BAB I PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG Pelaksanaan
kegiatan
Kerja
Praktek
merupakan
salah
satu
perwujudan dan pengaplikasian hasil belajar yang telah didapat di bangku kuliah pada dunia kerja. Selain itu penulis dapat belajar tentang etos kerja yang harus diterapkan pada dunia kerja, antara lain : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil kerja yang berkualitas dan disiplin dalam bekerja. Material box adalah sebuah wadah dan pelindung material beberapa komponen siap proses produksi yang disimpan sementara di area gudang. Material ini pun dikelompokkan menjadi beberapa product family yakni, connector dan accessories. Dan setiap product family ini pun terbagi lagi menjadi sub material. Packaging adalah ilmu, seni dan tekhnologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan. Packaging berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga katagori, yakni Primary Packaging, Secondary Packaging dan tertiary packaging. Yang dimaksud dengan Primary packaging adalah material atau kemasan yang pertamakali bersentuhan langsung dengan isi produk. Contohnya antara lain, botol, kaleng, plastik pembungkus makanan dan lain-lain. Sementara Secondary Packaging adalah kemasan pembungkus packaging atau kemasan yang ukurannya lebih besar dan mewadahi beberapa primary packaging sekaligus. Contohnya kardus atau shrink wrap. Tertiary packaging adalah jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk pada saat pengiriman atau pendistribusian. Contohnya container, barrel, dll.
1
Redisgn material box yang ada di PT Banshu electric Indonesia saat ini perlu dilakukan karena semakin rapuhnya material box yang telah ada masih ditemukannya beberapa kendala pada fungsi utama material box it sendiri, yakni handling yang sulit untuk man power saat melakukan proses supply material ataupun alokasi material. Desain material box yang baru diharapkan dapat melindungi material secara utuh.
1.1 Tujuan Kerja Praktek Adapun yang menjadi tujuan kerja praktik untuk penulis adalah agar dapat belajar menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam memasuki dunia kerja. Selain itu pula penulis belajar untuk memahami
dan menghayati situasi dan kondisi dunia kerja,
meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan penulis sebagai bekal memahami dunia kerja, dan yang terakhir memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya sesuai dengan jurusan yang dipelajari saat kuliah. 1.2 Manfaat Kerja Praktek Tidak sedikit manfaat yang diperoleh penulis dari pengalaman kerja praktik. Di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak didapat saat belajar di dalam kelas. Begitupun dalam pembuatan Desain Material box dimana penulis terlibat langsung, banyak proses yang dijalani, mulai dari analisa sampai proses desain sehingga penulis dapat memahami alur pengerjaannya. a) Manfaat Kerja Praktik bagi penulis diantaranya : • Mendapat pengetahuan mengenai proses desain packaging material
2
• Menambah dan melengkapi pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah secara langsung selama melaksanakan kerja praktek • Mengetahui sistem kerja di suatu perusahaan b) Manfaat bagi Perusahaan • Terbantu dalam proses kerja • Mencoba membantu memecahkan beberapa permasalahan yang ada dalam penyimpanan dan proses supply material. c) Manfaat bagi Perkembangan Keilmuan • Mendapatkan data dan fakta baru dari lapangan melalui kasus yang ditemui oleh praktikan
1.3 Batasan Masalah Di dalam buku laporan ini diuraikan langkah-langkah kerja dalam pembuatan desain material box berdasarkan kerja praktik. Selain itu pula terdapat pengalaman baru yang diperoleh penulis selama melakukan kerja praktek di dunia kerja. 1.4 Lingkup Kerja Praktik Pembuatan desain material box ini melalui beberapa tahap, mulai dari analisa material, penempatan, handling sehingga diharapkan dapat mempermudah proses kerja. 1.5 Metodologi Pengumpulan dan Penulisan Laporan Buku laporan ini dibuat melalui proses wawancara, observasi dan analisa. Selain materi kerja praktek yang didapat penulis, laporan kerja praktek ini dilengkapi pula dengan materi penunjang yang didapat dari berbagai media antara lain : buku, majalah, internet dan materi kuliah. Sebelum
dilakukannya
proses
redesign
material
box
dan
penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melakukan beberapa metode pengumpulan data dintaranya adalah : 3
1. Metode Observasi Pengamatan secara langsung terhadap objek dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Metode Wawancara Bertanya langsung dan meminta penjelasan secara rinci pada sumber-sumber terkait. 3. Metode Kepustakaan Pengambilan data-data dengan cara membaga literature dan bukubuku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan Penulis membagi buku laporan ini dalam 5 bab dengan pokok bahasan antara lain : BAB I
: Penjelasan tentang latar belakang kerja praktik dan isi buku laporan
BAB II
: Berisi tinjauan umum perusahaan, yakni memperkenalkan profil perusahaan dengan bidang usaha yang dijalani
BAB III
: Berisi kutipan teori yang berhubungan dengan desain material box
BAB IV
: Materi kerja praktik berdasarkan projek kerja
BAB V
: Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
4
BAB II PT BANSHU ELECTRIC INDONESIA
2.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT Banshu Electric Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan “wiring harness” dan “battery cable” untuk mobil, sepeda motor, alat-alat berat dan alat-alat rumah tinggal (general appliance). PT Banshu Electric Indonesia merupakan perusahaan join venture company antara Banshu Electric Equipment Co. Ltd., Jepang dengan PT Askara Internal, Indonesia sejak Juli 1996 di Jakarta. PT Banshu Electric Indonesia membawa misi untuk tumbuh berkembang dan mendominasi pasar ASIA dan juga berkomitmen memberikan servis dengan hasil terbaik kepada costumer dan memberikan support bagi perkembangan industri komponen otomotif di Indonesia. Dengan adanya perkembangan yang cukup pesat saat ini, maka pihak manajemen berfikir bahwa PT Banshu Electric Indonesia harus didukung oleh perusahaan-perusahaan lain untuk tetap eksis dan dapat bersaing dalam persaingan usaha yang sangat ketat. Dari sinilah maka saat ini terbentuk “Banshu Group” yang terdiri dari beberapa perusahaan termasuk PT Banshu Electric Indonesia itu sendiri.
