BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Judul Proyek Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas orang di desa maupun orang yang telah lama tinggal di Jakarta. Kian hari kian berkembang, semakin berkembang semakin besar peluang mencari nafkah, semakin banyak peluang semakin banyak pula pendatang dari daerah yang ingin mengadu nasib dan berharap mendapat penghidupan yang layak di tengah gemerlapnya kota Jakarta. Permasalahan pun mulai timbul, pendatang yang terlalu banyak membutuhkan hunian, termasuk di daerah Jakarta Barat. Informasi mengenai kepadatan penduduk dalam buku Kecamatan Palmerah dalam Rangka 2007 oleh Badan Pusat Statisik Kotamadya Jakarta Barat (hal. 1) menuliskan: Kelurahan
Slipi merupakan peringkat kedua terendah berdasarkan
kepadatan penduduk di Kecamatan Palmerah, tetapi Kelurahan Slipi merupakan peringkat ketiga tertinggi berdasarkan banyaknya tempat tinggal di Kecamatan Palmerah, ini menunjukan bahwa sedikitnya penduduk di kelurahan Slipi tidak berpengaruh terhadap kebutuhan dan permintaan rumah tinggal.
1
Tabel 1.1: Jumlah Tempat Tinggal M enurut Keadaan Fisik Bangunan dan Kelurahan, 2006 Semi No. Kelurahan Permanen Sementara Jumlah Permanen 1. Palmerah 6.120 3.216 2.340 11.676 2. Slipi 4.751 53 51 4.855 3.
Kemanggisan
4.
Kota Bambu Utara Kota Bambu Selatan Jati Pulo
5. 6.
5.167
221
67
5.455
2.750
500
50
3.300
588
1.299
961
2.848
3.280
878
528
4.686
Jumlah
22.656
6.167
3.997
32.820
2005
22.656
6.167
3.997
32.820
2004
22.656
6.167
3.997
32.820
2003
14.349
10.282
3.079
27.710
Sumber: Survey Fisik Perkotaan (Badan Pusat Statistik)
Tabel 1.2: Persentase Luas Tanah M enurut Penggunaannya dan Kelurahan, 2006 No.
Kelurahan
Perumahan Industri
Perkantoran/ Gudang
Taman
Lainlain
Jumlah
1.
Palmerah
92,00
4,00
2,00
0,50
1,50
100,00
2.
Slipi
82,28
3,26
9,76
0,00
4,70
100,00
3.
Kemanggisan
75,92
0,00
6,21
1,00
16,87
100,00
4.
Kota Bambu Utara Kota Bambu Selatan Jati Pulo
78,18
0,00
19,44
0,75
1,63
100,00
48,10
4,50
10,00
0,00
37,40
100,00
65,44
0,00
11,30
0,00
23,26
100,00
5. 6.
Sumber: Survey Fisik Perkotaan (Badan Pusat Statistik)
2
Lokasi kelurahan Slipi yang berdekatan dengan lembaga pendidikan dan perkantoran mengakibatkan meningkatnya permintaan hunian, baik untuk rumah tinggal keluarga, karyawan maupun mahasiswa. Jumlah
penduduk
yang
tinggi
dan
langkanya
lahan
perkotaan
mengharuskan dilakukannya berbagai upaya untuk meningkatkan daya dukung lahan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun secara vertikal. Apartemen merupakan alternatif hunian vertikal yang hemat lahan dan banyak diminati, selain berdayajual tinggi, apartemen memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang aktifitas penghuninya. Lahan yang berada di pusat kota dapat pula menjadi sumber pencaharian. Saat ini telah banyak apartemen yang dilengkapi dengan mal (mixed used building). M al menjadi daya tarik tersendiri bagi calon penghuni apartemen, dengan kemudahan berbelanja dan tersedianya arena bermain anak-anak maka tak sulit untuk menjadikan apartemen tersebut menjadi pilihan utama. Tempat rekreasi yang semakin sedikit menjadikan mal sebagai salah satu tempat rekreasi, masyarakat sekitar dapat pula menikmati kehadiran mal tersebut.
1.2
Latar Belakang Topik Daerah beriklim tropis merupakan daerah antara kedua garis balik, yaitu garis lintang 23o27 utara dan selatan, dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara garis isoterm 20oC di sebelah bumi utara dan selatan. (Dr. Ing. Georg Lippsmeier. Bangunan Tropis).
3
Iklim tropis dibagi dua, yaitu tropis basah dan tropis kering. De Wall membagi iklim tropis menjadi 10 klasifikasi berdasarkan suhu harian rata-rata dan perbedaan antara suhu siang dan malam. Dalam pengelompokan ini, hanya kota atau wilayah yang memiliki suhu udara harian rata-rata 28oC atau lebih dimasukan dalam katagori iklim tropis. Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Bulan November hingga M ei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia, dari bulan Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Ciri-ciri iklim tropis adalah kelembaban tinggi dengan temperatur yang hampir selalu tinggi, angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat, pertukaran panas kecil karena tingginya kelembaban. M enurut Tri Harso Karyono dalam majalah Desain!Arsitektur, arsitektur tropis adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur tropis harus dapat memecahkan permasalahan iklim tropis melalui rancangan arsitektural dengan memanfaatkan potensi alam dan pengendalian iklim agar tercipta keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya.
