hias baik untuk dekorasi, ucapan selamat, ulang tahun, tahun baru, natal, valentine day, kelahiran anak, mengunjungi orang sakit, hari ibu, dan sebagainya seperti bunga mawar, bunga tulip, bunga lily, bunga krisan, bunga anggrek, bunga sedap malam, dan lain-lain. Dalam usaha jasa seperti wedding organizer ini, pemilihan kain, baju adat, kualitas bahan, desain dekorasi, dan lainnya sudah dapat dipastikan bahwa strategi terhadap pengimplementasian kreativitas dan inovasi sangatlah penting untuk mencapai hasil yang maksimal dari bisnis wedding organizer itu sendiri. Seringnya desain dekorasi yang berubah-ubah dan keinginan konsumen yang begitu variatif tentu membuat perusahaan tidak bisa berbuat banyak. Oleh karena itu, Berbagai divisi perusahaan terutama marketing dan service harus mampu mengeluarkan kreativitas dan selalu inovatif demi keberhasilan bisnis wedding organizer ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara singkat dengan wakil pimpinan CV.Wina Decoration, dalam lima tahun terakhir ini persaingan di industri kian kompetitif yang disebabkan munculnya beberapa pesaing baru, kemungkinan perubahan strategi dari pemain lama di industri ini, plagiat desain
5
dekorasi, hingga permainan psikologis terhadap pimpinan maupun karyawan antar perusahaan. Pendapatan perusahaan juga relatif cukup stabil, akan tetapi tidak begitu signifikan seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Sistem kerja perusahaan wedding di provinsi Jambi khususnya CV.Wina Decoration juga tidak sama seperti halnya di kota-kota besar. Perusahaan ini tentunya menyediakan tenda, kursi, pelaminan, baju adat, dan lain lain, akan tetapi wina decoration tidak menyediakan panitia-panitia yang mengatur jalannya upacara pernikahan atau sering disebut juga Wedding Planner. Umumnya di kota Jambi, yang menjadi panitia adalah anggota keluarga atau kerabat dekat pengantin. Selain itu, sistem penerimaan permintaan acara pernikahan pun berdasarkan modal yang dimiliki konsumen. Grafik Pendapatan perusahaan dalam 5 tahun terakhir :
Gambar 1.2 : Pendapatan 5 Tahun Terakhir
Sumber : Wina Decor
Grafik ini menunjukkan adanya peningkatan pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun, namun tidak terlalu signifikan sesuai yang diharapkan oleh pimpinan perusahaan. Begitu juga dengan jumlah pengunjung atau konsumen yang memakai
6
jasa wina decoration, semakin meningkat dari tahun ke tahun walaupun pada tahun 2010 dan 2012 sempat terjadi penurunan jumlah pengunjung namun pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari tahun tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan dalam usaha wedding organizer ini, pendapatan perusahaan bergantung pada modal yang dimiliki konsumen atau dengan kata lain disebut Variable Income. Grafik kunjungan konsumen dalam 5 tahun terakhir :
Gambar 1.3 : Jumlah Pengunjung Sumber : Wina Decor
Wakil pimpinan CV.Wina Decoration mengatakan bahwa pernah ada konsumen yang hanya memiliki modal sebesar dua juta rupiah untuk memakai jasa perusahaan karena konsumen tersebut benar-benar ingin memakai jasa perusahaan wina decor dan pihak wina bersedia memberikan pelayanan yang sesuai dengan modal yang dimiliki konsumen tersebut. Desain tenda pernikahan pun bermacam macam dan dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Mulai dari desain tenda yang sederhana maupun yang mewah. Akan tetapi, sulitnya mencari SDM yang ahli, kurangnya perkembangan inovasi industri kreatif khususnya wedding organizer di Jambi, mahalnya biaya bahan baku jasa dan pengirimannya, serta permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah setiap waktu membuat perusahaan cukup sulit
7
untuk menentukan strategi yang tepat. Sulitnya mengetahui perubahan pasar, keinginan dan prilaku konsumen yang berubah-ubah, hingga permasalahan internal tentu membuat perusahaan kalang kabut. Selain itu, karena pertumbuhan industri kreatif yang begitu cepat, Wina Decor tidak menyadari bahwa semakin banyak kompetitor yang bermunculan dan pemain lama yang semakin kuat seperti puri cantik, susan decor, mayang decor, ita ratna decor, dan lainnya yang tentu akan mempengaruhi daya saing perusahaan. Baik pemain lama maupun pemain baru, mereka tentu akan melihat apa yang menjadi keunggulan kompetitif CV. Wina Decoration ini. Tidak hanya di Jambi saja, bahkan dampak pertumbuhan industri ini juga menyebabkan tutupnya cabang wina decoration yang berada di serpong, dikarenakan tidak me-review terlebih dahulu perubahan lingkungan bisnis yang terjadi, baik di wilayah Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya serta keunggulan kompetitif perusahaan maupun pesaingnya. Oleh karena itu, Direktur CV.Wina Decoration memutuskan untuk tetap menjaga pangsa pasar mereka terlebih dahulu dengan membangun keunggulan kompetitif yang lebih baik lagi bagi Wina Decoration di kota Jambi. Tentunya ini merupakan kesalahan yang cukup besar bagi perusahaan yang disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan keputusan strategi, dimana strategi yang diambil direktur saat itu adalah strategi pengembangan pasar. Oleh karena itu, untuk mengatasi situasi tersebut perusahaan tentu harus mampu merancang, membuat, hingga merealisasikan suatu strategi yang tepat guna agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Terkadang permasalahan juga sering muncul akibat dari strategi yang tidak sesuai dengan keadaan pasar dan pengimplementasian strategi yang kurang baik. Dapat dikatakan, strategi merupakan nyawa bagi perusahaan. Terjadinya kesalahan strategi seperti itu tentunya sangat fatal dan akan sangat berpengaruh terhadap daya saing perusahaan. Hanya dengan strategi, perusahaan akan mampu mencapai tujuannya hingga sustain dalam persaingan di industri. Maka dari itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :
8
“Analisis Strategi Bisnis dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing pada CV.Wina Decoration”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas terdapat beberapa permasalahan yang ada, yaitu: 1. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan? 2. Bagaimana perumusan strategi bisnis yang tepat dimasa yang akan datang bagi perusahaan? 3. Apa strategi baru yang dapat diterapkan untuk manajemen CV.Wina Decoration dalam meningkatkan daya saing perusahaan?
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh staf perusahaan CV.Wina Decoration khususnya yang berlokasi di Provinsi Jambi.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan, baik internal maupun eksternal 2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi 3. Menemukan strategi bisnis baru yang dapat di terapkan untuk meningkatkan daya saing CV.Wina Decoration
1.5
Manfaat Penelitian
Bagi Perusahaan :
9
Memberikan hasil analisis yang optimal terhadap jasa wina decor dari faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan agar bisa memperbaiki strategi bisnis serta mengimplementasikan strategi yang tepat untuk diterapkan kepada perusahaan dalam meningkatkan daya saing.
Bagi Peneliti : Dapat dijadikan sarana pelatihan bagi penulis dalam penerapan teori dari mata kuliah yang pernah dipelajari selama perkuliahan, dengan demikian dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang berguna di masa depan.
Bagi Pembaca : Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi serta menambah pengetahuan dan informasi dalam pengembangan ilmu khususnya strategi manajemen dan bisnis.