5
Banshu Group terdiri dari : 1. BPI (Banshu Plastik Indonesia) Memproduksi khusus component plastic untuk kendaraan bermotor dan alat berat 2. BRI (Banshu Rubber Indonesia) Memproduksi khusus component rubber/karet untuk kendaraan bermotor dan alat berat 3. BMI (Banshu Metal Indonesia) Memproduksi
khusus
component
terminal
untuk
kendaraan
bermotor dan alat berat 4. BWI (Banshu Wire Indonesia) Memproduksi khusus wire/kabel sebagai penyalur arus khusus produk domestik 5. Kinenta Indonesia Khusus memproduksi wiring harness untuk kendaraan bermotor domestic selling, dan khusus produk Hitachi, Sakai, Kobelco small circuit, dan TCM 6. Askara Internal Khusus menyediakan stationary kantor dan material-material ware use 7. BEI (Banshu Electric Indonesia) Khusus memproduksi wiring hanes untuk kendaraan bermotor dan alat berat export selling and prototype 2.2 Visi dan Misi Perusahaan PT Banshu Electric Indonesia mempunyai visi yakni, menjadi perusahaan penyedia komponen otomotif kelas dunia. Dengan membawa misi untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar ASIA, dan juga berkomitmen
memberikan
hasil
terbaik
kepada
konsumen
dan
mensupport industri komponen otomotif yang berkembang di Indonesia.
6
Dengan kepemimpinan, inovasi, fokus dan performance tertinggi melalui teamwork yang diberikan kepada pelanggan, dan shareholders. 2.3 Mitra Kerja Dalam perkembangan saat ini PT Banshu Electric Indonesia telah memiliki cukup banyak pelanggan (customer) baik domestic (dalam negeri) maupun exspor (luar negeri). Pelanggan dalam negeri antara lain sebagai berikut : 1)
PT Komatsu Indonesia, tbk
2)
PT Hitachi Construction Machinery Indonesia
3)
PT Sakai Indonesia
4)
PT United Tractor Pandu Engineering
5)
PT Natra Raya (Caterpillar)
6)
PT Astra Honda Motor
7)
PT Kawasaki Motor Indonesia
8)
PT Indonesia Stanley Electric
9)
PT Indonesia Nippon Seiki
10) PT Asia Putra Perkasa 11) PT New Jaya Motor 12) PT Sinar Sakti 13) PT Frigorex Indonesia
Adapun pelanggan exspor (luar negeri) antara lain sebagai berikut : 1)
Kobelco Construction Machineri Co. Ltd, Japan
2)
Kobelco Construction Machineri Co. Ltd, USA
3)
Komatsu Ltd, Japan
4)
Komatsu Forklift Co. Ltd, Japan
5)
Komatsu Osaka, Japan
6)
Daikyo Corp, Japan
7)
Kawasaki Heavy Industry Ltd, Japan
8)
Kyokuto Kaihatsu Kogyo Co. Ltd, Japan
9)
Hitachi Construction Machinery Co. Ltd, Japan 7
10) Hitachi Construction Machinery, Europe 11) Sakai Heavy Industry, Japan 12) TCM Corporation, Japan
2.4 Job Desk Departemen Engineering Di dalam departemen Engineering pada PT Banshu Electric Indonesia, departemen Engineering dibagi menjadi tiga bagian sub devisi, antara lain ; Engineering proses, Engineering Industri dan Engineering Prototype. Ketiga sub devisi tersebut dipimpin oleh dua orang supervisor yang berbeda. Dan berikut adalah penjabaran job desk masing-masing sub devisi. 1. Industrial Engineering Selain proses drawing, Industrial Engineering juga membuat Jig board atau papan Jig. Jig board berfungsi sebagai media yang mempermudah proses perangkaian circuit yang dilakukan oleh bagian produksi. Job desk yang dikerjakan pada Industrial Enginnering adalah : a. Drawing Tools & Equipment b. Preventive & Maintenance Checker c. Visual Drawing d. Document Control e. Jig Drawing f. Jig Making g. Initial Checker h. Checker Making i.
Housing Drawing
j.
