1
BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Kondisi suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periode. Dari laporan tersebut dapat dilakukan analisis keuangan. Analisis keuangan dapat menghasilkan informasi tentang penilain dan keadaan keuangan yang telah lalu atau pada saat ini, serta ekspektasinya di masa depan. Analisis keuangan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kondisi keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa akan datang, selain itu analisis keuangan dapat melihat kekuatan yang dapat menjadi suatu keunggulan. Bagi pihak luar analisis keuangan dapat digunakan untuk mementukan tingkat kredibilitas perusahaan sehingga dapat menarik pihak luar untuk berinvestasi. Analisis rasio keuangan merupakan alat untuk menganalisis kondisi keuangan, karena dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan pada periode yang lalu. Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan, aliran kas perusahaaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu analisis
1
2
laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi keuangan dimasa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Agar laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angkaangka yang ada dilaporan keuangan, maka perlu dianalisis , alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang dapat dilihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban - kewajiban financial dan pelaksanaan operasionalnya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Untuk Memenuhi kewajiban jangka pendek, yang meliputi hutang lancar dapat dipenuhi dengan menggunakan kemampuan aktiva lancarnya, dan persediaan yang kurang likuid, dan financial asetnya. Maka digunakanlah analisis ratio likuiditas untuk mengetahui seberapa besar kewajiban – kewajiban jangka pendek dapat terpenuhi. Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen. Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkain proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu kinerja manajemen
3
adalah untuk mencapai laba. Semakin baik kinerja manajemen maka akan semakin tinggi laba yang akan dihasilkan, begitu pula sebaliknya jika semakin buruk kinerja manajemen maka laba yang dihasilkan akan semakin menurun bahkan bisa berakibat kebangkrutan. Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakkemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau pemambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal menurut Juliana dan Sulardi (2003) Laporan laba rugi, yang didalamnya tercantum laba/rugi yang dialami oleh perusahaan merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode waktu tertentu, sedangkan neraca mencantumkan posisi kekayaan perusahaan. Untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri, maka digunakan analisis rasio Profitabilitas.
4
Dari latar belakang diatas penulis tertarik dan melakukan penelitian dengan
judul
“PENGARUH
RASIO
LIKUIDITAS
TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TERBUKA (MAKANAN DAN MINUMAN) TAHUN 2009-2012 “. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012? 2. Apakah rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang diteliti oleh penulis, maka yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara simultan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012.
5
1.4 Manfaat Penelitian Bagi perusahaan: 1
Dapat mengetahui tingkat rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaanya.
2
Mendapatkan referensi untuk pengelolaan perusahaanya dimasa yang akan datang agar mencapai tujuan yang diharapakan.
3
Calon investor dapat memproyeksikan prospek perusahaan di masa akan datang.
4
Sebagai Bahan pertimbangan dalam kebijakan atas keputusan di masa akan datang.
Bagi ilmu pengetahuan: 1
Dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menambah wawasan pengetahuan.
2
Sebagai referensi dan informasi Analisis laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan.
3
Mahasiswa dapat memahami penerapan analisis laporan keuangan dan ratio-ratio keuangan.
4
Dapat Menjadi motivasi mahasiswa untuk melakukan penelitan yang akan datang.
6
Bagi penulis: 1
Dapat menjadi gambaran mengenai analisis laporan keuangan perusahaan secara nyata.
2
Bisa memprediksikan keadaan laporan perusahaan untuk mencapai pengelolaan likuiditas optimal untuk menghasilkan profitabilitas yang optimal.
3
Sebagai tugas skripsi untuk mencapai gelar sarjana.
7
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan atau yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas (laporan arus dana) , catatan dan laporan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:03:07). Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu menurut Kasmir (2009:07). Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu menurut Harahap (2006:105). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan kinerja serta perubahaan posisi keuangan yang bermanfaat besar bagi pemakai dalam pengambilan keputusan menurut Juliana dan Sulardi (2003).
7
8
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dismpulkan bahwa laporan keuangan yang berupa data keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang menggambarkan kondisi keuangan dan aktivitas perusahaan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan. 2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Menyediakan informasi tentang posisi keuangan kinerja serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi menurut Ikatan Akuntan Indonesia No 1 (2007:05:12). 2.1.1.3 Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tetapi harus sesuai standart yang telah ditentukan. Laporan keuangan dibuat sesuai kepentingan pihak internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan yang utama menurut IAI (2007:07:1.3) terdiri dari: 1
Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan mengambarkan posisi keuangan
(harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. 2
Laporan Laba Rugi Melaporkan suatu hasil dan biaya-biaya untuk mendapatkan hasil dan laba
(rugi) perusahaan selama suatu periode tertentu.
9
3
Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahaan ekiutas merupakan laporan yang berisi jumlah dan
jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan dibuat apabila terjadi perubahaan modal. 4
Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan
oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. 5
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 2.1.2 Rasio Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan menurut Harahap (2006:297). Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode menurut Horne Kasmir (2009:104). Rasio keuangan dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan menurut Brigham dan Houstan (2006:94).
10
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio Keuangan adalah perbandingan angka-angka dalam pos-posnya yang diperoleh dari laporan keuangan pada periode tertentu untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan perusahaan dengan relevan. 2.1.2.2 Manfaat Ratio Keuangan 1. Bagi manajer kredit rasio keuangan ini digunakan untuk memperkirakan resiko potensial yang dihadapi oleh para pemimpin (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diminta. 2.
Mengenali kemampuan perusahaan secara umum dari aspek finansial.
3.
Para investor akan mempergunakan rasio keuangan ini sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan.