4
1.3
Maksud dan Tujuan M aksud dan tujuan perencanaan apartemen ini adalah sebagai berikut : 1. M erancang apartemen sebagai alternatif hunian hemat lahan di daerah Slipi yang diperlukan masyarakat sekitar maupun pendatang. 2. M erancang sarana rekreasi berupa mal dan ruang-ruang terbuka yang ditujukan kepada penghuni apartemen dan penduduk sekitar. 3. M erancang mal dan apartemen dengan memanfaatkan potensi dan pengendalian iklim tropis, sehingga tercipta bentuk dan tata letak bangunan yang sesuai dengan lokasi dan iklim tropis.
1.4
Lingkup Pembahasan Perencanaan dan perancangan membahas hal-hal yang berkaitan dengan mall dan apartemen dengan topik arsitektur tropis, meliputi: 1.
Pemahaman terhadap proyek mal dan apartemen, dan topik arsitektur tropis sebagai inti dari perencanaan dan perancangan;
2.
Identifikasi permasalahan proyek maupun topik berdasarkan aspek manusia, bangunan dan lingkungan;
3.
Analisa permasalahan, perumusan dan penerapan konsep.
5
1.5
Metode Pembahasan 1. Tahap Pengumpulan Data a. Survey Literatur Pengumpulan data dan teori-teori melalui buku-buku ilmiah, tulisan-tulisan dan karangan kepustakaan yang berkaitan dengan mall dan apartemen sebagai pembanding dan topik arsitektur tropis sebagai bahan studi b. Survey Lapangan Survey yang dilakukan di lokasi proyek yang akan direncanakan yaitu proyek sejenis yang telah terbangun. 2. Tahap Analisa Sintesa a. M enganalisa proyek dari berbagai aspek dengan alternatif penyelesaian masalah dengan tetap berusaha mengacu pada topik. b. Dalam pembahasan analisa ini mengacu pada tiga system pendekatan perancangan arsitektur Geoffrey Broad Bent dalam buku Design in Architecture, yaitu : -
Environmental System (Aspek Lingkungan)
-
Human System (Aspek M anusia)
-
Behaviour System (Aspek Bangunan)
3. Pengembangan Konsep Kesimpulan-kesimpulan serta evaluasi yang kemudian dikembangkan dalam suatu konsep perancangan yang menjadi landasan dalam mengelola dan menata bangunan.
6
1.6
Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan mengenai mal dan apartemen
ini,
sistmatika
pembahasan disesuaikan dengan tahap-tahap skematik pemikiran, yaitu : BAB I.
PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang proyek dan tema, maksud dan tujuan dari perencanaan mal dan apartemen, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan serta kerangka pemikiran.
BAB II.
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Berisi mengenai tinjauan umum (komplikasi data dan organisasi data), tinjauan
khusus
topik
(komplikasi data dan
organisasi data),
kelengkapan data dan relevansi pustaka pendukung (landasan teori dan studi banding). BAB III. PERMASALAHAN Berisi mengenai identifikasi permasalahan arsitektural mengenai mal dan apartemen dengan topik arsitektur tropis yang digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori. BAB IV. ANALISA M erupakan penganalisaan, pembahasan dan solusi untuk menjawab tuntutan perancangan, meliputi : analisa kondisi dan potensi lingkungan (pengolahan lokasi, tapak, orientasi, karekter, sirkulasi, dll), analisa kegiatan dan sistem ruang (hubungan kegiatan, kebutuhan ruang dan
7
program ruang), analisa sistem bangunan (bentuk bangunan, struktur dan utilitas bangunan). BAB V.
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN M erupakan kesimpulan hasil analisa dan gagasan yang diambil sebagai dasar yang akan diterapkan pada perancangan proyek mal dan apartemen dengan topik arsitektur tropis.
DAFTAR PUSTAKA
8
1.7
Kerangka Pemikiran
-
Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan akan hunian di tengah kota. Kurangnya fasilitas rekreasi bagi masyarakat sekitar lingkungan tapak Potensi iklim tropis yang semestinya dimanfaatkan
Maksud dan Tujuan M enciptakan mal dan apartemen dengan memanfaatkan potensi iklim tropis serta pengendaliannya. Tinjauan dan Landasan Teori
-
Survey Survey lapangan Survey literatur
M anusia - Butuh suasana nyaman - Kebutuhan ruang
M anusia - Pelaku - Aktifitas dan kebiasaan
Topik Arsitektur Tropis
Data Pengumpulan data
Permasalahan Bangunan Lingkungan - Penataan ruang - Pemanfaatan ruang luar - Tata letak dan orientasi - M enciptaan iklim mikro
Pembahasan Bangunan - Tata letak ruang
Sintesa
Konsep
Perancangan
9
Lingkungan - Lokasi - Tata letak ruang luar