BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Perkembangan perusahaan disektor real estate dan industri di Indonesia
belakangan menunjukkan tanda-tanda positif. Titik nadir property crash yang terjadi di Indonesia telah berakhir. Sektor property Indonesia telah bangkit kembali setelah sekian lama terpuruk karena kondisi ekonomi yang mengalami krisis sejak tahun 1998. Seiring dengan terbitnya harapan terhadap perbaikan pemerintah yang baru, dapat dilihat beberapa pemain besar telah melakukan start yang baik, khususnya perusahaan-perusahaan di bidang real estate dan industri . Kembalinya arus penciptaan perusahaan di bidang real estate ini dapat dilihat terutama di Indonesia yaitu Jakarta, Cirebon, Bandung, Surabaya, dan lain sebagainya. Telah kembali bersaing diantara perusahaan tersebut. Persaingan bisnis disektor real estate dan industri setiap tahunnya makin kompetitif, di mana semua perusahaan disektor real estate dan industri sangatlah gencar menarik pelanggan untuk memakai jasanya. Dunia pertambangan disektor real estate dan industri makin berlomba dalam meningkatkan daya saing dan budaya organisasi menjadi salah satu elemen penting untuk mencapai daya saing yang tinggi. Dari pengamatan yang ada, perusahaan disektor real estate dan industri memiliki budaya perusahaan yang mampu mengoptimalkan keunggulan kompetitif perusahaan. Budaya organisasi yang baik sangat dibutuhkan di dalam perusahaan real estate dan industri. Di mana semakin kuat organisasi di dalam perusahaan tersebut maka semakin besar juga semangat karyawan di dalam perusahaan. Semangat karyawan dapat menambah kuantitas produk yang terjual serta dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Budiyono (2008 : 23 ) menyatakan, bahwa dengan adanya budaya perusahaan yang sesuai tentu akan memberikan dampak yang baik bagi karyawan. Karyawan bekerja dengan rasa kebersamaan sehingga dengan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
1
2
Mempertahankan
produktivitas
kerja
karyawan
perusahaan
harus
merumuskan, menentukan, dan menciptakan budaya perusahaan yang sesuai sebagai tali pengikat karyawan dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja. Karyawan merupakan aset penting sebuah perusahaan dan semestinya mendapatkan pembinaan dan pengembangan yang berkesinambungan. Masing-masing individu karyawan akan membawa pandangan yang berbeda, dorongan dan keinginan yang berbeda pula yang diharapkan kemudian hari akan menyumbang pada karakteristik perusahaan itu sendiri termasuk menentukan sikap kerja yang ada pada perusahaan tersebut. Sikap kerja yang muncul mencerminkan bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh para pekerja di dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang memiliki budaya organisasi kuat dalam mendukung bisnisnya, cenderung mampu untuk bersaing, mampu bertahan dan bahkan menjadi pemenang dalam persaingan. Menurut wawancara dengan staf PT. Nura Citra Utama, kinerja karyawan sebagai salah satu faktor penerapan dari budaya organisasi. Budaya organisasi ini dibuat agar karyawan memiliki kemampuan untuk memiliki proses perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan perbaikan secara terus menerus yang mampu membuat kinerja perusahaan meningkat. Karyawan yang mampu mengaplikasikan budaya organisasi akan memiliki mental yang kuat untuk menjadi yang terbaik layaknya seorang juara, dengan selalu berfikir positif dan cerdik dalam kegiatan sehari-hari. Kinerja adalah hasil yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan yang ditetapkan (Mangkunegara, 2007:43). Sementara, kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kinerja kantor operasional PT. Nura Citra Utama maka dapat dilihat dari kinerja perusahaan dari pengelolaan jasa di bidang real estate dan industri. Akan tetapi yang menjadi permasalahan di sini adalah produktivitas PT. Nura Citra Utama mengalami penurunan dalam satu tahun terakhir. Hal ini tidak
3