4. Memusatkan perhatian pemutus kredit. 5. Bagi
manajemen
perusahaan,
rasio
keuangan
digunakan
untuk
perencanaan dan mengevaluasi performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri. 6. Menceritakan kondisi keuangan perusahaan. 7. Manajer perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengidentifikasikan kemungkinan melakukan marger (penggabungan) dengan perusahaan lain.
11
2.1.2.3 Rasio Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah : 1. Rasio Likuiditas Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya persediaan untuk memenuhi kewajiban kas jangka pendek. Risiko Likuiditas perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis Rasio Likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa dan persyaratan serta ukuran modal kerja. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun, meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasional suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelianproduksi-penjualan-penagihan) menurut Halsey (2006:185), sedangkan menurut Kasmir
(2010:110)
likuiditas
(liquidity
ratio)
merupakan
rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut sanggup untuk membayar kewajiban atau perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo tepat waktu, sedangkan apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan itu dikatakan likuid menurut Munawir (2004:31) Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
12
jangka pendeknya. Rasio likuiditas menurut Van Horne (2005:206) adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok dan bankir. 2. Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen. Para investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam melakukan jual beli saham, oleh karena itu manajemen harus mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Tingkat profitabilitas akan menggambarkan posisi laba perusahaan. Menurut Sutrisno (2002:20) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Sejalan dengan pengertian tersebut, menurut Atmajaya (2004:415) bahwa Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Harahap (2009:309) Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Menurut Kasmir (2008:196), “ Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan ”. Rasio ini juga
13
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan. 2.1.2.4 Jenis Ratio Likuiditas Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah: 1. Current Ratio Rasio Lancar (Current Ratio) adalah mengukur kemapuan aktiva lancar untuk membayar hutang lancar. Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Jika perbandingan utang lancar melebihi aktiva lancarnya (rasio lancar menunjukan angka di bawah 1), maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efesien dalam mengurus aktiva lancarnya. Rasio lancar menurut Simamora (2000:524) “menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya”. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio lancar adalah kreditor jangka pendek seperti pemasok. Jumlah kas dan jumlah persediaan dan piutang yang akan dikonversi menjadi kas merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor jangka pendek. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 4) :
14
Aktiva Lancar Current Ratio =
Hutang Lancar Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar suatu perusahaan adalah sebesar 2, artinya setiap satu rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua rupiah aktiva lancar. Menurut Syamsuddin (2000:44) “tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat current ratio ini juga sangat tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan perusahaan”. Untuk mengetahui apakah rasio lancar perusahaan baik, hasil perhitungan rasio lancar harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan industri sejenis. Rasio lancar yang tinggi belum tentu menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
membayar
kewajiban
lancarnya
juga
tinggi.
Dalam
menganalisis rasio lancar perlu diperhatikan apakah yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi. Jika yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi adalah piutang atau persediaan, maka untuk memenuhi kewajiban lancarnya perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penagihan atas piutang atau menjual persediaan agar diperoleh kas untuk membayar kewajiban lancar tersebut. Kreditor harus menanggung risiko bahwa kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar kewajiban lancarnya karena perusahaan tidak mampu menagih piutangnya atau
15
tidak dapat menjual persediaannya. Bagi kreditor jangka pendek semakin tinggi rasio lancar, maka semakin besar kemungkinan bahwa perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Bagi kreditor jangka panjang rasio lancar yang rendah dapat menyebabkan perusahaan dipaksa pailit. Oleh karena perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. 2. Quick Ratio Quick Ratio adalah seperti Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar yang paling likuid dengan kewajiban lancar, yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dari aktiva lancarnya yang lebih likuid. Persediaan tidak ikut diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang atau kas. Menurut Bambang Riyanto (2001:94) Quick Ratio Yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang likuid. .Rasio ini menunjukan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini, maka akan semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1 apabila rasio ini kurang 100% maka posisi Likuiditas dianggap kurang likuid. Persediaan dan biaya di bayar di muka merupakan aktiva lancar paling likuid. Bagi perusahaan dengan siklus operasi yang panjang, kemungkinan di butuhkan waktu beberapa bulan untuk mengkonversikan persediaan mejadi kas,
16
oleh sebab itu banyak kreditor yang lebih menyukai rasio cepat ketimbang rasio lancar sebagai parameter solvensi jangka pendek perusahaan. Menurut Hendi Simamoru (2003:220) Quick Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang likuid. Dari beberapa pengertian Quick Ratio diatas maka dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang likuid. Fungsi Quick Ratio menurut Bambang Riyanto (2001:94): a. Sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus di penuhi. b. Sebagai aktiva lancar yang paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar. c. Sebagai siklus operasi yang panjang untuk mengkonversikan persediaan menjadi kas. Tujuan Quick Ratio menurut Bambang Riyanto (2001:94): Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang segera harus di penuhi dengan aktiva lancar yang likuid. Rumus untuk mencari Quick Ratio dapat digunakan sebagai berikut :
17
Quick Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan Hutang Lancar
2.1.2.5 Jenis Ratio Profitabilitas Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah: 1. ROE ( Return On Equity ) Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan, menurut Syafri (2008:305). Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan, menurut Sawir (2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Rumus untuk ROE dapat digunakan sebagai berikut : Laba bersih sesudah pajak ROE =
Modal Sendiri
18
2.1.3 Pihak – pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2009:18) Terdiri Dari: 1. Pemilik atau Pemegang Saham Pemilik adalah pihak yang memiliki usaha, Hal ini tercermin dari kepemilikan
saham
yang
dimilikinya.
