1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Surabaya memiliki daya tarik dari banyak sisi. Posisi Surabaya yang strategis dikawasan Indonesia Timur semakin menjadikan Surabaya Menarik bagi berbagai kalangan. Surabaya terbagi dalam 5 kawasan : Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Surabaya Pusat merupakan tempat perkantoran dan perdagangan, Surabaya Timur merupakan kawasan pendidikan, pemukiman dan perdagangan, Surabaya Utara sebagai kawasan maritim dan daerah nelayan, Surabaya Selatan sebagian besar menjadi kawasan industry sedangkan Surabaya Barat merupakan kawasan pemukiman dan lapangan golf. Pembangunan di beberapa wilayah Surabaya berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia di Kota Surabaya. Tidak hanya populasi manusia yang bertambah melainkan juga gedung-gedung pencakar langit yang mulai menyebar di seluruh wilayah Surabaya. Salah satu wilayah Surabaya yang paling berkembang membangun sekarang adalah Surabaya Barat. Jalan Banyu Urip merupakan salah satu koridor perekonomian karena merupakan penghubung antara kota Surabaya dan Gresik. Oleh karena itu, setiap hari selalu terjadi kemacetan, dikarenakan volume kendaraan lebih besar dari kapasitas jalan Banyu Urip. Setelah adanya pembangunan Box Culvert, diharapkan kemacetan akan berkurang ( DS < 0,8 ) terutama di akses koridor timur barat (Jalan Banyu Urip dan Jalan Mayjen sungkono). Progam pemasangan Box Culvert di sepanjang kali Banyu Urip sebenarnya tidak sebatas mengatasi banjir. Proyek tersebut diharapkan juga bisa memecahkan masalah kemacetan di wilayah itu. Sebab, Jalan Banyu Urip digunakan sebagai jalur alternatif
menuju Surabaya Barat, selain Jalan Mayjen Sungkono. Selama ini, para pengendara terkesan enggan memanfaatkan jalan Banyu Urip untuk menuju kawasan Surabaya Barat. Selain sempit dan macet, jalan tersebut selalu tergenang air ketika musim penghujan. Jika tidak ada jalur alternatif, lambat laun Jalan Mayjen Sungkono mengalami kemacetan seperti Jalan Ahmad Yani. Dengan adanya progam itu pemerintah membangun jalan di atas box culvert dan sekarang sudah dilaksanakan. Pembangunan masih pada segmen 2 yaitu dari jalan Simo Kwagean sampai dengan Simo Mulyo sedangkan pada segmen 1 sudah dilakukan dan sudah beroprasi. Melihat kebutuhan masyarakat saat ini, masyarakat membutuhkan ruas jalan yang luas, aman dan nyaman. Salah satu solusi yang mungkin
diterapkan adalah pembangunan ruas jalan baru yang dibangun di atas sungai menggunakan box culvert. Pembangunan ruas jalan diatas sungai yang awalnya 2 lajur 2 arah sekarang dibangun menjadi 4 lajur 2 arah dan di beri median,dan pembangunan ini di bagi menjadi 5 segmen yaitu dari jalan Girilaya sampai dengan jalan Benowo dari pembangunan berikut bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Dengan diadakan studi kelayakan Pembanguan Jalan di atas box culvert ini, maka dapat diketahui permasalahan yang ada. Sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk kebutuhan pembangunan ruas jalan. Oleh karena itu perencanaan jalan yang baik adalah harus sesuai aturan yang dipakai dan memikirkan berapa volume kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sehingga kondisi jalan tersebut tetap berada dalam kondisi baik selama umur yang direncanakan dan berkurangnya kemacetan. Permasalahan yang ada seperti berapa waktu kerugian pada saat belum dibangun box culvert dan setelah pembangunan lalu dibandingkan costnya apakah pembangunan box culvert itu layak atau tidak. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara sebelum jalan di atas box culvert dibangun ? 2. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara setelah jalan di atas box culvert diperbaiki ? 3. Berapakah B/C dan NPV dari pembangunan jalan di atas box culvert ? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah : 1. Kelayakan yang ditinjau pembangunan jalan diatas box culvert tersebut dibatasi dari segi teknik lalu lintas dan ekonomi jalan raya. 2. Tidak mempertimbangkan kerugian atau peningkatan dari bidang sosial dan hasil produksi sekitar daerah studi. 3. Rencana studi dari segmen 1 sampai segmen 5 yaitu dari jl. Girilaya sampai Benowo. 4. Umur rencana pembangunan jalan diatas box culvert 20 tahun. 1.4 Tujuan Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir : 1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan tersebut baik sebelum maupun sesudah adanya ruas jalan di atas box culvert tersebut.
