BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Memasuki era digital saat ini perkembangan dunia bisnis sangatlah pesat. Semakin banyaknya bisnis yang berkembang membuat persaingan pun semakin ketat sehingga mendorong perusahaan menampilkan keunggulan dan kapabilitas yang lebih baik untuk dapat berkompetisi dalam industri dengan berbagai strategi pemasaran yang ada. Pada perkembangan manajemen pemasaran modern, sebuah perusahaan memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran saja. Namun, perusahaan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan potensial, pengecer, pemasok, pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan, dan masyarakat umum dengan menggunakan strategi komunikasi pemasaran yang baik. Menyadari hal itu jelas bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba serta dapat memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing. Perusahaan masa kini dalam melakukan kegiatan pemasaran dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan para pelanggan mereka sekarang dan calon pelanggan mereka dimasa yang akan datang.
1
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, saat ini penggunaan internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum maupun bagi dunia bisnis dalam kaitannya memasarkan suatu produk. Pemasaran dengan strategi komunikasi menggunakan internet khususnya dengan social media (jejaring sosial) saat ini dianggap bahwa produk lebih dapat dijual secara luas dan tidak memerlukan biaya pemasaran yang mahal, konsumen juga akan lebih mudah untuk mencari informasi mengenai produk yang mereka inginkan. Jejaring sosial yang saat ini biasa digunakan untuk memasarkan produk antara lain Facebook, Twitter, Kaskus, dll. Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Internet World Stats (Juni 2012), Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai Negara pengguna internet terbanyak dengan 55 juta penduduk yang menggunakan internet dibawah China (538 juta), India (137 juta) dan Jepang (101,2 juta).
Gambar 1.1 : Asia Top Internet Countries (June 30, 2012) 2
Dan data yang didapat dari Semiocast mengenai statistik pengguna media sosial terbanyak salah satunya yaitu Twitter, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kelima dengan hampir 20 juta pengguna sebelum 1 Januari 2012 dan hampir mencapai 30 juta pengguna pada 7 Juli 2012, seperti yang terlihat pada gambar 1.2 :
Gambar 1.2 : Top 20 Countries in terms of Twitter Accounts Berdasarkan pada data statistik dari kedua sumber diatas tentu hal ini menjadi peluang bagi para pemasar ataupun pelaku bisnis dalam melihat fenomena tersebut yang dapat dijadikan senjata baru dalam memasarkan dan menjual produknya. Selain cara pemasaran dengan media sosial, perusahaan juga membutuhkan suatu pendekatan yang mendiferensiasikan pemasarannya dengan menggunakan endorser ‘pendukung’, dan endorser yang efektif adalah dengan menggunakan selebriti sebagai bintang iklannya. Hal ini dipandang karena selebriti sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki
3
keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain. Kata – kata yang diucapkan bahkan terkadang hanya kharisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi seseorang untuk berhenti dan mengarahkan perhatian kepadanya, dimana selebriti tersebut adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang yang berbeda-beda. Dengan menggunakan selebriti sebagai endorser ini dipercaya dapat mempengaruhi minat beli konsumen yang tentunya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga dapat mendongkrak penjualan produk. Pasalnya, selain meningkatkan perhatian (attention) dan daya ingat (recall), selebriti juga sekaligus mewakili kepribadian dari merek yang mereka bawakan dan dengan itu diharapkan dapat mendekati target konsumen dengan baik. Peran media sosial semakin diakui dalam mendongkrak kinerja bisnis ataupun merek. Media sosial juga telah mengubah pelaku pemasaran dalam mendefinisikan ulang cara mereka berkomunikasi. Perusahaan juga menggunakan live streaming, tweets (komentar/pendapat pada twitter) dan posting (kegiatan untuk membuat artikel/tulisan agar muncul di media internet) untuk memasarkan produk mereka. Efektivitas pemanfaatan tergantung pada bagaimana pemilik merek menggunakannya. Starbucks, Dell, Levi's dan Apple adalah sederet merek global yang sukses didorong oleh dahsyatnya media sosial. Di Indonesia, Pocari Sweat, Nutrisari, Acer, XL, serta bisnis camilan keripik pedas Maicih juga berhasil mendongkrak bisnisnya lewat media sosial.
4
Salah satu dari produk di Indonesia tersebut yang dipilih penulis adalah pocari sweat, pocari sweat sebagai salah satu produk minuman isotonik yang berasal dari Jepang dan merupakan produk minuman isotonik pertama di Indonesia, berusaha untuk memanfaatkan teknologi sebagai pendekatan kepada konsumen. Sebagai market leader pada industri minuman isotonik dengan pangsa pasar hingga 49% tahun 2011. Tahun 2012 pocari sweat ingin mencapai penjualan sebesar Rp 2,04 triliun, meningkat 20% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya
yaitu
sebsesar
Rp
1,7
triliun.
(Sumber
:
http://www.indonesiafinancetoday.com). Selain itu dilihat dari jumlah orang yang menyukai pocari sweat di facebook sebanyak 437.431 likes (Pocari ID), dan memiliki 68.054 followers di twitter (@pocariID), juga menggunakan selebritiselebriti yang memang sedang naik daun seperti Irfan Bachdim dan JKT48 sebagai bintang iklannya dianggap oleh penulis bahwa pocari sweat mewakili objek dari penelitian ini. Dan yang kemudian menjadi perhatian adalah baik media sosial maupun penggunaan celebrity endorser ini benar – benar secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atau tidak. Berdasarkan uraian penjelasan diatas timbul keinginan penulis untuk mengadakan penelitian yang objeknya adalah Pocari Sweat dengan media sosial dan sederet selebriti pendukungnya tersebut dengan judul “Pengaruh Media Sosial dan Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian – Pocari Sweat (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana)”.
5
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah media sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat? 2. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat? 3. Apakah media sosial dan celebrity endorser berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat?
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat. 2. Untuk mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat. 3. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dan celebrity endorser secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat.
6
Manfaat Peneliatian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi tentang pengaruh media sosial dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat. 2. Manfaat praktis Untuk mengetahui bagaimana fungsi dari media sosial dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat. 3. Manfaat akademis Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi mereka yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang mengangkat topik serupa.
7