Pemilik
atau
pemegang
saham
berkepentingan untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. 2. Manajemen Bagi pihak manajemen, laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja dalam suatu periode tertentu. Nilai penting laporan keuangan bagi manajemen adalah alat untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dalan pencapaian target dan tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu periode serta untuk melihat kemampuan manajemen mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. 3. Kreditor Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan seperti bank / lembaga keuangan lainnya. Bagi perusahaan yang telah mendapat pinjaman, laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan serta kondisi keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur, laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diberikan.
19
4. Pemerintah Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara termasuk jumlah pajak yang harus dibayar kepada Negara. 5. Investor Investor adalah pihak yang akan menanamkan dana di suatu perusahaan. Dengan laporan keuangan, investor dapat melihat prospek / keuntungan yang akan diperoleh (deviden) serta perkembangan nilai saham ke depan. Dengan begitu, investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham / tidak. 2.1.4 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir, 2008:132 ), yaitu : a.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
b.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur dibawah 1 tahun atau sama dengan 1 tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
20
c.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
d.
Untuk mengukur dan membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
e.
Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
f.
Sebagai alat perencanaan ke depan terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
g.
Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
h.
Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
i.
Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada sampai saat ini.
2.1.5 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas Manfaat profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
21
Menurut Kasmir (2008:197), menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. 2.2 Penelitian Terdahulu Menurut Moriewaty dan Setyani (2005) menguji analisis rasio keuangan terhadap perubahaan kinerja. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Current Ratio mempunyai kemampuan signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dari operating profitnya . Dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara Current Ratio dengan perubahaan laba diasumsikan bahwa Current Ratio mempunyai pengaruh terhadap perubahaan laba yang akan datang.
22
Novita Siagian (2007) melakukan penelitan dengan judul Analisis Hubungan Antara Rasio Likuiditas dengan Rasio Profitabilitas pada PT PLN Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis statistik Korelasi Sperman dengan menggunakan program SPSS versi 11.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel current, acid test rasio, dan cash rasio secara individual terbukti memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap ROI perusahaan. Ima Herawati (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta). Sampel yang digunakan sebanyak 20 perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang sudah listing dari tahun 2002-2005. Dalam penelitiannya menggunakan analis regresi berganda linier yang hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
23
Tabel 2.1 Tabel persamaan perbedaan penelitian terdahulu Nama
Variabel
Metode
Persamaan
Perbedaan
Hasil penelitian
analisis Moriewaty
dan
Setyani (2005)
Bebas;
Deskriptif
current ratio
Pengunaan
Pengunaan
Current
current ratio
perubahan
mempunyai dan
Ratio
Terikat:
laba
kemampuan
perubahan
metode
signifikan
laba
analisis
berpengaruh positif
dan
terhadap
kinerja
perusahaan Novita
Siagian
(2007)
Bebas:
Korelasi
Pengunaan
Pengunaan
Current, acid test
variabel
Sperman
current, acid
ROI
rasio,
dan
cash
current, acid
test rasio, dan
rasio
secara
test rasio, dan
cash rasio
individual terbukti
cash rasio
memiliki hubungan
Terikat:
positif dan tidak
ROI
signifikan terhadap ROI
Ima (2007)
Herawati
Bebas:
Analisis
Pengunaan
Pengunaan
Efisiensi
regresi
variabel
variabel
simultan
Modal Kerja,
berganda
likuiditas dan
Efisiensi
modal
Likuiditas,
linier
profitabilitas
Modal Kerja
berpengaruh positif
serta
dan
dan
Solvabilitas
terhadap
dan Solvabilitas
Secara efisiensi kerja
signifikan
Terikat:
profitabilitas,
Profitabilitas
namun dan
likuiditas solvabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
24
2.3 Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai hubungan antara rasio likuiditas terhadap profitabilitas. Dari penelitian-penelitian sebelumnya dan teori yang cukup kuat diterima bahwa rasio likuiditas mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Jenis rasio likiuditas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : current rasio, quick rasio, dan cash rasio. Sedangkan jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ROE. Untuk mengetahui lebih jelas keterkaitan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan terikat dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Current rsaio (x1) Quick rasio (x2)
gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Profitabilitas ROE (y)
Parsial Simultan
2.4 Hipotesis 1. Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012. 2. Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan terbuka (makanan dan minuman) tahun 2009-2012.
25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini berupa studi empiris, yaitu suatu jenis penelitian dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan catatan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Hasil studi ini diharapkan akan diperoleh informasi dan data-data yang relevan serta akurat yang berkaitan dengan penelitian ini, serta bertujuan untuk memberi penjelasan mengenai pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas laporan keuangan pada perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditinjau dari karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitiaan dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabelvariabel yang mempengaruhi (variabel independent). Menurut Sugiyono (2008).
3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2008:80) yaitu : populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
27
26
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan makanan dan minuman yang telah listing dalam BEI sampai tahun 2012 sebagai berikut: 1.
PT. Akasha Wira International, Tbk.
2.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
3.
PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
4.
PT. Davomas Abadi, Tbk.
5.
PT. Delta Djakarta, Tbk.
6.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
7.
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
8.
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.
9.
PT. Mayora Indah, Tbk.
10.
PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk.
11.
PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk.
12.
PT. Sekar Laut, Tbk.
13.
PT. Siantar Top, Tbk.
14.
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.