2 2. Mengetahui biaya waktu oleh pengguna jalan tersebut baik sebelum maupun sesudah adanya ruas jalan diatas box culvert. 3. Menganalisa kelayakan pembangunan ruas Jalan diatas box culvert.
Jl. Margomulyo Jl. Tanjungsari
1.5 Lokasi Studi Lokasi pembangunan box culvert berada di sepanjang Jalan Banyu Urip, tepatnya mulai jalan Girilaya sampai Benowo, Kota Surabaya. Dengan pembagian segmen ruas sejumlah 5 segmen, yang ditunjukkan pada gambar 1.3 sampai gambar 1.5 yaitu:
Jl. Girilaya
Gambar 1.6 Segmen 4. Jl. Tandes (Batas segmen dari Jl. Tanjungsari s/d Jl. Margumolyo).
Jl. Benowo Jl. Simo Kwagean
Jl. Margomulyo
Gambar 1.3 Segmen 1. Jl. Banyu urip ( Batas segmen dari jl.Girilaya s/d jl. Simo Kwagean).
Jl. Simo Kwagean Gambar 1.7 Segmen 5. Jl. Tandes / Benowo (Batas segmen dari Jl. Margomulyo s/d Jl. Benowo).
BAB II SENGAJA TIDAK DICANTUMKAN
BAB III METODOLOGI Jl. Simo Mulyo Gambar 1.4 Segmen 2. Jl. Banyu urip (Batas segmen dari Jl. Simo Kwagean s/d Jl. Simo Mulyo).
Jl. Tanjungsari Jl. Simo Mulyo
Gambar 1.5 Segmen 3. Jl. Banyu urip (Batas segmen dari Jl. Simo Mulyo s/d Jl. Tanjungsari).
3.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara sebelum jalan diatas box culvert di bangun ? Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara setelah jalan diatas box culvert di perbaiki ? Berapakah B/C dan NPV dari pembangunan jalan di atas box culvert ? 3.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data terdiri dari dua yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder yang berupa data lalu lintas harian rata-rata dan data tata guna lahan diperoleh dari dinas terkait. Sedangkan data primer yang berupa data harga komponen biaya operasi kendaraan diperoleh dengan survey di lapangan.
3 Data sekunder : Data Volume lalu lintas Data ini di dapat dari dinas terkait yang sudah di bagi menjadi LV (kendaraan ringan), HV (kendaraan berat) dan MC (sepeda motor). Jumlah Penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Data ini di dapat dari BPS (Badan Pemerintah Stasistik) Faktor-faktor Biaya Operasi Kendaraan Data ini di dapat dari internet dan HSPK Dinas PU Bina Marga Kota Surabaya Tahun 2010. Data Biaya Kontruksi Data ini di peroleh dari dinas terkait PU Cipta Karya Surabaya. Data primer : Kecepatan kendaraan Kecepatan akan menentukan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam waktu tertentu. Para pemakai kendaraan dapat menaikkan kecepatan untuk memperpendek waktu perjalanan atau memperpanjang jarak perjalanan. Data yang didapat berasal dari survey speed Gun. Dengan alat speed gun akan didapatkan waktu rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk semua tundaan waktu berhenti (detik atau jam). 3.3. Analisis Data a) Analisis Pertumbuhan lalu lintas Dari data-data yang ada akan diadakan peramalan untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas yang akan ditinjau sampai umur rencana, meliputi: Jumlah Penduduk PDRB Volume lalu lintas (LHR) b) Analisis lalu lintas Eksisting Pada analisis kondisi eksisting pada tahun 2011 maupun tahun 2021 diasumsikan bahwa ruas jalan diatas box culvert belum dibangun, jadi ini adalah kondisi yang sebenarnya terjadi pada ruas jalan Girilaya-Benowo. Data yang di dapat berasal dari Survey Traffic Counting yang telah di lakukan. Analisa Berupa: Perhitungan Volume lalu lintas Perhitungan Kapasitas Jalan Perhitungan Derajat Kejenuhan Perhitungan Kecepatan Kendaraan c) Analisis lalu lintas ruas jalan diatas box culvert Tugas Akhir ini dianalisa pada tahun 2009, sedangkan pengoprasian ruas jalan diasumsikan baru terjadi pada tahun 2011 (1 tahun untuk pembebasan lahan, 1 tahun untuk
