1
BAB I PENDAHULUAN
A. latar belakang Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu.Motivasi kerja merupakan pendorong semangat kerja untuk mencapaitujuan tertentu dan ikut menentukan prestasi kerja. Jadi, motivasi kerja adalah kemauan kerja suatu karyawan yang timbulnya karena adanya dorongan dari dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung pada proses pengintegrasian tersebut. Motivasi dan kemampuan kerja menjadi hal yang sangat berkaitan erat serta saling mendukung satu sama lain. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi tanpa adanya kemampuan yang memadai akan membuat penyelesaian pekerjaan menjadi kurang maksimal, sedangkan karyawan yang memiliki kemampuan yang baik bila tanpa motivasi yang baik pula akan menjadikan karyawan tersebut kurang dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Teori yang mempengaruhi motivasi kerja dan berkaitan dengan kebutuhan manusia salah satunya yaitu Teori Maslow.
2
Teori Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan – kebutuhan manusia itu terdiri dari lima tingkatan kebutuhan ( kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, sosial, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri). Hal ini dapat dijelaskan bahwa rangkaian kebutuhan seseorang selalu mengikuti alur yang dijelaskan oleh teori maslow. semakin ke atas kebutuhan seseorang, semakin sedikit jumlah atau kuantitas manusia yang memiliki kriteria kebutuhannya. Contohnya kebutuhan aktualisasi diri untuk merealisasikan cita – cita atau harapan individu untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya.Jika dilihat dari struktur dan keadaan masyarakat Indonesia, sumber daya manusia kita masih banyak pada peringkat fisiologis. Stanley Vance (1982), mengatakan bahwa pada hakekatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan – tindakan yang menguntungkan dilihat dari persepektif pribadi maupun organisasi. Robert Dubin (1985) mengartikan motivasi sebegai kekuatan kompleks yang membuat seseorang berkeinginan memulai dan menjaga kondisi kerja dalam organisasi.Hal ini dapat diartikan motivasi sebagai setiap kekuatan yang muncul dari diri individu untuk mencapai tujuan tertentu di lingkungan dunia kerja.Menurut George dan Jones (2005, p. 175) bahwa unsur motivasi kerja terbagi menjadi tiga bagian, yaitu arah perilaku, tingkat usaha dan tingkat kegigihan.
3
Seorang pemimpin merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan pencapaian tujuan perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong karyawanya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas individu bawahan atau kelompok yang dipimpinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama. motivasi kerja yang tinggi dapat didukung oleh gaya kepemimpinan yang tepat, dan sebaliknya gaya kepemimpinan yang kurang tepat dalam penerapanya akan kurang memotivasi bawahan dalam melakukan tugastugasnya. Gaya kepemimpinan yang sering diterapkan oleh perusahaan adalah gaya kepemimpinan otokratis dan Gaya kepemimpinan demokratis. Menurut Teori Path – Goal, Gaya kepemimpinan otoriter adalah adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter teersebut, sedangkan para bawahannya hanya melaksanakan tugas yang di berikan.Kelemahan
gaya kepemimpinan ini
mementingkan tujuan sehingga tidak peduli dengan cara, tidak ada partisipasi oleh bawahan sehingga membuat motivasi kerja karyawan dalam bekerja menjadi rendah. Menurut Teori Path – Goal, Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.dampak
4
dari gaya kepemimpinan ini membuat motivasi karyawan dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab tinggi. Dalam organisasi ada dua pihak yang saling tergantung dan merupakan unsur utama dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan (Mulyadi dan Rivai, 2009). Mulyadi
dan
Rivai
(2009)
memaparkan
bahwa
pemimpin
dalam
kepemimpinannya perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada pegawainya.Dalam perkembangannya, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja tidakhanya diperhatikan oleh organisasi swasta, melainkan organisasi pemerintah juga berperan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai. Adapun
organisasi
pemerintah
satudiantaranya
adalah
pelayanan
kesehatan
masyarakat yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Berdasarkan hal tersebut, Gaya Kepemimpinan di Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng cenderung mengarah hanya kepada perintah atasan/pimpinan sedangkan motivasi kerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkarengtinggi,dalam hal ini karyawan bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing – masing, sehingga penulis tertarik untuk mengambil tema skripsi ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di Instalasi Farmasi Rumah Sakir Umum Daerah Cengkareng.
5
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas, maka dapat ditarik beberapa masalah yang timbul. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah 1. Menurut Herzbeg salah satu yang menyebabkan motivasi kerja adalah tanggung jawab, namun Karyawan RSUD Cengkareng tidak mempunyai motivasi yang memadai mestipun sudah diberikan tanggung jawab. 2. Menurut Suranta,2002, Gaya Kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprestasi dalam mencapai tujuan, namun Gaya Kepemimpinan diInstalasi Farmasi RSUD Cengkareng tidak sesuai dengan pola perilaku dan strategi yang disukai. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada Gaya Kepemimpinan terutama mengenai gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan diInstalasi Farmasi, karena adanya pergantian kepemimpinan di Unit Instalasi tersebut yang sangat menonjol pengaruhnya terhadap motivasi kerja.
6
D. Perumusan masalah Untuk memudahkan peneliti nantinnya, dan agar peneliti memiliki arah yang jelas maka terlebih dahulu dilakukan perumusan masalah.Adapun yang menjadikan perumusan masalah adalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di Instalasi Farmasi di RSUD Cengkareng”? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di Instalasi Farmasi di RSUD Cengkareng 2. Tujuan khusus. a) Mengukur tingkat motivasi kerja pada karyawan di Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng. b) Mengukur gaya kepeimimpinan di Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng. c) Menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan RSUD Cengkareng.
7
F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain: 1. Bagi Rumah Sakit Memberikan informasi atau masukan untuk Rumah Sakit yang terkait dengan hubungan kerja yang kondusif antara atasan dan bawahan. 2. Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan tentang gaya kepemimpinan yang baik antara atasan kepada bawahan. 3. Bagi Institusi Pendidikan. Memberikan informasi dan pengetahuan mahasiswa mengenai pentingnya gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.