2. Sampel Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara, maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu. Karena objek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009 : 81) yaitu : Sampel
27
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana dalam penentuan sampel diperlukan suatu kriteria tertentu. Sampel yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan sektor makanan dan minuman yang mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan: 1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012. 2. Data yang diambil adalah empat tahun dari 2009-2012. Berdasarkan kriteria di atas
diketahui bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 8 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
28
Tabel 3.2 Sampel penelitian perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 - 2012 No
Emiten
1
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
2
PT.Indofood Sukses Makmur
3
PT. Mayora Indah
4
PT. Sekar Laut
5
PT. Ultra Jaya Milk Industri and Trading Company
6
PT. Akasha Wira International
7
PT. Nippon Indosari Corpindo
8
PT. Indofood CPB Sukses Makmur
3.3 Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoprasionalkan contruct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang
sama atau
mengembangkan cara pengukuran contruct lebih baik, menurut Nur Indrianto (2002). Operasional variabel didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang di definisikan atau dengan kata lain mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati
29
dan di uji kebenarannya oleh orang lain. Penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel Rasio Likuiditas dan
Profitabilitas. Variabel Rasio Likuiditas
ditempatkan sebagai variabel bebas dan Profitabilitas sebagai variabel terikat. 3.3.1 Variabel Rasio Likuiditas ( X ) Menunjukkan sebagai variabel bebas ( independent ) yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas terdiri dari 2 indikator , yaitu: 1. Current Ratio (X1) mengukur kemampuan aktiva lancar untuk membayar hutang lancar. Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rumus untuk mencari Rasio lancar ( Current Ratio ) dapat digunakan sebagai berikut : Aktiva Lancar Current ratio =
Hutang Lancar 2. Quick Ratio (X2) merupakan perbandingan antara aktiva lancar yang paling likuid dengan kewajiban lancar, yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dari aktiva lancarnya yang lebih likuid. Persediaan tidak ikut diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang atau kas. Rumus untuk mencari Quick Ratio dapat digunakan sebagai berikut : Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio =
Hutang Lancar
30
3.3.2 Variabel Profitabilitas (Y) Indikator dari profitabilitas yang digunakan adalah ROE (Return On Equity) yang menunjukkan variabel terikat (dependent) yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dan investasi rata-rata yang telah ditanamkan. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin baik keadaan perusahaan, untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rasio Return On Equity adalah sebagai berikut: Laba bersih sesudah pajak ROE =
Modal Sendiri
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini maka teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002:206) metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Menurut Hadari Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang
31
dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2. Studi Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis, dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensklopedia, jurnal, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik. 3. Pengumpulan Data Sekunder Data yang diambil oleh penulis merupakan data sekunder, data sekunder yaitu data primer yang telah diolah sebelumya oleh pihak lain. Data sekunder juga biasanya tidak diperoleh secara langsung dari pembuat data. Data yang penulis olah merupakan data sekunder dan bersifat kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari situs resmi yaitu www.idx.co.id 4. Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
3.5 Teknik Analisis Data Menurut Patton Moleong (2001:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya
32
kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data. Rancangan analisis yang digunakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data
yang
telah
diperoleh
dari
dokumentasi
dengan
cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka. Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan neraca dan laba rugi yang terdapat Perusahaan Makanan dan Minuman. Dari hasil analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Profitabilitas. 1. Uji Deskriptif Statistik
deskriptif
merupakan
alat
stastistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Stastistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, serta standart deviasi, untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Ghozali (2006).
33
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan Kolmogorov Smirnov dengan melakukan pengujian pada standardized residual pada model penelitiannya. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel data pada unstandardized residual dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) < Z table (1,96) atau angka signifikansi > taraf signifikansi (α) 0.05, maka distribusi data dikatakan normal. 2. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi < taraf signifikansi (α) 0.05 distribusi data dikatakan tidak normal. b. Uji Multikolinearitas Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam persamaan regresi
tersebut
tidak
saling
berkorelasi,
untuk
mendeteksi
adanya
multikolinearitas diadakan dengan menggunakan uji variance inflation factor (VIF) dan matrik korelasi antara variabel bebas. Kriteria pengujian VIF adalah sebagai berikut menurut Ghozali (2006):
34
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Berdasarkan aturan VIF dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi adanya ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas namun jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien sehingga hasil taksirannya dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi atau menyesatkan. Masalah heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi ini dilakukan dengan metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen, sehingga dapat diketahui ada tidaknya derajat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi <0.05, maka terjadi heteroskedastisitas menurut (Ghozali, 2006).
35
d. Autokorelasi Metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi yaitu metode Durbin-Watson. Uji autokorelasi sebuah model
regresi
digunakan untuk menguji
apakah
linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi berarti ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Menurut Ghozali (2006) Pendeteksian gejala ini dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik DurbinWatson (DW) dengan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada gejala autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berati ada korelasi negative
3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui
besarnya pengaruh Rasio
Likuiditas terhadap Profitabilitas.
Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan persamaan regresi. Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Atau menunjukkan arah
36
hubungan dari variabel independen dan variabel dependen menurut Ghozali (2006) Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel independen (Likuiditas) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen
(Profitabilitas). Bentuk persamaan dari
regresi linier berganda ini yaitu : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan : Y
: profitabilitas perusahaan
a
: konstanta
b1,b2, : koefisien regresi variabel X1, X2, X1
: current ratio
X2
: quick ratio
e
: standart eror
4. Pengujian Hipotesis a. Uji parsial atau Uji t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen menurut Ghozali (2006). Tahap pengujian yang akan dilakukan, yaitu : 1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik diuji dalam bentuk:
37
a. Jika Ho : β1>0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. b. Jika Ho : β1 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menghitung nilai sig t dengan rumus: (βi) T hitung =
Se(βi) Dimana : (βi) : koefisien regresi Se(βi) : standar eror dari estimasi βi 3. Derajat keyakinan (level significant/α = 5%) a. Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat α yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan ditolak oleh data. b. Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil darti tingkat α yang digunakan, maka hipotesis yang diajukan didukung oleh data. b. Uji simultan atau Uji F Menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tak bebas terhadap variabel dependen menurut Ghozali (2006). Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut R2/(k-2)
Fhitung =
(1- R2 )/(N-k) Dimana : N = jumlah sampel
38
K = jumlah variabel Pengambilan kesimpulan sebagai berikut : a. Bila Fhitung < Ftabel : maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila Fhitung > Ftabel : maka variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. 5. Koefisien Determinasi (R2) Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Keterangan : KD = Koefisien Determinasi r2 = nilai koefisien korelasi berganda. Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh rasio Likuiditas terhadap Profitabilitas tapi bukan taraf hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Likuiditas terhadap Profitabilitas). Menurut Ghozali (2006)
39
BAB IV PENYAJIAAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah BEI Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. 4.1.2 Visi Misi Bursa Efek Indonesia VISI Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. MISI Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
39
40
4.1.3 Profil Perusahaan Sampel 1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan. Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga yang nantinya berkembang menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPS-Food). Sebuah Bisnis keluarga yang memproduksi bihun jagung dengan nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampai hari ini, kultur manajemen yang erat seperti sebuah keluarga adalah salah satu nilai yang terus dipertahankan oleh generasi ketiga dari sang pendiri. Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus tumbuh, PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan pada tahun 1992 dan menjadi perusahaan publik pada 2003. TPS-Food selalu menekankan pentingnya produk yang berkualitas dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Berbekal pengalaman yang panjang, tradisi, serta loyalitas konsumen; TPS-Food berhasil meraih posisi sebagai produsen mi kering dan bihun terdepan di pasar Indonesia. Komitmen TPS-Food untuk menghasilkan produk yang terbaik, diterima oleh pasar, dan berkualitas tinggi dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2002, HACCP, dan sertifikasi Halal.
41
Standar produksi yang tinggi dan jaringan distribusi yang luas memperkuat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebagai salah satu pilihan konsumen. Contoh merek makanan : Mie kremezz , juzz and juzz , taro, yumi, dan lain-lain. 2. PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk Indofood didirikan pada tahun 1990, berkedudukan di Jakarta awalnya bernama PT.Panganjaya Inti kusuma yang kemudian berganti nama menjadi PT.Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 1994, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. Indofood melakukan penawaran saham perdana sebanyak 763 juta saham yang tercatat dibursa efek Indonesia merpakan produsen mi instan yang meliputi pembuatan mi dan pembuatan bumbu mi instan serta pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan Surabaya yang didukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di Citereup. Kini perusahahan tersebut telah bertransformasi menjadi perusahaan Total Food Solution dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku sampai menjadi produk yang tersedia di Pasar.Saat ini Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka disetiap kategori bisnisnya. Perusahaan menjual produk seperti indomie, sarimi, supermie, dan lain-lain, perusahaan juga menghasilkan bumbu Indofood dan sauis
42
piring lombok. Produk lain mencakup chiki, chitato, cheetos, jetz, makanan bayi, kopi tugu lawak dan dan cafela. 3. PT. Mayora Indah, Tbk PT. Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 17 Februari 1977 berdasarkan akta No. 204 yang diubah dengan akta No. 320 tanggal 22 Juni 1977, keduannnya dibuat dihadapan notaris Poppy Savitri Parmanto S.H., sebagai pengganti dari Notaris Ridwan Suselo S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan berdomisili di Tanggerang dengan pabrik berlokasi Tanggerang dan Bekasi. Kantor pusat perusahaan berlamat di Gedung Mayora, JL Tomang Raya No. 2123, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan olahan , antara lain biscuit , kembang gula, wafer, cokelat, dan jelly. 4. PT. Sekar Laut, Tbk PT Sekar Laut Tbk (“Entitas“) didirikan berdasarkan akte notaris No.120 tanggal 19 Juli 1976 dari Soetjipto, SH, notaris di Surabaya. Akte pendirian Entitas ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No.Y.A.5/56/1 tanggal 1 Maret 1978 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No.87, tambahan No. 984 tanggal 30 Oktober 1987. Entitas bergerak dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Entitas dikontrol oleh Sekar Group. Entitas beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo II/17 Sidoarjo, JawaTimur. Jumlah karyawan konsolidasian masing-masing 1.420 dan 1.301 orang pada
43
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Kantor cabang Entitas di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, Jawa Timur. Pada tanggal 8 September 1993, Entitas telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya dan Jakarta) sesuai dengan surat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1322/PM/1993 untuk penawaran umum atas 6.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham kepada masyarakat. 5. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Perusahaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis. Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kioskios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di
44
seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara. 6. PT. Akasha Wira International, Tbk PT Akasha Wira International Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, ketika nama Perseroan diubah menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan, ruang lingkup kegiatan perseroan adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Perseroan bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta produksi dan distribusi produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. 7. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk Perusahaan didirikan dalam kerangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967. Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-6209 HT.01.01.TH.95 tanggal 18 Mei 1995 dan diumumkan dalam Tambahan No. 9729 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 November 1995. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di
45
Kawasan Industri MM2100 Cibitung-Bekasi. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan yang sedang dijalankan adalah dibidang pabrikasi, penjualan, dan distribusi roti. 8. PT. Indofood CPB Sukses Makmur, Tbk Berdasarkan Akta No. 28 tanggal 10 Juni 2012yang di buat oleh Notaris Benny Kristianto, S.H., para pemegang saham Perusahaan menyetujui keputusankeputusan antara lain, (i) pengeluaran saham tambahan kepada ISM sebanyak 122 saham dengan nilai Rp1.000 (angka penuh) per saham, sehingga jumlah saham ditempatkan Perusahaan pada saat itu menjadi 466.476.300 saham; dan (ii) perubahan nilai nominal per saham dari Rp1.000 (angka penuh) menjadi Rp100 (angka penuh). Dengan demikian, modal dasar Perusahaan berubah dari semula terdiri dari 750.000.000 saham menjadi 7.500.000.000 saham, sedangkan jumlah saham
ditempatkan
juga
meningkat
dari
466.476.300
saham
menjadi
4.664.763.000 saham. Seperti yang tercantum pada Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 76 - 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan Entitas Anak berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. ISM, Indonesia, dan First Pacific
46
Company Limited, Hong Kong, masing-masing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir
4.2 Analisis Data 4.2.1 Uji Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menununjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini, serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, serta nilai rata-rata, serta standart deviasi dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : current ratio, quick ratio, ROE. Tabel 4.1 Uji Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Current Ratio
32
51,51
287,11
185,9775
55,39367
Quick Ratio
32
33,75
232,57
132,2522
54,34329
ROE
32
4,09
39,87
17,5088
8,67426
Valid N (listwise)
32
Sumber : SPSS 20 Dari hasil olah data deskriptif dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terjadi perubahaan jumlah sampel, menunjukkan jumlah data yang valid adalah sebanyak 32 sampel. Dari 32 sampel data current ratio diperoleh nilai minimum 51,51, nilai maksimum 287,11, nilai rata-rata 185,9775 dengan standart deviasi 55,39367. Sesuai ketentuan standart deviasi apabila standart deviasi lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil antara current ratio terendah dan tertingi.
47
Dari 32 data quick ratio diperoleh nilai minimum 33,75, nilai maksimum 232,57, nilai rata-rata 132,2522 dengan standart deviasi 54,34329. Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil antara quick rasio terendah dan tertinggi. Dari 32 data ROE diperoleh nilai minimum 4,09, nilai maksimum 39,87, nilai rata-rata 17,5088 dengan standart deviasi 8,67426. Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil antara ROE terendah dan tertinggi. 4.2.2 Uji asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
48
Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Current Ratio N
Quick Ratio
ROE
32
32
32
Mean
185,9775
132,2522
17,5088
Std. Deviation
55,39367
54,34329
8,67426
Absolute
,116
,106
,123
Positive
,079
,102
,123
Negative
-,116
-,106
-,103
Kolmogorov-Smirnov Z
,654
,602
,694
Asymp. Sig. (2-tailed)
,785
,862
,721
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 20 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S variabel current ratio, quick ratio dan ROE telah terdistribusi secara normal karena masing-masing dari variabel memiliki Z hitung(Kolmogorov-Smirnov) < Z tabel (1,96) atau angka signifikan > taraf signifikan (α) 0,05. Nilai Z hitung dilihat pada baris Kolmogorov-Smirnov, sedangkan angka signifikan dilihat pada baris Asymp. Sig. (2-tailed). Pada variabel current ratio menunjukkan bahwa nilai Z hitung = 0,654 dan angka signifikan sebesar 0,785 yang menujukkan bahwa variabel current ratio telah terdistribusi secara normal. Pada variabel quick ratio menunjukkan bahwa nilai Z hitung = 0,602 dan angka signifikan = 0,862 yang menunjukkan bahwa variabel quick ratio telah terdistribusi secara normal. Sedangkan pada variabel ROE menunjukkan bahwa Z hitung = 0,694 dan angka signifikan = 0,721 yang menunjukkan variabel ROE telah terdistribusi secara normal.
49
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebasnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Berdasarkan aturan VIF dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Current Ratio
,221
4,519
Quick Ratio
,221
4,519
1 a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi multikolinearitas karena memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.
50
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi adanya ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas namun jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien sehingga hasil taksirannya dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi atau menyesatkan. Masalah heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi ini dilakukan dengan metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen, sehingga dapat diketahui ada tidaknya derajat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi <0.05, maka terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006)
Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Current Ratio Quick Ratio
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : SPSS 20
Std. Error 4,082
3,203
,022
,033
-,024
,034
Beta 1,274
,213
,256
,654
,518
-,271
-,693
,494
51
Dari out put di atas dapat diketahui bahwa ketiga variabel independen nilai nya lebih dari 0,05, maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.2.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi berarti ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. kriteria yang dipakai DURBIN-WATSON : d. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif e. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada gejala autokorelasi f. Angka D-W diatas +2 berati ada korelasi negative Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
,596
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,356
,311
7,19925
Durbin-Watson
1,353
a. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio b. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20 Dari tabel diatas nilai Durbin-Watson = 1,353, sesuai patokan di atas , dapat disimpulkan bahwa nilai ini berada diantara -2 dan +2 dengan ketentuan tidak terjadi autokorelasi dalam data ini.
52
4.2.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Atau menunjukan arah hubungan dari variabel independen dan variabel dependen, menurut
Imam
Ghozali (2006:82). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel independen (Likuiditas) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen (Profitabilitas). Tabel 4.6 Uji Regresi Linier Berganda a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
T
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficient s B
Std.
