BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Daerah Rembang secara fisiografi termasuk ke dalam Zona Rembang (van
Bemmelen, 1949) yang terdiri dari endapan Neogen silisiklastik dan karbonat. Stratigrafi daerah ini terdiri dari seri endapan yang menerus mulai dari Miosen hingga Pliosen (Kadar dan Sudijono, 1994). Penelitian di daerah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang batas-batas formasi secara lebih rinci. Melalui penelitian
tugas
akhir
ini
diharapkan
penulis
dapat
mengaplikasikan
dan
mengintegrasikan ilmu-ilmu geologi yang telah diperoleh dalam menjelaskan keadaan geologi daerah penelitian.
1.2
TUJUAN Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan
penelitian stratigrafi detil menyangkut penentuan batas-batas formasi, serta penentuan umur dan lingkungan pengendapan tiap formasi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tatanan geologi daerah penelitian yang mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan sejarah geologi berdasarkan analisis dari data-data pengamatan unsur-unsur geologi yang telah diperoleh di lapangan dengan bantuan peta topografi dan data-data yang berasal dari literatur.
1.3
LOKASI PENELITIAN Secara administratif, daerah penelitian berada di daerah Bulu dan sekitarnya,
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1.1). Lokasi daerah penelitian meliputi Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, serta Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Pada peta indeks, daerah penelitian termuat dalam Peta Geologi Lembar Rembang yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung (1993) dan Peta Rupabumi Indonesia Skala
1
BAB I PENDAHULUAN
1:25.000 Lembar Blora (1509-122) dan Lembar Pamotan (1509-124) yang dibuat dan diedarkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) tahun 1999 dan 2001. Secara geografis, daerah penelitian berada pada 6°50’45” - 6°55’00” LS dan 111°23’30” - 111°26’00” BT. Daerah penelitian memiliki luas 36,6 km2 (7,89 km x 4,64 km) dan berada pada ketinggian sekitar 72 - 330 m di atas permukaan laut. Lokasi daerah penelitian berada di sebelah selatan Kota Rembang dan di sebelah utara Kota Blora. Kota Rembang berjarak ± 476 km ke arah timur dari Kota Bandung dan dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat selama ± 10 jam perjalanan. Kemudian dari Kota Rembang menuju daerah penelitian berjarak ± 16 km dan dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat selama ± 20 menit perjalanan.
Gambar 1.1. Peta lokasi daerah penelitian (modifikasi dari www.bakosurtanal.go.id).
2
BAB I PENDAHULUAN
1.4
KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi umum daerah penelitian berupa daerah punggungan, perbukitan, dan
lembah dengan bentang alam yang bergelombang di bagian tengah hingga utara dan relatif datar pada bagian selatan daerah penelitian. Daerah penelitian secara umum terdiri dari daerah pemukiman, perkebunan, persawahan, pertambangan batugamping dan batupasir kuarsa, serta hutan jati. Berdasarkan Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000 Lembar Blora (1509122) dan Lembar Pamotan (1509-124) yang dibuat dan diedarkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) tahun 1999 dan 2001, sekitar 22 km2 atau 60% dari tata guna lahan di daerah penelitian merupakan hutan jati, sekitar 7,3 km2 atau 20% merupakan sawah, sekitar 6,2 km2 atau 17% merupakan ladang, dan hanya 1,1 km2 atau 3% saja yang merupakan lahan pemukiman. Hutan jati umumnya menempati daerah yang berbukit-bukit. Pemukiman umumnya menempati daerah dataran. Sawah dan ladang sebagian besar menempati daerah dataran dan sebagian kecil menempati daerah yang berbukit-bukit. Penduduk di daerah penelitian memiliki mata pencaharian sebagai petani, penambang, pegawai negeri, sopir, buruh, dan pedagang. Kondisi singkapan di daerah penelitian umumnya agak lapuk dan jarang ditemukan singkapan dalam jarak yang dekat dan menerus. Hal ini yang menyebabkan penulis kesulitan untuk melakukan pengukuran penampang stratigrafi secara detil dan terukur. Untuk pengukuran ketebalan lapisan, penulis melakukan rekonstruksi penampang geologi.
1.5
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan meliputi dua metode utama, yaitu penelitian
lapangan dan penelitian laboratorium. 1.
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan untuk pemetaan geologi umum menggunakan peta topografi skala 1:12.500 yang bertujuan untuk
3
BAB I PENDAHULUAN
memperoleh data primer yang kemudian akan dianalisis dan diolah di laboratorium. Detil kegiatan penelitian lapangan adalah sebagai berikut:
Membuat rencana lintasan.
Melakukan pengamatan pada lintasan-lintasan yang telah direncanakan, yaitu dengan melakukan deskripsi litologi secara megaskopis, mengukur jurus dan kemiringan lapisan batuan, sketsa singkapan, pengambilan foto singkapan, pengambilan sampel batuan, serta penentuan lokasi pengamatan.
Pemlotan hasil pengamatan di lapangan pada peta lokasi pengamatan untuk mengetahui penyebaran batuan.
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: peta topografi skala 1:12.500, kompas geologi, palu geologi, GPS, loupe, buku lapangan, alat tulis, plastik sampel, meteran plastik, larutan HCl, kamera digital, komparator besar butir, serta perlengkapan lain yang dianggap perlu. 2.
Penelitian Laboratorium Penelitian laboratorium dilakukan untuk menganalisis dan mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Analisis dan pengolahan data tersebut dilakukan di laboratorium yang disertai dengan diskusi dan bimbingan dari dosen pembimbing. Penelitian laboratorium meliputi:
Analisis mikropaleontologi Dilakukan dengan cara meneliti kandungan fosil foraminifera kecil untuk mengetahui umur relatif dari batuan dan untuk menentukan lingkungan pengendapannya.
Analisis petrografi Dilakukan dengan cara meneliti sayatan tipis dari sampel batuan di bawah mikroskop untuk menentukan mineral penyusun dan komposisinya.
Analisis kalsimetri Dilakukan untuk mengetahui kadar karbonat dalam batuan klastik halus. 4
BAB I PENDAHULUAN
Analisis struktur Dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan pola struktur daerah penelitian dan hubungannya dengan tatanan geologi regional Jawa Timur.
Setelah metode penelitian seperti diuraikan di atas selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah tahap penulisan skripsi. Tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian tahap tugas akhir berupa penulisan hasil penelitian dalam bentuk skripsi. Skripsi yang dihasilkan di antaranya memuat lampiran-lampiran hasil analisis laboratorium dan analisis struktur, peta geomorfologi, peta lokasi pengamatan, peta geologi dan penampang geologi, serta kolom stratigrafi umum daerah penelitian.
5