BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk ekspresi dari seorang pengarang. Di
dalamnya terdapat ide, kritik, dan gagasan yang terinspirasi dari lingkungan sekitar dan daya imajinasi sang penggarang. Karya sastra juga merupakan salah satu media untuk mengungkapkan realitas yang ada di dalam masyarakat yang disusun
secara
struktural,
menarik
dan
menggunakan
bahasa
dalam
penyajiannya yang berupa teks. Menurut Vodicka, karya sastra tidak ubahnya seperti artefak, benda mati. Pembacalah yang menghidupkannya melalui proses konkretisasi (Atmazaki, 2005: 119). Karya merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Sedangkan karya sastra merupakan indikator yang dapat mengidentifikasi terjadinya masalah sosial dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Fenomena yang terjadi didalam masyarakat tersebut kemudian diangkat dalam sebuah karya sastra berupa teks, seperti novel, cerpen, maupun komik yang kemudian dikembangkan lagit menjadi film atau serial. Luxemburg (1989:80) menyatakan bahwa bentuk positif dari pemahaman suatu karya sastra dapat melahirkan karya baru sebagai bentuk penerimaan terhadap sebuah karya, berupa film dan dorama. Proses ini berarti mengubah dunia kata-kata dan dunia gambar menjadi tampilan audio-visual yang menjadi dunia gambar yang berkelanjutan dan
mengubah dunia imaji linguistik menjadi imaji visual (Eneste, 1989: 67). Proses ini dikenal dengan Ekranisasi yang memungkinkan perubahan unsur-unsur cerita, alur, penokohan, latar, suasana, gaya, dan tema/amanat novel dalam film (Eneste, 1989:67).
Karya
yang
awalnya
berbentuk
teks
membuat
pembaca
membayangkan dengan menggunakan imajinasi sendiri dengan pilihan kata dari pengarang ke bentuk audio-visual, yang penikmatnya tidak lagi memiliki kesempatan untuk mengimajinasikan hasil bacaannya. Perubahan ini dapat berupa pengurangan, penambahan, dan bahkan perombakan jalan cerita sehingga memungkinkan untuk terjadinya perubahan dalam jalan cerita. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan media komik dan film, dan kemampuan pembuat film dalam memvisualisasikan cerita. Perubahan dalam struktur pembangun karya sastra seperti tokoh dan penokohan atau pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1984:84) tidak dapat dihindari. Asrul Sani (dalam Eneste, 1989: 16) menggungkapkan bahwa film adalah visualisasi sebuah karya sastra, konkretisasi bahasa. Sebuah karya sastra bersendikan kata-kata, sedangkan film bersendikan gambar. Dorama atau dikenal dengan istilah sinema elektronik atau sinetron di Indonesia, saat ini banyak dibuat berdasarkan novel atau bahkan dari film yang sukses di layar lebar. Jepang juga memiliki sinetron-sinetron yang mayoritas diangkat dari komik dan dijadikan sinetron atau di Jepang dikenal dengan istilah dorama. Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012 diangkat dari sebuah komik dengan judul yang sama, Karya Fujisawa Toru yang terbit pada tahun
1997 sebanyak 25 jilid. Tahun 1998 diangkat menjadi sebuah serial televisi (TV) dengan total 11 episode dan disutradarai oleh Masayuki Suzuki. Namun pada tahun 2012, komik ini kembali diangkat menjadi dorama dengan judul Remake: Great Teacher Onizuka 2012 dengan sutradara Kazuhisa Imai, dengan total 10 episode dan 1 episode spesial. Pada edisi tahubn 2012 ini terjadi perubahan yang sangat jelas terutama pada karaktertokoh utama Onizuka eikichi. Komik Great Teacher Onizuka menceritakan tentang seorang mahasiswa yang merupakan mantan ketua geng bermotor dan juga mantan ketua klub karate di universitas yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya, sampai ia bertemu dengan seorang gadis, yang mengorbankan keinginannya menjadi seorang guru. Onizuka Eikichipun tergerak hatinya untuk menjadi seorang guru dan akhirnya berhasil menjadi guru di kemudian hari. Namun Onizuka tidak sama dengan guru-guru pada umumnya. Ia memiliki watak yang keras karena pernah menjadi anggota kelompok geng bermotor. Dia juga memiliki sifat tidak acuh dan juga tidak memperdulikan tata krama yang ada. Sifat dan perilaku yang dimiliki Onizuka membuatnya memecahkan berbagai masalah hubungan antara murid di kelasnya dangan cara yang tidak biasa. Dengan wataknya yang tidak biasa itu, dia dibenci hampir semua orang di sekolah. Akan tetapi pada akhirnya, banyak yang menyadari bahwa Onizuka adalah orang yang berjiwa bersih dan bisa mengatasi setiap permasalahan yang dialami murid maupun rekan sejawatnya. Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012 menceritakan tentang Onizuka Eikichiseorang mantan legenda geng bermotor yang melalui temannya Ryuji Danma ia mendapatkan perkerjaan sambilan sebagai tukang kebun di
