BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen
keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya Darmadji dan Fakhrudin (2012:1). Keberadaan pasar modal memungkinkan perusahaan-perusahaan yang memerlukan modal tambahan bisa mendapatkannya dimasyarakat, sedangkan bagi masyarakat pasar modal menjadi salah satu media investasi. Jadi dapat dikatakan bahwa pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki, maka pihak yang kelebihan dana mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Pergerakan saham yang terjadi pada harga satu saham di lantai bursa dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, yaitu kinerja manajemen, kondisi perusahaan dan prospek perusahaan, sedangkan faktor eksternal meliputi berbagai informasi di luar perusahaan, yaitu informasi ekonomi makro, politik dan kondisi pasar. Saat permintaan pada suatu saham tinggi dan penawaran relatif tetap ataupun hanya bertambah sedikit, maka harga saham akan bergerak naik. Begitu pula sebaliknya, jika permintaan rendah maka harga saham akan bergerak turun, tetapi kejadiannya tidak selalu berlangsung demikian, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi harga saham tersebut. Peningkatan jumlah dan frekuensi perdagangan juga merupakan indikasi akan terjadinya pergerakan saham, baik itu naik atau turun (pola trading harian). Kedua informasi tentang faktor internal dan eksternal ini akan dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi pada perusahaan. Faktor internal perusahaan akan tergambar pada prospektus dan laporan keuangan. 1
Prospektus dan laporan keuangan ini akan dijadikan panduan oleh investor dalam menilai
kinerja
suatu
perusahaan
sehingga
diharapkan
investor
dapat
menginvestasikan dananya pada perusahaan yang tepat agar dana yang ditanamkan tersebut dapat berkembang secara maksimal. Pada umumnya kinerja perusahaan dan harga saham akan selalu bergerak searah. Karena semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang diperoleh sehingga akan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh para pemegang saham artinya semakin besar pula tingkat pengembalian sahamnya. Bagi calon investor yang rasional keputusan investasi dalam suatu saham harus didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu saham. Salah satu investasi yang banyak diminati oleh para investor asing maupun luar negeri di pasar modal adalah investasi saham perusahaan-perusahaan yang go public. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di dalam negeri maupun di luar negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (kepemimpinan, manajemen personalia, proses produksi, pendistribusian dan sebagainya). Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negatif. Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Husnan (2009:279). Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Jadi semakin tinggi nilai
2
perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Harga saham pada suatu perusahaan biasanya juga dijadikan sebagai pertimbangan para investor dalam menentukan pembelian saham. Biasanya para investor melakukan analisis fundamental dan teknikal. Investor menilai semakin tinggi harga saham pada suatu perusahaan, maka semakin tinggi juga return yang akan diterima oleh investor. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal, yaitu keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini berarti investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan sekaligus risiko. Pemilikan harga saham yang baik akan dilihat seiring berjalannya waktu dengan perbandingan pendapatan perusahaan (earning). Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi antara lain tentang EPS dan PER dalam menentukan penentuan harga saham. Earning Per Share (EPS) dapat menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham yang merupakan indikator fundamental. Keuntungan perusahaan yang sering kali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Rasio lain yang termasuk dalam rasio-rasio keuangan yaitu Price Earning Ratio (PER) dari rasio penilaian pasar. Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu Price Earning Ratio (ratio harga terhadap laba) adalah perbandingan antara market price pershare (harga pasar perlembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham) (Fahmi dan Hadi, 2011:78). Alasan penulis mengambil variabel PER karena rasio ini dilihat oleh investor sebagai suatu ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan dari suatu perusahaan.