terlepas dari tingkat kinerja karyawan yang sedang menurun. Terlihat dari peringkat kinerja perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013. Di mana perusahaan yang mendapat kategori terbaik dapat mengelola real estate dan industry seperti yang diperoleh Ciputra Group, Sumarecon, Sinar Mas Group yang mengerjakan perumahan, apartemen, kondominium, dan rental office di beberapa lokasi segitiga emas di Kota Cirebon. Sementara PT. Nura Citra Utama masih di bawah pesaing-pesaing utama yaitu Ciputra Group, Sumarecon, Sinar Mas Group itu sendiri, hal tersebut menunjukkan diperlukan adanya budaya organisasi yang tepat dan kuat untuk meningkatkan kinerja karyawan yang mendukung terciptanya suasana kondusif perusahaan. Hal tersebut bisa dilihat dari tabel di bawah ini : TABEL1.1 Kinerja Perusahaan di Bidang Real Estate dan Industri PT. Nura Citra Utama Tahun (%) 2012 2013
% Perubahan
Kegiatan Perusahaan
Unit
Penggunaan Jasa
Real estate
83
68
-15%
Industri
24
10
-14%
Penggunaan Jasa
Sumber : Data Internal PT. Nura Citra Utama 2013
Pada Tabel 1.1 terlihat kinerja PT. Nura Citra Utama pada tahun 2012 ini mengalami penurunan untuk mengerjakan segala proyek real estate seperti pembuatan perumahan, apartemen, kondominium, dan rental office yang semula 83 % menjadi 68 %. Untuk penggunaan jasa industry PT. Nura Citra Utama juga mengalami penurunan penggunaan jasa sebesar 14 %. Fenomena yang terjadi pada PT. Nura Citra Utama adalah menurunnya kinerja karyawan yang terlihat dari penurunan kinerja perusahaan, dimana terjadinya penurunan grafik kinerja karyawan PT. Nura Citra Utama sebesar 18 persen yang di lihat dari pemberian loyalitas kepada perusahaan (determined) tidak maksimal, sikap (attitude) kurang baik dalam pelayanan kepada klien,
4
kurang (responsive) atau kurang cepat merespon tugas-tugas yang harus dikerjakan baik dalam internal maupun eksternal, serta semangat kerja tim (team spirit) pada saat bekerja tidak terbangun sehingga mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri (data penurunan bisa dilihat dari lampiran) dan tidak adanya kenaikan peringkat Proper. . Dalam budaya organisasi perilaku positif karyawan dengan sendirinya akan menentukan bagaimana kinerja yang dapat ditampilkan oleh para karyawannya, karena bagaimanapun keberhasilan perusahaan tidak lepas dari kinerja para karyawannya. Dengan demikian, budaya organisasi dapat menjadi instrument keunggulan kompetitif yang utama bila budaya organisasi tersebut mendukung strategi organisasi dan dapat menjawab tantangan lingkungan industri di bidang jasa pengerjaan proyek real estate dan industri. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian untuk melihat sejauh mana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di kantor operasional PT Nura Citra Utama Cirebon, dengan usulan judul sebagai berikut : “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT Nura Citra Utama Kantor Operasional Evakuas Cirebon”
1.2
Identifikasi Masalah Dengan
melihat
permasalahan-permasalahan
diatas
maka
penulis
merumuskan beberapa masalah dibawah ini. 1. Bagaimana budaya organisasi yang diterapkan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama? 2. Bagaimana tinggi kinerja karyawan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama? 3. Besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama?
5
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk mengumpulkan
data, mengolah, menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di P.T Nura Citra Utama kantor operasional Evakuas Cirebon. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui budaya organisasi yang terapkan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama. 2. Untuk mengetahui tinggi kinerja karyawan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Operasional PT. Nura Citra Utama.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis,
perusahaan maupun pihak-pihak terkait lainnya. 1. Manfaat Penulis Hasil penelitian ini dapat menjadi rujutan bagi peneliti yang lain terutama menyangkut variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan. 2. Manfaat perusahaan 1. Perusahaan bisa menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. 2. Perusahaan dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. 3. Perusahaan dapat mengetahui arti penting dari sebuah kinerja yang dihasilkan oleh karyawan. 3. Manfaat Untuk Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat membantu pihak-pihak lain untuk mengetahui tentang arti penting sebuah budaya perusahaan dalam meningkatkan kinerja.