SMA Meishu. Pada suatu hari ia menyelamatkan seorang murid yang bernama Yoshikawa noboru yang dibully oleh teman sekelasnya. Kepala sekolah Yoshiko Sakurai yang melihat kejadian tersebut pun mendapatkan ide untuk menjadikan Onizuka sebagai guru, tetapi keputusan ini dilawan oleh wakil kepala sekolah Hiroshi Uchiyamada, tapi Onizuka tetap melanjutkan ide sang kepala sekolah untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dikelas 2-4. Peneliti memilih tokoh Onizuka Eikichisebagai objek utama penelitian. Tokoh dan penokohan dari dua karya yang berbeda dianalisis untuk melihat apa saja persamaan, dan perbedaan yang ada pada tokoh Onizuka Eikichi di kedua karya ini. Namun perubahan yang dilakukan oleh Kazuhisa Imai pada dorama ini tidak menghilangkan amanat yang ingin disampaikan oleh Toru Fujisawa. Perubahan-perubahan yang terjadi inilah alasan peneliti menggunakan teori ekranisasi. Dorama Remake: Great
Teacher Onizuka 2012 memiliki kemiripan
visual tokoh pada Komik Great Teacher Onizuka dibandingkan pada Dorama Great Teacher Onizuka tahun 1998. Namun pada dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012 ini cerita dan latar belakang tokoh utama sangatlah berbeda yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti objek ini. Serial Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012 diangkat dari Komik dengan judul yang sama karya Fujisawa Toru yang terbit pada tahun 1997 dengan total 25 jilid. Pada komiknya Onizuka Eikichi adalah seorang guru asli yang memiliki latar belakang mengajar sebelumnya, namun pada Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012, Onizuka Eikichihanyalah mantan ketua geng bermotor yang sama sekali tidak memiliki latar belakang mengajar dan menjadi guru
untuk mendapatkan pekerjaan
tetap yang
menghasilkan
uang, yang
sebelumnya luntang-lantung karena tidak memiliki pekerjaan yang
tetap.
Gubahan-gubahan yang terjadi menarik perhatian untuk diteliti lebih lanjut. Berikut adalah contoh adaptasi komik ke serial TV :
Gambar.1 (GTO-1,1991: 115-116)
Screenshoot 1 (GTO episode 1,2012) あんこ
おお
:
杏子
でもこんな大きいうちに1人で? : フレンドたちとルームメイトしてんだ。
おにづか
鬼塚 あんこ
: へぇ~ そうなんだ。
おにづか
:
杏子 鬼塚 あんこ
杏子 Anko Onizuka Anko Onizuka Anko Anko Onizuka Anko Onizuka Anko
へ
や
べつべつ
部屋は それぞれ 別々だけどな。 : あぁ~ おじゃましま~す。
:
: : : : : : : : : :
Demo konna ooki uchi ni hitori de? Furendo tachi roommaishitenda. Hee~ sounanda Heya ha sorezore betsubetsu dakedona Aa~ ojyamashimas~su Tapi, dirumah sebesar ini sendirian saja? Tidak aku tinggal dengan teman-teman Oooo, begitu ya.... Kami punya kamar masing-masing. Begitu ya, permisi... (Imai, 2012 Episode:1, 25:50-26:00)
Perubahan nampak dari kedua gambar dia atas, pada gambar pertama yang diambil dari Komik Great Teacher Onizuka pada volume 1 nampak Onizuka mermiliki apartemen kecil yang sangat berantakan, sedangkan pada gambar kedua yang diambil dari Remake : Great Teacher Onizuka 2012 pada episode 1 terlihat Onizuka memiliki rumah yang besar dimana ruangan yang dipakai Onizuka dan teman-temannya secara bersama terlihat rapi dan bersih, namun kamar Onizuka terlihat sangat berantakan dan penuh dengan barangbarang.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskaan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah, apa saja bentuk transformasi (ekranisasi) pada unsur intrinsik pada karya komik menjadi Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis dan menjelaskan bentuk adaptasi (ekranisasi) komik Great Teacher Onizuka. menjadi Serial TV Remake: Great Teacher Onizuka 2012 1.4 Manfaat Penelitian 1. Menghadirkan karya tulis ilmiah yang berfungsi sebagai penghubung antara penikmat karya sastra dengan karya itu sendiri.
2. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi pecinta sastra dan kebudayaan Jepang, khususnya mahasiswa/i di Jurusan Sastra Jepang Unand. 1.5 Tinjauan Kepustakaan Setelah peneliti melakukan tinjauan kepustakaan maka diketahui bahwa sudah ada peneletian yang menggunakan komik Great Teacher Onizuka sebagai objek penelitian, namun belum ada penelitian mengenai proses Ekranisasi dari komik ke dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012 yang akan di teliti. Peneliti menemukan beberapa penelitian dengan metode ekranisasi skripsi milik Yastri Julian Parmanto (2014) dari Jurusan Sastra Jepang Universitas Andalas dengan judul Manga dan Film : Great Teacher Onizuka, Analisis Ekranisasi. menyimpulkan transformasi ke dalam bentuk film menyebabkan tema dari manga semakin kuat. Skripsi milik Nardo Tesri (2013) dari Jurusan Sastra Jepang Universitas Andalas dengan judul “Transformasi Novel Noruwei No Mori Karya Haruki Murakami
ke
Film;
Analisis
Ekranisasi”,
menyimpulkan
penyebab
penggurangan tokoh, latar dan alur adalah untuk memfokuskan cerita dan memaksimalkan durasi dari film. skripsi Yuzzah Aryati Siregar (2012) dari Jurusan Sastra Jepang Universitas Andalas dengan judul “Transformasi Novel Toki O Kakeru Shouju Karya Tsuitsui Yasutaka ke Film; Analisis Ekranisasi”, menyimpulkan perubahaan yang terjadi dalam Film Toki o Kakeru Shoujo setelah
ditransformasikan, dilakukan sutradara untuk menyempurnakan film yang disajikan kepada penonton. Rezki Ravhelia Amanda (2012) dari Jurusan Sastra Jepang Universitas Andalas dengan judul “Transformasi Novel Saga No Gabai Bachan ke Film; Analisis Ekranisasi”, menyimpulkan bahwa proses ekranisasi membuat pesan yang ingin disampaikan pada novel lebih kuat setelah ditransformasikan dalam bentuk film. Penelitian-penelitian di atas memiliki persamaan yaitu transformasi karya sastra tulis menjadi bentuk film dengan cakupan waktu yang terbatas yaitu rata-rata 2 jam per film. Peneliti memilih untuk menggunakan analisis ekranisasi/pelayar putihan pada objek yakni Komik Great Teacher Onizuka dan Dorama Remake: Great Teacher Onizuka 2012, dimana pada penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang memilih objek adaptasi ke serial TV. Sehingga terlihat transformasi dari komik yang mempengaruhi penerimaan pembaca yakni pembuat dorama dan penikmat dorama. 1.6 Landasan Teori Kajian ekranisasi berkaitan dengan teori resepsi sastra. Tanggapan pembaca atas karya sastra yang dibacanya dapat menghasilkan karya baru yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan pembaca, tingkat pengalaman dan usia. Ekranisasi merupakan bentuk pemahaman atas karya satra. Menurut Eneste (1991:11) ekranisasi adalah proses pelayar-putihan atau pemindahan media karya sastra tulis ke bentuk film. Pada proses ini terdapat persamaan dan perbedaan yang dapat mempengaruhi
hasil dari karya tersebut, seperti terjadinya penambahan, penggurangan, bahkan pengubahan peristiwa. Proses ekranisasi merupakan salah satu bentuk alih wahana dari bentuk karya tulis menjadi bentuk karya audio-visual. Alih wahana adalah pengubahan karya sastra atau kesenian menjadi kesenian lain. Alih wahana tidak hanya terjadi antara novel ke film, bisa juga sebaliknya. Ekranisasi di zaman modren saat ini banyak dilakukan oleh pekerja seni sastra seperti sutradara dan penulis naskah yang menghadirkan karya sastra yang diminati oleh banyak orang kedalam bentuk lain, dimana para penikmat karya dapat melihat dan mendengarkan langsung sebuah karya dan bukan menggunakan imajinasi pembaca. Ekranisasi berasal dari bahasa Prancis yakni ecran yang berarti layar. Eneste
(1989:60)
menjelaskan
pelayarputihan
mau
tidak
mau
akan
menghasilkan perubahan, perubahan alat perubahan dunia kata-kata menjadi dunia gambar bergerak atau dunia audio-visual Penyaduran dari teks novel menjadi skenario akan menimbulkan beberapa perubahan karya, namun sebagai sutrada dan penulis skenario aspek waktu merupakan hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah film sehingga mau tidak mau proses penciutan akan terjadi, namun sutradara harus tetap memperhatikan suspense (tegangan) dalam film untuk dapat memancing rasa ingin tahu penonton agar tetap mengikuti alur cerita secara keseluruhan agar informasi yang dihasilkan sampai kepada penonton. Proses Ekranisasi tidak hanya terjadi perubahan, penambahan, dan penggurangan pada karya namun terjadi perubahan pada proses nya dimana