SOP Project
8
2. Prototype Engineering Setiap assy no yang masuk ke PT Banshu Electric Indonesia, akan dibuatkan prototypenya di bagian ini. Bagian ini juga melakukan project modif ataupun perbaikan yang diminta oleh customer. Job desk yang dikerjakan pada Industrial Enginnering adalah : a. Product Modif b. Standart Crimping & Loading Machine c. Buzzer & Checker Program d. Prototype Process e. Reman Product
3. Engineering Process / Design Engineering Pada sub devisi inilah penulis ditempatkan dalam kerja praktek. Pada sub devisi ini sendiri, dibagi menjadi lima bagian
project
kerja, antara lain ; Breakdown Drawing ( Engineering Package), Verifikasi Dokumen, Joint Drawing, Prepare WOS da Job Station Finishing & Accessories Visual. Job desk yang dikerjakan pada Industrial Enginnering adalah : a. Verifikasi Dokumen Pada bagian verifikasi dokumen mengurusi segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan harness & battery cable (produk yang dihasilkan oleh PT Banshu Electric Indonesia). Dokumen ini disebut dengan part list, semua material yang dibutuhkan dalam satu buah produk, tercantum dalam part list. b. Joint Drawing Joint Drawing, bertugas untuk membuat seluruh drawing pada bagian Joint. c. Prepare WOS Setiap order baik harness maupun Battery Cable yang masuk ke
departemen
PPIC
setiap
minggunya
akan
langsung
didistribusi kepada bagian Prepare WOS, selanjutnya akan dibuatkan Work Operation Sheet untuk semua assy no yang 9
diorder untuk kemudian akan didistribusikan kembali pada departemen Produksi. Pada setiap assy no akan memiliki jumlah circuit yang berbeda. Semakin banyak circuit yang ada pada setiap harness maka akan semakin banyak pula WOS yang dicetak. d. Job Station Finishing & Accessories Visual Bagian ini bertugas untuk menganalisis pemakaian assesories visual dan membuat standart operation procedure atau disingkat SOP khusus bagian Visual dan Finishing. Untuk kemudian SOP tersebut menjadi acuan kerja pada bagian Quality Control Production. e. Breakdown Drawing (Engineering Package) Bagian ini bertugas untuk melakukan analisis jika ditemukan problem yang mengharuskan material disubstitusi karena supplier tidak memproduksi material yang dibutuhkan ataupun karena material sulit untuk didapatkan. Selain itu bertugas pula untuk melakukan projek improvement, baik improvement pada departemen Engineering sendiri ataupun departemen lain dalam Banshu grup. Pada bagian inilah penulis ditempatkan.
2.5 Logo PT Banshu Electric Indonesia
Gambar 1. Logo PT Banshu Electric Indonesia Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
10
11
BAB III TEORI PENUNJANG
3.1 PENGERTIAN DESAIN GRAFIS Desain grafis adalah adalah cabang ilmu dari seni desain yang kemudian dalam perkembangannya dibantu oleh komputer dalam mendesain sebuah project. Desain grafis dapat bermakna kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang dapat menggabungkan elemen-elemen tersebut, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar. Sedangkan desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merecanakan benda pakai yang diproduksi, desain produk dapat pula diartikan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk / form dari sebuah produk manufaktur , mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan kemampuan proses produksinya. Menurut ensiklopedia bebas Wikipedia proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya data didapatkan dari proses riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang telah ada sebelumnya.
3.2 Teori Kemasan Packaging adalah ilmu, seni dan tekhnologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan.
12
Berdasarkan fungsinya, packaging modern terbagi menjadi tiga katagori : • Primary packaging Adalah material atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi produk Contoh : botol, kaleng, aerosol spray, amplop, bungkus permen, bungkus sepatu, plastik pembungkus makanan, skin pack, wrappers dan lain sebagainya. • Secondary packaging Adalah kemasan yang membungkus primary packaging atau kemasan yang ukurannya lebih besar dan mewadahi primary packaging sekaligus. Contoh : kardus atau shirnk warp. Kantong plastik yang sering kita gunakan apabila membawa beberapa kaleng atau botol juga termasuk dalam katagori secondary packaging. • Tertiary packaging Adalah jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau pendistribusian. Contoh : container, barrel dan lain sebagainya.
3.3 Teori Ergonomi Berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu. Dengan demikian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan elemen – elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. 13
Ergonomi dapat pula diartikan penyesuaian tempat kerja dengan kita sebagai pelakunya, atau pekerja. Ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas desain atau redesain. Karena orientasi utamanya adalah manusia maka ergonomi biasa juga
disebut
human engineering,
human
factors, human
factors
engineering atau human centered design (HCD). Seluruh definisi ergonomi di atas sering diringkas menjadi suatu prinsip atau semboyan ergonomi antara lain ‘fit the job to the man’ atau ada juga yang ‘fit the task to the worker’. Ergonomi termasuk ilmu yang sangat multidisipliner karena didalamnya terdapat banyak bidang dimulai dari engineering, kesehatan, dan psikologi. Oleh karena itu, bidang ini juga ditemui di beberapa disiplin seperti
Teknik
Industri
(Industrial
Engineering
termasuk
Safety
Engineering), Kesehatan Masyarakat (Public Health), dan Psikologi (Psychology) bahkan Kedokteran terutama spesialis okupasi. Ergonomi terbagi menjadi beberapa jenis bidang antara lain : • Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain : postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan. • Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara
lain
;
beban
kerja,
pengambilan
keputusan,
performance, human-computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja. 14
• Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara
lain
;
komunikasi,
MSDM,
perancangan
kerja,
perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, cultur organisasi, organisasi virtual, dll. • Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll. Semua lingkup kajian di atas digunakan untuk mendesain atau merancang sistem kerja. Oleh karena itu ergonomi juga sering diasosiasikan dengan perancangan sistem kerja, karena ilmu ergonomi dipakai unruk merancang atau memperbaiki sistem kerja dengan manusia sebagai orientasi utamanya. Dalam perancangan sebuah sistem kerja atau dalam penelitian kerja, keempat bidang di atas seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, sebagai contoh: penelitian untuk mengetahui seberapa jauh efek pencahayaan di tempat kerja (ergonomi lingkungan) maka dalam penelitian tersebut juga melibatkan performa kerja (ergonomi kognitif) sebagai indikatornya. Contoh lain pada penelitian tentang pengaruh getaran di tempat kerja (ergonomi lingkungan) bisa melibatkan performa kerja (ergonomi kognitif) sebagai indikatornya dan/atau melibatkan karakteristik fisik manusia misalnya dalam hal kerusakan telinga / pendengaran (ergonomi fisik) yang disebabkan dari kebisingan tersebut. Karena mempunyai tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta produktivitas kerja (efektivitas kerja, efisiensi kerja, kualitas kerja dsb) maka ergonomi sering mempunyai moto keselamatan – kesehatan – produktifitas (safety – health – productivity).
