BAB I PENDAHULUAN Jika kita melihat perkembangan agama‐agama di dunia maka berbagai pandangan tentang jumlah Tuhan ini sangat beragam, mulai dari yang monoteis (satu Tuhan), diteis atau dualisme (dua Tuhan), triteis atau tirinitas (tiga tuhan), hingga politeis (banyak Tuhan) dalam berbagai bentuknya. Untuk itu, kita perlu menentukan pilihan kita dari berbagai pandangan tersebut dengan argumentasi yang kokoh dan utuh. Tauhid adalah hal penting yang membedakan agama lain dengan Islam sebagai agama yg meyakini keesaan Allah, selain itu tauhid adalah dasar iman seorang muslim, karna itu tidak sempurna iman seorang muslim tanpa didasarkan tauhid. Tapi bagaimana mungkin kita bisa mengetahui apakah tauhid itu sudah ada bersama iman kita, sedangkan kita tidak mengetahui arti dan hakekat tauhid itu sendiri. Karna makna tauhid sendiri bukan sekedar mengesakan Allah SWT, bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya. Sebagai contoh Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah, juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim,atau yang beriman kepada Allah. Dalam islam, tauhid mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan seperti yang kita ketahui bahwa dalam rukun islam yang petama meminta kita untuk mengucapkan dua kalimat syahadat yang didalamnya terdapat kalimat tauhid. Oleh sebab itu, makalah ini kami buat selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pendidikan agama islam, kami bermaksud untuk berbagi ilmu tentang tauhid yang kami ketahui dan kami dapatkan dari referensi tertentu. Dan kami berharap apa yang tulis di makalah ini dapat bermanfaat bagi sipapun yang membacanya. . 1 http://contoh.in
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tauhid Islam meyakini bahwa Allah swt adalah Esa secara mutlak, tidak berbilang dan tidak bersekutu dalam hal apapun. Siapa saja yang meyakini sebaliknya,maka ia telah jatuh pada kezhaliman dan dosa yang besar (syirk). Dimensi terpenting dari persoalan tauhid adalah masalah keesaan Allah ini, karena itu ushuluddin pertama ini di sebut at‐tauhid Tauhid berasal dari akar kata ahad atau wahid yang artinya satu. Dalam Islam, ia adalah asas keyakinan (akidah) bahwa Tuhan itu hanya satu, yakni Allah swt dan tidak ada yang setara juga sekutu dengan‐Nya. Dia yang wajib disembah dan dimintai pertolongan. Hanya Dia yang ditaati dan ditakuti. Hanya Dia yang menentukan segala sesuatu di dunia dan akhirat nanti. Tauhid dirangkum dalam kalimat tahlil, Laa ilaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah). Tapi bukan berarti semua orang yang mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illa Allah”, serta merta menjadi orang yang sudah bertauhid (merealisasikannya). Akan tetapi, menurut para ulama, agar menjadi seorang yang bertauhid (muwahhid) mesti memenuhi tujuh syarat berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5.