Beta
Toleran
Error (Constant) 1 Current Ratio Quick Ratio
18,656
4,752
-,145
,050
,196
,051
VIF
ce 3,926
,000
-,927
-2,926
,007
,221 4,519
1,225
3,865
,001
,221 4,519
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
Dari tabel 4.6 diatas maka kita dapat melihat B dan kita dapat menyusun persamaan untuk regresi ini adalah sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + e ROE = 18,656–0,145Current Ratio + 0,196 Quick Ratio
53
1. Konstanta sebesar 18,656 menunjukan apabila tidak ada variabel independen(X=0) maka tingkat profitabilitas sebesar 18,656. 2. Pada tabel diatas current ratio nilai t sebesar –2,926 yang menunjukan, jika terjadi kenaikan pada current ratio dan variabel yang lain diangap konstan maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar –2,926. 3. Pada tabel diatas quick ratio nilai t sebesar 3,865 yang menunjukan jika terjadi kenaikan pada quick ratio dan variabel yang lain diangap konstan maka akan terjadi kenaikan profitabilitas sebesar 3,865. 4.2.4 Uji Parsial atau Uji t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Current Ratio Quick Ratio
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
Std. Error
18,656
4,752
-,145
,050
,196
,051
Beta 3,926
,000
-,927
-2,926
,007
1,225
3,865
,001
54
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diartikan sebagai berikut: 1. Nilai signifikasi pada variabel current ratio adalah sebesar 0,007, nilai ini lebih kecil daripada standart signifikan 0,05 yang berarti variabel current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap ROE.sedangkan nilai t sebesar -2,926 menunjukan hubungan antara current ratio dengan ROE yang berlawanan. 2. Nilai signifikasi pada variabel quick ratio adalah sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil daripada standart signifikan 0,05 yang berarti variabel quick ratio berpengaruh secara signifikan terhadap ROE.sedangkan nilai t sebesar 3,865 menunjukan hubungan antara quick ratio dengan ROE searah.
4.2.5 Uji Simultan atau Uji F Menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tak bebas terhadap variabel dependen . Nilai Fhitung dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
829,483
2
414,742
Residual
1503,045
29
51,829
Total
2332,528
31
a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio
Sumber : SPSS 20
F 8,002
Sig. ,002b
55
Berdasarkan tabel diatas nilai signifikasi dari current ratio dan quick ratio adalah sebesar 0,002, nilai ini lebih kecil dari pada standart signifikan yakni sebesar 0,05 yang berarti bahwa current ratio dan quick ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROE. 4.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dapat kita lihat dalam tabel berikut: Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,596
,356
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,311
7,19925
a. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio b. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20 Dari data tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai dari Adjusted R Square adalah sebesar 0,311 yang mimiki arti bahwa variabel terikat ROE 31,1% bepengaruh pada variabel bebas yaitu Current Ratio Dan Quick Ratio, sedangkan sisanya 68,9% bepengaruh pada variabel bebas seperti DER , Cash Ratio, NPM , yang tidak di bahas dalam penelitian ini.
56
4.3 Interpretasi 4.3.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap ROE Dari tabel 4.8 diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh perubahan Current Ratio terhadap ROE memiliki tanda negatif. Artinya, apabila terjadi peningkatan Current Ratio, dengan anggapan variabel yang lain konstan, maka akan diikuti dengan penurunan profitabilitas sebesar -2,926 dengan signifikansi 0,007 (<0,05). Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio, secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa adanya pengaruh secara signifikan, sehingga peningkatan nilai likuiditas berpengaruh terhadap perubahan kinerja perusahaan (ROE) untuk mencapai keuntungan. Current ratio yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau hutang lancar, baik masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan perubahan Current ratio, yang berarti mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas. Nilai likuiditas yang terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap earning power karena adanya idle cash atau menunjukkan kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan memperoleh keuntungan. Dengan demikian sangat dimungkinkan hubungan Current ratio dengan ROE adalah negatif. Semakin tinggi Current ratio maka semakin rendah tingkat ROE, perbandingan terbalik antara profitabilitas dengan likuiditas
57
4.3.2 Pengaruh Quick Ratio Terhadap ROE Dari tabel 4.8 diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh perubahan Quick Ratio terhadap ROE memiliki tanda positif. Artinya, apabila terjadi peningkatan Quick Ratio, dengan anggapan variabel yang lain konstan, maka akan diikuti dengan kenaikan profitabilitas sebesar 3,865 dengan signifikansi 0,001 (<0,05). Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi baik pada jumlah aktiva lancar yang likuid atau hutang lancar berpengaruh dalam meningkatnya keuntungan, sehingga peningkatan
atau tinggi rendahnya nilai likuiditas
berpengaruh terhadap perubahan peningkatan kinerja perusahaan (ROE). Peningkatan Quick Ratio tentu akan mempengaruhi peningkatan ROE karena dalam perhitungan Quick Ratio total asset lancar telah dikurangi dengan inventory (persedian) yang terkadang mengangu peranan keuntungan karena masih digunakan untuk kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang likuid.
58
4.3.3 Pengaruh Current Ratio dan Quick Ratio terhadap ROE Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai F sebesar 8,002 dan nilai signifikan sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 diterima dan terdapat pengaruh yang signifikan variabel Current Ratio dan Quick Ratio secara simultan mempengaruhi variabel ROE.