15
3.4 Teori Warna Warna dapat diartikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjecktif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera penglihatan.
Mata manusia melihat warna sebelum otak mengenali citra bentuk, symbol, kata – kata, atau elemen – elemen visual lainnya. Objek, bentuk dan citra direkam didala otak melalui cahaya. Terserap didalam retina mata, cahaya mengirim sinyal ke otak. Biro standar Nasional (The National Bureau Standarts) memperkirakan bahwa mata manusia dapat membedakan lebih dari sepuluh juta warna yang berbeda. Visi warna dan presepsi jutaan warna terantung pada pencapuran sejumlah panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda. (Mariane dan Sandra dalam buku Desain Kemasan, hal : 105) Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan system warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga sebagai atribut warna/dimensi warna/terminology wana meliputi : 1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb. 2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam. 3. Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna. Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System. Diantara 16
bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika. Warna mengkomunikasikan secara psikologis dengan menciptakan asosiasi mental. Asosiasi mental terhadap warna inilah yang menentukan presepsi seseorang tentang suatu objek atau lngkungan sekitarnya. Meskipun orang dalam linkungan yang sama mempunyai asosiasi mengenai warna secara umum hampir sama, reaksi individu terhadap warna dipengaruhi juga oleh latar belakang budayadan interpertasi social secara umum. Walaupun konotas warna berubah seiring perubahan waktu, bagi pengguna dari latar belakang budaya dan geografi yang mirip makna fundamental dari warna tetaplah konsisten. (Mariane dan Sandra dalam buku Desain Kemasan, hal : 106-107) Berikut
adalah
beberapa
teori
tentang
warna
yang
pernah
dikemukakan oleh ahli jaman dahulu: a. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727) Dari pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu warna-warna ini sering disebut dengan mejikuhibiniu. Warna-warna tersebut bisa kita lihat ketika muncul pelangi setelah hujan reda.
17
b. Teori Brewster Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad. Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa. c. Teori Munsell Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai ekspresi. 18
Gambar 3. Lingkaran warna Munshell Sumber : http://fotoato.wordpress.com/
a. Warna sebagai elemen estetika: disini warna memerankan dirinya
sebagai
”warna”,
yang
mempunyai
fungsi
dalam
membentuk sebuah keindahan. Namun keindahan disini bukan hanya sebagai ”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsur eksistensial benda-benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja
namun
sebagai
elemen
yang
membentuk
diferensial/perbedaan antara obyek satu dengan obyek lain. b. Warna sebagai representasi dari alam: warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih 19
mengacu pada sifat-sifat alami dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat dll. c. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi representasi): warna menempatkan dirinya sebagai bagian dari simbol (symbol). Warna merupakan lambang atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna sebagi komunikasi seringkali dapat kita lihat dari obyek-obyek seperti bendera, logo perusahaan, fashion, dll. Warna merupakan sebuah perwakilan atau bahkan sebuah obyek pengganti bahasa formal dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah perlambang kemarahan, patriotisme, seksualitas; kemudian putih sebagai perlambang kesucian, kebersihan, kebaikan dll.
Fungsi Warna Warna pada karya seni rupa memiliki beberapa fungsi, diantanya adalah : Estetik, simbolik, ekspresi, ungkapan perasaan, dan personal expression.
Sedangkan warna pada karya desain
memiliki beberapa
fungsi, diantanya adalah : praktis, estetik, simbolik, dan personal taste. Katagori Warna Warna Hangat
Gambar 4. Warna Hangat Sumber gambar : www.triwibowo.com
20
atau dikenal pula dengan warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. Warna Dingin
Gambar 5. Warna Dingin Sumber gambar : www.triwibowo.com
adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh. Warna Netral
Gambar 6. Warna Netral Sumber gambar : www.triwibowo.com
adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
21
Warna dalam Layar Komputer Menyesuaikan apa yang terlihat pada layar koputer dan warna setelah proses cetak selalu menjadi seuah tantangan tersendiri bagi seorang desainer. Tidak hanya pada sangat bervariasi di ayar computer warna pula akan bervariasi bila terdapat pada media material yang berbeda. Setiap objek warna jenis permukaan cetak menyerap dan memantulkan cahaya. Penyesuaian dan penyelarasan warna yang terus menerus merupakan bagian pekerjaan yang perlu dilakukan dalam proses desain, karena dengan konsistensi dan keseragaman warna dari konsep awal hingga pada proses cetak. Menjadi hal penting dalam proses desain. Dalam proses cetak biasanya desainer akan menggunakan wara CMYK dari proses digitalnya karena pada proses cetak warna aka menggunaan sistem CMYK dan bukan RGB.