Ilmu, yaitu mengetahui makna dan maksud dari kalimat tauhid itu Yakin, yaitu meyakini dengan seyakin‐yakinnya akan komitmen (dari kalimat tauhid itu) Menerima dengan hati dan lisan (perkataan) segala konsekwensinya. Tunduk dan patuh akan apa yang diperintahkan‐Nya dan apa yang dilarang‐Nya Benar dalam mengatakannya. Artinya, apa yang dikatakannya dengan lidah mesti sesuai dengan apa yang diyakininya dalam hati. 6. Ikhlas dalam melakukan, tanpa dicampurinya. 7. Mencintai kalimat tauhid ini dengan segala konskwensinya. Didalam surat Al‐Ikhlash sudah di jelaskan dengan tegas akan keesaan Allah SWT, dan salah seorang Ulama Besar pernah menyebutkan “satu alasan lain kenapa al‐Ikhlash di turunkan adalah untuk menjawab pertanyaan‐pertanyaan di masa depan tentang Tuhan, dari sebagian kamu yang meraguinya. "Qul huwallahu ahad" Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. selain menyebutkan keesaan Allah SWT. Di ayat ini juga tersirat makna bahwa Allah itu satu dan tunggal, di ayat ini Allah juga memerintahkan hamba‐Nya untuk mengesakan‐Nya "Allahu as‐samadu" Allah adalah tuhan yang bergantung kepada‐Nya segala sesuatu. Allah sebaik"nya Maha Pencipta dan yang Maha mengatur serta Maha perencana atas apa yang sudah dan akan terjadi kepada makhluk ciptaan‐Nya jadi sudah semestinya Kita hanya Bergantung kepada Allah. " Lam yalid wa lam yulad" Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Allah SWT Tunggal dan berdiri sendiri, karna jika tidak, maka Allah adalah sama seperti kita makhluk hidup, sungguh sesuatu hal yang mustahil karna bagaimana mungkin seorang mkhluk hidup dapat membuat keturunan yang beragam dan berbeda", dan bagaimana mungkin makhluk hidup dapat menciptakan Langit yang secara ilmiah sampai saat ini tidak diketahui ujungnya dan tidak dapat digapai oleh satupun makhluk hidup. 2 http://contoh.in
"wa lam yakun lahu kufwan ahad" Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. di ayat ini juga memiliki maksud bahwa pencipta tak sama dengan yang diciptakan. Sebagai contoh: sebuah meja tidak sama dengan pembuat meja tersebut dalam sifat ataupun bentuk. Dan makna lain yang terkandung dalam ayat ini adalah keagungan dan kesempurnaan yang hanya dimiliki Allah SWT dengan Asmaul Husna‐Nya. B. Pembagian Tauhid Berdasarkan apa yang didakwahkan oleh para rasul dan kitab‐kitab yagn telah diturunkan, Tauhid terbagi menjadi tiga : 1. Tauhid Rububiyah yaitu meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah yang Menciptakan, Memiliki, Membolak‐balikan, Mengatur alam ini, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, seperti yang telah disebutkan Dalam QS. Asy‐Sura ayat 11 yang artinya : "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan‐ pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan‐pasangan (pula), dijadikan‐Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia‐lah yang Maha Mendengar dan Melihat."(QS. Asy‐Sura : 11) Hal ini diakui hampir oleh seluruh manusia, adapun kaum yang pernah mengingkarinya adalah kaum atheis, yang pada kenyataannya mereka menampakan keingkarannya hanya karna kesombongan mereka, padahal jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukan mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya meraka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. Ath‐Thur : 35‐36) 2. Tauhid uluhiyah yaitu meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT memiliki hak terhadap semua makhluk‐Nya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap, dan lain‐lain, melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Firman Allah SWT yang artinya : "Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang‐orang yang kafir itu tiada beruntung."(QS. Al‐Mukminun : 117) Kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab‐kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada selain‐Nya. 3. Tauhid Sifat atau asma adalah meyakini bahwa sifat‐sifat yang ada pada Allah seperti ilmu, kuasa, hidup, dan sebagainya adalah merupakan hakikat Dzat‐Nya dan Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Sifat‐sifat itu tidak sama dengan sifat‐sifat makhluk, yang masing‐masing berdiri sendiri dan terpisah dari yang lainnya. 3 http://contoh.in
C. Hakekat dan Inti Tauhid Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selain‐Nya tanpa sebab atau perantara, juga mentaati perintah‐Nya dan menjauhi larangan‐Nya. Dengan adanya tauhid seseorang dapat dengan mudah melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dengan keyakinan semuanya berasal dari Allah SWT. Dengan tauhid pula seorang muslim hanya akan menyembah‐Nya dan mengesakan‐Nya, dan tidak menyembah kepada yang lain. 4 http://contoh.in