konstruksi) Dengan umur jalan rencana 20 tahun. Data yang di dapat berasal dari Survey Lisence Plate yang telah dilakukan. Analisa ini mencari permintaan (demand) ruas jalan diatas box culvert, sehingga dapat diketahui volume lalu lintas yang nantinya melewati ruas jalan tersebut. Analisis berupa: Perhitungan Volume lalu lintas Perhitungan Trip Assignment Perhitungan Kapasitas Jalan Perhitungan Derajat Kejenuhan Perhitungan Kecepatan Kendaraan d) Trip Assignment Trip Assigment dalam Tugas Akhir ini digunakan untuk menghitung arus yang memisah dari jaringan jalan yang telah ada sebelumnya ke jaringan jalan baru (ruas jalan diatas box culvert). Dengan perhitungan trip assignment bisa diketahui prosentase kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan rumus pendekatan dengan metode divertion curve. Pada daerah studi ada dua alternative rute yaitu rute jalan Banyu Urip dengan rute jalan Mayjen Sungkono. e) Analisis Biaya Perhitungan Penghematan BOK Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) mengacu pada metode Jasa Marga. Dimana dalam formula Jasa Marga komponen Biaya Operasi Kendaraan dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu: 1. Konsumsi bahan bakar. 2. Konsumsi minyak pelumas. 3. Konsumsi ban. 4. Pemeliharaan, yang terbagi dua : a. Suku cadang b. Jam kerja mekanik 5. Depresiasi 6. Bunga Modal 7. Asuransi Kemudian dari formula tersebut di cari selisih antara BOK jalan eksisting dan BOK jalan rencana. Perhitungan Biaya Kontruksi Perhitungan Biaya Kontruksi di dapat dengan mengelola data-data yang telah ada volume pekerjaan dan HSPK tahun 2010. f) Analisis Ekonomi Penghematan Biaya Operasi Kendaraan Dari adanya pembangunan ruas jalan di atas box culvert sehingga diketahui berapa penghematan pada Biaya Operasional Kendaraan pada saat
4
sebelum ada pembangunan dan setelah ada pembangunan tersebut. Perhitungan nilai waktu Karena besarnya nilai waktu berbedabeda menurut jenis kendaraan di lokasi studi dan melihat tidak adanya angka nilai waktu yang mewakili di daerah Banyu Urip, maka dalam perhitungan nantinya akan menggunakan nilai waktu minimum. Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) Penilaian terhadap kelayakan rencana pembangunan jalan diatas box culvert sebagai berikut :
BCR alternatif =
Dimana: Jumlah total benefit alternatif meliputi penjumlahan dari : Nilai peningkatan BOK pada kondisi eksisting Nilai peningkatan BOK pada kondisi forecasting Gradien peningkatan penghematan BOK Cost : Biaya alternaif pembangunan jalan diatas box culvert. Perhitungan Net Present Value (NPV) Mengetahui beberapa besar keuntungan pembangunan jalan diatas box culvert selama umur yang direncakan. Pada prinsipnya analisa ini membandingkan antara besarnya investasi (cost) yang dikeluarkan dengan besarnya biaya penghematan (benefit) untuk para pengguna jalan yang diperoleh dari pembangunan jalan tersebut. Bagan Alir Mengenai bagan alir (flow chart) urutan kegiatan dalam yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Studi (lanjutan).
BAB IV PENGUMPULAN DATA
3.4.
4.1 Studi Kondisi Wilayah 4.1.1. Umum Surabaya sebagai kota pahlawan dan sebagai ibukota Propinsi Jawa Timur memiliki letak geografis yang strategi. Secara Geografis Kota Surabaya terletak pada 07’’ 09’’ – 07” 21” Lintang Selatan dan 112” 36” - 112” 54” Bujur Timur dengan luas wilayah 52.087 Ha. Dengan 63,45% atau 33.048 Ha dari luas total wilayah merupakan daratan dan selebihnya sekitar 36,55% atau 19.039 Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh pemerintahan kota Surabaya. Temperatur Kota
5 Surabaya cukup panas, yaitu rata-rata antara 22,6o – 34,1o, dengan tekanan udara rata-rata antara 1005,2 - 1013,9 milibar dan kelembaban antara 42%-97%. Kecepatan angin rata-rata perjam mencapai 12 – 23 km, curah hujan rata-rata antara 120 – 190 mm. Batas Administrasi sebelah utara adalah selat Madura, sebelah Timur adalah selat Madura, sebelah selatan adalah Kabupaten Sidoarjo, dan sebelah barat adalah Kabupaten Gresik, dengan jumlah Kecamatan 31 dan jumlah Desa atau Kelurahan 163. Posisi geografis sebagai pemukiman pantai menjadikan Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan dan pemukiman bagi kaum pendatang (imigrasi). Proses imigrasi inilah yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota multi etnis yang kaya akan budaya.