3.5 Teori Struktur dan Material
Dalam lingkup ritel struktur kemasan berpengaruh terhadap umur penyimpaan produk. Pemilihan struktur dtentukan oleh keputusan desainer, dimana struktur akan melakukan tugas ergonomisnya antara lain ; membuka dan menutup dengan baik, mengeluarkan dan pada beberapa kasus sebagai penyimpana produk. Pertimbangan material dan keunggulan serta kelemahannya harus diperimbangkan diawal setiap projek desain kemasan. Pengetahuan dasar mengenai berbagai tipe material dan struktur yang sesuai untuk desain kemasan merupakan hal yang penting. Struktur dan material dapat dibagi dalam beberapa kategori umum antara lain :
22
1. Kardus Kardus dapat menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Kardus yang paling umum digunakan antara lain : a. Solid Bleached Sulfate (SBS) b. Solid Unbleached Sulfate (SUS) c. Recycled atau Daur Ulang d. Plain Chipboard (shirtboard) 2. Kardus Gelombang (Corrugate Paperboard) Corrugate paperboard atau containerboard terdiri dari kardus gelombangsebagai “medium” yang dilapisi dan disisipkan pada lapisan kardus yang rata. 3. Karton Lipat Karton lipat didesain dengan konstruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang dipress, kemudian diberi alur untuk melipat
yang
kemudian
dilem
atau
disteples
untuk
menghasilkan bentuk structural. 4. Plastik Terdapat banyak variasi plastik yang menawarkan kualitas dan property yang berbeda-beda yang melayani serangkaian kebutuhan yang berfungsi sebagai penyimpanan. Plastik thermoform dilunakka oleh panas dan dibentuk dengan dicetak, ekstruksi atau dipress. Jenis Plastik yang paling umum digunakan anatara lain : a. Low-density polyethylene (LDPE) b. High density polyethylene (HDPE) c. Poly ethylene terepthalate (PET) d. Polypropylene e. Polistyrene (PS) 5. Kaca
23
Kaca dapatdicetak menjadi bentuk yang beraneka dengan bagian bukaan dan ornament emboss yang bervariasi. Berat dari kaca dan sifatnya yang mudah pecah dapat mempengaruhi biaya produksi dan pengiriman yang berarti pula berpengaruh pada cost produksi. 6. Kaleng Saat ini kaleng logam mempunyai massa yang sangat ringan dan sering dilapisi dengan material yang berguna untuk mencegah interaksi langsung antara kaleng dengan produk. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang dan dapat di daur ulang.
24
BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK
4.1
MATERIAL BOX PT BANSHU ELECTRIC INDONESIA Material box pada PT Banshu Electric Indonesia adalah wadah
penyimpanan material atau component-component electric sebelum dirangkai menjadi sebuah harness ataupun battery cable. Pada sebuah material box diisi oleh tiga jenis material yang berbeda, hal ini dimaksudkan sebagai sebuah efisiensi tempat karena PT Banshu Electric Indonesia mempunyai kurang lebih
3000 material khusus untuk
accessories dan connector saja. Material atau part ini telah dikemas per minimum packing dari produsen.
Dikemas
dalam
plastik-plastik
adapula
yang
dikemas
menggunakan kemasan blister, karton lipat dan kardus, karena sifat material atau part spesial atau mudah patah. Setelah material ini tiba di PT Banshu Electric Indonesia, material atau part ini kemudian dialokasi pada material box, untuk kemudian baru disupply ke produksi untuk proses perakitan, setelah adanya permintaan dari departemen produksi atau planning control. Contoh material connector dan Accsories :
Gambar 7. Salah satu jenis connector DT04-3P-P006 Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis
25
Gambar 8. Salah satu jenis accessories (retainer) W2P Sumber Gambar : Dokumen pribadi penulis
Gambar 9. Perbandingan bentuk dan volume antara connector dan accessories Sumber Gambar : Dokumen pribadi penulis
Contoh gambar material box yang berada di PT Banshu Electric Indonesia :
Gambar 10. Box Material tampak atas Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
26
Gambar 11. Box Material Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
Gambar 12. Box Material tampak depan Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
Gambar 13. Box Material Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
27
4.2
REDISAIN MATERIAL BOX Redisain material box pada area warehouse PT Banshu Electric
Indonesia mempunyai tujuan utama yakni untuk, mempermudah proses kerja. Selain itu pula diharapkan dengan redesain material box ini mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat bertahan lama, sehingga dapat menghemat biaya penggantian material box baru setiap tahunnya. Dalam pengerjaan projek redesign material box ini, penulis ditempatkan pada divisi Engineering desain dan dipercaya untuk ikut terjun secara langsung dalam project redesain material box ini dari awal projek sampai sketsa digital. Yang nantinya material box yang telah diredisain tersebut akan digunakan pada seluruh warehouse material Banshu Electric Indonesia Plant 1 & Plant 5. Selama masa kerja praktek di PT Banshu Electric Indonesia, penulis diberikan beberapa jobdesk antara lain observasi dan analisa, hingga sketsa desain. Selanjutnya akan diceritakan pada paragraf paragraf berikutnya.