Unit analisis yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel perusahaan yang bergerak dalam telekomunikasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Industri telekomunikasi ini sangat menarik untuk diamati tingkat EPS dan PER. 3
Pada perdagangan Rabu (17/10/2012), saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) ditutup melemah Rp100 (1,01%) ke posisi Rp9.750; PT Indosat (ISAT) naik Rp200 (3,38%) ke angka Rp6.100; PT XL Axiata (EXCL) naik Rp150 (2,12%) ke posisi Rp7.200; PT Bakrie Telecom (BTEL) naik Rp2 (2,77%) ke level Rp74; dan PT Smartfren Telecom (FREN) menguat Rp29 (34,11%) ke Rp114 per saham. Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) paling menarik dibandingkan empat saham operator telekomunikasi lainnya, berdasarkan perhitungan nilai perusahaan berbanding pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amoritisasi (EV/EBITDA). Dari sisi kinerja fundamental XL Axiata, satu-satunya operator telekomunikasi yang membukukan pertumbuhan laba bersih. Berdasarkan data Bloomberg, EV/EBITDA XL Axiata tercatat sebesar 7,15 kali, sementara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 5,52 kali, PT Indosat Tbk (ISAT) sebesar 5,04 kali, dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sebesar 10,25 kali. EV/EBITDA PT SmartFren Tbk (FREN) tidak dapat ditampilkan karena kinerja perseroan masih negatif. (www.indonesiafinancetoday.com) Hal ini juga terjadi pada Price Earning Ratio (PER) tahun 2012. Dilihat dari sisi sisi valuasi Price Earnings Ratio (PER) , EXCL di level 20,26 kali, TLKM di 15,44 kali, dan INVS di level 72,9 kali. Selebihnya minus--ISAT -122 kali, BTEL -1,5 kali, FREN -1,1 kali. “Jadi, yang PER-nya masih positif hanya tiga, TLKM, EXCL, dan INVS. PER minus menunjukkan laba usaha yang mengalami kerugian per kuartal II-2012,” imbuh Abdin. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham dibutuhkan penelitian. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam skripsi dengan judul : “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER)
terhadap
Harga
Saham
pada
Perusahaan
Sektor
4
Telekomunikasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Periode 20072011” 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis
mendapatkan beberapa masalah pokok, antara lain : 1. Bagaimana perkembangan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan harga saham pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011. 2. Berapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011. 3. Berapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan
data dan memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti pada perusahaan Sektor Telekomunikasi periode 2007-2011 yang akan digunakan
sebagai
sumber
penelitian
dan
bahan
dalam
memecahkan
permasalahan dalam skripsi ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui perkembangan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan harga saham pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011.
2.
Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS),dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011.
5
3.
Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing periode 2007-2011.
1.4
Kegunaan Hasil Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan dari hasil penelitian ini adalah
1.
Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dan pertimbangan yang berarti dalam membuat keputusan keuangan dimasa yang akan datang khususnya yang mempengaruhi Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) sehingga bisa meningkatkan harga saham perusahaan.
2.
Bagi Penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar, sehingga dapat lebih memahami aplikasi dan teori-teori yang selama ini dipelajari dibandingkan dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
3.
Bagi Pihak Lain Penulis berharap penelitian ini dapat berguna sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi sehubungan dengan pemecahan masalah, khususnya dalam menilai kinerja perusahaan dan perubahan harga sahamnya serta dapat menggunakannya sebagai bahan tambahan informasi, perbandingan atau referensi bagi penelitian lebih lanjut.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, modal atau
dana yang besar akan sangat dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang penting bagi perekonomian suatu bangsa.