4.1.2. Kependudukan Penduduk Surabaya boleh dikatakan berasal dari pendatang. Dari hari ke hari penduduk Surabaya terus bertambah, para pendatang yang menetap di Surabaya umumnya datang melalui laut. Ada yang berasal dari Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Di samping ada yang berasal dari daratan Pulau Jawa sendiri. Tidak hanya itu, para pelaut itu juga banyak berasal dari Cina, India dan Arab, serta Eropa. Dari hasil sensus penduduk Tahun 2004 jumlah penduduk di Kota Surabaya tercatat 2.692.461 jiwa, bila dibandingkan dengan hasil sensus penduduk 2009 sebesar 2.942.502 jiwa. Maka laju pertumbuhan penduduk Kota Surabaya sekitar 1,08 % pertahun. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surabaya PDRB per Jumlah Tahun PDRB(milyar) Kapita Penduduk 2004 79.708,06 29.730.000 2.692.461 2005 96.386,84 35.710.000 2.740.490 2006 112.358,85 41.560.000 2.784.196 2007 128.278,14 45.560.000 2.829.552 2008 149.792,61 54.400.000 2.902.516 2009 164.923,00 59.144.000 2.942.502 Sumber : BPS Surabaya, 2009 Untuk pertumbuhan jumlah penduduk dari hasil Ms. Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi seperti pada Gambar 4.1.
300000,0 290000,0
y = 5090,4x + 263712 R² = 0,9935
280000,0 270000,0 260000,0 250000,0 2004
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 4.1 Grafik Dan Persamaan Regresi Jumlah Penduduk Surabaya Dari persamaan regresi pada gambar 4.1 dapat dihitung besarnya pertumbuhan PDRB per kapita Kota Surabaya (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Surabaya
6 4.1.3. Pendapatan Domestic Regional Bruto (PDRB) Pendapatan Domestic Regional Bruto merupakan salah satu indikator perekonomian suatu daerah. Data ini sangat dibutuhkan sebagai pembanding pertumbuhan kendaraan pengangkut barang. Karena pertumbuhan PDRB suatu daerah menunjukkan tingkat distribusi barang didaerah tersebut.
Tabel 4.3 Pertumbuhan PDRB Surabaya Tahun PDRB (milyar) 2004 79.708,06 2005 96.386,84 2006 112.358,85 2007 128.278,14 2008 149.792,61 2009 164.923,00 Sumber:BPS Surabaya, 2009 Perumusan regresi akan dilakukan untuk tiap faktor. Yang pertama adalah untuk pertumbuhan PDRB. Dari hasil Ms. Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi seperti pada Gambar 4.2. 200.000,00 150.000,00
y = 17206x + 61687 R² = 0,9979
100.000,00 50.000,00 0,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 4.2 Grafik Dan Persamaan Regresi PDRB Surabaya Dari persamaan regresi pada gambar 4.1 dapat dihitung besarnya pertumbuhan PDRB Kota Surabaya (Tabel 4.2). Tabel 4.4 Pertumbuhan PDRB Surabaya
4.1.4. Pendapatan Domestic Regional Bruto Perkapita (PDRB Perkapita) Pendapatan Domestic Regional Bruto Perkapita (PDRB Perkapita) merupakan salah satu indikator kemakmuran suatu daerah. Data ini sangat dibutuhkan sebagai pembanding pertumbuhan kendaraan pengangkut barang. Karena pertumbuhan PDRB Perkapita suatu daerah menunjukkan tingkat distribusi barang didaerah tersebut. Tabel 4.5 Pendapatan Domestic Regional Bruto Perkapita (PDRB Perkapita) Tahun PDRB Perkapita(Juta) 2004 29.730.000 2005 35.710.000 2006 41.560.000 2007 45.560.000 2008 54.400.000 2009 59.144.000 Sumber : BPS Surabaya, 2009 Untuk pertumbuhan PDRB per kapita dari hasil Ms. Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi seperti pada Gambar 4.3.
7 70 60 50 40 30 20 10 0
y = 5,9183x + 23,637 R² = 0,9926
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 4.3 Grafik Dan Persamaan Regresi PDRB per Kapita Surabaya Dari persamaan regresi pada gambar 4.3 dapat dihitung besarnya pertumbuhan PDRB per kapita Kota Surabaya (Tabel 4.6). Tabel 4.6 Pertumbuhan PDRB per Kapita Surabaya
Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(Analisa lalu lintas). Tabel 4.8 Volume lalu-lintas pada puncak siang (11.0013.00)
Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(analisa lalu lintas). Tabel 4.9 Volume lalu-lintas pada puncak sore (16.1518.15)
4.1.5. Volume Lalu-Lintas Volume lalu-lintas didapatkan berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari survey lalu-lintas di lokasi studi. Tabel 4.7 Volume lalu-lintas pada puncak pagi (06.0008.00)
Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(Analisa lalu lintas). 4.1.6. Titik-titik Lokasi Survey : Pada lokasi studi ini terdapat titik-titik lokasi survey lalu lintas yang digunakan untuk mencari volume lalu lintas. Segmen yg terbagi menjadi 5 yaitu.