karya sastra yang merupakan hasil kerja individual penggarang menjadi hasil kerja kelompok antara sutradara, penulis naskah, aktor dan elemen pendukung lainnya untuk menghasilkan sebuah film. Reaksi atau tanggapan yang didapatkan oleh pembuat film biasanya adalah pengisian tempat kosong dari karya sastra yang dibacanya dan dilahirkan kembali dalam bentuk karya baru. Ratna (2003:176) mengatakan karya sastra selalu dikaitkan dengan gejala-gejala sosial yang terjadi pada masanya, hal ini berarti karya sastra tidak hanya memahami universum tertentu, melainkan mengacu pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Beberapa perubahan yang terjadi dalam proses
ekranisai sebuah teks karya sastra, antara lain perubahan karakter dan karakterisasi, motivasi dan hubungan antara karakter, latar dan perubahan yang jelas terlihat adalah doramatisasi terhadap teks sastra tersebut dapat mengekspisitkan simbol-simbol yang ada di dalamnya. Ekranisasi terjadi karena adanya perbedaan cara pandang penikmat karya sastra dalam mengintrepresentasikan sebuah karya, hal ini dikenal sebagai teori “horizon harapan”. Jausz menjelaskan teori “horizon harapan” yang merupakan interaksi antara karya sastra dan pembaca secara aktif, sistem atau “horizon harapan” karya sastra di satu pihak dan sistem interpretasi dalam masyarakat penikmat di lain pihak (Jabrohim, 1994: 50). Koherensi karya sastra sebagai sebuah peristiwa dijembatani oleh horison-horison harapan pembaca, kritikus dan penggarang (Jauss 1983:21) Sutradara Kazuhisa Imai mentransformasikan komik Great Teacher Onizuka menjadi serial TV Remake: Great Teacher Onizuka 2012 sebagai bentuk pemahamannya terhadap komik karya Tohru
Fujiwara. Dengan menggunakan analisis ekranisasi maka akan dilihat apa-apa saja pengurangan, penambahan, ataupun perubahan atas karya sebelumnya. 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata dalam bentuk dialog antar tokoh, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian struktural yang bersifat dinamik dimana struktrual dinamik lebih menekankan pada karya-karya mainstream atau karya yang populer biasanya dilakukan pada karya pemenang atau penerima penghargaan (Endraswara,2013:62-63). Komik Great Teacher Onizuka telah menerima penghargaan pada 22nd KodanshaManga Award untuk Best Shonen Manga atau penghargaan komik terbaik tahun 1998. Proses penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu : 1. Menentukan objek penelitian, Objek pada penelitian ini komik Great Teacher Onizuka dan Serial TV Remake: Great Teacher Onizuka 2012. 2. Teknik Pengumpulan Data Data diambil dengan mengutip kata, frase, kalimat dan paragraf dengan mengambil kutipan, dan dialog dari komik dan transkrip dialog dari serial TV yakni objek penelitian. 3. Melakukan studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari buku-buku yang dapat memperkuat penelitian ini.
4. Teknik Analisi Data. Data dianalisis dengan menggunakan teori bantu struktural dan teknik penerjemahan, dan dianalis dengan teori ekranisasi. Menganalisis adaptasi atau ekranisasi yang terjadi pada komik Great Teacher Onizuka. 5. Teknik Pelaporan Hasil. Setelah dianalisis data kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan gambar. 1.8 Sistematika Penulisan Bab I terdiri atas beberapa bagian, yaitu pendahuluan, yang berisi latar belakang,perumusan
masalah,
tujuan
dan
manfaat
penelitian,
tinjauan
keputakaan, landasan teori, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II dimana peneliti analis unsur intrinsik Komik dan Dorama Great Teacher Onizuka yang meliputi tokoh dan penokohan, latar, alur dan tema. Bab III menjelaskan tentang Ekranisasi Dorama Great Teacher Onizuka 2012, yang meliputi persamaan, perbedaan dan perubahan yang terjadi dalam dorama ini. Bab IV terdiri dari penutup, terdiri atas saran dan kesimpulan. Dibagian akhir terdapat Daftar Kepustakan dan Lampiran yang berisi sinopsis komik dan film (dorama) Great Teacher Onizuka.