59
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang telah disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengaruh variabelvariabel independen terhadap Return on Equity (ROE) sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis parsial, Current ratio menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE, dimana nilai signifikansinya sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t sebesar 2,926 maka hipotesis pertama diterima. Sedangkan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis parsial, Quick ratio menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE, dimana nilai signifikansinya sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t sebesar 3,865 maka hipotesis pertama diterima. 2. Berdasarkan pengujian hipotesis secara bersama-sama (simultan) diperoleh nilai F sebesar 8,002 dan nilai signifikan sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka hipotesis 2 diterima dan terdapat pengaruh yang signifikan variabel Current Ratio dan Quick Ratio secara simultan mempengaruhi variabel ROE.
5.2 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini ada keterbatasan yang dapat ,menghambat hasil penelitian sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun keterbatasan tersebut adalah:
59
60
1. Jumlah sampel yang realitif
kecil yaitu 8 perusahaan. Periode
pengamatan relatif pendek, pada penelitian ini hanya menggunakan rentang waktu sebanyak 4 tahun yaitu 2009-2012. 2. Dalam menilai kinerja keuangan hanya menggunakan ROE sebagai ukuran kinerja perusahaan. Faktor fundamental perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROE hanya terbatas Curent Ratio dan Quick Ratio 5.3 Saran Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka implikasi manajerial yang dapat penulis ajukan sebagai berikut; 1. Untuk para manajer perusahaan, agar lebih memperhatikan faktor fundamental perusahan yang pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Karena perubahan Quick Ratio mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROE. Sedangkan untuk Current Ratio juga harus diperhatikan karena keneikan dari nilai Current Ratio dapat menurunkan nilai ROE. 2. Penelitian ini hanya menggunakan ROE untuk menilai kinerja perusahaan. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menilai rasio keuangan lainya yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan seperti ROA, ROI, EPS, deviden, dll.
61
DAFTAR PUSTAKA
Juliana, Romy Uly. dan Sulardi, 2003, “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No.2, hal. 108-126. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2007, Standar Akuntansi Keuangan Per September 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F., 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Munawir, S., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan keuangan, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Moriewaty, Dian. dan Setyani, Astuti Yuli, 2005, “Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEI”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September, hal. 277-287. Novita Siagian, 2007, “Analisis Hubungan antara Rasio Likuiditas dengan Rasio Profitabilitas pada PT. PLN Wilayah Sumatera Utara Cabang Cabang Medan”, Semarang. Ima Herawati, 2007, “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas”, Yogyakarta.
62
Nama Perusahaan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
PT.Indofood Sukses Makmur
PT. Mayora Indah
PT. Sekar Laut
PT. Ultra Jaya Milk Industri and Trading Company
PT. Akasha Wira International
PT. Nippon Indosari Corpindo
PT. Indofood CPB Sukses Makmur
Tahun 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
current ratio hasil 120,33 128,50 189,35 126,95 116,31 203,65 190,95 200,32 229,04 258,08 221,87 276,11 189,02 192,51 174,10 141,48 211,63 200,07 147,66 201,82 225,78 151,14 170,88 194,16 144,15 229,91 128,38 112,46 51,51 259,80 287,11 276,25
quick ratio hasil 57,11 46,63 152,95 77,43 70,41 146,40 140,01 140,82 169,04 210,16 149,48 198,22 91,44 91,44 95,84 73,04 111,83 125,16 87,43 145,45 201,84 141,42 119,20 118,53 134,64 219,54 117,38 100,90 33,75 206,40 232,57 225,61
ROE Hasil 5,88 13,57 8,18 12,47 20,44 17,59 15,87 14,27 23,53 24,31 19,95 24,21 11,28 4,09 4,86 6,15 5,13 8,25 9,50 21,08 23,92 31,70 20,57 39,87 34,03 21,91 21,22 22,37 16,63 19,10 19,27 19,08
63
Tabel 4.1 Uji Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Current Ratio
32
51,51
287,11
185,9775
55,39367
Quick Ratio
32
33,75
232,57
132,2522
54,34329
ROE
32
4,09
39,87
17,5088
8,67426
Valid N (listwise)
32
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Current Ratio N
Quick Ratio
ROE
32
32
32
Mean
185,9775
132,2522
17,5088
Std. Deviation
55,39367
54,34329
8,67426
Absolute
,116
,106
,123
Positive
,079
,102
,123
Negative
-,116
-,106
-,103
Kolmogorov-Smirnov Z
,654
,602
,694
Asymp. Sig. (2-tailed)
,785
,862
,721
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas a
Coefficients Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Current Ratio
,221
4,519
Quick Ratio
,221
4,519
1 a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
64
Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error 4,082
3,203
,022
,033
-,024
,034
Current Ratio Quick Ratio
Beta 1,274
,213
,256
,654
,518
-,271
-,693
,494
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
,596
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,356
,311
Durbin-Watson
7,19925
1,353
a. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio b. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.6 Uji Regresi Linier Berganda a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
T
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficient s B
Std.
Beta
Toleran
Error (Constant) 1 Current Ratio Quick Ratio
18,656
4,752
-,145
,050
,196
,051
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
VIF
ce 3,926
,000
-,927
-2,926
,007
,221 4,519
1,225
3,865
,001
,221 4,519
65
Tabel 4.7 Uji t a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Current Ratio Quick Ratio
Std. Error
Beta
18,656
4,752
-,145
,050
,196
,051
3,926
,000
-,927
-2,926
,007
1,225
3,865
,001
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.8 Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
F
829,483
2
414,742
Residual
1503,045
29
51,829
Total
2332,528
31
8,002
a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio
Sumber : SPSS 20
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,596
,356
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,311
a. Predictors: (Constant), Quick Rasio , Current Rasio b. Dependent Variable: ROE
Sumber : SPSS 20
7,19925
Sig. ,002b
66
67