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan betapa pentingnya tauhid bagi seorang muslim, dan tidak sempurnanya iman seseorang, bahkan termasuk orang‐ orang yang ingkar apabila tidak mentauhidkan Allah SWT. Dan pembahasan diatas juga menjelaskan akan Keesaan yang hanya dimiliki Allah, yang wajib diyakini dan di amalkan oleh seorang muslim. Karna tanpa meyakininya berarti orang tersebut hanya mengakui islam sebagai agamanya tanpa menjadikan islam sebagai agama yang di yakininya. Sedangkan bagi mereka meyakininya tapi tidak mengamalkannya sama saja dengan menjadi muslim tanpa bersikap sebagai seorang muslim. B. Manfaat Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul sendirinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan ibadat, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya sehari‐hari. Dengan demikian, kepercayaan atau akidah merupakan pokok dan landasan berpikir bagi umat Islam. Apabila tauhid hanya diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan namun tidak berpengaruh apa‐apa terhadap seseorang. Sebaliknya, jika seseorang hanya memiliki jiwa tauhid ia akan menjadi sangat fanatik bahkan mungkin terlempar ke luar dari ketauhian yang sebenarnya. Dengan demikian, maksud dan tujuan tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja, tetapi jauh dari itu sebab tauhid mengandung sifat‐sifat: 1. Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan. 2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan. 3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan. 4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin. Dengan demikian, tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai akidah, tetapi berfungsi pula sebagai falsafah hidup. Kehadiran tauhid sebagai ilmu merupakn hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al qur’an dan hadits. "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga‐surga yang mengalir sungai‐sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah‐buahan dalam surga‐surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah‐buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri‐isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."(QS. Al‐Baqarah : 25) 5 http://contoh.in
Dari Jabir r.a, ia berkata, "Seorang laki‐laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?' Beliau menjawab, 'Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk surga dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka." HR. Muslim. Dari surat dan hadist di atas, telah dijanjikan keindahan surga oleh Allah SWT kepada mereka yang berpegang teguh dan mengamalkan tauhid dalam ibadah dan kehidupan sehari‐hari hingga kembali kepangkuan‐Nya, Dan yakinlah sesungguhnya Allah SWT Maha Menepati Janji dan tak memiliki sifat ingkar. Tauhid sebagai syarat meminta dan memohon ampunan, Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Allah SWT berfirman, 'Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada‐Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada‐Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepada‐Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui‐Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan‐Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi)." HR. at‐Tirmidzi. Dan Allah SWT juga telah menjanjikan keamanan dan petunjuk di dunia dan di akhirat bagi orang‐ orang yang bertauhid dan merealisasikannya dalam kehidupan, Sebagaimana firman Allah SWT : "Orang‐orang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang‐orang yang mendapat keamanan dan meraka itu adalah orang‐orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al‐An'am : 82). Seseorang yang bertauhid hanya akan bertawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT atas qada dan qadar‐Nya, dan mendidik orang tersebut memiliki sifat sabar dan ikhlash dalam menjalani setiap cobaan dalam hidupnya. Masih banyak manfaat dari tauhid yang tidak dapat kami sebutkan dan mungkin kami sendiri kurang pemahaman akannya. C. Penutup Demikianlah sedikit penjelasan tentang tauhid berdasarkan ilmu yang kami dapat dari beberapa referensi, kami berharap apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan dalam kata atupun penjelasan atas apa yagn kami tuliskan di makalah ini. Dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada orang‐orang yagn telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Juga kepada mereka yang telah berkenan membagi ilmunya untuk kami pahami dan tuliskan di makalah ini. Juga tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada mereka yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga kita semua bisa menjadi seorang muslim yang lebih bertauhid dalam keyakinan, niatan dan berperilaku. Dan semoga Allah curahkan keberkahan dan petunjuk bagi kita yang belajar untuk menjadi lebih baik di dunia dan diakhirat. Amin. DAFTAR PUSTAKA 6 http://contoh.in
1. Artikel Desember 26, 2010 oleh syiahali (http://syiahali.wordpress.com/2010/12/26/tauhid‐ syiah‐imamiyah‐tauhid‐yang‐murni/) 2. Sebuah artikel dengan judul "Tauhid" (http://ridwan202.wordpress.com/istilah‐agama/tauhid/) 3. Artikel dengan judul "Sebuah tulisan tentang Tauhid" (http://www.inilahjalanku.com/sebuah‐ tulisan‐tentang‐tauhid/) 4. Syaikh Muhammad At‐Tamimi, Dasar‐dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaan‐islam.com, Islamic Digital Library, 2001) 7 http://contoh.in
TAUHID & ILMU TAUHID MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AGAMA 1
Disusun oleh: Nama: Indra Ayustira NPM: 201146500057 Nama: Michael NPM: 201146500060 Nama: Reza Septian Saputra NPM: 2011146500072
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Bahasa dan Seni 8 http://contoh.in