BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Fungsi keuangan adalah salah satu fungsi yang penting bagi perusahaan
dalam melakukan kegiatan perusahaan. Salah satu yang harus diperhatikan dalam mengelola fungsi keuangan yaitu seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dalam mengembangkan perusahaan. Pemenuh dana ini bersumber dari dana sendiri, modal saham, maupun hutang baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Salah satu keputusan pendanaan hutang tersebut yaitu kebijakan hutang. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan. Peningkatan hutang akan menurunkan konflik keagenan yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen. ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009). Dan penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, maka oleh karena itu manajer akan berhati-hati. Apabila perusahaan mempergunakan hutang dalam pendanaanya dan tidak mampu melunasi kembali hutang tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga akan mengancam posisi manajemen. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang yaitu seperti kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Kepemilikan Institusional adalah presentase kepemilikan yang dimiliki oleh pihak institusi. Dan kepemilikan manajerial adalah kepemilikan yang dimiliki oleh pihak manajerial yang dapat mensejajarkan pemegang saham dengan pihak manajemen. Kepemilikan manajerial akan mempengaruhi keputusan dalam keputusan pencairan dana yang berupa keputusan menggunakan hutang. Meningkatnya kepemilikan manajerial yang akan menyebabkan manajer semakin berhati-hati dalam penggunaan hutang dan akan menghindari perilaku manajer yang tidak sesuai karena manajer akan menanggung dari tindakannya sehingga para manajer menggunakan hutang yang rendah. Karena hutang yang besar akan mengakibatkan kebangkrutan dalam perusahaan.
1
2
Sedangkan dengan adanya kepemilikan institusional menyebabkan perilaku manajer lebih terkontrol dengan baik oleh pemegang saham eksternal. Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan maka akan semakin kecil hutang yang digunakan untuk mendanai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh timbulnya suatu pengawasan oleh lembaga kinerja oleh timbulnya suatu pengawasan oleh lembaga lnstitusi seperti bank dan asuransi. (Nabela,2012). Pengelolaan perusahaan yang semakin dipisahkan dari kepemilikan perusahaan merupakan salah satu ciri perekonomian modern, hal ini sesuai dengan teori keagenan yang menginginkan pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis. Dipisahkannya pengelolaan dan kepemilikan perusahaan yaitu agar pemegang saham memperoleh keuntungan maksimal dengan biaya yang efisien. Namun seringkali pihak manajemen atau manajer perusahaan mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham yang disebut dengan konflik keagenan . Menurut Jensen dan Meckling (1976), mekanisme untuk mengatasi konflik keagenan antara lain meningkatkan kepemilikan insider (insider ownership) sehingga dapat mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan. Tetapi dengan adanya mekanisme pengawasan ini memunculkan biaya yang sering disebut dengan agency cost. Bahwa agency cost adalah biaya yang meliputi semua biaya untuk monitoring tindakan manajer, mencegah tingkah laku manajer yang tidak dikehendaki, dan oppurtunity cost akibat pembatasan yang dilakukan pemegang saham terhadap tindakan manajer. (Indahningrum ,2009) Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya.(Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Hal tersebut memunculkan beberapa
3
kasus skandal pelaporan akuntansi yang terjadi di Indonesia yaitu PT. Kimia Farma Tbk yang melakukan manipulasi laporan keuangan oleh pihak manajemen yang telah terbukti melakukan pelanggaran penggelembungan (mark up) laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk tahun buku 2001. Seperti diketahui perusahaan farmasi terbesar di Indonesia itu telah mencatat laba bersih 2001 sebesar Rp. 132,3 miliat yang seharusnya hanya sekitar Rp. 100 miliar. (Davidparsaoran.wordpress.com) Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut
dapat
menyelaraskan
diminimumkan berbagai
melalui
kepentingan
meningkatkan kepemilikan saham
mekanisme
tersebut.