6
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Manusia
adalah
makhluk
yang
berbudaya,
setiap
aktifitasnya
mencerminkan sistem kebudayaan yang berintegrasi dengan dirinnya, baik cara berpikir, memandang sebuah permasalahan. Pengambilan keputusan dan lain sebagainya. Budaya organisasi (corporate culture) sering diartikan sebagai nilainilai, simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama yang dimiliki suatu organisasi, sehingga organisasi dapat menciptakan suatu kondisi yang berbeda dengan organisasi yang lain. Kata budaya (Culture) sebagai suatu konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu Antropologi oleh Killman et Al (dalam Nimran, 2004 : 134) diartikan sebagai Falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat. Kini konsep tersebut telah pula mendapat tempat dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi, dan menjadi bahasan yang penting dalam literatur ilmiah dikedua bidang itu dengan memakai istilah budaya organisasi. Menurut Gibson (1997 : 372) mendefinisikan : “Budaya organisasi sebagai sistem yang menembus nilai-nilai, keyakinan, dan norma yang ada di setiap organisasi. Kultur organisasi dapat mendorongatau menurunkan efektifitas tergantung dari sifat nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma yang dianut”. Sedangkan Menurut Schein (1992:12) mengemukakan bahwa : “Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi”. Adapun tingkatan budaya organisasi menurut schein (2006 : 85 ) mengklasifikasikan budaya organisasi dalam tiga kelas, antara lain:
7
1. Artefak Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan, prilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi. 2. Nilai-nilai yang mendukung Nilai adalah dasar titik kerangka evaluasi yang dipergunakan anggota organisasi untuk menilai organisasi, perbuatan, situasi dan hal-hal lain yang ada dalam organisasi 3. Asumsi dasar Adalah keyakinan yang dimiliki anggota organisasi tentang diri mereka sendiri, tentang orang lain dan hubungan mereka dengan orang lain serta hakekat organisasi mereka Sementara Lundberg dalam Mohyi (2009:196) dalam studinya yang melanjutkan penelitian (pendapat) Schein dan menjadikan tingkatan budaya organisasi sebagai topik utama mengklasifikasikan budaya organisasi dalam empat kelas, yaitu : a) Artefak Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan, perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi b) Perspektif Perspektif adalah aturan-aturan dan norma yag dapat diaplikasikan dalam konteks tertentu, misalnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, cara anggota organisasi mendefinisikan situasi-siatuasi yang muncul. Biasanya anggota menyadari perspektif ini. c) Nilai Nilai lebih abstrak dibanding perspektif, walaupun sering diungkap dalam filsafat organisasi dalam menjalankan misinya d) Asumsi Asumsi sering kali tidak disadari lebih dalam dari artefak, perspektif dan nilai. Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
8
terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan yang biasannya sebagai dasar penilaian terhadap pegawai. Oleh karena itu, kinerja merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Payaman Simanjuntak (2005:1) mengemukakan : “Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.” Menurut Irawan (2002:11), bahwa : “Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka kita juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan kinerja pegawai”. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan kata lain, bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.
9
Adanya keterkaitan hubungan antara budaya dengan kinerja organisasi yang dapat dijelaskan dalam model diagnosis budaya organisasi Tiernay bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi makin baik kinerja organisasi tersebut (Moelyono Djokosantoso, 2003:42). Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula. Apabila budaya organisasi yang baik tidak diterapkan pada suatu perusahaan, maka akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Jadi budaya organisasi yang baik adalah budaya organisasi yang dapat menciptakan suasana kerja yang mampu mendorong meningkatnya kinerja karyawan sehingga akan menimbulkan dampak yang positif terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan suatu hipotesis yaitu “Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan”.
1.6
Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu metode penelitian dengan mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data, serta dibuat suatu kesimpulan dan saran. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini antara lain : Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mempelajari dan membaca buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
10
2. Penelitian Lapangan (Field Reseach) Yang dimaksud dengan penelitian lapangan adalah penelitian secara langsung ke perusahaan. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah: a. Interview Yaitu melakukan wawancara langsung dengan manajemen personalia dan pihak-pihak lain dalam perusahaan yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. b. Kuesioner Yaitu penulis memberikan serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun secara rinci kepada para responden yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
1.7
Lokasi Penelitian Untuk penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian pada PT
Nura Citra Utama Kantor Operasional Jalan Evakuas No 2 Cirebon.