6
Definisi pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 sebagai berikut: “Kegiatan
yang
bersangkutan
dengan
Penawaran
Umum
dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Keputusan investasi oleh pihak investor ditentukan oleh pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia menanamkan
dana
jika
mereka
menganggap
prospek
suatu
investasi
menguntungkan. Informasi mengenai perusahaan merupakan unsur yang penting bagi investor untuk membuat keputusan investasi, karena informasi tersebut memberikan gambaran suatu perusahaan baik mengenai kondisi, performa, dan prospek dimasa yang akan datang. Oleh karena itu terdapat berbagai macam analisis yang timbul akibat kebutuhan investor untuk mengetahui kinerja dari perusahaan tersebut. Informasi yang berasal dari perusahaan yang umum tersedia bagi para pelaku pasar dan dipublikasikan adalah laporan keuangan Pengertian laporan keuangan itu sendiri menurut Fahmi (2011:2) sebagai berikut : “Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.” Agar informasi, khususnya informasi yang menyangkut laporan keuangan dan prestasi perusahaan bermanfaat bagi para investor maka mereka harus dapat memilih informasi-informasi yang relevan dari informasi yang tersedia kemudian membandingkan informasi tersebut dengan informasi perusahaan pada masa lalu. Dengan demikian, investor merupakan salah satu pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap informasi keuangan. Investor memerlukan informasi kuantitatif yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan karena laporan keuangan memberikan informasi keuangan perusahaan penerbit saham
7
(emiten), yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi. Adapun faktor-faktor yang mendapat perhatian investor adalah Earning Per Share (EPS),dan Price Earning Ratio (PER). EPS merupakan suatu analisis yang menggambarkan jumlah keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Istilah laba per lembar saham mengacu pada laba bersih yang diperoleh dari setiap saham biasa yang beredar pada periode tertentu. Menurut Gitman (2009:68) : “The firm’s earnings per share (EPS) is generally of interest to present or prospective stockholders and management. As we noted earlier, EPS represents the number of dollars earned during the period on behalf of each outstanding share of common stock.” Salah satu pertimbangan yang digunakan investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan adalah Rasio Earning Per Share (EPS) yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan dalam saham. Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham (EPS), sebab EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut kondisi dan kinerjanya dalam keadaan baik sehingga mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang tinggi kepada pemegang sahamnya, maka biasanya permintaan terhadap saham tersebut akan naik sehingga harga saham perusahaan meningkat. Investor mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perubahan dimasa yang akan datang. Untuk mencari EPS menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:154) dapat menggunakan rumus sebagai berikut : 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang 8
diterima pemegang saham. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian Earning Per Share (EPS) akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Selain EPS terdapat pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis harga saham, yaitu Price Earning Ratio (PER). Di mana PER menggambarkan harga saham di bursa pada tanggal neraca atau tanggal yang lain dibandingkan laba per saham selama satu periode. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:156), PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika PER tinggi, berarti harga saham itu terlalu mahal atau sebaliknya. Dengan demikian, dari kepentingan pembeli saham akan lebih menguntungkan untuk membeli saham yang PER-nya rendah, karena saham dengan PER yang rendah cenderung akan mengalami kenaikan harga saham, sementara jika PER menunjukkan PER yang tinggi, maka saatnya bagi pemilik untuk menjual saham tersebut. Menurut Tandelilin (2010:375), Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Price Earning Ratio (PER) yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi, begitu pula sebalikya Price Earning Ratio (PER) yang rendah akan menyebabkan harga saham yang rendah sehingga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:156) Price Earning Ratio (PER) dapat dicari menggunakan rumus: 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐸𝑃𝑆
Rasio ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan 9
pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Informasi laporan keuangan yang diperoleh dari Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) merupakan informasi yang penting dengan pengambilan keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki performance dan prestasi yang baik akan memiliki harga saham yang tinggi dan cenderung naik. Perusahaan yang cenderung sehat dengan performance yang baik seperti tingkat laba yang tinggi dengan tingkat pertumbuhan rata-rata di atas industri yang sejenis, mempunyai dividen yang tinggi, akan dapat diketahui melalui analisis laporan keuangan tersebut dan tentunya diharapkan saham perusahaan tersebutlah yang akan dipilih. Harga saham dalam penelitian ini merupakan harga pasar dalam pengertian harga saham dalam pasar sekunder. Pasar sekunder adalah pasar untuk memperdagangkan saham yang telah beredar. Harga saham pada pasar sekunder ditentukan para investor melalui pertemuan permintaan dan penawaran. Harga pasar saham memiliki nilai yang berbeda-beda untuk setiap waktu hal ini terjadi karena sesuai indikator kinerja perusahaan tersebut yang tercermin dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba, semakin sering dan besar perusahaan menghasilkan laba maka akan semakin tinggi juga harga sahamnya. Semakin besar keuntungan pemegang saham pada Earning Per Share (EPS) yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS menggambarkan jumlah laba yang diperoleh setiap lembar selama periode tertentu. EPS memiliki hubungan yang cukup kuat dengan harga saham dan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. EPS juga merupakan salah satu variabel keuangan yang menggambarkan kinerja perusahaan. Jika variabel keuangan tersebut menunjukkan kinerja yang baik atas suatu perusahaan maka investor cenderung tertarik untuk berinvestasi pada saham tersebut, kemudian akan berpengaruh terhadap harga saham. Jika permintaan lebih banyak dari pada 10
jumlah saham yang ditawarkan, maka harga saham tersebut akan semakin meningkat, sebaliknya jika permintaan lebih sedikit maka harga saham juga akan turun. EPS digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi dan sebagai dasar investor dalam menginvestasikan modalnya karena EPS dapat mengukur laba yang diperoleh oleh setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan memungkinkan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin,2012:154). Investor memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih pada setiap lembar saham dalam keputusan pembelian saham. Perusahaan dengan EPS yang semakin naik akan menarik investor karena EPS menunjukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya, sehingga memiliki hubungan dengan harga saham. Selanjutnya selain EPS, Price Earning ratio (PER) memiliki pengaruh langsung terhadap harga saham di mana PER merupakan cerminan rupiah yang berani dibayar investor untuk setiap rupiah laba. Bagi investor, makin kecil PER suatu saham makin bagus karena saham tersebut termasuk murah (Darmadji dan Fakhruddin,2012:156). Jadi, dapat disimpulkan bahwa PER memiliki pengaruh secara langsung terhadap harga saham, dimana PER melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya.
11
Kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan dengan menggunakan flow chart sebagai berikut :
Bagan Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Pasar Modal Analisis Sekuritas
Analisis Fundamental
Analisis Teknikal
Penilaian Saham melalui Laporan Keuangan Penilaian Saham melalui Rasio-Rasio
EPS
PER
Harga Saham
Keterangan : = Diteliti =Tidak Diteliti 12
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya yang menyatakan bahwa: “ Terdapat hubungan yang positif Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2007-2011”.
1.6
Metode Penelitian Bentuk atau jenis penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-
verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk
menafsirkan
hubungan
antara
variabel
dengan
cara
menginterpretasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis. Menurut Suliyanto (2009:9) riset deskriptif adalah : “Riset deskriptif adalah riset yang dilakukan untuk menganalisis satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.” Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan (data sekunder) yang kemudian diolah sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, adapun operasional variabel yang digunakan yaitu harga saham sebagai variabel tidak bebas (dependent) sedangkan Earning Per Share merupakan variabel bebas (independent), dan Price Earning Ratio merupakan variabel bebas (independent). Selanjutnya penulis 13
melakukan analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
hubungan variabel independen dan dependen.
Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dan dependen. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t untuk pengujian secara parsial dan uji F untuk pengujian secara simultan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah studi lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research). Studi lapangan (Field Research) dilakukan dengan cara melakukan observasi untuk memperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan (emiten) di BEI dengan mengunjungi pusat referensi pasar modal di Pojok Bursa Universitas Widyatama, yang nantinya akan ditransformasikan sebagai variabel penelitian yang kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Studi kepustakaan (Library Research) dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung penelitian ini dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur teoritis berupa buku, makalah dan jurnal yang berhubungan dengan topik penelitian dan juga dijadikan tinjauan pustaka dalam skripsi ini. 1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
melakukan penelitian dengan menggunakan laporan keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Pojok Bursa yang berada di kampus Universitas Widyatama, Jalan Cikutra No.204A Bandung 40125, dan di Pojok Bursa Efek Indonesia. Adapun waktu penelitian mulai bulan April 2013 sampai dengan selesai.
14