4.2.1 Proses Perancangan Setelah melakukan pengenalan lingkungan kerja pada awal pelaksanaan kerja praktek, penulis di brief mengenai permintaan redesain material box dari departemen pergudangan, kemudian dimulailah proses observasi dan analisa, yang kemudian dilanjutkan dengan penentuan konsep, studi bentuk dan warna, pengerjaan sketsa manual dan diakhiri dengan sketsa digital. a) Brief Ini merupakan proses paling awal dalam proses redesign material box ini. Setelah sebelummnya Departemen Engineerig telah
menerima
surat
permintaan
untuk
melakukan
perbaiakndesain box material yang telah ada di PT Banshu Electric Indonesia dai Warehouse section. Pada brief ini
28
disampaikan beberapa informasi mengenai permintaan redesign material box dari Warehouse Material section. Warehouse secion supervisor menyampaikan kendala – kendala yang menghambat proses supply material untuk proses produksi. Dimana hal ini sangat berpengaruh pada proses prduksi, yang pastinya pula membuat waktu yang diperlukan untuk proses produksi akan lebih lama, karena harus menunggu material (part) yang disiapkan oleh pihak gudang, ini berarti dead line finnishing harness tidak bisa tercapai. Pada proses brief ini kami menyamakan pemikiran sehingga tujuan dapat tercapai, yakni terciptanya desain material box yang baru yang dapat mempermudah proses kerja dan lebih tahan lama. b) Observasi dan Analisa Pada tahapan observasi ini, penulis melakukan observasi pada Warehouse Material Section untuk melihat dan menganalisa kelebihan dan kekurangan yang ada pada desain material box yang
telah
ada
sebelumnya.
Mengamati
langkah
kerja
supplyman (yang setiap hari bersinggungan dengan material box). Dalam proses pengamatan ini dapat diketahui bahwa material box
digunakan untuk meletakkan material-material
atau component – component electric, dengan variasi ukuran dan bentuk component. Component atau part ini dibagi menjadi dua product family, yakni connector dan accessories. Connector mempunyai massa yang lebih besar dibandingkan Accessories. Selain itu pula pada setiap material box terdapat maximal 3 component material yang berbeda, yang diletakkan pada satu material box tanpa adanya sekat atau pemisah, hal ini dapat menimbulkan tercampurnya component, sehingga berdampak pada terjadinya salah supply material. Material box juga harus mempunyai penutup atas, yang berfungsi sebagai pelindung material atau component dari debu, yang dapat menimbulkan 29
flek pada material. Jika disimpulkan desain material box yang ada saat ini, adalah : 1) Material box berbahan dari kardus 2) Tidak adanya sekat pada material box, sehingga adanya peluang material tercampur dan menyebabkan salah supply material 3) Tidak adanya handle sebagai penarik material box, sehingga apabila kondisi material box penuh dan berat apabila ditarik akan membuat material box yang terbuat dari kardus akan cepat sobek dan rusak 4) Cover yang berguna untuk menutup bagian atas material box terbuat dari kardus dan terpisah dari material box, menyebabkan penataan yang tidak rapi. Proses analisis ini berlangsung selama kurang lebih 6 hari.
c) Konsep Setelah proses observasi dan analisa, tim selanjutnya membuat konsep untuk redisgn material box ini. Pada desain yang baru nanti akan dibuat sebuah disain material box yang fungsional. Pada desain yang baru nanti pada bagian atas material box akan dibuat sebuah penutup sebagai pelindung material. Pada bagian
depan
akan
dibuat
sebuah
handle
yang
akan
mempermudah supplyman dalam proses pengeluaran material box atau supply material. Selanjutnya pada bagian dalam material box akan dibuat sekat yang berguna sebagai pemisah antar material atau component yang berbeda, sehingga tidak lagi terjadinya proses salah supply.
30
Berikut ini adalah Moodboard dari redesain Material box :
Box plastik dengan handle, mempermudah untuk menarik atau mengangkat box.
Gambar 14. Box Plastik Sumber : www.iqstorage.co.uk
Industrial storage box, dengan handle dan sekat
Gambar 15. Box Penyimpanan Sumber : www.iqstorage.co.uk
Indstrial storage box, dengan sekat
Gambar 16. Box Penyimpanan Sumber : www.iqstorage.co.uk
Indstrial storage box, dengan penutup atas dan handle samping
Gambar 17. Box Penyimpanan Sumber : www.iqstorage.co.uk
Indstrial storage box, dengan penutup atas dan handle samping, terbuat dari plastik Gambar 18. Box Penyimpanan Sumber : www.iqstorage.co.uk
31
d) Studi Bentuk Pada proses studi bentuk ini tim, menggabungkan data hasil obervasi dan analisa serta konsep yang ingin dibuat, menjadi satu kesatuan. Pada proses ini dilakukan pengukuran, panjang, tingggi, dan lebar atau biasa dikatakan dimensi. Yang disesuaikan pula dengan rak penyimpanan. Sehingga dihasilkan bentuk yang proporsional, dan terpenting tidak menghilangkan fungsi utama dari material box. Material box kemudian nantinya akan disusun atau diletakkan dalam rak material. Rak material sendiri memiliki panjang depan 5.21 m termasuk besi penyangga. Memiliki lebar belakang 0.84 m, dan tinggi 2.5 meter. Rak material ini kemudian terbagi menjadi 3 baris dan 4 kolom ruang yang masing-masing memiliki besi penyangga.
