BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang, tujuan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan (Untung Wahyudi dan Pawestri, 2006). Secara harfiah nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Sri Hasnawati, 2005a). Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen dari perusahaan itu sendiri. Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang baik dan dengan hati-hati serta tentunya tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan (Sri Hasnawati, 2005a). Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Suatu kombinasi yang optimal atas keduanya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan perusahaan. Semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Dengan semakin meningkatnya nilai perusahaan, maka kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Jika kedua keputusan keuangan tersebut, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi dilakukan dengan hati-hati dan tepat, maka tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang
1
2
berdampak terhadap nilai perusahaan dan tentunya demi kelangsungan perusahaan yang akan datang. Untuk mendanai berbagai alternatif investasi, maka perusahaan harus menentukan sumber dana yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan tersebut dapat berasal dari internal financing (berupa saham laba ditahan dan depresiasi) serta external financing (utang dan ekuitas). Struktur modal suatu perusahaan merupakan long term financial structure perusahaan. Di dalam teory tradeoff menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal di dalam struktur modalnya disebabkan oleh keuntungan dan biaya dari hutang (Brigham dan Houston, 2001:33). Keuntungan sumber pendanaan dari hutang adalah adanya pengurangan pajak (tax deductibility). Di sisi lain, tingkat hutang yang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan memiliki resiko gagal bayar (default) yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi
sebaik-baiknya.
Kesempatan
investasi
tersebut
mencangkup
pengalokasian dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Investasi dapat dilakukan dengan menghitung net present value (NPV) dari investasi yang dilakukan (Martono dan Harjito, 2007). Kemudian apabila telah diketahui investasi layak untuk dilakukan, maka manajer keuangan harus memutuskan sumber pendanaan. Nilai perusahaan akan diperoleh melalui pemilihan investasi yang memberi net present value positif. Artinya pengeluaran investasi yang dilakukan telah dipertimbangkan dan dianalisis melalui metode yang ada, dengan kesimpulan investasi yang dipilih menghasilkan net present value positive (Hasnawati, 2005). Pasar modal Indonesia yang dikategorikan sebagai pasar modal yang sedang tumbuh memiliki potensi yang tinggi untuk memberi kontribusi dalam ekonomi Indonesia. Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008
3
berdampak terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga saham hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008 yang disebabkan oleh aksi melepas saham oleh investor asing yang membutuhkan likuiditas dan diperparah dengan aksi “ikut-ikutan” dari investor domestik yang ramai-ramai melepas sahamnya. Kondisi tersebut secara harfiah mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Hal ini juga tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan laba sampai dengan mengalami kerugian sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal tersebut terjadi pada dasarnya adalah gagalnya pengelolaan hutang yang berimplikasi pada keputusan investasi dan pembagian laba. Fenomena tersebut berimplikasi pada kebijakan perusahaan, yaitu sulitnya melakukan keputusan pendanaan yang membiayai perusahaan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, karena perusahaan akan berkonsentrasi menekan jumlah hutang. Selain itu perusahaan akan sulit menerapkan kebijakan dividen karena laba tidak diperoleh atau terlalu kecil. Kondisi ini tentu tidak akan memuaskan stakeholders khususnya para pemegang saham (shareholders). Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Untung Wahyudi Pawestri (2006), Sri Hasnawati (2005), dan Pratiwi (2009). Namun hasil penelitian tersebut masih belum konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya. Studi yang dilakukan Untung Wahyudi dan Pawestri (2006) menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Sri Hasnawati (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Pratiwi (2009) menyimpulkan pengaruh pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Alasan mengapa perusahaan manufaktur dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah karena perusahaan manufaktur skala produksinya cukup besar dan membutuhkan modal yang besar pula untuk pengembangan produk dan
4
ekspansi pangsa pasarnya, sehingga cenderung mempunyai tingkat DER yang cukup tinggi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik: “ Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011”.
1.2 Identifikasi Masalah Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang berkaitan dengan naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Kondisi tersebut secara harfiah mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan laba sampai dengan mengalami kerugian sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal tersebut terjadi pada dasarnya adalah gagalnya pengelolaan hutang yang berimplikasi pada keputusan investasi dan pembagian laba. Fenomena tersebut berimplikasi pada kebijakan perusahaan, yaitu sulitnya melakukan keputusan pendanaan yang membiayai perusahaan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, karena perusahaan akan berkonsentrasi menekan jumlah hutang. Selain itu perusahaan akan sulit menerapkan keputusan investasi karena semua labanya di konsentrasikan untuk menekan hutang. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang dibahas untuk membatasi ruang lingkup penelitian yaitu: 1. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. 2. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.
5
3. Apakah keputusan pendanaan dan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dari informasi yang berkaitan dengan masalah keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. 2. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. 3. Pengaruh keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 20082011.
1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Penulis Hasil penelitian ini berguna dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman penulis secara langsung yang berkaitan dengan masalah yang diteliti 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Civitas Akademik
6
Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasi.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan industri manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan CikutraSekejati, Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan selesai.