monitoring
Pertama,
dengan
yang cara
perusahaan oleh manajemen. Kedua,
mekanisme pengawasan dalam perusahaan. Ketiga, dengan meningkatkan dividen payout ratio dan keempat, dengan meningkatkan pendanaan hutang ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009). Agency cost yang ditimbulkan dari biaya monitoring dapat dikendalikan dengan peningkatan hutang. Dengan peningkatan hutang akan menurunkan konflik keagenan yang kemungkinan menurunkan pemborosan yang dilakukan manajemen. Karena hal itu kebijakan hutang sangatlah penting untuk mengatasi masalah agensi. Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, agency cost terhadap kebijakan hutang pada sektor otomotif yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 :
4
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manjerial, dan Agency Cost terhadap Kebijakan Hutang pada Sektor Otomotif periode 2008-2012
300.00 KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
250.00 200.00
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
150.00
Monitoring Cost
100.00 50.00
DEBT TO EQUITY
0.00 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : data diolah
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 kepemilikan institusional mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2009 mengalami penurunan. Pada tahun 2010 Kepemilikan Institusional pada sektor Otomotif mengalami penurunan sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2010 mengalami penurunan juga . Kemudian pada tahun 2011 kepemilikan institusional mengalami penurunan kembali sedangkan jumlah kebijakan hutang (DER) mengalami kenaikan. Untuk tahun 2012 kepemilikan institusional mengalami penurunan sedangkan untuk kebijakan hutang (DER) tahun 2012 mengalami penurunan. Dapat di simpulkan bahwa pada tahun 2010 dan 2012 keadaan di lapangan berbanding terbalik dengan teori yang mengatakan bahwa jika kepemilikan institusional meningkat maka kebijakan hutang akan turun Destriana (2010) . Sedangkan pada tahun 2010 dan 2012 kepemilikan institusional mengalami penurunan dan kebijakan hutang (DER) mengalami penurunan. Untuk tahun 2009 kepemilikan manajerial pada sektor otomotif mengalami penurunan sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2009
5
mengalami penurunan. Kemudian pada tahun 2010 kepemilikan manajerial pada sektor otomotif mengalami penurunan sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2010 mengalami penurunan. Untuk tahun 2011 kepemilikan manajerial mengalami penurunan dan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2011 mengalami kenaikan. Dan untuk tahun 2012 kepemilikan manajerial mengalami kenaikan dan kebijakan hutang pada tahun 2012 mengalami penurunan. Di simpulkan bahwa pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 keadaan lapangan berbanding terbalik dengan teori yang mengatakan bahwa jika kepemilikan manajerial meningkat maka kebijakan hutang (DER) akan turun Agustina (2011). Sedangkan pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 kepemilikan manajerial mengalami penurunan dan kebijakan hutang (DER) mengalami penurunan. Agency Cost (Monitoring Cost) pada tahun 2009 mengalami penurunan sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2009 mengalami penurunan. Untuk tahun 2010 Agency Cost (Monitoring Cost) mengalami penurunan dan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2011 Agency Cost (Monitoring Cost) masih bergerak stabil sedangkan kebijakan hutang (DER) mengalami kenaikan. Dan untuk tahun 2012 Agency Cost (Monitoring Cost) mengalami penurunan sedangkan kebijakan hutang (DER) pada tahun 2012 mengalami penurunan. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 dan tahun 2012 keadaan lapangan berbanding terbalik dengan teori yang mengatakan bahwa jika Agency Cost (Monitoring Cost) turun maka kebijakan hutang akan meningkat Wahidawati (2002). Sedangkan pada tahun 2009, 2010 dan tahun 2012 Agency Cost (Monitoring Cost) mengalami penurunan dan kebijakan hutang (DER) mengalami penurunan. Dengan ketidaksesuaian yang terjadi antara apa yang terjadi di lapangan dengan teori maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Agency Cost terhadap Kebijakan Hutang pada sektor otomotif yang listing di BEI periode 2008-2012. Sektor Otomotif dijadikan analisis penelitian karena sektor otomotif memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor otomotif adalah salah satu bidang industri yang berkembang pesat di Indonesia. Pada tahun 2008
6
kontribusi otomotif mencapai 8,2% terhadap produk domestik bruto yang merupakan kontributor terbesar untuk kategori industri manufaktur yang mencapai 27,4%. Hal itulah yang menempatkan sektor otomotif sebagai satu dari tiga industri yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan industri nasional dan perekonomian Indonesia (Bisnis Indonesia Online Selasa 6/10/2009). Selain memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, sektor otomotif membangunkan minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor otomotif di Indonesia cukup tinggi. Sejak tahun 2011 sudah ada 18 aplikasi dari investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor otomotif. Sebanyak 18 aplikasi tersebut antara lain berasal dari investor Amerika yang berminat mengembangkan usaha di bidang perakitan kendaraan bermotor dengan kapasitas 50 ribu unit dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,26 triliun. (25 september 2012, Republika.co.id) Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
:
“Pengaruh
Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Agency Cost Terhadap Kebijakan Hutang Pada Sektor Otomotif Yang listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat
diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost pada sektor otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 2. Bagaimana perkembangan kebijakan hutang pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 3. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost secara simultan terhadap kebijakan hutang pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ?