Gambar 19 & 20. Coretan analisa studi bentuk Sumber : Dok. pribadi penulis
e) Studi Warna Proses studi warna dilakukan untuk menentukan warna yang akan digunakan untuk desain material box yang baru. Tim memutuskan untuk menggunakan dua warna yang berbeda pada desain material box kali ini. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembeda antara dua product family, yakni connector dan accessories. Dua warna yang dieksekusi tersebut adalah warna biru dan kuning. Alasan dipilihnya warna biru adalah karena warna biru kebijaksanaan, keyakinan, kekuatan, dan warna biru berarti pula 32
produktifitas.
Makna
warna
ini
tidak
jauh
dan
sangat
melambangkan misi perusahaan dan ternyata ketika konsep ini sampai pada assistensi vice president, beliau sangat tersebut digunakan untuk digunakan, karena warna tersebut sangat mendominasi perusahaan ini. Selain itu Warna kedua yang dipilih adalah warna merah karena warna ini sangat kontras dengan warna yang telah dipilih sebelumnya yakni biru, dimana warna biru masuk dalam kategori warna dingin. Dan sebagai pembandingnya kami memilih kategori warna panas, yakni merah. Warna ini yang kemudian disetujui vice president PT Banshu Electric Indonesia, karena menurut beliau warna ini dapat menimbulkan semangat, sehingga supplyman terus bersemangat
kerja.
Selain
itu
warna
merah
Sehingga
diharapkan supplyman lebih peka dan teliti dalam proses supply. Pada akhirnya diexsekusilah dua warna yang akan digunakan pada material box, yakni warna biru untuk product family connector dan warna merah untuk accessories.
C:5 M : 100
C : 94 M : 82
Y : 100 K:1
Y:0 K:0
f) Sketsa Manual Setelah beberapa proses telah dilalui, proses selanjutnya adalah sketsa manual. Pada tahapan ini dibuat gambaran kasar bentuk dari desain material box yang baru. Gambaran tersebut dibuat diatas kertas kerja. Pada tahapa ini penulis dan tim, 33
membuat
dua
alternative
desain,
yang
akan
diajukan.
Diantaranya : Desain pertama
Gambar 21 & 22. Sketsa manual tampak depan Sumber : Dok. Pribadi Penulis
Gambar 23. Sketsa Manual tampak samping Sumber : Dok. pribadi penulis
Gambar 24 & 25. Sketsa manual tutup/cover material box tampak atas (kiri) dan tampak bawah (kanan) Sumber : Dok. pribadi penulis
34
Pada desain pertama ini, bentuk redesain tidak jauh dari bentuk desain awal. Hanya ada sedikit penambahan yang fungsional pada handle pada bagian depan material box, agar supplyman mudah dalam proses kerja, dan penambahan dengan dibuatkan cover atas yang berfungsi sebaga pelindung material dari debu maupun air. Pada proses redesain, desain baru material box akan menggunakan bahan berbeda, dimana sebelumnya menggunakan bahan utama kardus gelombang (corrugate paperboard), maka pada desain baru akan menggunakan bahan dasar plastik. Desain kedua
Gambar 26. Sketsa manual desain 2 Sumber : Dok. Pribadi penulis
Gambar 27. Sketsa desain 2, tampak depan Sumber : Dok. Pribadi penulis
Pada desain kedua ini, bentuk material box sangat jauh berbeda dengan desain yang sudah ada. Sistem penyimpanan bentuk 35
seperti laci. Dengan kosep “one material one storage”, sehingga proses
terjadinya
seharusnya
tidak
salah
material
terjadi
lagi,
tentunya,
karena
tidak
atau akan
bahkan terjadi
pencampuran material karena diletakkan pada tempat yang sama.
g) Sketsa Digital Hingga sampai proses terakhir yang diikuti penulis dalam kerja praktek, yakni proses sketsa digital. Pada proses ini sketsa manual yang telah dibuat kemudian diejawantahkan ke dalam komputer. Program yang digunakan dalam membuat sketsa digital di PT Banshu Electric Indonesia adalah Auto Cad 2010.