7
4. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost secara parsial terhadap kebijakan hutang pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ? 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
tentang pengaruh kepemilikan institusional dan agency cost terhadap kebijakan hutang pada Sektor otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 20082012. Di samping itu, penelitian ini untuk memenuhi salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Sarjana Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012. 2. Untuk mengetahui perkembangan kebijakan hutang pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost secara simultan terhadap kebijakan hutang pada Sektor otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost secara Parsial terhadap kebijakan hutang pada Sektor Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian yang diperoleh diharapkan membawa guna dan
manfaat diantaranya: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dan pertimbangan yang berarti dalam membuat keputusan keuangan dimasa yang akan datang khususnya yang mempengaruhi kebijakan hutang. 2. Bagi penulis
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru yang berhubungan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan agency cost serta kebijakan hutang. Selain itu dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan antara teori dalam penelitian dengan penerapan dalam dunia usaha yang sebenarnya. 3. Bagi investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi, tolak ukur atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk mengambil keputusan investasi. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah Metode deskriptif dan Metode verifikatif Menurut Nazir (2003:54), metode deskriptif adalah : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”.” Metode ini bertujuan untuk menggambarkan gambaran yang cukup jelas secara sistematis, faktual dan akurat mengenai masalah yang diteliti. Definisi metode verifikatif menurut Marzuki (2002:8) adalah “Metode Verifikatif adalah merupakan metode yang menguji kebenaran suatu pengetahuan” Metode penelitian ini, bertujuan untuk mencari informasi faktual, mengidentifikasi suatu masalah, melakukan tes hipotesis serta memperoleh jawaban mengenai bagaimana hubungan dari hubungan suatu variabel terhadap variabel lain. Teknik Pengumpulan data yang digunakan : 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan membaca, menelaah dan meneliti jurnal-jurnal, majalah, buku dan literatur lainnya yang berhubungan erat dengan topik kebijakan hutang
9
sehingga diperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data-data yang diperoleh di lapangan. 2. Penelitian Lapangan ( Field Research) Melakukan penelitian secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke Pojok Bursa Universitas Widyatama dan IDX ( Indonesia Stock Exchange) untuk mendapatkan ringkasan laporan tahunan ( annual report summary) perusahaan yang nantinya akan ditransformasikan sebagai variabel penelitian. 1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap
perusahaan sektor otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut dilaksanakan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu dengan melalui penelitian di Koran, website yang berkaitan, jurnal penelitian yang berkaitan dan data dari ICMD ( indonesian Capital Market Directory) periode 2008-2012. Serta di Pojok Bursa Efek yang berlokasi di Universitas Widyatama yang beralamat di Jalan Cikutra no. 204A Bandung 40125 dan kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jalan Veteran No. 10 Bandung untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai Selesai