Gambar 28. Sketsa Digital 1 Sumber : PT Banshu Electrc Indonesia
Gambar 29. Sketsa Digital 2 Sumber : PT Banshu Electric Indonesia
36
75.6 cm
80 cm
40 cm
Gambar 30. Final desain tampak samping, posisi tertutup Sumber : Dok. Pribadi penulis
@ 25 cm
15 cm, untuk space inisial part no
Gambar 31. Final desain tampak samping, posisi terbuka Sumber : Dok. Pribadi penulis
37
Gambar 32. Final desain untuk part Accessories Sumber : Dok. Pribadi penulis
h) Review Desain Sebelum hasil sketsa digital ini siap untuk dberikan kepada PT Banshu Plastik Indonesia, untuk kemudian dicetak, atau final artwork. Dilakukan proses meeting apakah sketsa digital dari desain material box yang baru, telah mewakili keinginan yang ada. Pada review desain ini, terpilihlah konsep desain kedua yang akan dieksekusi. Hal ini terjadi karena konsep pada desain material box yang baru akan dapat benar-benar menghilangkan kesulitan yang sering terjadi pada desain yang sudah ada sebelumnya. Pada desain kedua, seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa satu material akan memiliki satu tempat penyimpanan sehingga proses terjadinya salah supply akan terhindari atau terhapuskan. Selain itu volume yang dapat ditampung pada desain kedua lebih besar daripada desain pertama, karena pada bagian atas material box tidak harus terbuang untuk proses tutup cover pada body material box. Dan pada sisi kerapihan akan lebih rapi terlihat mata. Karena hal ini masuk dalam kategori gudang yang baik, yang dituntut manajemen.
38
i) Approval desain Dari dua desain yang diajukan pada proses approval ini vice president director, menerima desain kedua dengan berbagai alasan, diantaranya lebih dapat menampung banyak kapasitas material, bila diletakkan di dalam rak penyimpanan maka akan tampak terlihat lebih rapi dan terutama karena satu part no material akan ditempatkan pada satu tempat maka akan menghilangkan presentase salah supply kedepannya. Terdapat beberapa kendala dalam proses approval yaitu sulitnya menemui vice president director karena sering tidak berada di tempat karena melakukan perjalanan bisnis, sehingga waktu approval menjadi terulur. j) Final Artwork dan proses produksi Proses final artwork dan proses produksi dilakukan oleh perusahaan yang berbeda namun masih berada dalam naungan group yang sama, yakni akan dilakukan oleh PT Banshu Plastik Indonesia. PT Banshu Plastik Indonesia sendiri telah memiliki pengalaman yang tidak sedikit dalam memproduksi bahan atau material yang berbahan dasar plastik, diantaranya yang telah diproduksi adalah connector,wire collect box, speedometer, kotak makanan dan masih banyak lagi. Tim engineering desain dari PT Banshu Electric Indonesia selanjutnya mempresentasikan desain yang telah disetujui oleh vice president setelah dibukanya purchase order.
39
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Dalam proses redesain suatu kemasan atau wadah produk, seorang desainer harus dapat melakukan beberapa tahapan awal diantaranya observasi, wawancara dan analisa. Mencari tahu kekurangan dan kelebihan desain yang telah ada sebelumnya. Berfikir dan berinovasi, merubah sesuatu yang rumit menjadi mudah dan efisien. Pastinya setelah proses redesain selesai, desain baru harus mempunyai lebih bnayak keunggulan dibanding desain sebelumnya. Selama penulis melaksanakan kerja praktek di PT Banshu Electric Indonesia, penulis berkesimpulan bahwa :
1. Keberhasilan suatu project kerja, tidak terlepas dari kerjasama yang solid pada tim kerja itu sendiri 2. Proses analisis sangat penting dalam mendesain ataupun redesain untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan desain sebelumnya, sehingga desain yang baru mempunyai nilai lebih. 3. Penguasaan teknologi maupun sofware dapat mempengaruhi hasil sebuah sketsa desain 4. Dalam membuat desain baru hendaknya membuat dua desain sebagai pembanding, sehingga customer dapat memilih yang sesuai dengan kehendak atau keinginannya. 5. Kesempatan praktek kerja memberikan pengalaman berharga bagi penulis dalam mempraktekkan hasil belajar yang selama ini diperoleh di bangku kuliah.
40
5.2 Saran Setelah penulis melaksanakan kerja praktek, penulis merasa terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan diantaranya :
Adapun saran untuk perusahaan, antara lain : 1. Menambah kualitas PC menjadi lebih baik, agar kualitas pekerjaan menjadi lebih baik dan berjalan lebih cepat. 2. Membuka banyak peluang bagi mahasiswa/i untuk melakukan praktek kerja lapangan Saran untuk koordinator KP: 1. Memaksimalkan informasi mengenai kerja praktek 2. Menjalin
kerjasama
dengan
beberapa
perusahaan
agar
mahasiswa/i mudah medapatkan tempat untuk melaksanakan kerja praktek Saran untuk teman yang akan mengikuti praktek kerja, antara lain : 1. Bagi para peserta praktikan hendaknya tidak segan untuk bertanya agar tidak terjadi kesalahan 2. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk menyelesaikan mata kuliah, karena prosesnya yang rumit dan membutuhkan manajemen waktu yang baik 3. Banyak mencari tahu mengenai mata kuliah Keja Praktek
41
DAFTAR PUSTAKA
Company Profile PT Banshu Electric Indonesia Psychology to Fit The Job to the Man, The New York Times, Published February 17, 1922 Rosner Klimchuck, Marianne &Krasovec Sandra A, Desain Kemasan, Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep Sampai Penjualan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007
Sumber internet :
http://www.ahlidesain.com/dasar-dasar-warna-dalam-tata-rupa-dandesain.html http://www.iqstorage.co.uk http://www.triwibowo.com/teori-warna-untuk-desainer/ http://www.banshu.com
42